LIDAH BUAYA SEBAGAI ANTISEPTIK
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen Pembina : Dra.Budi Astutik, M.Si.
Kelompok 2 1. Melda Risma 2. Dela Farinta Sia
: 182500006 182500026
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA FAKULTAS MIPA PRODI BIOLOGI TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang lidah buaya sebagai antiseptik. Adapun karya tulis ilmiah biologi tentang lidah buaya sebagai antiseptik ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki karya tulis ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari karya tulis ilmiah biologi tentang lidah buaya sebagai antiseptik ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Surabaya, 3 Desember 2018
Penyusun i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………….……..i Daftar Isi ………………………………………………………………….…..ii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….…..1 1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang Masalah ………………………………………………....1 Tujuan Penelitian ………………………………………………………....1 Rumusan Masalah ……………………………………………………......1 Rumusan Hipotesis ………………………………………………….........1
BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………….…..2 2.1 Pengertian Lidah Buaya ( Aloe Vera ) ………………………………......2 2.2 Kandungan yang dimiliki Aloe Vera …………………………………...3 2.3 Manfaat Aloe Vera sebagai Antiseptik ………………………………….4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….…7 3.1 Variabel Penelitian ……………………………………………………......7 3.2 Alat dan Bahan …………………………………………………………....7 3.3 Langkah Kerja ………………………………………………………….....7 BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………..…..8 4.1 Data …………………………………………………………………….....8 4.2 Analisis dan Pembahasan ………………………………………………....8 BAB V KESIMPULAN DA SARAN ……………………………………….9 5.1 Kesimpulan …………………………………………………………...…..9 5.2 Saran ………………………………………………………………...…....9 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..….....10
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Lidah Buaya atau Aloe Vera yang berasal dari bahasa latin Aloe barbadensis Milleer adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan tentang “lidah buaya sebagai atiseptik”.
1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini yaitu salah satunya untuk mengetahui salah satu manfaat lidah buaya, yaitu sebagai antiseptik.
1.3 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah lidah buaya dapat berfungsi sebagai antiseptik? 2. Apa bagian yang terdapat pada lidah buaya yang dapat digunakan sebagai antiseptik? 3. Zat apa yang terdapat pada bagian lidah buaya tersebut?
1.4 RUMUSAN HIPOTESIS -
Gel lidah buaya berpengaruh terhadap pengawetan buah
-
Buah yang diolesi gel lidah buaya tidak mudah busuk
-
Gel lidah buaya tidak berpengaruh terhadap pengawetan buah
-
Buah yang diolesi gel lidah buaya mudah busuk 1
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 LIDAH BUAYA (ALOE VERA) Lidah Buaya atau Aloe vera merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan Lidah Buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Tidak hanya itu, seorang dokter dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar, lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, dan penderita HIV/AIDS. Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.
2.2 KANDUNGAN YANG DIMILIKI TANAMAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) Lidah buaya kaya akan manfaat dan khasiat bagi kesehatan maupun obat. Tanaman ini mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan maupun sebagai obat seperti Mannans Asetat, Polymannans, Antrakuinon dan berbagai Lektinmembuat. Maka jangan heran jika saat ini lidah buaya banyak di budidayakan sebagai tamanam obat serta sebagai bahan kosmetik kecantikan.
2
Bukan itu saja, tanaman tropis yang satu ini juga memiliki kandungan 72 jenis zat bermanfaat dan 200 senyawa penting lain. Diantara zat yang dikandung adalah sebagai berikut:§ Mengandung Enzim yang bisa mencegah peradangan. § Mengandung Enzim yang dapat membantu pencernaan. § Mengandung hampir semua jenis vitamin kecuali vitamin D. § Mengandung 20 jenis dari 22 jenis Asam Amino. § Mengandung Saponin, yaitu berupa zat anti microba.
§ Kaya akan mineral yang dibutuhkan oleh enzim
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Menurut seorang pengamat makanan kesehatan, Dr. Freddy Wilmana, MFPM, Sp.FK, dari sekitar 200 jenis tanaman lidah buaya yang baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis miller. Lidah buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Di antara 72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Selain itu Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, dan mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim.
3
2.3 MANFAAT YANG DIMILIKI TANAMAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) 1. Sebagai Detoksifikasi: Ternyata lidah buaya bisa bermanfaat untuk menetralisir racun yang masuk kedalam tubuh. Caranya pun cukup mudah, yaitu dengan cara membuat jus Lidah buaya. 2. Mengatasi Stress: Karena kaya akan vitamin dan mineral, lidah buaya yang di olah sebagi jus juga bisa membantu tubuh mengatasi stress. 3. Meningkatkan Imunitas atau Kekebalan tubuh: Selain kaya akan vitamin juga kaya akan anti oksidan yang tentunya mampu meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. 4. Menurunkan kadar gula penderita Diabetes: Tanaman ini juga berfungsi sebagai penurun kadar gula bagi penderita diabetes. Caranya cupu mudah, dengan mengkonsumsi 1/2 sendok jus lidah buaya diminum secara rutin selama 14 hari ternyata terbukti mampu menurunkan kadar gula sebanyak 45% bagi mereka yang menderita Diabetes. 5. Mengobati ganguan pencernaan: Bagi yang mengalai gangguan pencernaan seperti iritasi pada usus, tukak lamubung, dan perut terasa panas bisa mengobatinya dengan lidah buaya. Selain itu juga bisa menenangkan Esofagus serta mengatasi Refluks asam. 6. Mengobati luka bakar: Pada daun lidah buaya ketika di belah terdapat getah yang menyerupai Gel. Getah atau Gel tersebut ternyata sudah dikenal lama dan telah dugunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati luka bakar. 7. Mengatasi luka lebam dan luka dalam: Selain luka bakar, tanaman Aloe Vera ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka lebam akibat benturan dan juga luka dalam. 8. Perawatan kulit: Seperti diketahui saat ini banyak produk kecantikan yang memanfaatkan tanaman ini. Ternyata memang sangat baik dalam menjaga kelembaban kulit, bisa untuk menghilangkan jerawat, menghilangkan bekas luka, detoksifikasi racun pada kulit, mengurangi peradangan dan iritasi kulit, serta mampu meperbaiki dan meremajakan kulit. 9. Mengatasi ketombe, rambut rontok, dan kebotakan: Sudah bukan rahasia lagi, sejak dulu kala lidah buaya telah dikenal sebagai obat untuk mengatasi ketombe serta gatal pada kulit rambut. Selain itu juga bisa mencegah rambut rontok dan kebotakan. 4
Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengoleskan lidah buaya pada rambut dan kulit kepala sambil di pijat-pijat. Selanjutnya diamkan kurang lebih selama 40 – 60 menit barulah dibilas dan dikramas hingga bersih. 10.Menjaga kesehatan mulut: Manfaat lainya yaitu untuk menjaga kesehatan mulut. Baik pula bagi yang mengalami gusi yang tidak sehat dan semakin memburuk. 11.Sebagai Detoksifikasi: Ternyata lidah buaya bisa bermanfaat untuk menetralisir racun yang masuk kedalam tubuh. Caranya pun cukup mudah, yaitu dengan cara membuat jus Lidah buaya. 12.Mengatasi Stress: Karena kaya akan vitamin dan mineral, lidah buaya yang di olah sebagi jus juga bisa membantu tubuh mengatasi stress. 13.Meningkatkan Imunitas atau Kekebalan tubuh: Selain kaya akan vitamin juga kaya akan anti oksidan yang tentunya mampu meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. 14.Menurunkan kadar gula penderita Diabetes: Tanaman ini juga berfungsi sebagai penurun kadar gula bagi penderita diabetes. Caranya cupu mudah, dengan mengkonsumsi 1/2 sendok jus lidah buaya diminum secara rutin selama 14 hari ternyata terbukti mampu menurunkan kadar gula sebanyak 45% bagi mereka yang menderita Diabetes. 15.Mengobati ganguan pencernaan: Bagi yang mengalai gangguan pencernaan seperti iritasi pada usus, tukak lamubung, dan perut terasa panas bisa mengobatinya dengan lidah buaya. Selain itu juga bisa menenangkan Esofagus serta mengatasi Refluks asam. 16.Mengobati luka bakar: Pada daun lidah buaya ketika di belah terdapat getah yang menyerupai Gel. Getah atau Gel tersebut ternyata sudah dikenal lama dan telah dugunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati luka bakar. 17.Mengatasi luka lebam dan luka dalam: Selain luka bakar, tanaman Aloe Vera ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka lebam akibat benturan dan juga luka dalam. 18.Perawatan kulit: Seperti diketahui saat ini banyak produk kecantikan yang memanfaatkan tanaman ini. Ternyata memang sangat baik dalam menjaga kelembaban kulit, bisa untuk menghilangkan jerawat, menghilangkan bekas luka, detoksifikasi racun pada kulit, mengurangi peradangan dan iritasi kulit, serta mampu meperbaiki dan meremajakan kulit. 5
19.Mengatasi ketombe, rambut rontok, dan kebotakan: Sudah bukan rahasia lagi, sejak dulu kala lidah buaya telah dikenal sebagai obat untuk mengatasi ketombe serta gatal pada kulit rambut. Selain itu juga bisa mencegah rambut rontok dan kebotakan. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengoleskan lidah buaya pada rambut dan kulit kepala sambil di pijat-pijat. Selanjutnya diamkan kurang lebih selama 40 – 60 menit barulah dibilas dan dikramas hingga bersih. 20.Menjaga kesehatan mulut: Manfaat lainya yaitu untuk menjaga kesehatan mulut. Baik pula bagi yang mengalami gusi yang tidak sehat dan semakin memburuk.
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 VARIABEL PENELITIAN - Variabel Bebas : Pemberian Gel Lidah Buaya terhadap buah - Variabel Respon : Tingkat keawetan pada buah - Variabel Kontrol : Tempat penyimpanan buah - Variabel Pengganggu : Kecepatan pembusukan pada buah
3.2 ALAT DAN BAHAN Pisang Pisau Kertas Lidah buaya
3.3 LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan di atas 2. Kupas dan potong pisang menjadi beberapa bagian tipis-tipis 3. Ambil 2 bagian pisang saja dari potongan-potongan tersebut 4. Letakkan kedua potongan pisang tersebut pada kertas 5. Kupas lidah buaya dan ambil gelnya 6. Oleskan gel lidah buaya tersebut pada salah satu irisan pisang 7. Diamkan sampai 12 jam 8. Setelah 12 jam lihat dan amati perbedaannya 7
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data
No.
Jenis Pisang
Keterangan
Kondisi Sebelum
Kondisi Sesudah
1.
Pisang A
Diolesi lidah buaya
Baik
Agak busuk
2.
Pisang B
Tidak diolesi lidah buaya
Baik
Busuk
4.2 Analisis & Pembahasan Buah apa saja yang dibiarkan di ruang terbuka dalam jangka waktu yang lama sudah pasti akan mudah membusuk. Membusuk itu disebabkan karena adanya bakteri yang menguraikan buah tersebut. Pisang A yang diolesi gel lidah buaya yang sebelumnya dalam kondisi baik dibiarkan pada ruang terbuka tidak menjadi busuk, hanya saja agak busuk. Berbeda dengan pisang B yang dibiarkan di ruang terbuka tanpa diolesi gel lidah buaya akan cepat membusuk. Jadi, gel lidah buaya dapat memperlambat pembusukan pada buah. Ini membuktikan bahwa gel lidah buaya dapat berfungsi sebagai antiseptik.
8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan : · Tanaman Lidah Buaya atau Aloe Vera memiliki kandungan yaitu suatu senyawa organik aloe emodin,72 zat yang dibutuhkan tubuh, 18 macam asam amino diantaranya karbohidrat, lemak, dan air serta zat golongan dan mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, dan mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim. · Tanaman Lidah Buaya atau Aloe Vera memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga bermanfaat bagi penyakit misalnya mampu membunuh kuman seperti antiseptik
5.2 Saran Dari hasil penelitian diatas kita dapat mengetahui kandungan serta manfaat yang dimiliki tanaman lidah buaya, salah satunya sebagai antiseptik. Dengan mengetahui manfaat tanaman lidah buaya tersebut kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Akan tetapi dalam pemanfaatannya jangan terlalu berlebihan dikarenakan sampai sekarang belum ditemukan efek sampingnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buaya ( Diakses pada Kamis, 29 November 2018, pukul 22:00 WIB) http://www.squidoo.com/manfaat-lidah-buaya ( Diakses pada Sabtu,1 Desember 2018, pukul 19:00 WIB) http://up2date-informasi.blogspot.com/2017/02/manfaat-tanaman-lidah-buayaaloe-vera.html ( Diakses pada Sabtu,1 Desember 2018, pukul 19:30 WIB) http://www.likethisya.com/manfaat-dan-khasiat-lidah-buaya.html ( Diakses pada Sabtu,1 Desember 2018, pukul 20:00 WIB)
abu, 11 Januari 2012 EKOSISTEM PADANG LAMUN
Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi di perairan yang salinitasnya tinggi, hidup terbenam di
dalam air dan memiliki rhizoma, daun, serta akar sejati. Padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem) yaitu sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik.
Ciri – ciri ekologis
Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik. Mampu melakukan proses metabolisme termasuk daur generatif secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air. Mampu hidup di media air asin Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1) Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Famili Hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut. Tanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. L amun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.
a. Akar Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil. spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. b. Rhizoma dan Batang Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif dan reproduksi. secara vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun. c. Daun Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis.
Contoh spesies lamun : 1. Cymodocea rotundata Terdapat di daerah intertidal dan merupakan makanan duyung. 2. C. serrulata Umum dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove, dan merupakan makanan duyung. 3. Enhalus acoroides
Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk padang lamun spesies tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun. 4. Halodule pinifolia Pertumbuhannya cepat, merupakan spesies pionir, umum dijumpai di substrat berlumpur. 5. H. uninervis Membentuk padang lamun spesies tunggal padarataan karang yang rusak. 6. Halophila decipiens Dikenal sebagai makanan duyung. 7. H. Ovalis Dapat merupakan spesies yang dominan di daerah intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m. 8. H.spinulosa Merupakan makanan duyung. 9. Thalassia hemprichii Umum dijumpai di daerah subtidal yang dangkal dan berlumpur. 10. Thalassodendron ciliatum Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Sering dijumpai pada substrat berpasir. Sering mendominasi di zona subtidal dan berasosiasi dengan terumbu karang sampai kedalaman 30 m, di lereng terumbu karang.
Karakteristik Ekologi
1.
1. Suhu
Perubahan suhu mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup. Pada kisaran suhu 25 - 30°C fotosintesis bersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Respirasi lamun meningkat dengan
meningkatnya suhu, kisaran 5 -35°C. produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, pada kisaran suhu 10 -35 °C 2. Salinitas Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur. Lamun yang tua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar, namun dengan waktu toleransi yang singkat. Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan dari salinitas 24-35 permill . Salinitas berpengaruh terhadap produktivitas, kerapatan, dan lebar daun. 3. Kekeruhan Kekeruhan mempengaruhi kehidupan lamun karena dapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan untuk berfotosintesis. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel tersuspensi. Pada perairan pantai yang keruh, maka cahaya merupakan faktor pembatas. 4. Kedalaman Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Lamun tumbuh di zona intertidal hingga mencapai kedalaman 30 m. kedalaman perairan juga berpengaruh terhadap kerapatan dan pertumbuhan lamun. 5. Nutrien Ketersediaan nutrien menjadi fektor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun. Penyerapan nutrien dilakukan oleh daun dan akar. Penyerapan nutrien dominan dilakukan oleh akar lamun. 6. Substrat Lamun hidup di substrat lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang. Tipe substrat juga mempengaruhi standing crop lamun. Selain itu rasio biomassa di atas dan dibawah substrat sangat bervariasi antar jenis substrat.
Biota Padang Lamun
Padang lamun merupakan tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan, bertelur, dan membesarkan anaknya. Ikan baronang, misalnya, adalah salah satu jenis ikan yang hidup di padang lamun. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.), Echynodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linkia sp.), cacing Polikaeta, Duyung (Dugong dugon) , dan penyu.
Funsi Padang Lamun
a. Sebagai habitat biota Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut. Gangguan dan Ancaman Terhadap Lamun
1. Gangguan alam Fenomena alam seperti tsunami, letusan gunung api, siklon, angin topan, gelombang pasang, interaksi populasi dan komunitas (pemangsa dan persaingan), pergerakan sedimen, kemungkinan hama dan penyakit.
2. Gangguan dari aktivitas manusia § Kerusakan fisik yang menyebabkan degradasi lingkungan, seperti penebangan mangrove, perusakan terumbu karang dan atau rusaknya habitat padang lamun;
§ Pencemaran laut, baik pencemaran asal darat, maupun dari kegiatan di laut; § Penggunaan alat tangkap ikan yang tak ramah lingkungan; § Tangkap lebih, yakni eksploitasi sumberdaya secara berlebihan hingga meliwati kemampuan daya pulihnya. salman di 07.08
10