KASUS P-DRUG PREEKLAMSIA Oleh : Dina Dinda Restiwi - 21504101066 Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Aris Widodo, MS, SpFK, PhD
KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU FARMASI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. ISLAM MALANG 2017
ILUSTRASI KASUS • Ibu hamil usia kandungan 6 bulan (kehamilan ketiga)
menderita hipertensi. Tekanan darah 150/95 mmHG, pemeriksaan jantung normal, paru-paru normal. Terdapat oedem pada kaki, albumin (+).
Identifikasi Problem • Usia
kandungan 6 bulan atau (kehamilan ketiga) • Hipertensi • Tekanan darah 150/95 mmHG • Oedem pada kaki • Albumin (+)
24
minggu
Tujuan pengobatan • Mencegah komplikasi kardial dan serebrovaskular maternal
dengan mempertahankan aliran darah uteroplasenta dan meminimalisir efek toksik dari pengobatan hipertensi ibu terhadap fetus. • Mencegah komplikasi hipertensi kehamilan seperti kejang (eklamsia), perdarahan serebral, HELLP syndrome, dan disfungsi ginjal. • Mengurangi komplikasi neonatal yang berhubungan dengan prematuritas. • Melahirkan janin hidup dengan trauma sekecil-kecilnya.
P-Treatment FARMAKOLOGI • α-adrenergik agonis : metildopa, clonidine • β-bloker • Ca Channel Blocker • Diuretik • ACE inhibitor • Suplemen kalsium • Asam folat
: : : :
labetalol nifedipine furosemid captopril
P-Treatment NON FARMAKOLOGI
• Bed rest, mengurangi aktivitas fisik yang berlebihan dapat menurunkan resiko • • •
•
•
preeklamsia dan komplikasinya. Mengkonsumsi antikoksidan seperti makan makanan yang mengandung vitamin C atau E untuk mengurangi stres oksidatif yang ditimbulkan oleh preeklamsia. Mengkonsumsi kalsium 1,5-2 gram/hari pada wanita hamil dapat menurunkan resiko preekampsia secara signifikan. Makanan dan nutrisi seperti biasa tidak perlu diet khusus, padukan pola makan cukup protein dan berkadar lemak rendah. Pada wanita hamil dengan obesitas tidak perlu membatasi kalori dan protein karena tidak menurunkan resiko preeklampsia. Untuk diet garam, tidak terlalu direkomendasikan karena data evidence yang masih kurang. Melakukan exercise ringan selama 30 menit pada wanita hamil dapat mencegah preeklamsia dengan meningkatkan fungsi vaskular. Selain itu, exercise pada wanita tidak hamil juga diketahui dapat menurunkan resiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Peran keluarga sangat penting, seperti dukungan semangat, pengawasan terhadap kondisi ibu seperti memantau tanda dan gejala preklamsia, agar bisa segera diberi penatalaksanaan demi kesejahteraan ibu dan janinnya.
P-Treatment MONITORING • Pantau gejala maternal dan pergerakan janin (tiap •
• • • •
hari oleh ibu) Ukur tekanan darah serial setiap 2 kali seminggu Ukur kadar trombosit dan enzim hepar setiap minggu Bila tekanan darah tetap ≤ 160/110 mmHg, terapi medikasi belum dibutuhkan USG untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan janin Bila tidak ada tanda dan gejala preekalmsia berat hingga usia kehamilan 37 minggu, tetap monitoring hingga proses kelahiran
α-adrenergik agonis - Metildopa
α-adrenergik agonis - Clonidine
β-bloker - Labetalol
Ca Channel Bloker - Nifedipine
Diuretic - Furosemid
ACE inhibitor - Captopril
Suplemen Kalsium
Asam Folat
Alasan Pemilihan Terapi • Berdasarkan
American College of Obstetricians and Gynecologists
tahun 2013, tatalaksana hipertensi pada kehamilan dilakukan dengan terapi farmakologi bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan darah diastoliknya melebihi 110 mmHg. • Pasien ini mengalami preeklamsia ringan tanpa gejala berat dari preklamsia, maka tidak perlu diberikan terapi farmakologi, namun perlu dilakukan tindakan monitoring. • Pasien ini sedang hamil 6 bulan (24 minggu) maka dari itu perlu memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai preklampsia, monitoring gejala maternal dan pergerakan janin (tiap hari oleh ibu) serta tanda dan gejala preeklamsia seperti : bengkak pada wajah/tangan, sakit kepala, pandangan mata kabur, dan nyeri perut. Pengukuran tekanan darah serial setiap 2 kali seminggu, mengukur kadar trombosit dan enzim hepar setiap minggu, dan USG untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan serta melihat adanya kelainan janin.
Alasan Pemilihan Terapi • Terapi suportif seperti pemberian kalsium yang pada
penelitian dapat menurunkan resiko preeklamsia secara signifikan. Pemberian kalsium sebesar 1,5-2 g per hari pada wanita hamil dapat diberikan untuk mencegah preeklamsia. • Vitamin seperti asam folat juga dapat terus diberikan untuk mencegah anemia, dan mencegah hipoksia janin yang merupakan faktor penyebab eklamsia. • Antioksidan juga menurut sebagian ahli dapat mencegah radikal bebas yang disebabkan oleh preklamsia, namun penurunannya tidak terlalu signifikan.
Penulisan Resep
TERIMA KASIH