PANDUAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT MELALUI DARAH RUMAH SAKIT CITAMA TAHUN 2016
RUMAH SAKIT CITAMA 2016
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................................. ii Lembar Pengesahan ................................................................................................................. iii I.
DEFINISI ...............................................................................................................
1
II.
RUANG LINGKUP ...............................................................................................
1
III.
TATA LAKSANA .................................................................................................
1
IV.
DOKUMENTASI ..................................................................................................
5
ii
PANDUAN PENCEGAHAN PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI DARAH
I.
DEFINISI 1. Penyakit infeksi yang penularannya melalui darah atau lebih dikenal dengan Bloodborne Infection adalah penyakit infeksi yang terjadi akibat masuknya darah yang mengandung
agen pathogen kedalam tubuh seperti: HIV ( Human
Immunodeficiency Virus Infection ), Hepatitis B dan C 2. Sampah Biohazard : semua bahan limbah biologis seperti darah, cairan tubuh, dan jaringan tubuh
II.
RUANG LINGKUP Menjelaskan tindakan dan tanggung jawab setiap petugas kesehatan ( dokter, perawat dan petugas kesehatan lain. ) dalam menangani pasien
III.
TATA LAKSANA 1. Melaksanakan prinsip Universal /Standard Precautions pada semua pasien yang diduga atau sudah diketahui 2.
Menghindarakan kulit dan mucus membrane kontak dengan darah atau cairan tubuh laian dengan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri secara benar yaitu Sarung tangan, Goggle ( pelindung mata ), Masker, gaun atau Apron plastik
3. Menghindarkan terjadinya kecelakaan tertusuk jarum atau benda tajam lainnya seperti instrumen bedah, pisau operasi. 4. Menghindarkan pemberian bantuan pernapasan mulut ke mulut dengana memakai alat bantu yang dapat dibersihkan ( disinfeksi /sterilisasi ) 5. Menutup semua luka terbuka/lecet pada kulit dengan pembalut kedap air ( transparant dressing ) bila akan menangani pasien. 6. Merawat pasien diruang sendiri ( isolasi ) terutama pada pasien mengalami infeksi diarrhea atau tuberkulosis
1
7. Melaksanakan
Kewaspadaan
saat
prosedur
invasive
yaitu
prosedur
yang
menimbulkan terjadinya perdarahan seperti operasi, cabut gigi, partus atau tindakan lain yang berpotensi terjadinya perdarahan. 8.
Mengganti segera sarung tangan yang robek disaat prosedur berlangsung dan alat atau jarum yang menimbul kan penetrasi tidak boleh digunakan lagi
9. Kewaspadaan di Bagian Dental ( Gigi & mulut ) 1) Memakai sarung tangan saat kontak dengan mucus membrane dimulut. 2) Memakai masker, pelindung mata/wajah 3) Mengatur posisi pasien agar tidak terjadi percikan langsung 4)
Melakukan sterilisasi atau disinfeksi setiap handpieces dan semua alat –alat gigi lainnya yang digunakan setiap pasien.
5)
Melakukan
dekontaminasi
semua
benda/barang
yang
terkontaminasi
dengan darah, saliva ( air liur ) 6) Bila perlu membungkus peralatan yang tidak dapat atau sulit untuk dilakukan dekontaminasi dengan kertas krep ( alumunium foil ) atau tanyakan kepada distributor yang Incharge
10. Kewaspadaan dibagian kamar Jenazah : 1) Memakai Alat Pelindung Diri ( sarung tangan, masker dan apron plastic ) 2)
Membersihkan semua peralatan yang digunakan dan cairan pembunuh kuman yang benar
lingkungan dengan
(disinfektan)
11. Kewaspadaan Di Laboratorium 1) Menempatkan semua spesimen dalam wadah yang tidak Bocor ( kantong plastik ) dan jangan mencemari bagian luar wadah saat pengambilan spesimen. 2)
Memakai Alat Pelindung Diri dan mengganti segera bial tercemar oleh darah atau cairan tubuh
3) Menggunakan pipet mekanik dan hindarkan pipet mulut 4) Menghindarkan tertusuk jarum
2
5) Membersihkan semua permukaan meja kerja dengan larutan kimia germisid ( pembersih kuman ) saat aktifitas selesai. 6) Melakukan prosedur dekontaminasi terhadap semua bahan terkontaminasi ( bahan pemeriksaan ) yang telah digunakan sebelum dibakar ( insinerasi ) sebagai sampah infeksi 7) Membersihkan semua peralatan Laboratorium sebelum dikirim keluar untuk tes atau perbaikan. 8) Melakukan segera cuci tangan setelah tugas selesai dan lepaskan semua Alat Pelindung Diri sebelum meninggalkan tempat tugas.
12. Sterilisasi dan Disinfeksi 1) Melakukan proses sesuai dengan rekomendasi yang sudah ditetapkan. 2)
.Melakukan sterilisasi semua alat yang masuk dalam jaringan, pembuluh darah dan semua yang telah kontak dengan darah.
3) Memastikan semua alat bersih sebelum dilakukan disinfeksi/sterilisasi. 4) Mengikuti instruksi manufaktur pembuat alat saat melakukan disinfeksi/sterilisasi agar tidak merusak struktur atau fungsi alat. 5)
Menyiapkan semua bahan pembersih( larutan kimia )Setiap saat akan digunakan dan ikuti petunjuk pelarutan misal : 500 ppm sama dengan 1 cc sodium hypochlorite + 10 cc air
12. Cleaning Service 1) Melakukan pembersihan lingkungan secara rutin , terjadwal dan sesuai metode yang ditetapkan. 2) Menentukan bahan formulasi pembersih yang tepat untuk efektifitas & efisiensi dan harus terdaftar 3)
Membersihkan semua barang/perabot yang ada disekitar pasien. ( tempat tidur, meja makan )
4) Pembersihan tumpahan darah dalam jumlah banyak (spill) menggunakan Disinfektan yang ditetapkan Rumah Sakit.
3
5) Memakai
sarung tangan saat menjalankan prosedur pembersihan dan
dekontaminasi.
13. Laundry 1) Menangani semua linen yang telah digunakan pasien secara hati-hati dengan memasukkan kedalam kantong dan ikat sebelum dibawa keluar kamar pasien. 2) Memasukkan kedalam kantong plastik kuning semua linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh. 3) Melakukan pencucian sesuai yang dianjurkan : Linen infeksius direndam dengan klorin 0,5% selama +10 menit, dengan komposisi 1: 10 yaitu 1 liter clorin dicampur dengan 10 liter air bersih. Setelah dilakukan dekontaminasi dan perendamaan linen dilakukan proses pencucian.
14. Sampah Infeksius 1) Melakukan identifikasi sampah yang berpotensi akan terjadinya transmisi infeksi dengan kantong warna berbeda. 2) Melakukan pembakaran semua sampah infeksius dengan incenerator 3) Membuang sampah infeksius yang bersifat cairan kedalam saluran pembuangan yang sudah ditetapkan..
15. Implementasi Kewaspadaan yang direkomendasikan. 1) Mentaati kebijakan dan prosedur 2) Orientasi dan Edukasi yang berkesinambungan 3) Menyediakan fasilitas peralatan untuk mencegah transmisi infeksi HIV atau pathogen dalam darah
16. Melakukan serologi testing pada pasien dan staff yang terpapar dan melakukan tindak lanjut sesuai hasil tes serologi
4
IV.
DOKUMENTASI 1. Form audit
5