ZAKAT I. Pengertian Zakat Secara bahasa zakat berarti tumbuh, bersih, berkembang dan berkah. Sedangkan sacara syar’i ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang tertentu untuk dioberikan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan syara’, yang di dalam al-Qur’an terkadang disebut juga dengan istilah shodaqoh dan infaq. Dalam tinjauan Islam zakat mempunyai banyak peran, antara lain : 3. Ia adalah sarana pembersih jiwa; Menurut bahasa zakat adalah suci, maka seseorang yang berzakat pada hakikatnya untuk mensucikan diri (QS. At-Taubah : 103) 4. Ia merupakan realisasi kepedulian social; Zakat merupakan wujud dari kepedulian masyarakat Islam terhadap sesama muslim yaitu „takaful dan tadhomun“ (rasa sepenanggunagan). (QS. At-Taubah : 71) 5. Sebagai sarana untuk meraih pertolongan Allah SWT; Allah SWT hanya akan memberikan pertolongan-Nya kepada hamba-Nya yang mematuhi ajaran-Nya, dan diantara ajaran Allah SWT adalah berzakat. (QS. AlHajj : 39-40) 6. Ia merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat harta. (QS. Ibrahim : 7) 7. Ia adalah salah satu aksiomatika dalam Islam; Zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus ditunaikan, sebagaimana rukun Islam yang lainnya. Demikian kokoh kedudukan zakat dalam Islam, sehingga pantas kalau Allah SWT mengancam orang yang tidak menunaikannya dengan ancaman yang keras di dunia dan di akhirat. II. Tinjauan Historis Pelaksanaan Zakat A. Periode Makkah; Pada periode ini perintah zakat masih bersifat mutlaq tanpa ada ketentuan yang rinci, ayat-ayat yang turun tidak dalam bentuk perintah, namun dalam bentuk berita. (QS. Al-Mukminun : 4) Oleh karena itu Ulama sepakat, bahwa yang dimaksud zakat pada periode Makkah adalah zakat mutlaq yang tidak terikat dengan jumlah tertentu baik dalam nishabnya atau kadar zakat yang harus dikeluarkannya. B. Periode Madinah; Pada periode ini ayat dan hadits tentang kewajiban zakat secara rinci telah diturunkan yaitu pada tahun 2 H, dan zakat pada periode ini langsung ditangani oleh tim khusus yang bertugass mengambil zakat dari kaum muslimin sebagai realisasi dari firman Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 103, bahkan zakat pada periode ini sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Islam, hal
tersebut bisa kita pahami dari firman Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 5, 11, 18, 34, dan 35. C. Periode Khulafaurrosyiddin; Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, muncul sebuah gerakan yang disebut dengan: “HARAKATURRIDDAH” yang anggota-anggotanya tidak mau bahkan mengingkari kewajiban zakat dan pada saat itu Abu Bakar mengambil sikap tegas yaitu memerangi mereka. Pada awalnya sebagian sahabat tidak menyetujui sikap beliau terutama Umar bin Khottob ra., namun setelah Abu Bakar menjelaskan permasalahannya dan urgensi zakat dalam Islam barulah Umar tahu dan menyadari bahwa sikap Abu Bakar yang benar, Umar pun akhirnya berkomentar: “Demi Allah, tidak mungkin Abu Bakar mengambil sikap ini kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi, maka aku mengerti bahwa sikap itu benar” dan dalam hal ini Abu Bakar memberikan penyataan yang teas:”Demi Allah, akan aku perangi mereka-mereka yang membedakan antara sholat dan zakat, karena zakat adalah hak harta, demi Allah, seandainya mereka melarang aku untuk mengeluarkan zakat domba kecil yang pada masa Rasulullah saw ditunaikan, niscaya akan aku perangi mereka” (lihat kisah selengkapnya dalam buku Naiul Author IV/119) III. Jenis Zakat dan Syarat-syaratnya; Secara global zakat dalam Islam diklasifikasikan kepada dua jenis ; yaitu Zakat Maal (zakat harta kekayaan) dan Zakat Nafs (zakat fitrah), dengan perincian sebagai berikut : 8. Zakat Maal ; Adapun harta kekeyaan yang terkena wajib zakat ialah : 9. Yang ada nashnya : a. Emas dan perak b. Harta perniagaan c. Binatang ternak (Unta, sapi, dan kambing) d. Hasil tanaman e. Hasil tambang dan harta karun 10. Yang di istimbatkan : f. Saham g. Hasil profesi h. Benda-benda produktif dan yang lainnya Syarat-syarat zakat maal : 11. Halal 12. Kepemilikan penuh 13. Mencapai nishob 14. Berumur satu tahun (khusus untuk harta poin 1a, b dan c) 15. Bebas hutang 16. Kelebihan dari kebutuhan pokok minimal 17. Berkembang atau berpotensi untuk berkembang 18.Zakat Nafs (Zakat Fitrah);
Adalah zakt yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim atas nama dirinya dan yang di bawah tanggung jawabnya, pada setiap menjelang Idul Fitri, bila pada dirinya ada kelebihan makanan untuk hari tersebut dan malamnya. Adapun jumlah zakat yang wajib dikeluarkannya adalah bahan makanan pokok sebesar 1 (satu) sha’ setiap jiwa. IV. Golongan yang Berhak Menerima Zakat (QS. At-Taubah – 60) ;
19.Fakir, ialah orang yang tidak memiliki pekerjaan atau memiliki tetapi penghasilannya kurang dari separo yang dibutuhkan. 20.Miskin, ialah orang yang memiliki pekerjaan dan penghasilannya lebih dari separo yang dibuthkan, tetapi tidak mencukupinya. 21.Amil, ialah orang uang bertugas mengelola zakat. 22.Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam atau orang yang diharapkan masuk Islam. 23.Hamba sahaya 24.Orang yang mempunyai hutang 25.Fi sabilillah, ialah orang yang sedang berjuang menegakkan agama Allah. 26.Ibnu sabil, ialah orang yang sedang dalam perjalanan dan bekal perjalanannya tidak cukup. V. Golongan yang Tidak Berhak Menerima Zakat ; 27. Orang kaya 28. orang yang mampu bekerja 29. Orang kafir yang memerangi 30. Orang atheis 31. orang murtad 32. Ahludzimmah 33. Istri, Bapak/Ibu ke atas dan anak ke bawah 34. Keluarga Nabi Muhammad saw VI. Sistem Zakat ; Sistem yang bisa kita tangkap dari praktik para salafusshalih terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu : 35. Aghniyak (Muzakki), yang merupakan sumber pendapatan zakat 36. Amil, yang merupakan badan pengelola zakat 37. Mustahiq, yang merupakan pihak yang berhak menerima zakat Fungsi Amil : 38. Mengambil zakat dari Muzakki 39. Menyalurkan zakat kepada Mustahiq Dan fungsi Amil tersebut akan efektif apabila : 40. Kondisi Muzakki paham dan sadar akan kewajiban dan kedudukan zakat dalam Islam, untuk itu diperlukan adanya penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat khususnya para Muzakki. 41. Para Amil zakat yang bekerja dalam lembaga pengelola ZIS yang paham benar tentang fiqh ZIS, untuk itu diperlukan para Ulama yang kompeten yang
memback-up lembaga tersebut. 42. Lebaga tersebut dipercaya oelh masyarakat terutama oleh para Muzakki. Untuk itu, seyogyanya lembaga tersebut berstatus formal dan para amil yang bekerja dalam lembaga tersebut memiliki kepribadian Islam yang utuh. 43. Lembaga tersebut memiliki data secara lengkap mengenai siapa saja yang termasuk muzakki dan siapa saja yang termasuk golongan yang berhak menerima zakat. Apabila umat Islam memiliki pemahama yang utuh tentang zakat, yang didukung dengan adanya badan pengelola zakat yang terpercaya dan bekerja secara profesional, insya Allah akan banyak permasalahan umat yang dapat diselesaikan.
No. 1. 2. 3.
4.
Jenis Harta Emas Perak Harta Perniagaan
TABEL PERHITUNGAN ZAKAT Nishob Jml Zakat 85 gr 2,5% 595 gr 2,5% 85 gr emas 2,5%
Binatang Ternak a. Unta b. Sapi
c. Kambing
5.
Hasil Tanaman
5-9 10 - 14 15 - 19 30 – 39 40 – 59 60 – 69 70 - 79 40 – 120 121 – 200 201 – 399 400 – 499 5 wasaq / 653 kg beras
1 kambing 2 kambing 3 kambing 1 sapi 1 sapi 2 sapi 2 sapi 1 kambing 2 kambing 3 kambing 4 kambing 5% dg irigasi - 10% tanpa irigasi 2,5%
6.
Barang Tambang
85 gr emas
7.
Harta Karun
Tanpa nishob
20%
8.
Profesi a. Qiyas ke emas b. Qiyas ke tanaman dan emas c. Qiyas ke tanaman
85 gr emas 653 kg beras 653 kg beras 85 gr emas
2,5% 2,5%
653 beras
5% atau 10%
9.
Saham
10.
Benda-benda produktif
kg
Keterangan Setelah 1 th Setelah 1 th Setelah 1 th Nishobnya : jumlah barang yang ada + laba 1 th + uang cash + piutang lancar
Umur Umur Umur Umur
1 2 1 1
th th th & 2 th
- Setiap panen - Setiap panen Setiap mendapatkan Setiap mendapatkan Setelah 1 th Setiap mendapatkan
5% 2,5%
Setiap mendapatkan *Harga saham +keuntungan Dari penghasilan saja
CONTOH MENGHITUNG ZAKAT 1. Perhitungan Zakat Tabungan a. Simpanan Tetap atau Deposito Bila uang simpanan tetap itu telah genap 1 tahun dan jumlahnya melebihi batas nishob (senilai 85 gran emas), maka wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% dari jumlah uag simpanan tersebut. Contoh : Simpanan/deposito sebanyak Rp. 20.000.000,- telah disimpan selama setahun tanpa dikeluarkan. Misal, nishobnya Rp. 12.750.000,- atau sama dengan nilai 85 gram emas dikalikan harga emas Rp. 150.000,-/gram Maka, Zakat yang wajib dikeluarkan sebanyak : 2,5% x Rp. 20.000.000,- = Rp. 500.000,b. Simpanan Biasa, Tabanas, dan Tahapan Cara menghitungnya adalah dengan melihat saldo terendah dari jumlah simpanan dalam tempo setahun. Hendaknya dihitung juga perkiraan kapan mulai jatuh haul dan kapan berakhirnya haul simpanan tersebut. Jika terdapat bunga bank, maka hendaknya bunga bank tersebut dikeluarkan dulu dari jumlah simpanan yang dimiliki. 2. Perhitungan Zakat Profesi/Pensiun Cara menghitung zakat profesi/pensiun ada 2 cara (menurut ijtihad ulama) : 44.Dibayar bulanan Nishobnya disetarakan dengan nishob zakat tanaman yaitu 653 kg beras (653 x harga beras, misalnya Rp. 4.500,-/kg = 2.938.500,-) Jadi penghasilan yang telah mencapai nishob (setelah dikurangi kebutuhan pokok minimal) dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Contoh : Penghasilan Ahmad Rp. 5.000.000,-/bulan, dikurangi kebutuhan pokok Rp. 1.000.000,-. Sisanya Rp. 4.000.000,- (telah mencapai nishob). Maka zakat yang harus dikeluarkan : Rp. 2.000.000,- x 2,5% = Rp. 100.000,45.Dibayar setiap tahun Nishobnya disetarakan dengan nishob emas yaitu 85 gram (85 gram emas x Rp. 150.000,-/gram (harga emas) = Rp. 12.750.000,-)
Contoh : Penghasilan Yanti Rp. 24.000.000,-/tahun, dikurangi kebutuhan pokok Rp. 6 juta, seisanya Rp. 18.000.000 (telah mencapai nishob). Maka zkat yag harus dikeluarkan : Rp. 18.000.000,- x 2,5% = Rp. 450.000,46.Perhitungan Zakat Perdagangan Ialah zakat harta yang diniatkan untuk diperjualbelikan (diputar). Nishobnya (ukuran wajib zakat) disetarakan dengan nishob emas yaitu senilai 85 gram (85 gram x harga emas, misalnya Rp. 150.000,-/gram = Rp. 12.750.000,-) Cara membayarnya yaitu setelah mencapai nishob dan telah berumur setahun. Adapun harta yang dizakati menyangkut modal (kecuali modal yang tidak bergerak, seperti almari, brankas, kantor, dll) dan keuntungan setahun setelah dikurangi biaya operasional dan hutang. Besar zakatnya 2,5%. Contoh : Bapak Arif punya usaha dengan modal awal Rp. 50 juta. Setelah diputar selama setahun keuntungan bersih setelah dikurangi biaya operasional mencapai Rp. 10.000.000,-. Total modal dan keuntungan setahun Rp. 60.000.000,- (telah mencapai nishob) Maka, zakat yang harus dikeluarkan : Rp. 60.000.000 x 2,5% = Rp. 1.500.000,47.Perhitungan Zakt Emas Cara menghitung zakat emas : a. Emas yang disimpan Yang dimaksud dengan emas yang disimpan adalah emas yang tidak dikenakan sebagai perhiasan. Jadi benar-benar hanya sebagai harta simpanan. Jika jumlah emas yang disimpan ini menyamai atau melebihi kadar nishob (nishob emas = 85 gram), maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Nilai yang dikeluarkan zakatnya adalah nilai emas, tidak termasuk batu-batuan atau permata yang menghiasi perhiasan emas tersebut. Contoh : Emas yang disimpan selama setahun itu bernilai Rp. 15.000.000,- atau sebanyak 100 gram (harga per gramnya Rp. 150.000,-) Maka, zakat yang dikeluarkan adalah : Rp. 15.000.000 x 2,5% = Rp. 375.000,b. Emas yang dipakai sebagai perhiasan Emas yang dipakai sebagai perhiasan oleh wanita (hanya dipakai sesekali atau terus menerus) tidak dikenakan zakat sekiranya tidak melebihi URUF (nilai kebiasaan pemakaian setempat). Sekiranya melebihi URUF, maka besarnya nilai kelebihan tersebut wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5%.
48.Perhitungan Zakat Perusahaan Zakat perusahaan dianalogikan pada zakat perniagaan sesuai dengan pendapat muktamar zakat internasional dan berdasarkan pendapat Ulama. Maka dia harus mengeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yang dia miliki baik berupa stok barang yang ada ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada, apabila telah mencapai nishob. Syarat perusahaan sebagai objek zakat : a. Kepemilikan dikuasai oleh muslim baik individu maupun patungan b. Bidang usahanya halal c. Dapat diperhitungkan nilainya d. Dapat berkembang e. Memiliki kekayaan minimal setara denga 85 gram emas Adapun jenis perusahaan yang wajib zakat : Perusahaan yang menghasilkan produk tertentu (product/commudity), perusahaan jasa seperti lawyer, akuntan, dll. Perusahaan keuangan seperti bank, asuransi, reksadana, money changer, dll. Contoh : Sebuah perusahaan mebel pada tutup buku per januari 2005 memiliki keadaan sebagai berikut : 49. Stok mebel 5 set seharga Rp. 10.000.000 50. Uang tunai/bank Rp. 15.000.000 51. Piutang Rp. 2.000.000 Jumlah Rp. 27.000.000 Utang Rp. 7.000.000 Saldo Rp. 20.000.000 Besarnya zakat yang harus dikeluarkan : Rp. 20.000.000,- x 2,5% = Rp. 500.000,(diambil dari buku saku YDSF)