Penularan Parasitologi Dan Mikrobiologi.doc

  • Uploaded by: Zakiatu annisa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penularan Parasitologi Dan Mikrobiologi.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 10,160
  • Pages: 49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat. Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, makanan, air, usus dan masih banyak lain seperti saluran tubuh yang terbuka. yang dimana mikroorganisme yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Mikroba yang tidak normal dapat ditemukan dalam ditemukan dari penularan, bisa melalui udara, makanan, serta melalui vector seperti nyamuk dan kontak langsung pada pasien yang terinfeksi. Mikroba ini dapat masuk kedalam tubuh yang steril seperti darah, paru-paru, otak dan jantung. Mikroorganisme yang masuk ke area steril ini, baik flora normal maupun dari penularan dapat hidup dan tumbuh sehingga menyebabkan infeksi. Mikroorganisme seperti bakteri, hidup disekitar kita dan dapat menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu tempat yang berkemungkinan bisa menjadi tempat penularan bakteri adalah rumah sakit, karena rumah sakit rentan dengan bakteri penyebab infeksi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari mahkluk hidup lain baik di dalam maupun di luar atau permukaan tubuh, bersifat sementara atau tetap, dengan tujuan mengambil makanan baik sebagian ataupun seluruhnya dari makhluk hidup yang ditumpanginya itu. Dalam membahas parasitologi sebagai mata kuliah di Perguruan Tinggi maka ruang lingkup dari Parasitologi adalah mempelajari tentang : dasar, sejarah, taksonomi makhluk hidup penyebab penyakit (bakteri, virus, prootozoa, helminth, arthopoda), gejala klinis diagnosis, pencegahan dan pengobatannya. Makhluk hidup di alam ini tidak mungkin hidup sendiri tetapi selalu terjai hubungan atau interaksi dengan makhluk hidup lain, interaksi itu ( di sebut simbiosis). Dari simbiosis ini dapat menimbulkan berbagai efek baik menguntungkan maupun merugikan.

B. Materi 1. Cara Penularan mikroorganisme melalui air 2. Cara Penularan mikroorganisme melalui makanan 1

3. Cara Penularan mikroorganisme melalui udara 4. Cara Penularan mikroorganisme melalui tanah 5. Cara Penularan mikroorganisme melalui nosokomial 6. Cara Penularan mikroorganisme melalui artropoda 7. Cara Penularan mikroorganisme melalui penyakit kelamin 8. Cara Penularan mikroorganisme melalui penyakit lainnya 9. Pengertian parasit. 10. Penggolongan parasit. 11. Penggolongan hospes/host. 12. Cara perkembangbiakan dan cara penularan parasit.

BAB II URAIAN MATERI

1. Mikrobiologi A. Cara Penularan Mikroorganisme Melalui Air 2

Mikroorganisme ini dapat disebabkan oleh :  Pecemaran oleh manusia, binatang dan yang lainnya.  Adanya faktor penyakit di dalam sumber air  3. Infeksi Oleh air menular ( water-borne infection) Selokan dan sungai banyak mengandung kuman penyakit yang berasal dari kotoran manusia atau binatang, kotoran atau sampah yang berasal dari rumah dan sekitarnya. Penyakit yang timbul misalnya tifus kolera dan penyakit-penyakit perut menular lainnya. (Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Perawat hal: 10 , Syamsunir Adam) Di Negara maju seperti Amerika, penyakit typoid dan paratyphoid dapat menurun dari 37 per 10.000 menjadi 1 per 10.000, karena air yang diminum telah mengalami desinfeksi. Mikroorganisme yang Menular melalui Air: 1. Salmonella

Salmonella mencemari air minum dan dapat menyebabkan outbreak, penyakit gastroenteritis dan typhoid. Typoid adalah penyakit menular yang masa inkubasinya 10-14 hari ,bakteri dijumpai di tinja. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 713 , Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) . Selain itu salmonella juga dapat menyebabkan penyakit tifus,sesudah mederita penyakit tifus, basil tifus Salmonela Typhi , kadang-kadang dapat hidup bertahun-tahun dalam kandung empedu sehingga dapat menular melalui feses.(Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Perawat hal: 11 , Syamsunir Adam) Bakteri salmonella ini merupakan bakteri negatifgram berbentuk batang yang tidak mempunyai spora. Bakteri ini mempunyai kemampuan menfermentasi laktosa, memproduksi asam, tapi tidak dapat memproduksi gas. Gejala yang ditimbulkan yaitu demam enteric. 3

Penularan penyakit salmonellosis dapat terjadi secara mekanik menularkan bakteri dari air, penglahan makanan, kerang-kerangan, dan lalat yang tekontaminasi ke makanan. 2. Shigella

Shigella bentuknya batang pendek, gram negative, tidak bebentuk spora, mungkin berkapsul. Secara morfologi tidak dapat dibedakan dari salmonella tapi dapat dibedakan berdasarkan reaksireaksi fermentasi dan uij serologis. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 718 , Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) . Pencemaran air minum dan makanan oleh tinja yang mengandung bakteri shigella dapat menyebabkan endemic dari disentri. Shigella merupakan bakteri nonmotil, gram negative, berbentuk batang dan tidak mempunyai spora. Shigella bersifat seperti bakteri Escherichia colli. Mikroorganisme ini tidak dapat hidup pada perairan alam dan sangat jarang dapat bertahan hidup sampai 10 hari. Pemberantasan penyakit ini tergantung dari higienitas untuk menghindari pencemaran pada makanan dan air. 3. Vibrio Comma

Bentuk Vibrio Comma yitu berbentuk batang, agak lengkung dapat bergerak karena adanya flagella polar. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 724 , Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) . 4

Penyakit kolera disebabkan oleh bakteri negative gram berbentuk batang pendek melengkung, bakteri tersebut termasuk genus vibrio yang bersifat motil dan tidak mempunyai spora. Penyakit ini merupakan penyakit dengan

mortalitas tinggi karena dehidratasi dan

pengeluaran elektrolit yang berlebihan. Pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi dengan menggunakan vaksin mati, kekebalan terhadap penyakit ini dapat bertahan selama 6 bulan. 4. Virus penyebab penyakit infeksiosa hepatitis Penyakit ini disebabkan karena pencemaran oleh tinja pada suplai air minum atau penularan terhadap kerang-kerangan. Karakteristik penyakit ini dengan timbulnya gejala kekuningan pada kulit, pembesaran hati, muntah dan nyeri pada daerah perut yang dapat berlangsung sampai 4 minggu, mortalitas dari penyakit ini rendah. Control terhadap virus hepatitis sangat sulit pada pengolahan air minum karena virus ini resisten terhadap klorinasi.

5. Entero virus

Virus ini termasuk golongan picorna virus atau golongan virus yang terkecil yang mempunyai ukuran lebih kecil dari pada 25 mu termasuk RNA virus yang menyerang daerah usus. Penyekut ysng di sebabkan oleh virus dengan induk semang antara nyamuk yang hidup dalam lingkungan perairan sudah di ketahui di Indonesia. Nyamuk yang sebagai induk semang itu adalah aedes aegypti yang hidup di dalam air bersih dan tidak mengalir. 6. Protozoa

5

Entamoeba histolytika adalah penyebab amoebiasis juga di ketahui sebagai disentri amoeba. Gejala penyakit ini antara lain diare atau menyebabkan disentri yang kronis. Amoeba dapat membentuk kista, yang dapat bertahan selama 6 bulan dalam perairan alam. Amoeba ini tidak resisten terhadap klorinasi, dapat di eliminasi secara kimiawi dalam pengolahan air minum. 7. Schistosomiasis

Parasit trematoda merupakan penyakit patogen pada manusia yang di tularkan melalui air. Organisme ini ukurannnya kecil 15 – 20 mm termasuk genus schistosoma. Ada tiga species schistosoma yang menyerang manusia: 1. Schistosoma japonikum di daerah peraiaran jepang korea philipina dan cina. Frekuensi penyakit ini sekitar 10 – 25 % dari populasi 2. Schistosoma hematobium di afrika timur, pada beberapa daerah tersebut kejadiannya dapat mencapai lebih dari 50 % 3. Schistosoma mansoni terutama di afrika mesir dan amerika selatan. Gejala penyakit ini yaitu , pembesaran hati diarhe dan anemiak merupakan penyakit kronis, organisme ini di keluarkan dari penderita melalui tinja dan air seni ke dalam perairan alam. 8. Cacing

6

Ascaris lumbricoides, ancylostoma duodenale dan trichuris trihuira yang biasa di tanah, dapat masuk ke dalam air bersama air hujan atau banjir. Cacing cambuk ( trichuris ) banyak menimbulkan gejala disentri pada anak – anak

B. Cara Penularan Mikroorganisme Melalui Makanan Mikroorganisme yang menyebabkan gastroenteritis (peradangan di perut dan usus) akut dipindah sebarkan lewat makanan tercemar yang dimakan. Makanan kita memang hampir selalu dicemari berbagai dicemari berbagai mikroorganisme. Tetapi biasanya kita tidak menjadi terinfeksi atau keracunan, entah karena mikroorganisme yang mencemari makanan tersebut tidak berbahaya, atau karena jumlah mikroorganismenya sedikit. Penyakit-penyakit yang berasal dari makanan: 1. Clostridium

Clostridium welchii adalah bakteri berbentuk batang, gram negative bersifat anaerob ,waktu inkubasi penyakit ini 8 – 22 jam, gejala utama nyeri pada daerah perut. Clostridium botulinum adalah bakteri positive gram berspora, waktu inkubasi mikroorganisme ini 2 – 24 jam. Penyakit sebab bakteri ini merupakan penyakit enteric pada anak – anak berumur 1 – 9 bulan akibat memakan madu yang terkontaminasi oleh spora clostridium botulinum. Gejala keracunan oleh clostridium botulinum terlihat adanya paralisis dalam beberapa jam setelah terintoksitasi dan terjadi kesulitan menelan, menguyah dalam bernafas. Antibiotic tidak dapat berfungsi untuk 7

pengobatan botilinum karna bukan merupakan infeksi tapi merupakan keracunan. Dalam menghilangkan daya kerja toksin dapat di lakukan pemanasan makanan tersebut dalam 90 0 C selama 10 menit. Clostridium botulinum biasanya ditemuakan produksi makanan kaleng yaitu danging. (Dasardasar Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Perawat hal: 10 , Syamsunir Adam)

2. Colifrom

Bakteri coli merupakan bakteri indicator biologi pada pencemaran perairan dan makanan dan indicator pathogen. Bakteri coli merupakan bakteri negative gram, tidak berspora, dapat mempermentasi laktosa, membentuk gas, berbentuk batang. Bila dalam 100 ml air terdapat 500 bakteri coli kemungkinan adanya penyakit gastroentelistrik. 3. Staphylococcus

Staphylococcus taureous yaitu bakteri positive gram berbentuk bulat bergerombol mempunyai waktu inkubasi 2 – 6 jam, dengan gejala utama muntah, ngeri pada perut, mual dan terjadi diare. Pencemaran bakteri ini terhadap makanan melalui bersin dari penderita atau dapat juga dari penderita yang terkena statilokokus kulit. 8

4. Protozoa

Entamoeba histolytika adalah penyebab amoebiasis juga di ketahui sebagai disentri amoeba. Gejala penyakit ini antara lain diare atau menyebabkan disentri yang kronis. Amoeba dapat membentuk kista, yang dapat bertahan selama 6 bulan dalam perairan alam. Amoeba ini tidak resisten terhadap klorinasi, dapat di eliminasi secara kimiawi dalam pengolahan air minum. Pengendalian penyakit yang berasal dari makanan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Memasak makanan dengan matang Menyimpan makanan pada suhu yang sesuai Makanan yang diperoleh dari sumber yang bersih Alat-alat yang digunakan bersih Kesehatan perorangan yang baik Cara pengawetan yang sempurna

C. Cara Penularan Mikroorganisme Melalui Udara Bila seseorang batuk, bersin atau meludah, maka terhembuskan percikan titik air besar atau kecil. Titik-titik air ini dapat mengandung organism yang menyebabkan penyakit yang berasal dari udara. Titik aor yang besar dapat mencemari pakaian dan benda mati lainnya termasuk debu. Titik air yang halus menguap dan membentuk inti titik air, yang dapat membawa bibit penyakit dan dapat terhisap langsung. Benda mati yang tercemar oleh pathogen dan membantu menyebarkannya disebut fomit (benda yang ada kaitannya dengan orang atau hewan yang terinfeksi dan secara potensial dihuni oleh mikroorganisme patogenik) Penyebaran infeksi yang berasal dari debu menjadi bertambah bila orang bergerak di tempattempat yang ventilasinya kurang baik. Setiap pergerakan yang menimbulkan debu, seperti 9

melepaskan pakaian, mengatur tempat tidur, dan menyapu debu, menambag resiko infeksi yang berasal dari debu. Beberapa organism yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh. Jadi, penularan jasad-jasad renik ini bergantung pada pemindahan yang berasal dari udara yang cepat dari satu orang ke orang lain atau, kadang-kadang pemindahan langsung. Misalnya, virus campak segera menjadi tidak aktif di luar tubuh. Namun jasad-jasad renik yang lain, seperti bakteri tuberculosis , dapat bertahan hidup utnuk jangka waktu yang lama di luar tubuh. Penyakit-penyakit yang disebabkan melalui pencemaran udara 1. Diphteri

Penyakit pertama yang di ketahui berhubungan dengan manusia adalah diphteri yang di sebabkan corynebacterium diphtheria. Bakteri ini pertama kali di isolasi pada tahun 1883 oleh Edwin klebs. Corynebacterium diphtheriae dapat menyebabkan kematian kareana kerja racun yang terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 646, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Pertusis

Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada anak – anak bakteri ini menyerang saluran pernafasan . bronhi akan tersumbat oleh mukus yang menyebabkan sulit oksigen masuk atau menyebabkan hipoksia. Bakteri penyebabnya adalah bordetella pertusis, bakteri negative gram. 10

3. Tuberculosis

Penyakit TBC merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian. Penyakit TBC timbul pada keadaan populasi yang padat dan pada keadaan sosial ekonomi yang rendah, penyebab penyakit TBC adalah bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebabkan nyeri pada dada , demam, mengeluarkan dahak (sputum) yang dapa t berwarna merah bila darah telah masuk dalam rongga dada. Masa inkubasi penyakit ini 2-10 minggu. TBC pada sapi disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis. TBC dapat merusak bagian tubuh manapun terutama paru-paru ialah yang paling umum terinfeksi karena tidak dapat dihentikan sampai melakukan pemeriksaan dengan sinar x yang melihatkan luka-luka patogenik pada paru-paru. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 660, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 4. Konjungtivitis

Penyakit ini diperkirakan sebagai penyakit yang ditularkan melalui udara karena penyebab penyakit ini disebarkan melalui pernafasan atau kontak langsung. Penyebab penyakit ini adalah mikroorganisme yang tergolong kecil yaitu, haemophilus aegypticus bakteri berbentuk batang kecil dan bersifat negative gram. Konjunctivitis merupakan

penyakit yang menyerang

konjungtiva, selaput lendir konjungtiva ini berwarna merah karena radang dan mengeluarkan cairan sehingga mata menjadi bengkak dan tidak dapat melihat pada keadaan terang sehingga disebut fotofibia. 11

4. Legionaires

Penyakit ini merupakan salah satu tipe dari penyakit pneumonia. Penyebab penyakit ini adalah mikroorganisme legionella pneumophia dengan gejala demam, batuk, diare, dan muntah. Cara Pengendalian penyakit yang penularannya berasal dari udara: 1. Mengurangi hubungan hubungan antar penderita, pembawa penyakit (penular) dan orangorang yang rentan. Kontak dapat dikurangi dengan cara memisahkan kasus-kasus (penderita) aktif dan mendisinfeksi semua benda yang tercemar oleh penderita. 2. Mempertinggi resistensi orang terhadap infeksi. Resistensi terhadap berbagai penyakit saluran pernafasan dapat ditingkatkan dengan imunisasi. Nutrisi serta kesehatan perorangan yang baik dapat mengurangi terjangkitnya seseorang oleh penyakit 3. Pemberian ventilasi yang cukup merupakan cara pengendalian umum yang baik di sekolah, kantor, rumah sakit,dan bus, karena hal ini mengurangi kemungkinan penularan. D. Cara Penularan Mikroorganisme Melalui Tanah Masuknya penyebab penyakit tersebut ke dalam tubuh umumnya melalui luka, pernafasan atau melalui irisan. Penyakit yang Diakibatkan oleh Mikroorganisme yang Menular melalui Tanah: 1. Anthrax Merupakan penyakit epizootic, yang menyerang ternak terutama sapi, kambing, dan babi. Penyebabnya Bacillus antthracis yang berbentuk batang dan bersifat positif gram. Mortalitas penyakit ini bila tidak diobati dapat mencapai 80%. Manusia tertular melalui berbagai cara yaitu,pencukur bulu domba, tersihap spora melalui pernafasan. Pada penyakit anthrax dapat menyebabkan darah menjadi hitam, hal ini disebabkan toksin yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut. 2. Tetanus 12

Bakteri penyebabnya adalah clostridium tetani. Spora bakteri ini terbentuk dalam usus manusia maupun ternak dan bakteri akan dikeluarkan melalui tinja ke tanah dan akan masuk ke lingkungan anaerob. Gejala penyakit ini timbul dalam eakyu singkat hanya beberapa jam setelah terjadi luka. Toksin yang dikeluarkan adalah tetanospasmin yang menyebabkan kekejangan pada otot. 3. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, ditularkan dari ternak ke manusia. Penyebab penyakit ini adalah leptospira interrogans bakteri berbentuk spiral dengan panjang sekitar 10-20 um yang dapat dilihat dengan mudah dibawah mikroskop cahaya. Gejala penyakit ini terlihat dengan adanya demam tinggi dan kekuningan karena terjadi infeksi pada hati dan terjadi sekresi empedu ke dalam aliran darah. 4. Listeriosis Listeriosis disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes yaitu bakteri positif gram berbentuk batang berfilament. Mikroorganisme ini banyak ditemukan pada tanah, pada ternak, dan sapi perah sehingga dapat ditularkan melalui susu yang tidak dipasturisasi. E. Cara Penularan Mikroorganisme /Infeksi Nosokomial Berasal dari bahasa yunani yang berarti “di rumah sakit”. Jadi infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh selama berada di rumah sakit. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 646, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada hakikatnya sama dengan yang ada pada masyarakat, yaitu orang, benda, substansi, aliran udara, air, hewan dan serangga. Salah satu ancaman paling serius bagi terjadinya infeksi datang dari mikrobiota normal kita sendiri. Sebagai contoh, infeksi-infeksi gawat yang banyak terjadi di rumah sakit, rumah sakit masa kini pada umumnya disebabkan oleh escherichi coli, klebsiella pneumonia, candida albicans, staphylococcus aureus, serratia marcescens, proteus mirabilis dan beberapa actinomyces spp. Cara Pengendalian penularan mikroorganisme secara Nosokomial dengan memutuskan daur infeksi: 1. Pengucilan

13

Merupakan penderita ataupun perawatannya dari orang lain. Kebijakan pengucilan yanng dilakukan rumah sakit dimaksudkan untuk mencegah penyebaran organisme patogen diantara pasien, petugas, dan pengunjung. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 746, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Cuci tangan Teknik mencuci tangan yang baik merupakan satu-satunya

cara paling penting

untuk

mengurangi penyebaran infeksi. Pada kebanyakan situsasi, menggosok tangan dengan sabun atau detergen dan air kuat-kuat selama paling sedikit 15 detik dan dibilas baik-baik sebelum dan sedudah memeriksa penderita, sudah cukup. Namun bila selama merawat penderita, tangan terkena darah , sekresi luka, bahan bernanah, atau bahan lain yang dicurigai, maka hatus dicuci selama 2 2 sampai 3 menit dengan menggunakan pula bahan pencuci antiseptik. (DsarDasarMikrobiologi hal: 747-748, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 3. Asepsis Asepsis adalah penghindaran atau pencegahan penularan dengan cara meniadakan mikroorganisme secara potensial berbahaya. Tujuan asepsis ialah mencegah atau membatasi infeksi. Di rumah sakit-rumah sakit digunakan dua konsep asepsis yaitu medis dan bedah. Asepsis medis meliputi segala praktek yang digunakan untuk menjaga agar para petugas, penderita dan lingkungan terhindar dari penyebab infeksi. Pencucian tangan, kebersihan, dan prosedur pengucilan hanyalah beberapa contoh cara-cara yang digunakan untuk mencapai asepsis medis. Asepsis bedah meliputi cara kerja yang mencegah masuknnya mikroorganisme ke dalam luka dan jaringan penderita.. Untuk mencapai asepsis bedah, maka semua peralatan, sarung tangn tirai bedah, benang bedah, pembalut dan benda-benda ain yang kontak dengan penderita harus steril. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 749, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Disinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyediaan, yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan dan disterilkan. Kecendrungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, sarung tangan, dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan,menyiapkan, serta mensterilkan

14

peralatan, tetapi juga mengurangi pemindahsebran patogen melalui infeksi inang. (DsarDasarMikrobiologi hal: 749, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 3. Sanitasi lingkungan rumah sakit Tujuannya adalah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe dari permukaan. Pengurangan kontaminasi oleh mikrobe paling baik dicapai dengan kombinasi pergeseran dan penggosokan, serta air dan detergen. Ini sudah cukup, kecuali bila pencemarannya jebat maka perlu digunakan didinfektan. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 751, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) F. Cara Penularan Mikroorganisme melalui Artropoda Jenis-jenis artropoda tertentu penting artinya dari segi medis tidak hanya karena mampu menyebabkan kerusakan nekrotik, kerusakan parah, dan alergi, tetapi karena beberapa diantaranya dapat berfungsi sebagai inang intermediet bagi parasit, atau sebagai vektor mikroorganisme patogenik. 1. Atropoda sebagai inang dan sebagai vektor mikrobe Sebagian besar mikroorganisme yang menggunakan artropoda sebagai vektor telah dapat menyesuaikan diri sedemikian baik dengan inangnya sehingga tidak membahayakan serta merusak jaringan. Sebagai vektor mikroorganisme, artropoda dapat berfungsi semata-mata sebagi vektor mekanis sarana etologis belaka. Lalat rumah, Musca domestica merupakan contoh klasik. Penyakit-penyakit yang dipindahsebarkan olehnya meliputi salmonelosis dan penyakit enterik lainnya, polio dan hepatitis yang menular. Walaupun demikian, pada kebanyakan penyakit yang dipindahsebarkan oleh artropoda, penyebab penyakit itu menggunakan artropoda sebagai vektor biologis, dan perlu melewatkan masa inkubasi atau masa perkembangan di dalam inang ini. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 761, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Artropoda sebagai vektor biologis Pada beberapa infeksi yang disebabkan oleh parasit (seperti oleh tripanosoma), mikroorganisme patogeniknya melewatkan masa inkubasi dan berkembang di dalam rongga usus atau usus tengah artropoda. Pada infeksi yang disebabkan oleh riketsia, patogennya menjadi suatu inklusi intraselular pada hampir setiap organ dan jaringan tubuh artropoda. 15

Artropoda yang menularkan penyakit biasanya menelan mikroorganisme patogenik itu. Mereka mungkin memperoleh patogen patogen itu dari darah makanannya yang berasal dari orang sakitdan kemudian menaruhnya dalam bentuk tetesanyang dimuntahkan pada luka tusuk (seperti sampar) atau di dalam butiran tinja dekat luka tusuk (seperti pada tikus) yang dibuatnya pada kulit seseorang. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 765, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme artropoda: 1. Sampar Sampar disebabkan oleh bakteri, menjangkiti manusia dalam tiga bentuk: a. Sampar barah (pestis bubonum) Suatu penyakit yang sangat fatal yang dicirikan oleh ras menggigi, demam, mual, muntah,

lemah seluruh badan, dan membesarnya, memboroknya serta benanahnya

kelenjar getah benig. b. Sampar septisemi primer Infeksi yang menyebabkan terjadinya bentuk penyakit ini juga ditularkan lewat gigitan kutu yang terinfeksi. c. Sampar pneumonik primer Bentuk sampar ini menular dan disebarkan dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain lewat percikan pernapasan. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 766, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Pencegahan penyakit sampar : Pencegahan sampar terutama bergantung kepada pengendalian dan pembasmian kutu dan tikus. Di daerah-daerah tempat sampar enzootik dan epizootik umum terjadi, program pengendalian kutu secara efektif harus mendahului pengurangan jumlah binatang pengerat. Imunisasi dengan vaksin sampar mengurangi insiden dan keganasan penyakit. (DasarDasarMikrobiologi hal: 770, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Deman kuning

16

Merupakan akibat adanya dua daur pemidahansebaran virus yang pada dasarnya berbeda, yaitu daur kota dan hutan. Daur kota dipindahsebarkan dari orang ke orang lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, misalnya penularan orang-nyamuk-orang. Deman kuning silvan (hutan) berjangkit pada hewan liar, ditularkan diantara mereka, dan kadang-kadang ke manusia, oleh nyamuk selain Aedes aegypti. (Dsar-DasarMikrobiologi hal: 771-772 , Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Pencegahan penyakit demam kuning - Demam kunig kota dapat dicegah dengan melakukan pembasmian nyamuk A.aegypti atau dengan menekan jumlahnya sampaipada taraf yang tidak lagi dapat menyebabkan infeksi secara terus-menerus. - Deman kuning hutan pada manusia dapat dicegah paling efektif dengan cara imunisasi. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 774-775, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Malaria Dari keempat spesies Plasmodium (Protozoa) yang patogenik bagi manusia, P.falciparum dan P.vivax merupakan dua jenis yang paling umum menyebabkan infeksi. Gejala-gejala penyakit biasanya timbul setelah 10 sampai 16 hari setelah terinfeksi oleh nyamuk. Gejala yang jelas adalah rasa menggigil yang datang secara berkala, demam, pusing, dan berkeringat. Limpa membesar dan lunak, pada akhirnya penderita menjadi lemah dan kecapaian serta terjadi anemia. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 775-776, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Pencegahan penyakit malaria : Pengendalian malaria bergantung pada pembasmian vektor serangga yang menularkan penyakit

tersebut.

Pembasmian

nyamuk

mensyaratkan

dimusnahkannya

daerah

perkembangbiakannya dan dibunuhnya stadia larva dan dewasa serangga tersebut.

17

Pada pengendalian untuk perseorangan, dapat digunakan kelambu disekeliling tempat tidur, rumah dapat dipasangi kasa dan dapat pula digunakan sepatu bot untuk melindungi kaki terhadap nyamuk, atau penggunaan insektisida dan penolak serangga. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 780, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) G. Cara Penularan Mikroorganisme Melalui penyakit kelamin Semua penyakit kelamin ditularkan melalui kontak tubuh yang intim. Hubungan kelamin dengan seseorang yang terinfeksi membawa resiko terinfeksi juga. Beberapa infeksi, termasuk sifilis dapat ditularkan ke janin di dalam rahim. Karena bayi sangat rentan dan karena pemindahan patogen terjadi dengan cepat. Pada orang dewasa, kemungkinan terjadinya infeksi oleh fomit (misalnya toilet tercemar) kecil sekali karena bakteri tersebut mudah rusak, dan tidak dapat hidup lama di luar tubuh manusia. Penyakit-penyakit kelamin : 1. Gonorea Merupakan penyakit bernanah yang sangat menular. Disebut juga uretritis spesifik (radang aliran kandug kemih khusus). Gejalanya bergantung pada situs infeksi, jenis kelamin dan umur korban, lamanya menderita infeksi, serta penyebaran sel-sel bakteri penyebabnya. Pada laki-laki, gonorea menyebabkan uretritis, yaitu infeksi pada uretra akut. Pada wanita biasanya terjadi infeksi pada uretra dan mulut rahim.Belum ada vaksin untuk mencegah penyakit ini. Pencegahan dengan melakukan vaksin.(Dasar-DasarMikrobiologi hal: 788,793, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Sifillis Disebabkan oleh bakteri yang disebut spiroketa. Penyebarannya tidak seluas gonorea, tetapi lebih menakutan karena kerusakan yang mungkin ditimbulkan lebih besar. Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh sewaktu terjadi hubugan kelamin melalui luka goresan yang amat kecil pada epitel, dengan cara menembus selaput lendir yang utuh ataupun mungkin melalui kulit yang utuh lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis berkisar 10 sampai 90 hari (rata-rata 21 hari) stelah infeksi. Bila tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa infeksi. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 794-795, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) Tidak ada vaksin terhadap sifilis, tapi sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya. 18

Pengendalian penyakit kelamin seharusnya bergantung pada dikenalinya kasus secara dini, ditelusurinya kontak, cara-cara profilaktik lokal, pengobatan yang segera dan memadai, serta pada pendidikan. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 802, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) H. Penyakit Menular Lainnya yang Disebabkan Oleh Mikroorganisme 1. Gastroenteritris Walaupun Escherichia coli merupakan mikrobiota normal saluran pencernaanm kini telah terbukti bahwa galur-galur mampu menyebabkan gastroenteritris taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. Pemindahsebaran E.coli ini dengan kegiatan tangan ke mulut atau pemindahan pasif lewat makanan atau minuman. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 809-810, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 2. Hepatitis a. Hepatitis A Cara penularan utama hepatitis A adalah melalui rute tinja-mulut, dari orang ke orang atau lewat makanan atau air. Dimakannya kerang-kerangan mentah yang berasal dari perairan yang tercemar tinja juga menyebabkan sejumlah besar infekti hepatitis A. b. Hepatitis B Virus hepatitis B dikaitkan dengan partikel-partikel seperti virus yang jumlahnya amat besar itu yang ditemukan darah orang yang terinfeksi maupun penular yang tidak menunjukkan gejala. (Dasar-Dasar Mikrobiologi hal: 812-814, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan)

3. Karies gigi

Merupakan perusakan gigi setempat yang disebabkan oleh kerja bakteri. Dimulainya kerusakan serta tard kerusakan ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti konsumsi dan banyaknya air liur, keseimbangan gizi, kebersihan mulut, jadar flour dalam air minum dan 19

macam makanan yang dimakan. (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 815, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan) 4. Dermatomikosis

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan pada kuku, kulit, rambut dan selaput lendir disebut mikosis permukaan. Banyak cendawan ini menyebabkan berbagai bentuk kadas atau tinea (penyakit rambut kepala). (Dasar-DasarMikrobiologi hal: 823, Michael J. Pelczar, Jr., dan E.C.S. Chan)

2. Parasitologi A. Pengertian Parasit Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lainnya/inangnya, atau makhluk hidup yang menumpang pada makhluk hidup lain dengan tujuan mendapatkan makanan. Dimana mengakibatkan kerugian bagi organisme lainnya/inangnya. Pengertian lain parasit juga disebut sebagai patogenik atau merugikan tuan rumah atau menimbulkan sakit bagi yang ditumpanginya. Jadi, parasit adalah segala mikroorganisme baik dari hewan maupun tumbuhan yang hidupnya menumpang pada inangnya dan dapat mengakibatkan kerugian pada inangnya serta rasa sakit. 20

B. Penggolongan Parasit Berdasarkan cara hidupnya, parasit terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Ektoparasit (ectozoa) Yaitu parasit yang hidup di luar tubuh hospes atau liang-liang kulit yang masih mempunyai hubungan dengan dunia luar. Misal : di kulit, rambut, rongga telinga luar. Contoh nyamuk dan lalat. 2. Endoparasit (entozoa) Yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes. Misal : di dalam darah, rongga tubuh, usus, dan organ tubuh lainnya. Contoh di dalam hati : Fasciola hepatica (sapi). Berdasarkan sifatnya, parasit terbagi menjadi 5, yaitu : 1. Parasit Fakultatif Parasit fakultatif adalah organisme yang sebenarnya organisme hidup bebas, tetapi karena kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut hidup sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya tidak mutlak. Contoh : lalat-lalat Sarcophaga, Chrysomyia, Caeophara, dan lainlain. Stadium larvanya normal hidup di dalam kotoran ternak, tetapi karena tidak ada kotoran ternak terpaksa lalat bertelur didalam tubuh yang luka sehingga waktu menetas larva menimbulkan miasis yang dijumpai pada sela-sela teracak, bagian kuku atau telinga luar. 2. Parasit Obligat Parasit obligat adalah semua organisme yang hidupnya berada di dalam tubuh inang, dan akan mati bila berada di luar inang. Contoh : semua organisme pathogen. 3. Parasit Insidentil Parasit insidentil atau parasit sporadis adalah suatu parasit yang karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh : Gongylonema scutum, cacing nematoda pada mulut sapi-mulut manusia. 21

4. Parasit Eratika Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang wajar tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh : Ascaris lumbricoides, nematoda duodenum manusia dan babi-akibat kelaparan/gerakan antiperistaltik dinding usus-masuk ke lambung atau kantung empedu. 5. Parasit Spuriosa Adalah parasit yang masuk ke dalam tubuh hospes tanpa menimbulkan keluhan/penyakit pada hospes dan keluar dari tubuh hospes tanpa perubahan apapun. Terjadi saat diagnose pascamati, misal sebelum mati anjing makan feses sapi mengandung telur cacing Moniezia expansa. C. Penggolongan Hospes / Host Hospes adalah induk semang / sel inang tempat parasit tinggal sementara atau selamanya demi kelangsungan hidunya. Hospes terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Definitive Host Atau hospes tetap adalah tempat hidup parasit stadium dewasa /stadium sexual. Contoh: manusia sebagai hospes definitif dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides). 2. Intermediate Host Atau hospes perantara yaitu tempat hidup parasit stadium larva. Contoh : manusia sebagai hospes perantara dari parasit malaria, karena stadium sexual berada dalam tubuh nyamuk Anopheles. D. Cara Perkembangbiakan dan Cara Penularan Parasit a. Zooparasite yaitu parasit yang berupa hewan, parasit ini meliputi protozoa yaitu hewan kecil yang bersel satu (monoseluler) misalnya Trichomonas Vaginalis dan Metazoa, yaitu makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) misalnya cacing (helminth) dan serangga (arthropoda) 22

1) Cacing 1. Cacing Gelang (Askariasis) Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Cara penularan penyakit cacing gelang adalah melalui telur matang yang tertelan. Dalam usus halus telur akan menetes, dan keluar larva yang dapat menembus usus, mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru. Larva merangsang laring sehingga terjadi batuk dan dapat masuk ke dalam saluran cerna melalui kerongkongan. Larva menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Cacing betinanya yang panjangnya kira-kira 15-30 cm ini mampu bertelur 200.000 telur per harinya. Cacing jantan 10-20 cm.Cacing dewasa dapat bertahan hidup 6-12 bulan. Dalam waktu lebih kurang 3 minggu telur ini akan berisi larva yang bersifat infektif, yang dapat menjadi sumber penularan jika secara tidak sengaja mencemari makanan/minuman yang kita konsumsi. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, hal: 83-84, Syamsunir Adam.) Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus halus, sehingga akan mengambil nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh kita dan menimbulkan kerusakan pada lapisan usus tersebut. Penderita dapat kehilangan karbohidrat 0.14 gram per hari dan kehilangan protein sebesar 0.035 gram per hari. Akhirnya timbullah diare dan gangguan penyerapan sari-sari makanan tersebut. Bahkan pada keadaan yang berat, larva dapat masuk ke paru sehingga membutuhkan tindakan operatif. Organ tubuh yang diserang adalah otak, hati, dan usus buntu. Penyakit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu. Gejala Penyakit Cacing Gelang ( Askasiasis ) sebagai berikut :    

Rasa tidak enak pada perut (gangguan lambung) Kejang perut, diselingi dengan diare Kehilangan berat badan. Demam 2. Cacing Kremi (Enterobiasis) Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih. Awalnya, cacing ini akan

bersarang di usus besar. Ukuran kecil betina 8-10 mm, jantan ± 5 mm dengan ekor bengkok. 23

Telur banyak sampai 10.000. Saat dewasa, cacing kremi betina akan pindah ke anus untuk bertelur. Telur-telur ini yang menimbulkan rasa gatal. Bila seseorang menggaruk anus yang gatal, telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal atau pakaian. Lewat kontak langsung, telur cacing menular ke orang lain. Lalu siklus cacing dimulai lagi. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, hal: 84, Syamsunir Adam.) Gejala Penyakit cacing kremi (enterobiasis atau oksiuriasis) : 

Gatal disekitar dubur terutama pada malam hari pada saat cacing betina meletakkan



telurnya. Gelisah dan sukar tidur. 3. Cacing Tambang Inilah cacing yang paling ganas, karena ia menghisap darah, memiliki gigi-gigi kecil

hidup di diding usus halus. Dengan giginya cacing ini menyebabkan luka pada dinding usus sehingga berdarah. Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, hal: 84-85, Syamsunir Adam.) Cacing tambang berukuran 1 centimeter, mampu bertelur 10.000 sehari. Cacing ini pun dapat menghisap darah sebanyak 0,2 milimeter darah per hari atau dapat dikatakan penderitanya akan kehilangan darah 0.2 cc per hari. Cacing betinanya bisa bertelur 15.000-20.000 butir per hari. Penularannya cepat, karena larva cacing tambang sanggup menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus. Cacing dewasa bertahan hidup 2-10 tahun. Cacing tambang ini menimbulkan perlukaan pada permukaan usus, sehingga perdarahan dapat terjadi secara lebih berat dibanding dengan infeksi cacing jenis lainnya. Perdarahan yang lebih berat ini disebabkan karena mulut (stoma) cacing mengerat permukaan usus. Bahkan satu 24

ekor cacing saja dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005-0,34 cc sehari. Mengingat itu semua, maka infeksi cacing tambang merupakan penyebab anemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuhnya dan menurunkan prestasi belajarnya. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk

Perawat, hal: 84-85,

Syamsunir Adam.) Gejala penyakit cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis) :      

Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare dan nyeri di ulu hati. Pusing, nyeri kepala. Lemas dan lelah. Anemia. Gatal didaerah masuknya cacing. Perut buncit, badan kurus, muka pucat, serta mata belekan. 4. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura) Cacing cambuk berukuran 4-5 centimeter, mampu bertelur 5.000 butir sehari dan senang

menghisap darah. . Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari. Oleh karena itu penderita yang terinfeksi cacing ini akan kehilangan darah 0.005 centimeter cubik (cc) per hari. Cacing ini juga menghisap sari makanan yang kita makan. Dia menghisap darah dan hidup di dalam usus besar. Cacing betinanya bisa bertelur 3.000-20.000 butir per hari. (Parasitologi Kedokteran Edisi 4 hal 16, Departement Parasitologi,FKUI Jakarta). Biasanya infeksi cacing ini menyerang pada usus besar. Infeksinya sering menimbulkan perlukaan usus, karena kepala cacing dimasukkan ke dalam permukaan usus penderita. Pada infeksi yang ringan biasanya hanya timbul diare saja. Tetapi pada infeksi yang berat, hampir pada sebagian besar permukaan usus besar dapat ditemukan cacing jenis ini. Akibatnya diare yang terjadi juga relatif berat dan dapat berlangsung terus menerus. Karena juga dapat menyebabkan perlukaan usus, maka anemia sebagai komplikasi perdarahan merupakan akibat yang tidak begitu saja dapat dianggap ringan. Inilah sebetulnya akibat-akibat infeksi cacing yang tidak pernah kita perkirakan selama ini dan proses yang merugikan itu berlangsung terus tanpa kita sadari. Infeksi cacing biasanya menimbulkan anemia.

25

Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana. 5. Cacing rambut (Trichinella sprilis) Cacing rambut disebut juga cacing bulat yang mengalir pada otot, yang dimana cacing ini merupakan cacing penyebab trichinosis. Cacing ini biasanya terdapat pada babi dan tikus. Maka dari itu openyakit ini tedapat pada orang yang memelihara babi. Cacing yang jantan besarnya 11/2mm, yang betina 31/2mm. cacing ini tidak bertelur, tetapi melahirkan tempayak- tempayak ini tidak keluar dari tubuh , tetapi masuk kedalam pembuluh darah terus keotot-otot, tempayak membungkus diri dengan pembungkus dari zat kapur, kemudian menjadi kista. Kista ini dapat hidup bertahun-tahun dan tidak berubah. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, hal: 85, Syamsunir Adam.) Bila seseorang memakan daging dan tidak memasak dengan baik, maka kista ini yang berada diperut akan pecah dan mengeluarkan tempayak dewasa. Yang dewasa akan kawin dan melahirkan tempayak-tempayak. Dan tempayak ini akan masuk keperedaran darah dan terus masuk keotot. Dan hal ini akan menyebabkan rasa yang sangat sakit sekali orangnya akan menderita demam. 6. Fasciola hepatica Fasciola hepatica adalah cacing golongan Trematoda (cacing isap) yang hidup parasit di dalam saluran empedu atau dalam pembuluh darah hati manusia dan hewan ternak seperti sapi, babi, kerbau, dan domba. Daur hidup Fasciola hepatica berawal dari telur - mirasidium - masuk ke tubuh Lymnaea (siput air tawar) - sporokista - redia - serkaria - keluar dari tubuh siput metaserkaria - kista - masuk ke tubuh domba - cacing dewasa.

26

7. Taenia saginata Taenia saginata adalah cacing dari golongan Cestoda (cacing pita) yang menjadi parasit di dalam saluran pencernaan manusia apabila manusia tersebut mengonsumsi daging yang kurang masak. Daur hidup Taenia saginata yaitu telur - zigot (keluar bersama feses manusia) masuk tubuh sapi atau babi - larva onkosfer - menuju otot lurik - sisteserkus - masuk ke tubuh manusia jika manusia tersebut makan daging yang kurang masak - cacing dewasa. (Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, hal: 86, Syamsunir Adam.)

Taenia berkepala kecil yang dinamakan scolex. Pada scolex terdapat alat untuk pengisap dan pengait. Taenia mengait pada dinding usus. Badanya terdiri dari ruas-ruas yang tumbuh dari scolex . cacing dapat panjang sekali mencapai 10m. tiap ruas mempunyai lat kelamin perempuan dan jantan. 27

Jika telah dewasa, ruas ini penuh dengan telur. Ruas-ruas yang dewasa melepaskan diri dari cacing dan keluar dari tubuh bersama feses.  Cara Penularan Cacing Cara penularan cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Melalui makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. 2. Cacing juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain ataupun melalui kaki yang langsung berhubungan dengan tanah yang mengandung vektor cacing, karena tidak mengenakan alas kaki. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak. 3. Melalui kebiasaan buang air besar (BAB) di sembarang tempat juga bisa menularkan cacing. Prosesnya tinja yang mengandung telur cacing mencemari tanah lalu telur cacing menempel di tangan atau kuku lalu masuk ke mulut bersama makanan. Kotoran yang dikerumuni lalat kemudian lalat hinggap di makanan, bisa masuk melalui mulut. Tinja yang mengandung cacing juga bisa mencemari air, sehingga air yang diminium bisa mengandung telur cacing. Oleh karena itu air harus dimasak hingga mendidih sebelum diminum. Selain itu, juga perlu pengetesan air sumur rumah tangga ke laboratorium untuk memastikan air sumur aman dikonsumsi. 1) Serangga

1. Caplak 28

Caplak adalah ektoparasit penghisap darah pada hewan vertebrata. Sama seperti anggota arachnida lainnya tubuh caplak terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian depan disebut cephalothorax (prosoma) dan bagian belakang tubuh disebut abdomen (ophistosoma). Meskipun demikian, tidak terdapat batas yang jelas diantara dua bagian tubuh tersebut. Caplak dewasa mempunyai alat-alat tubuh pada arachnida seperti khelisera dan palpus (alat sensori) yang terdapat dibagian atas, dan enathosoma/capitulum, dan empat pasang kaki (Kendall, 2008). Contoh caplak berkulit keras di Indonesia adalah caplak sapi (Boophilus microplus), caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus), caplak babi (Dermacentor auratus). Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan tanpa makan jika belum mendapatkan induk semangnya. Caplak dapat hidup pada 1-3 induk semang berbeda selama fase pertumbuhannya sehingga dikenal dengan sebutan caplak berinduk semang satu, berinduk semang dua dan berinduk semang tiga (Vredevoe, 1997).

Caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus) Caplak memiliki 4 tahapan siklus hidup mulai dari telur - larva - nimfa - dewasa. Memiliki lama siklus hidup lebih kurang lebih 3 bulan. Rhipicephalus sanguineus merupakan caplak berinang 3, umumnya anjing. Caplak betina bertelur sampai 5.000 butir telur, selanjutnya telur akan menetas dalam 17-30 hari dan kemudian larva menempel pada inang ke-1 (rambut panjang belakang leher anjing). Larva menghisap darah 2—6 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 5-23 hari. Lalu nimfa menempel pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 4-9 hari, jatuh, dan berubah menjadi dewasa 11-73 hari. Caplak dewasa kemudian menempel pada inang ke-3 yang sering pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah pada 6-21 hari 29

dan lalu jatuh untuk bertelur. Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan 8,5 bulan, sedangkan caplak dewasa dapat bertahan 19 bulan. Seekor caplak dewasa dapat mengisap darah 0,5-2 mililiter, dalam waktu singkat dapat menyebabkan anemia bagi inangnya. Luka trauma akibat gigitan caplak juga dapat menjadi tempat infeksi sekunder. Caplak juga dapat menyebabkan depresi syaraf akibat toksin yang diproduksi oleh caplak betina di kelenjar saliva. Paralisis biasanya dimulai dari otot belakang tubuh, kemudian menyebar ke seluruh tubuh, terakhir menyerang otot-otot pernapasan. Paralisis berlangsung selama 1-4 hari. Inang yang sembuh dari tick paralisis menjadi kebal selama 8 minggu sampai 8 bulan. Seekor caplak betina mampu bertelur 100 butir sehari

[3]

. Setelah menetas, muncul

larvanya yang segera mencari induk semang untuk menghisap darah yang pertama. Setelah itu larva berubah menjadi caplak muda. Caplak muda ini bisa mengalami hibernasi selama bertahuntahun sebelum berubah menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa pun mampu hidup tanpa menghisap darah selama bertahun-tahun. Caplak betina menghisap darah 8-10 hari hingga bobotnya mencapai 100 kali lipat dan kemudian melepaskan diri dari anjing untuk mencari tempat bertelur. 2. Tungau Tungau merupakan binatang yang sangat kecil seperti kutu dan tidak tampak oleh mata. Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri, merusak daun ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga menyebabkan penyakit skabies, penyakit pada kulit yang mudah menular.

30

Tungau debu rumah (Dermatophagoides pteronyssinus)

Tungau jingga ; hama daun teh (Brevipalpus phoenicis) Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta

(serangga),

tungau

lebih

berdekatan

dengan

laba-laba

dilihat

dari

kekerabatannya. Tungau merupakan binatang sejenis kutu yang ukurannya sangat kecil, yakni 250-300 mikron berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit.. Bila dilihat dari sisi fisiknya, bentuk binatang ini lonjong dengan jumlah kaki 8 buah. Binatang mikrospis itu diembel-embeli kata “debu” di belakang namanya karena hidupnya dari debu. 31

Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar 10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup di permukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.

Siklus hidup tungau 3. Nyamuk Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera ; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 41 genus yang merangkumi 3,500 spesies. Dalam bahasa Inggris nyamuk dikenali sebagai "Mosquito", dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan perkataan Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di England nyamuk dikenali sebagai (gnats). Dikatakan parasit, sebenarnya nyamuk hanya lah sebagai vektor penularan penyakit malaria 32

Siklus hidup nyamuk ada empat : telur – larva – pupa – dewasa. Masa hidupnya hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Larva nyamuk dikenali sebagai Jentik-jentik biasanya dapat kita jumpai pada genangan yang berisi air. Jentik-jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis (thoracic) terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik-jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik-jentik adalah pemangsa bagi jentik-jentik spesies lain. Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa (protozoan) seperti malaria, penyakit (filarial) seperti filariasis, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak sengaja ke Amerika Syarikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak keseluruh negeri dalam Amerika Serikat. Berat nyamuk hanyalah 2 hingga 2.5 mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,52,5 km/h. 4. Kutu Dalam arti sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukura kecil, yang dalam bahasa inggris mencakup flea (kutu yang melompat, ordo Siphonaptera) dan louse (kutu yang lebih suka merayap). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Yang termasuk golongan kutu parasit adalah kutu kepala pada manusia, kutu busuk dan kutu badan pada hewan yang berbulu. Kutu manusia adalah kutu yang menyerang manusia dengan menghisap darah dan menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Kutu manusia terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah ; kutu rambut (Pediculus humanus capitis), kutu badan (Pediculus humanus humanus), dan kutu pubis (Phthiris pubis). Kutu-kutu tersebut dapat menyerang manusia apabila kita tidak menjaga kebersihan rambut, badan, dan pakaian. Kutu manusia dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, namun kehadirannya bersifat patogen atau tidak menularkan penyakit. Kutu busuk atau kepinding adalah serangga parasit yang ditemukan hidup di karpet atau tempat tidur. Kutu busuk menggigit manusia tanpa ketahuan dan menimbulkan rasa gatal, ruam serta alergi. Kutu busuk sangat sengang tinggal di karpet dan kasur. Jemur dan angin-anginkan karpet dan kasur secara berkala untuk mengindari kehadiran kutu busuk.

33

5. Lalat Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang selalu lekat dengan kesan jorok atau kotor. Hal ini disebabkan karena lalat ini suka hinggap di kotoran dan mereka memperoleh makanan dengan cara memuntahkan air liurnya dan memakannya kembali. Lalat merupakan sub-ordo dari Diptera. Ia mungkin serupa dengan nyamuk, namun sebenarnya mereka berbeda. Sama seperti nyamuk, lalat juga merupakan medium penyebar penyakit yang cukup serius pada manusia. Sebab saat lalat menghinggapi makanan atau sebuah tempat, maka makanan dan tempat tersebut akan terkontaminasi dengan kuman sejumlah kurang lebih 125.000. Dalam ilmu biologi, para ilmuan biasanya mempelajari metamorfosis lalat sebab ia merupakan salah satu contoh

Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasil fertilisasi. Lalat memiliki tingkatan jumlah reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga lainnya. Selain itu laju produksinya juga lebih dibandingkan jenis serangga lain. Hal ini disebabkan kemampuan mereka dalam hal kawin sangat efisien juga efektif terlebih pada musim kawin. Setelah proses fertilisasi, induk lalat akan bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke dalam sumber makanan misalnya buah yang hampir busuk. Kemudian perkembangan selanjutnya adalah perubahan telur menjadi larva. Metamorfosis lalat yang ditandai berubahnya telur manjadi larva dibagi ke dalam dua periode yakni periode embrionik dan periode perkembangan postembrionik. Periode embrionik adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian menghasikan telur yang kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun waktu 24 jam saja.

34

Penetasan larva ini terjadi di dalam tempat sang induk meletakkan telur. Larva lalat ini kadang disebut juga dengan belatung. Pada fase ini, larva muda tersebut tak berhenti makan dan mempersiapkan dirinya masuk ke dalam periode metamorfosis selanjutnya yakni post embrionik. Post embrionik adalah periode setelah telur berubah menjadi larva. Larva ini sendiri dibagi ke dalam tiga bagian yakni larva instar I, larva instar II, dan larva instar III. Pembagian larva ini didasarkan pada proses pergantian kulit pada larva yang memang terjadi sebanyak 3 kali dengan kurun waktu 7 sampai 10 hari per perubahan. Setelah masa instar selesai, metamorfosis lalat akan memasuki fase pupa atau kepompong dan kemudian selanjutnya menjadi imago atau fase seksual yang ditandai pada perkembangan pada bagian sayap hingga akhirnya menjadi lalat dengan tubuh yang sempurna. Sebagai hewan dengan metamorfosis yang sempurna, lalat melalu jalur hidup : telur --> larva (larva instar I, larva instar II, dan larva instar III) --> pupa atau kepompong --> imago atau lalat sempurna. Para ilmuan banyak yang mempelajari metamorfosis lalat dan ia lazim dijadikan sampel atau contoh dalam sub teori "Metamorfosis".

Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuhan, parasit ini meliputi bakteri dan jamur. 1) Bakteri a. Pengertian bakteri 

Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler prokariotik ( inti selnya tidak memiliki membran/selaput inti ) yang mempunyai diding sel seperti tumbuhan namun umumnya tidak berklorofil



Bakteri bersifat kosmopolitan karena merupakan makhluk hidup yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan , tanah, air, udara, dalam tubuh makhluk hidup dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim seperti di dalam magma.

 Cara Perkembangbiakan bakteri Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. 35

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

Transformasi 2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).

Transduksi 3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

36

Konjugasi  Bakteri dan cara penularannya 1. Salmonella Salmonella mencemari air minum dan dapat menyebabkan outbreak, penyakit gastroenteritis dan typhoid. Bakteri salmonella ini merupakan bakteri negatifgram berbentuk batang yang tidak mempunyai spora. Bakteri ini mempunyai kemampuan menfermentasi laktosa, memproduksi asam, tapi tidak dapat memproduksi gas. Gejala yang ditimbulkan yaitu demam enteric. Penularan penyakit salmonellosis dapat terjadi secara mekanik menularkan bakteri dari air, penglahan makanan, kerang-kerangan, dan lalat yang tekontaminasi ke makanan. 2. Shigella Pencemaran air minum dan makanan oleh tinja yang mengandung bakteri shigella dapat menyebabkan endemic dari disentri. Shigella merupakan bakteri nonmotil, gram negative, berbentuk batang dan tidak mempunyai spora. Shigella bersifat seperti bakteri Escherichia colli. Mikroorganisme ini tidak dapat hidup pada perairan alam dan sangat jarang dapat bertahan hidup sampai 10 hari. Pemberantasan penyakit ini tergantung dari higienitas untuk menghindari pencemaran pada makanan dan air. 3. Vibrio Comma Penyakit kolera disebabkan oleh bakteri negative gram berbentuk batang pendek melengkung, bakteri tersebut termasuk genus vibrio yang bersifat motil dan tidak mempunyai spora. Penyakit ini merupakan penyakit dengan

mortalitas tinggi karena dehidratasi dan

pengeluaran elektrolit yang berlebihan.

37

Pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi dengan menggunakan vaksin mati, kekebalan terhadap penyakit ini dapat bertahan selama 6 bulan. 4. Clostridium Clostridium welchii adalah bakteri berbentuk batang, gram negative bersifat anaerob ,waktu inkubasi penyakit ini 8 – 22 jam, gejala utama nyeri pada daerah perut. Clostridium botulinum adalah bakteri positive gram berspora, waktu inkubasi mikroorganisme ini 2 – 24 jam. Penyakit sebab bakteri ini merupakan penyakit enteric pada anak – anak berumur 1 – 9 bulan akibat memakan madu yang terkontaminasi oleh spora clostridium botulinum. Gejala keracunan oleh clostridium botulinum terlihat adanya paralisis dalam beberapa jam setelah terintoksitasi dan terjadi kesulitan menelan, menguyah dalam bernafas. Antibiotic tidak dapat berfungsi untuk pengobatan botilinum karna bukan merupakan infeksi tapi merupakan keracunan. Dalam menghilangkan daya kerja toksin dapat di lakukan pemanasan makanan tersebut dalam 90 0 C selama 10 menit. 3. Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri basil. Bakteri basil yang menginfeksi adalah bakteri basil yang sangat kuat. Akibtanya, akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengobati penyakit ini. Bakteri ini 90% cenderung menginfeksi paru-paru jika dibandingkan dengan organ-organ lainnya pada tubuh manusia. Penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk terus menerus. Penularan TBC adalah penyakit yang menyerang pernapasan. Maka penularannya pun melalui pernapasan. Berdekatan dengan penderita TBC dapat memungkinkan kita untuk tertular. Selain itu, ketika penderita TBC batuk pun, bisa jadi itu merupakan sarana penularan TBC. Selain itu, penggunaan barang pribadi secara bergantian dengan penderita TBC aktif, seperti gelas dan sendok pun dapat menjadi jembatan penularan TBC. 4. Kolera

38

Kolera adalah penyakit infeksi saluran usus yang akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri dapat masuk ke saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar bakteri ini. Pada saluran usus, bakteri ini mengeluarkan racunnya sehingga tubuh mengalami diare disertai muntah yang hebat. Sebagai akibatnya, tubuh akan masuk pada tahap dehidrasi dalam waktu yang sangat cepat. Penularan 

Bakteri ini berkembang biak dan menyebar melalui kotoran manusia. Ketika kotoran berisi bakteri ini mencemari sungai, maka orang-orang yang kontak langsung dengan sungai tersebut dapat tertular. Atau bisa juga melalui ikan yang hidup di sugai tersebut dan ikan itu dikonsumsi oleh manusia.



Makanan dan minuman yang tercemar baketri. 5. DIFTERIA

Difteria adalah penyakit yang jarang terjadi, biasanya menyerang remaja dan orang dewasa. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini mempunyai dua bentuk yaitu yang pertama Tipe Respirasi yang disebabkan oleh strain bakteri yang memproduksi toksin (toksigenetik) yang biasanya mengakibatkan gejala berat sampai meninggal, sedangkan bentuk yang kedua yaitu Tipe Kutan yang disebabkan oleh strain toksigenetik maupun non-toksigenetik umumnya gejalanya ringan dengan peradangan yang tidak khas. Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet saat penderita (karier) batuk, bersin, dan berbicara. Akan tetapi, debu atau muntahan si penderita juga bisa menjadi media penularan. 6. LEPTOSPIROSIS 39

Leptospirosis adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Penyakit ini disebut juga Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Genus Lestospira yang termasuk dalam ordo Spirochaete dari family Trepanometaceae adalah bakteri yang berbentuk seperti benang dengan panjang 6-12 µm. spesies Leptospira interrogans adalah spesies yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri, kontak dengan organ, darah, dan urin hewan terinfeksi, dll. 2) Jamur Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes. Cara penularan jamur ada 2 cara: 1. Cara Langsung Penularan langsung dapat melalui fonit, epitel, dan rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia atau binatang dan dari tanah 2. Cara tidak langsung Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kaya yang dihinggapi jamur, barangbarang atau pakaian , debu, atau air disamping cara penularan tersebut timbulnya kelainankelainan dikulit bergantung pada beberapa faktor, antara lain :     

Faktor virulensi dari dermatofita Faktor trauma Faktor suhu dan kelembaban Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan Faktor umur dan jenis kelamin

Penyakit oleh jamur dan cara penularanya 1. Infeksi Kandidiasis 40

Kandidiasis adalah infeksi jamur umum yang mempengaruhi banyak orang. Ada ratusan ribu mikroorganisme candida yang biasanya hidup di tubuh kita. Mereka dapat ditemukan di mulut, usus, dan organ kewanitaan. Gejala bervariasi sesuai dengan daerah yang berbeda terinfeksi. Kebanyakan infeksi candida ringan tapi resistensi terhadap terapi obat menjadi lebih umum, sehingga membuat beberapa infeksi lebih sulit untuk diobati.

Infeksi Kandidiasis Ragi seperti candida penyebab penyakit ketika jumlah mereka meningkat dan mengganggu keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh. Jenis infeksi oportunistik ini terjadi ketika faktor-faktor tertentu seperti penurunan resistensi kekebalan tubuh, penggunaan berlebih antibiotik atau penyakit lain yang terjadi. Dalam kebanyakan kasus, ketika faktor-faktor tersebut dihilangkan atau diperbaiki, infeksi candida dari area lokal seperti vagina menghilang. Dalam kasus lain, pengobatan dengan obat anti jamur yang diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan berlebih mereka. Namun, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tertekan, infeksi jamur dapat menyebar dan mempengaruhi tubuh secara umum. 2. Meningitis jamur Infeksi jamur ini disebabkan oleh Kriptokokus, yang mengarah ke peradangan pada selaput tipis yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Sebuah kondisi yang mengancam jiwa umum yang mempengaruhi banyak pasien HIV, infeksi biasanya diperoleh melalui inhalasi sel jamur di udara. Organisme ini biasanya berkembang dalam tubuh orang dengan sistem kekebalan tubuh melemah.

41

Meningitis jamur Gejala termasuk mengantuk, sakit kepala, dan kebingungan. Diagnosa dibuat dari cairan tulang belakang dan pemeriksaan darah. Pengobatan antijamur biasanya diberikan secara intravena (melalui darah), yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu. Pasien AIDS yang diberi ART kurang mungkin untuk mengembangkan infeksi oportunistik ini. Namun, jika terjadi pada pasien ini, pengobatan pemeliharaan tahan lama dengan obat-obat oral diberikan untuk mencegah kekambuhan. 3. Infeksi Aspergillus Jamur Aspergillus menyebar di udara dan menyebabkan infeksi serius pada paru-paru dan darah pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita kanker, HIV, atau penerima donor sumsum tulang. Mereka ditemukan dalam sistem penyejuk udara, di tempat tidur, tanaman, ruang bawah tanah, debu, dan hampir di mana-mana. Jamur ini bertindak sebagai alergen potensial, yang dapat memicu asma. Gejala termasuk batuk, mengi dan demam. Infeksi dapat diobati dengan obat antijamur seperti vorikonazol.

Infeksi Aspergillus 42

4. Kaki Atlet Infeksi jamur ini yang umum juga dikenal sebagai tinea pedis, yang menyebabkan kemerahan, gatal, mengelupas, lepuh, terbakar, dan luka di kaki. Jamur menyukai lingkungan yang hangat dan lembab seperti kaus kaki, sepatu, kamar ganti, kolam renang, dan kamar mandi umum. Infeksi umum di musim panas atau di iklim hangat dan lembab. Jamur hidup pada jaringan mati dari kuku kaki, kulit, dan rambut.

Kaki Atlet Pengobatan termasuk penggunaan obat antijamur topikal, yang diterapkan secara langsung pada kulit Anda. Namun, dalam kasus yang parah obat oral mungkin diperlukan. Kaki harus tetap kering dan bersih setiap saat. 5. JockItch (gatal selangkangan) Infeksi kulit ini biasa, juga dikenal sebagai tinea cruris, disebabkan oleh jamur yang disebut tinea. Jamur ini hidup di daerah yang hangat dan lembab seperti alat kelamin, bokong, dan paha bagian dalam. Infeksi sering terjadi di musim panas serta di iklim hangat dan basah. Hal ini menyebabkan merah, ruam gatal dengan bentuk cincin. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dapat menyebabkan penyebaran infeksi. Gejala termasuk gatal, terbakar, kemerahan, mengelupas, mengelupas atau kulit pecah-pecah. Perawatan termasuk penggunaan krim untuk infeksi yang bebas dijual dan resep antijamur ringan untuk infeksi berat. Jauhkan daerah yang terkena dampak tetap bersih dan kering. Hal ini juga penting untuk mengganti pakaian Anda sehari-hari.

43

gatal selangkangan 6. Kurap (ringworm) Meskipun namanya terdengar seperti infeksi yang disebabkan oleh cacing, tinea corporis atau kurap disebabkan oleh jamur. Flat, luka merah, beberapa dengan bagian luar timbul, muncul di mana saja pada kulit. Patch kulit luka menganga mungkin tumpang tindih dan kulit mungkin muncul bersisik. Infeksi jamur dapat menyebar melalui kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi dan tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau perabot. Hangat, iklim lembab sangat mendukung pertumbuhan jamur ini. Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dapat membantu mengkonfirmasikan diagnosis. Pengobatan terdiri dari krim anti jamur topikal seperti Lamisil, Micatin, dan Lotrimin. Infeksi berat dapat diobati dengan obat kuat lisan atau resep. Sumber penularan infeksi parasit : 1. tanah, contoh Ascaris lumbricoides, Trichuris trichuira, necator americanus, ancylostoma duodenale, strongyloides stercoralis. 2. Air, makanan dan minuman, contoh taenia solium, Diphyllobathrium latum, Trichinella spiralis, taenia saginata, fasciola hepatica. 3. Vektor, contoh Plasmodium melalui vector Arthropoda 4. Hewan domestic, contoh anjing sumber infeksi Echinococcus granulosus, Toxocara canis. 5. Host penderita, contoh Enterobius vermicularis dan entamoeba histolytica. 44

6. Autoinfeksi, contoh Enterobius vermicularis. (Mikrobiologi Kesehatan hal: 51-52,Dra.Agnes Sri Harti, M.Si.)

45

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Penularan pada mikroorganisme bisa melalui cara-cara sebagai berikut : a. Air Mikroorganisme ini dapat disebabkan oleh :  Pecemaran oleh manusia, binatang dan yang lainnya.  Adanya faktor penyakit di dalam sumber air b. Makanan Mikroorganisme yang menyebabkan gastroenteritis (peradangan di perut dan usus) akut dipindah sebarkan lewat makanan tercemar yang dimakan. Makanan kita memang hampir selalu dicemari berbagai dicemari berbagai mikroorganisme. c. Udara Bila seseorang batuk, bersin atau meludah, maka terhembuskan percikan titik air besar atau kecil. Titik-titik air ini dapat mengandung organism yang menyebabkan penyakit yang berasal dari udara. d. Tanah Masuknya penyebab penyakit tersebut ke dalam tubuh umumnya melalui luka, pernafasan atau melalui irisan. e. Nosokomial infeksi yang diperoleh selama berada di rumah sakit. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada hakikatnya sama dengan yang ada pada masyarakat, yaitu orang, benda, substansi, aliran udara, air, hewan dan serangga. f. Artropoda Jenis-jenis artropoda tertentu penting artinya dari segi medis tidak hanya karena mampu menyebabkan kerusakan nekrotik, kerusakan parah, dan alergi, tetapi karena beberapa diantaranya dapat berfungsi sebagai inang intermediet bagi parasit, atau sebagai vektor mikroorganisme patogenik.

46

g. Penyakit Kelamin Beberapa infeksi, termasuk sifilis dapat ditularkan ke janin di dalam rahim. Karena bayi sangat rentan dan karena pemindahan patogen terjadi dengan cepat. Pada orang dewasa, kemungkinan terjadinya infeksi oleh fomit (misalnya toilet tercemar) kecil sekali karena bakteri tersebut mudah rusak, dan tidak dapat hidup lama di luar tubuh manusia. h. Penyakit Menular Lainnya Terdiri dari Gastroenteritris, Hepatitis, Karies gigi, Dermatomikosis, dan Tetanus. Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lainnya/inangnya, atau makhluk hidup yang menumpang pada makhluk hidup lain dengan tujuan mendapatkan makanan. Dimana mengakibatkan kerugian bagi organisme lainnya/inangnya. Penggolongan Parasit, Berdasarkan cara hidupnya, parasit terbagi menjadi 2, yaitu : Ektoparasit (ectozoa) dan Endoparasit (entozoa). Berdasarkan sifatnya, parasit terbagi menjadi 5, yaitu : Parasit Fakultatif, Parasit Obligat, Parasit Insidentil, Parasit Eratika, Parasit Spuriosa. Hospes adalah induk semang / sel inang tempat parasit tinggal sementara atau selamanya demi kelangsungan hidunya. Hospes terbagi menjadi 2, yaitu : Definitive Host dan Intermediate Host. Cara penularan cacing salah satunya melalui makanan atau minuman yang tercemar telurtelur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Cara Perkembangbiakan bakteri, Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara 47

seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Cara penularan jamur ada 2 cara yaitu : Cara Langsung, Penularan langsung dapat melalui fonit, epitel, dan rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia atau binatang dan dari tanah. Cara tidak langsung, Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kaya yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian , debu, atau air disamping cara penularan tersebut timbulnya kelainan-kelainan dikulit bergantung pada beberapa faktor, antara lain : Faktor virulensi dari dermatofita, Faktor trauma, Faktor suhu dan kelembaban, Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan, Faktor umur dan jenis kelamin. B. Saran Saran yang dapat penulis berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang “Cara Penularan Mikroorganisme” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang penulis buat ini ialah dengan cara mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat penulis sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Daftar pustaka 48

Adam Syamsunir, “Dasar-Dasar Mikrobiologi Parasitologi Untuk Perawat”,buku kedokteran EGC,1992. J.Pelczar,Jr., Michael dan E.C.S.Chan,”Dasar-Dasar Mikrobiologi”.Universitas Indonesia,2014 Dra. Sri Harti Agnes M.Si, “Mikrobiologi Kesehatan”. CV. Andi Offset , anggota IKAPI, 2015. Departemen

Parasitologi, FKUI, Jakarta, “Parasitologi Kedokteran”, Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI Jakarta, 2008.

49

Related Documents


More Documents from "Desmita Linda"