Bu Harti.docx

  • Uploaded by: Della Tri Juliana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bu Harti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,965
  • Pages: 10
Nama

: INDRI INDRYATIN

Kelas

: Farmasi non reg 10 B

Nim

: D1A140868

R/

Lasik tab no XII S. 1 dd 1

R/

Aldacton 25 X S.1 dd 1

R/

Ascardia 80 X S.1 dd 1

R/

Vaclo 75 X S . 1 dd 1

R/

Stator 20 X S.1 dd 1

R/

Alprazolam 0,5 mg X S.1 dd 1

Pro : Ny Entin Keluhan pasien :Tekanan darah 170/130 mmhg,Udem Kolestrol total 290 mg/dl Mengalami kesulitan tidur

1. Lasik tablet Komposisi: Furosemide Tablet : edema jantung, ginjal, hati. Edema perifer karena obstruksi mekanis atau Indikasi:

insufisiensi vena dan hipertensi. Ampul : terapi tambahan pada edema pulmonari akut. Digunakan jika ingin terjadi diuresis lebih cepat dan tidak mungkin diberi oral. Tablet : Untuk edema : Dewasa : 20-80 mg, dosis tunggal, dinaikkan secara perlahan sampai600 mg/hari (kecuali pada gagal ginjal berat). Anak : 1-2 mg/kg

Dosis:

berat badan, dosis tunggal. Maksimal : 6 mg/kg berat badan. Untuk hipertensi : awal 80 mg/hari. Ampul : Untuk edema Dewasa : awal 20-40 mg IV/IM dosis tunggal. Anak : 1 mg/kg berat badan IM/IV. Maksimal : 6 mg/kg berat badan.

Pemberian Obat:

Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra

Gangguan fungsi ginjal atau hati, anuria, koma hepatik, hipokalemia, hiponatremia,

Indikasi:

hipovolamia dengan atau tanpa hipotensi.

Perhatian:

Efek Samping:

Hamil, laktasi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan miksi, diabetes, gout. Kehilangan Ca, K, Na, gangguan GI, nefrokalsinosis pada bayi prematur, metabolik alkalosis, diabetes. Jarang : syok anafilaktik, depresi sumsum tulang, reaksi alergi, pankreatitis akut, gangguan pendengaran. Aminoglikosida, peningkatan ototoksisitas, sisplatin, sefaloridin, peningkatan

Interaksi

nefrotoksisitas, penghambat ACE, penurunan TD secara tajam, efek antagonisme

Obat:

dengan imdometasin. Potensiasi efek dengan salisilat, teofilin, litium, relaksan otot. Hipokalemia dapat menimbulkan toksisitas digitalis

2. Aldacton 25 Komposisi: Spironolactone 25 mg Indikasi:

Edema, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindroma nefrotik, diagnosis dan terapi aldosteron primer tes jangka panjang, hipertensi maligna, hirsutisme pada wanita Untuk edema : dosis harian dapat diberikan sebagai dosis tunggal. Untuk gagal jantung kongestif : Awal : 100 mg/hari, ditingkatkan bertahap sampai 200 mg/hari, Pemeliharaan : 25-200 mg/hari. Untuk sirosis hati ratio Na/K urin >1 : 100 mg/hari. Rasio < 1 : 200-400 mg/hari. Pemeliharaan : tergantung kondisi tiap individu. Untuk sidroma nefrotik : 100-200 mg/hari. Untuk Edema idiopatik : 100 mg/hari.

Dosis:

Anak : Awal : 3.3 mg/kg berat badan. Untuk diagnosis dan terapi aldosteron primer tes jangka panjang : 400 mg/hari selama 3-4 minggu. Tes jangka pendek : 400 mg selama 4 hari. Untuk hipertensi : 50-100 mg/hari diberikan dalam dosis harian atau dosis tunggal. Untuk hipertensi maligna : hanya diberikan sebagai terapi tambahan, dosis awal 100 mg/hari, ditingkatkan sampai 400 mg/hari dengan interval 2 mingguan bila perlu. Untuk hirsutisme pada wanita : 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi secara terus menerus atau secara siklik.

Pemberian Obat: Kontra Indikasi: Perhatian: Efek Samping:

Diberikan sesudah makan.

Hamil, insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia. Gangguan fungsi ginjal, laktasi, suplemen K, anestesi. Gejala GI, mengantuk, ginekomastia, ruam, sakit kepala, letargi, gangguan mental, ataksia, impotensi, irreguleritas menstruasi, perdarahan pasca menopause. Jarang : agranulositosis.

Interaksi

Menghambat bersihan digoksin, suplemen K atau obat hemat K lainnya,

Obat:

karbenoksolon. Dapat menghilangkan respon vaskuler noraderenalin.

3. Ascardia 80 Komposisi: Acetylsalicylic acid 80 mg Mengurangi kematian dan atau serangan infark miokard pada penderita dengan Indikasi:

riwayat infark atau TIA yang berulang atau pada pasien dengan riwayat stroke dan risiko iskemia otak sementara dimana terjadi hiperaktifitas dari trombosit atau aktivitasinya merupakan faktor penentu terbentuknya trombo-emboli.

Dosis: Pemberian Obat: Kontra Indikasi: Perhatian: Efek Samping: Interaksi Obat:

80-160 mg/hari. Untuk infark miokard : sampai dengan 300 mg/hari. Untuk TIA : sampai dengan 1000 mg/hari. Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.

Tukak peptik aktif. Gangguan perdarahan, hipersensitivitas. Gangguan fungsi hati, hamil dan laktasi. Iritasi saluran cerna, hipoprotrombinemia dan reaksi hipersensitivitas.

Dengan Warfarin meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna dan intra serebral.

4. Vaclo 75 Komposisi : Clopidogrel 75 mg. Indikasi

: Mengurangi terjadinya aterosklerosis (infrak miokardial, stroke, dan kematian

vaskuler) pada pasien dengan aterosklerosis terdokumentasi oleh stroke yang baru terjadi, infark miokardial, atau penyakit arteri perifer yang telah pasti. Kemasan : Tablet salut selaput 75 mg x 5 x 6's. Dosis

: 75 mg sekali sehari. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak

5. Stator 20 Mg Indikasi Untuk menurunkan kolestrol, pengaturan diet/pola makan atau berolahraga lebih dianjurkan. Bilamana diet dan olahraga tidak menghasilkan respon yang memuaskan, penggunaan obatobatan seperti Stator Tablet (atorvastatin) bisa digunakan. Berikut adalah kegunaan Stator Tablet (atorvastatin) : 

Kegunaan utama obat ini adalah sebagai terapi tambahan untuk menurunkan kadar kolestrol total, c LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien yang mengalami hiperkolestrolemia primer.



Berguna juga untuk mengobati hiperlipidemia kombinasi atau campuran, serta hiperkolestrolemia familial heterozigot dan homozigot.



Seperti obat golongan statin lainnya, obat ini juga digunakan untuk pencegahan penyakitpenyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, pasien dengan riwayat angina atau infark miokardial, stroke, atau serangan iskemik transien.



Obat-obat statin juga digunakan untuk pasien penderita diabetes mellitus tipe 1 dan 2 jika terjadi kontrol glikemia yang buruk, kolestrol HDL rendah, peningkatan trigliserida, hipertensi atau pasien yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Kontra indikasi 

Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap atorvastatin atau obat-obat golongan statin lain.



Jangan menggunakan obat golongan statin jika anda sedang hamil karena diketahui berakibat buruk pada janin.



Pasien yang berencana untuk hamil, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi obat ini. untuk pencegahan sebaiknya gunakan kontrasepsi yang memadai selama menggunakan obat ini.



Belum diketahui apakah obat ini ikut keluar bersama air susu ibu, tetapi mengingat potensi bahayanya yang tinggi, jika anda adalah ibu menyusui, jangan menggunakan atorvastatin karena dikhawatirkan bisa mengganggu metabolisme lipid bayi.



Obat ini juga dikontraindikasikan terhadap pasien yang mempunyai masalah pada organ hati seperti : kolestasis, ensefalopati, hepatitis, dan penyakit kuning.

Efek Samping Stator Tablet Efek samping Stator Tablet (atorvastatin) adalah sebagai berikut : 

Efek samping yang umum diantaranya sakit kepala, gangguan pencernaan seperti sembelit, mual, muntah, diare, nyeri perut, dispepsia, konstipasi, kembung dan diare, gangguan tidur (insomnia) dan penipisan rambut.



Obat ini juga diketahui meningkatkan kadar gula darah yang mempengaruhi penderita diabetes tipe 2. Namun resiko ini relatif kecil.



Meningkatkan resiko cedera otot (myopathy) terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau dikombinasikan dengan obat-obat lain. Bila terjadi miopati dan peningkatan kadar kreatin kinase yang sangat tajam (lebih dari 5 x batas atas nilai normal), atau terjadi gejala gangguan otot yang parah, maka pemakaian obat-obat statin harus dihentikan.



Efek samping yang tingkat kejadiannya jarang dari pemakaian obat ini misalnya kerusakan hati, mempengaruhi daya ingat, dan kebingungan.



Reaksi alergi akibat pemakaian obat ini juga jarang, namun dapat berakibat serius jika terjadi. Oleh karena itu jika tanda-tanda reaksi alergi seperti ruam, gatal, pembengkakan, pusing, atau kesulitan menelan / bernapas segera hubungi pihak medis.

Perhatian Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Stator Tablet (atorvastatin) adalah sebagai berikut : 

Obat bisa digunakan sebelum, sesudah atau bersama makanan pada malam hari.



Sebaiknya pasien menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga, meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan mengkonsumsi diet rendah kolestrol.



Obat golongan statin harus digunakan dengan hati-hati pada peminum alkohol.



Penggunaan Stator Tablet (atorvastatin) harus dilakukan secara hati-hati dan dengan pengawasan dokter untuk pasien yang menderita gangguan hati, ginjal, kelenjar tiroid, dan pasien-pasien yang pernah mengalami keluhan cedera otot.



Fungsi hari harus diperiksa sebelum dan sesudah menggunakan obat ini karena adanya potensi hepatotoksisitas.



Hipotiroidisme harus diatasi sebelum menggunakan obat-obat golongan statin.



Selalu lakukan pemantauan kadar kolestrol secara berkala sebagai bahan evaluasi dosis dari dokter anda.



Stator Tablet (atorvastatin) dapat menyebabkan pusing, sebaiknya jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini.



Laporkan kepada dokter anda jika anda mengalami gejala nyeri otot, rasa kaku, atau rasa lemah otot yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.

Interaksi obat Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung atorvastatin, termasuk Stator Tablet dengan obat-obat lain : 

Obat-obat yang menghambat enzim sitokrom p450 secara kuat seperti, itraconazole, ketoconazole, posaconazole, vorikonazol, erythromycin, clarithromycin, telitromisin sebaiknya dihindari. Jika obat-obat itu sangat dibutuhkan, hentikan pemakaian Stator Tablet (atorvastatin).



Penghambat enzim sitokrom p450 yang lebih lemah seperti fluconazole, siklosporin, verapamil, diltiazem harus dilakukan dengan sangat hati-hati.



Pemberian Stator Tablet (atorvastatin) dengan anti lipid lain seperti gemfibrozil harus dihindari, karena dapat menurunkan tingkat lipid secara drastis.



Pemberian bersamaan Stator Tablet (atorvastatin) dengan colchicine, amiodaron, dronedarone, ranolazine, sakuinavir , ritonavir, atau calcium channel blockers (misalnya verapamil, diltiazem, atau amlodipine) meningkatkan resiko cedera otot (miopati) termasuk rhabdomyolysis.



Stator Tablet (atorvastatin) dapat menurunkan efek antikoagulan.



Vitamin D menurunkan kadar Stator Tablet (atorvastatin) dan konsentrasi metabolit aktifnya, namun keduanya secara sinergis mengurangi kadar LDL dan konsentrasi kolesterol total.



Jus jeruk diketahui mengandung senyawa inhibitor CYP3A4 di dalam usus. Meminum jus jeruk saat menggunakan Stator Tablet (atorvastatin) dapat menyebabkan peningkatan Cmax dan AUC, yang dapat menyebabkan meningkatnya potensi efek samping atau toksisitas.

6. Alprazolam 0,5 mg ndikasi atau Kegunaan Alprazolam obat apa? Sesuai dengan mekanisme kerja obat seperti di atas, maka obat ini digunakan untuk : Pengobatan gangguan kecemasan, termasuk gangguan cemas menyeluruh atau generalized anxiety disorder (GAD), gangguan cemas sosial atau social anxiety disorder (SAD). Pengobatan gangguan panik untuk jangka panjang Mengobati mualmual bahkan muntah akibat efek samping obat kemoterapi Digunakan sebagai terapi kombinasi dalam pengobatan depresi Mengatasi insomnia atau gangguan sulit tidur.

Kontraindikasi : Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, Alprazolam tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi di bawah ini: Diketahui memiliki alergi atau reaksi hipersensitifas terhadap alprazolam, ataupun obat lain dalam golongan benzodiazepin, seperti Librium, Tranxene, Valium, Ativan, atau Serax dan lain-lain. Memiliki penyakit tertentu seperti Glaukoma sudut sempit, myasthenia gravis, gangguan pernafasan, sleep apnea sindrom, gangguan fungsi hati dan ginjal berat, kondisi fobia dan obsesi, dan psikosis kronik. Ibu menyusui dan juga ibu hamil terutama hamil muda trimester pertama. Anak-anak dan balita. Sedang menjalani pengobatan dengan obat antijamur yang mengandung ketoconazole dan/atau itraconazole. : EFEK SAMPING ::

 

Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia, depresi, light-headedness, bingung, halusinasi, pandangan kabur. Jarang terjadi: sakit kepala, insomnia, reaksi paradoksikal, tremor, hipotensi, gangguan gastrointestinal, ruam, perubahan libido, menstruasi tidak teratur, retensi urin, diskrasia darah dan ikterus.

:: INTERAKSI OBAT ::

 

Efek ditingkatkan oleh depresan saraf pusat, alkohol dan barbiturat. Ekskresi dihambat oleh simetidin.

Klasifikasi DRP 1.Ada indikasi tapi tidak ada obat Pasien mederita hypertensi,tapi tekanan darah tinggi nya tidak di berikan terapi obat 2.Ada obat tapi tidak ada indikasi Tidak ada 3.Kurang Dosis Tidak ada 4.Tidak tepat obat Karena terjadi 2 interaksi obat antara lasix tablet dan aldacton tablet serta aldacton tab dengan stator tablet ,sehingga pemilihan obat yang tidak tebat, 5.Interaksi obat dengan obat Terjadi 2 interaksi obat a. Furosemid( Lasik ) + spironolacton(Aldactone) 

Spironolakton dan furosemid seringkali dijumpai dikombinasikan untuk pasien tertentu, sebagai apoteker tentunya potensi efek samping akibat interaksi obatnya harus diwaspadai. Salah satu interaksi yang paling menonjol akibat kombinasi spironolakton dan furosemid adalah ketidakseimbangan kadar elektrolit, terutama kalium. Spironolakton memiliki efek menaikkan kadar kalium namun furosemid berpotensi menurunkan kadar kalium, juga elektrolit lainnya. Hal yang wajib dilakukan selama pasien menjalani kombinasi terapi ini adalah dengan memonitor kadar elektrolit, terutama kalium. Selama pasien masih memerlukan kombinasi tersebut maka apoteker tidak perlu menyarankan terapi apapun, cukup memonitor efektivitas dan potensi efek samping obat

a. Spironolactone (Aldactone ) + Atorvastatin (Stator ) Spironolacton akan meningkatkan efek atorvastatin dari p-glycoprotein (MDR 1) 6.Ketidak patuhan pengobatan

Saran a Obat lasik sebiknya di minum di pagi hari b. Sebaiknya penggunaan obat diuretik nya di gunakan salah satunya saja antara lasik dan aldacton.tapi Selama pasien masih memerlukan kombinasi tersebut maka apoteker tidak perlu menyarankan terapi apapun, cukup memonitor efektivitas dan potensi efek samping obat c. Saran nya lebih baik penggunaan obat dieuretik nya menggunakan lasix tablet karena tidak ada interaksi obat dengan obat yang lain nya d. Obat stator 20 mg diminum pada malam sebelum tidur e. Pasien sebaiknya menjaga pola makan,dan hidup sehat f. Pasien sebaikya olahraga yang teratur

Related Documents

Bu Nyimas.docx
June 2020 17
Bu Tuti.docx
April 2020 25
Bu-3b
November 2019 16
Bu Hj.docx
May 2020 16
Essay Bu
August 2019 38
Bu Sofi.docx
June 2020 13

More Documents from "Holik Sanjaya"