PANDUAN TRANSFER PASIEN
RUMAH SAKIT ISLAM ‘AISYIYAH NGANJUK JALAN IMAM BONJOL NO. 20 NGANJUK TAHUN 2017
Daftar Isi
Bab I Definisi.................................................................................................................. 3 Bab II Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5 Bab III Tata Laksana ....................................................................................................... 8 Bab IV Dokumentasi .................................................................................................... 11
BAB I Definisi
1. Transfer Pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruangan keperawatan/ ruang tindakan lain dalam satu rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (antar rumah sakit) 2. Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) penyembuhan penyakit (kuratif),dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan 3. Instalasi adalah pengelompokan unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan yang sejenis 4. Unit Pelayanan adalah tempat diselenggarakan pelayanan rumah sakit 5. Pasien adalah orang yang menerima jasa pelayanan kesehatan di rumahsakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit 6. Ambulance adalah kendaraan transportasi untuk melakukan transferpasien. Ambulans digunakan untuk membawa pasien ke luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut. 7. Brankar atau Kereta Dorong adalah suatu sarana transfer bagi pasienyang tidak bisa duduk atau berdiri. 8. Kursi Roda adalah adalah suatu sarana transfer bagi pasien yang tidakbisa berjalan.
BAB II RUANG LINGKUP A. Transfer pasien didalam rumah sakit, terdiri dari : 1.
Transfer pasien dari IGD ke ruang rawat inap, HCU, kamar operasi
2.
Transfer pasien dari rawat inap ke HCU, kamar operasi
3.
Transfer pasien dari HCU ke rawat inap, kamar operasi
4.
Transfer pasien dari kamar operasi ke rawat inap, HCU
5.
Transfer pasien dari IGD , rawat inap, ICU ke Radiologi atau sebaliknya
B. Transfer pasien antar rumah sakit, terdiri dari : 1.
Transfer pasien dari RSI ‘Aisyiyah Nganjuk ke RS lain atau sebaliknya
2.
Transfer pasien dari RSI ‘Aisyiyah Nganjuk ke rumah pasien atau sebaliknya
3.
Transfer mungkin berasal dari kejadian kecelakaan lalu lintas, musibah masal, bencana dan sebagainya
C. Kriteria Transfer Pasien Panduan transfer pasien ini harus dipatuhi oleh semua instalasi/unit pelayanan di lingkungan RSI ‘Aisyiyah Nganjuk karena panduan ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan keselamatan pasien serta melindungi pasien dari resiko yang mengancam jiwa selama proses transfer berlangsung. Panduan transfer pasien ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa semua pasien yang berobat di lingkungan RSI ‘Aisyiyah Nganjuk menerima standar pengelolaan transfer yang terbaik, bermutu dan terkoordinir sesuai peraturan yang berlaku. Kondisi pasien yang menjalani prosedur transfer berbeda – beda tergantung dari keadaan umum pasien itu sendiri, hal tersebut dapat dijabarkan dengan kriteria di bawah ini: i.
Pasien dengan kondisi derajat 0 Pasien dengan hemodinamik stabil yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan rawat inap biasa
ii.
Pasien dengan kondisi derajat 1 Pasien dengan hemodinamik stabil, namun berpotensi menjadi tidak stabil, misalnya pada pasien yang baru menjalani perawatan di HCU yang sudah memungkinkan untuk perawatan di ruangan rawat inap biasa
iii.
Pasien dengan kondisi derajat 2 Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil dan membutuhkan observasi lebih
ketat dan intervensi lebih mendalam termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau pasien yang habis menjalani operasi besar. iv.
Pasien dengan kondisi derajat 3 Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil yang membutuhkan bantuan pernapasan dan atau dengan kegagalan sistem organ lainnya.
BAB III TATA LAKSANA 1.
Standarisasi SDM a. RS Islam ‘Aisyiyah Nganjuk melalui Bidang Diklat memfasilitasi pelatihan untuk transfer pasien mulai
dari merencanakan, menyediakan,
memfasilitasi dan membiayai pelatihan tersebut tersebut. b. Dokter/perawat disemua instalasi/unit pelayana di RSI ‘Aisyiyah Nganjuk harus mampu menstabilkan dan melakukan resusitasi pada pasien yang sakit kritis pada saat transfer berlangsung. 3.
Standarisasi Transfer Pasien Mentransfer pasien, baik intra rumah sakit maupun antar rumah sakit terutama yang sakit kritis membutuhkan koordinasi dengan banyak pihak. Hal tersebut menyangkut kerjasama antar rumah sakit/ instalasi/ unit pelayanan, ketersediaan SDM yang berkompeten/terlatih, ketersediaan peralatan utama sampai pada moda transportasi seperti brankar/kursi roda atau ambulans (untuk transfer antar rumah sakit) yang memadai dan sesuai standar dan perundang – undangan yang berlaku. Koordinasi ini semua bertujuan untuk menyediakan proses transfer pasien dengan standar terbaik seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel. 1 Transfer Intra Rumah Sakit PETUGAS NO
PASIEN
PENDAMPING
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA
MINIMAL 1
Derajat 0
. Perawat
2
Derajat 1
Perawat
Perawat : BLS
Brankar, Kursi Roda
Perawat BLS
Oksigen,Brankar , Tiang infuse, Pompa infuse , Pulse Oksimetri .
Perawat dan/atau Dokter 3
Derajat 2
.
yang berkompetensi
Perawat dan/atau Dokter :
Oksigen, suction, Tiang infuse,
Penanganan pasien kritis
BLS, PPGD
Pompa infuse , Baterai, Pulse Oksimetri serta monitor EKG, tensi meter, Ambubag
Perawat dan/atau Dokter 4
Derajat 3
.
yang berkomptensi
Perawat dan/atau Dokter
Oksigen, suction, Tiang infuse,
.
Penanganan pasien kritis
BLS & PPGD
Pompa infuse , Baterai, Pulse Oksimetri serta monitor EKG, tensi
meter, Ambubag, Jackson Rees
Tabel 2 Transfer Antar Rumah Sakit PETUGAS NO
PASIEN
PENDAMPING
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA
MINIMAL 1
Derajat 0
1. Petugas Ambulance
Petugas ambulance & Perawat : BLS
Ambulance
1. Petugas Ambulance
Petugas ambulance BLS
Ambulance,
2. Perawat
Perawat atau Dokter BLS / PPGD
Oksigen Suction, Tiang Infus
2. Perawat 2
Derajat 1
Oksimetri, Ambubag, Obat Emergency 3
Derajat 2
1. Petugas ambulance
Petugas ambulance
2. Perawat dan/atau
Perawat dan/atau Dokter :
Suction, Tiang infuse, syringe pump dengan
BLS, PPGD
baterai, Oksimetri Denyut serta
Dokter yang
5
Derajat 3
BLS
Ambulance, Oksigen
berkompetensi
Monitor EKG, tensimeter dan
penanganan pasien
Ambubag , obat obat
kritis
emergensi
1. Petugas Ambulance
Petugas ambulance BLS
Perawat dan/atau
Perawat dan/atauDokter
2. dokter
BLS, PPGD
Ambulance, Oksigen, Suction, Tiang Infuse, Pompa Infuse
yang berkompetensi
dengan
penanganan pasien
Baterai, Oksimetri Denyut serta
kritis
Monitor EKG, Tensimeter dan Ambubag , Jackson rees, Obat Obat emergensi, ventilator portable,
4.
Tingkat Penanganan Pasien TINGKAT
DERAJAT KONDISI
NO
UNIT PELAYANAN PERAWATAN
1
Intensive Care
2
High Care
3
PASIEN 3
Rujuk
1 dan 2
HCU
Ward Care
Semua ruang rawat inap
Out Patient Pelayanan lain selain
Semua pelayanan rawat 0
1 dan 2 di atas
jalan Semua pelayanan yang tidak termasuk intensive care dan high care
5.
Tata Cara Trasfer Pasien a.
Kategori 1 Kategori I adalah arah pemindahan pasien dari derajat kondisi yang lebih tinggi ke kondisi derajat yang lebih rendah
Berikut Algoritmanya:
Dari High Care ke Ward Care
MULAI PASIEN Sudah tidak memerlukan perawatan high care DPJP HIGH CARE Memutuskan pasien memenuhi kriteria keluar intensive care Tidak PERAWAT HIGH CARE Menghubungi Ward Care mengenai kesiapan TT TT Tersedia? Ya PERAWAT WARD CARE Mempersiapkan brankar, obat-obatan & peralatan sesuai kondisi pasien PERAWAT WARD CARE Mentransfer pasien menuju Ward Care SELESAI
Pada prosedur transfer dari dari High Care ke Ward Care petugas pendampingnya berasal dari Ward Care.
b. Kategori 2 Kategori 2 adalah arah pemindahan pasien dari derajat kondisi yang lebih rendah ke kondisi derajat yang lebih tinggi, misalnya dari Ward ke High Care. Perpindahan perawatan dari kondisi derajat yang rendah ke perawatan yang lebih tinggi diperlukan karena mengingat kondisi pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC) yang tidak stabil sangat membutuhkan observasi l ketat dan intervensi yang mendalam. Berikut Algoritmanya: Ward Care ke High Care MULAI DOKTER JAGA WARD CARE Menghubungi Dokter Penanggung Jawab HCU
Indikasi Masuk Intensif Care
PERAWAT WARD CARE Telpon Unit Intensif Care Untuk Persiapan Perawatan
PERAWAT WARD CARE Mempersiapkan Brankar, Peralatan Dan Obat-Obatan Sesuai Kondisi Pasien
PERAWAT / DOKTER WARD CARE Menstranfer Pasien Menuju High Care
SELESAI
c.
Kategori 3 Kategori 3 adalah arah pemindahan pasien dengan kondisi derajat yang sama. Petugas pendamping pasien pada prosedur transfer dengan kondisi derajat yang sama dapat dilakukan oleh petugas yang berasal dari ruang asal pasien dirawat atau dapat dijemput oleh petugas yang berasal dari ruang perawatan yang akan dituju. Mengingat perpindahan pasien terjadi antara unit yang sederajat, maka darimana pun petugas pendamping/ transporter berasal tidak akan membahayakan kondisi pasien tersebut sepanjang petugas pendamping memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Pada situasi ini yang diperlukan adalah komunikasi 2 arah antara unit pengirim dan unit penerima. Berikut Algoritmanya :
MULAI
PASIEN Diputuskan untuk ditransfer ke unit lain
PERAWAT TEMPAT PASIEN DIRAWAT Menghubungi petugas ruangan yang dituju mengenai kesiapan TT
Tidak
TT/sarana lain siap ?
PERAWAT Melakukan komunikasi dengan petugas diruangan perawatan tujuan mengenai kesepakatan prosedur transfer
Tidak Terjadi Kesepakatan ?
PERAWAT Mentransfer pasien menuju ruang perawatan yang dituju
SELESAI
6. Etika dan Keputusan Trasfer Pasien Berbagai pertimbangan perlu diambil sebelum transfer dilakukan, yaitu: a. Apabila keputusan trasfer telah diambil, lakukan komunikasi dengan Instalasi/unit penerima. Bila trasfer antar rumah sakit maka perlu terlebih dahulu kontak dengan rumah sakit penerima. b. Berikan informasi yang sejelas – jelasnya kepada pasien dan keluarga mengenai alasan dilakukannya transfer. c. Tidak menganggap remeh resiko yang akan dialami pasien selama proses trasfer berlangsung. Pastikan tim transfer telah siap dan semua peralatan medis dan obatobatan tersedia lengkap dan tidak kadaluarsa. d. Keputusan mentrasfer pasien harus di dokumentasikan dalam rekam medis pasien berikut kriteria kondisi umum pasien. 7. Moda Transportasi Antar Rumah sakit Ambulans adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orangsakit atau cedera, dari satu tempat ke tempat lain guna perawatan medis. Istilah Ambulans digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Ambulans harus di service secara berkala dan begitu pula dengan. Semua peralatan minimal yang diperlukan dalam proses transfer pasien harus terpelihara dengan baik dan dikalibrasi secara berkala. 8. Penanganan Selama Transfer Berlangsung a. Posisi pasien harus stabil selama di dalam perjalanan b. Semua peralatan harus aman disimpan di posisi bawah dari tempat tidur pasien pasien. c. Pasien harus dipantau terus-menerus sepanjang transfer dan dicatat pada formulir transfer. d. Monitor, pompa infus dan tabung oksigen harus terlihat dan mudah dijangkau. e. Jika kebutuhan klinis timbul di mana pasien memerlukan intervensi, maka kendaraan harus berhenti di tempat yang aman, karena petugas mungkin memerlukan tempat untuk bergerak di luar kendaraan.
9.
Serah Terima Pasien di Tempat Tujuan Setibanya di rumah sakit /instalasi / unit tujuan, harus ada serah terima resmi antara tim transfer dengan dokter / perawat jaga yang berada di rumah sakit / instalasi / unit penerima yang selanjutnya akan bertanggung jawab atas perawatan pasien tersebut. Satu salinan formulir transfer pasien yang berisi catatan medis pasien seperti tanda vital hasil lab, hasil x-ray / scan, serta kondisi pasien selama transfer berlangsung (jika terjadi insiden dimana pasien tiba – tiba mengalami kondisi kritis selama transfer berlangsung) diserahkan kepada rumah sakit/ instalasi/ unit penerima, dan satu salinan akan disimpan oleh rumah sakit/ instalasi/ unit perujuk dan dimasukkan ke dalam rekam medis.
BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi transfer pasien intra rumah sakit tercatat pada lembar transfer pasien.