BAB I DEFINISI A.
Pengertian HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Cara penularan virus HIV/AIDS diantaranya dapat melalui hubungan seks tanpa kondom, penggunaan alat suntik yang telah terinfeksi HIV, ibu hamil yang positif HIV, dan transfusi darah yang terinfeksi HIV. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang. Menurut perkiraan UNAIDS (United Nations Programme on Human Immunodeficiency Virus / Aquired Immuno Deficiency Syndrome) dan World Health Organization (WHO), pada akhir tahun 1999 lebih dari 34,3 juta penduduk dunia hidup dengan membawa virus HIV dan 1,3 juta diantaranya adalah anak umur kurang dari 15 tahun. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi berkembang menjadi AIDS dan secara kumulatif sejak terjadinya pandemi, lebih kurang 18,8 juta orang telah meninggal dunia oleh karena penyakit ini, serta 3,8 juta diantara yang meninggal tersebut adalah anak dibawah usia 15 tahun. Kematian-kematian tersebut belum berakhir, dan masih akan berlanjut. Penyebaran HIV AIDS di Indonesia mengalami penurunan. Setiap 25 menit di Indonesia, satu orang akan terinfeksi HIV. Satu dari lima orang yang terinfeksi berusia
dibawah
25
tahun.
Proyeksi
Kementrian
Kesehatan
Indonesia
memperlihatkan tanpa adanya percepatan program pencegahan HIV, lebih dari 500.000 orang Indonesia akan positif terinfeksi HIV pada tahun 2014. Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja secara
profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Mengacu pada visi dan misi dari Millenium development goal’s, maka perlu disusun suatu rencana kerja, sehingga kegiatan dari bagian ini menjadi lebih sistematis dan terorganisir. Panduan Rujukan ini akan menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan rujukan pasien HIV AIDS mengingat RS Sumber Kasih belum dapat menerapkan pelayanan terhadap pasien dengan diagnose HIV AIDS.
B. Tujuan 1. Menyediakan panduan bagi para pelaksana kesehatan di rumah sakit 2. Menjalankan program pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan rujukan pasien HIV
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA 3.1 Prinsip Penanggulangan HIV
Dalam Penanggulangan HIV dan AIDS harus menerapkan prinsip sebagai berikut: a. memperhatikan nilai-nilai agama, budaya, dan norma kemasyarakatan; b. menghormati harkat dan martabat manusia serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender; c. kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e. kegiatan dilakukan secara sistimatis dan terpadu, mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, pengobatan, perawatan dan dukungan bagi yang terinfeksi HIV (ODHA) serta orang-orang terdampak HIV dan AIDS; f.
kegiatan dilakukan oleh masyarakat dan Pemerintah berdasarkan kemitraan; g. melibatkan peran aktif populasi kunci dan ODHA serta orangorang yang terdampak HIV dan AIDS; dan h. memberikan dukungan kepada ODHA dan orang-orang yang terdampak HIV dan AIDS agar dapat mempertahankan i. kehidupan sosial ekonomi yang layak dan produktif. 3.2 Strategi Penanggulanagan HIV AIDS
Strategi yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS meliputi : a. meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia; b. memprioritaskan komitmen nasional dan internasional;
c.
meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas;
d. meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya preventif dan promotif; e.
meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan;
f.
meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS;
g.
meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS;
h. meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan i.
meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna.
3.3 Pencegahan Penularan HIV /AIDS