Organization Structure Struktur organisasi yang digunakan BMW sangat mendekati dengan struktur divisi, dimana struktur divisi paling sesuai pada lingkungan yang tidak stabil dan tidak dapat diduga, (seperti kita ketahui pangsa pasar BMW adalah kalangan atas dimana kebutuhan pangsa kelas menengah itu selalu lebih spesifik), serta sulit mengantisipasi kebutuhan sumber daya dan persyaratan kordinasi agar berbagai pekerjaan bersifat tidak tetap disetiap waktu. Jenis struktur ini juga membantu mendukung organisasi-organisasi yang bersaing menurut diferensiasi atau inovasi karena tanggapan yang fleksibel merupakan inti untuk strategi ini bekerja. Struktur divisi ini membuat iklim persaingan antar divisi sangat tinggi, dimana setiap divisi diberikan tanggung jawab yang besar untuk menciptakan metode metode baru sehingga hasilnya akan menghasilkan metode metode terbaik yang dihasilkan oleh tim – tim BMW. Dalam setiap pengambilan keputusan permasalahan yang dihadapi oleh BMW dalam pengambilan keputusannya setiap divisi diberi tanggung jawabnya sendiri – sendiri untuk mengambil keputusan, hal ini memberikan kesan bahwa tidak adanya keselarasan dalam tim. Dampak dari pengambilan keputusan ini mengakibatkan masalah cepat selesai karena keputusan dapat diambil secara cepat. Cultural Orientation of The Company BMW merupakan sebuah perusahaan keluarga dimana dari sisi budaya organisasi, semangat keluarga menentukan nilai, norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan. Sementara nilai anggota keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi karyawan dan membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen. Dalam perusahaan keluarga yang berjalan secara berkesinambungan, karyawan memiliki perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya akan menciptakan atmosfir lebih peduli. Juga karena relatif tidak birokratif, akses kepada manajemen senior lebih mudah dan pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih efektif. Budaya perusahaan sebuah perusahaan keluarga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga sang pemilik. Sehingga latarbelakang budaya sang pemilik akan sangat menentukan. Tak pelak latar belakang etnik juga sering memberi nafas kepada budaya perusahaan yang diperantarai oleh nilai yang diyakini oleh sang pemilik. Kekuatan BMW hingga menjadi produsen mobil yang paling dikagumi berasal dari keselarasan dengan pekerja yang berakar pada perjanjian di masa lampau. Kebijakan BMW yang menempatkan karyawan di atas kepentingan lain merupakan bukti bahwa sejak dulu perusahaan ini sangat menghargai kontribusi karyawan. Dunia BMW sekarang ini adalah buah perjuangan sejak 1959. Saat itu perusahaan tersebut hampir bangkrut dan hanya selangkah dari diambil alih Mercedes. Trauma dari zaman tersebut menjadi momen sangat penting dalam kisah BMW. Dan kisah itu diceritakan secara berulang di setiap masa orientasi pegawai baru pabrik, sehingga karyawan akan melihat visi jangka panjang dari BMW yang membangkitkan budaya perusahaan akan value perusahaan.
Entry Strategy in Different Market Strategi utama perusahaan BMW adalah focus kepada area untuk kesuksesan dimasa depan. Berikut beberapa straegi dari BMW :
Strategi Diferensiasi : Perusahaan melakukan diferensiasi dengan tujuan terutama untuk memperoleh keunikan dibandingkan dengan para pesaingnya dan dinilai penting oleh pembelinya. Diferensiasi memungkinkan perusahaan dapat menawarkan produknya dengan harga premium karena nilai tambah yang diminati pembeli. Diferensiasi tumbuh dari rantai nilai perusahaan karena setiap rantai aktivitas perusahaan merupakan sumber potensial bagi keunikan yang dapat ditawarkan dan menarik para pembeli. Kualitas bahan baku atau proses teknologi dapat menjadi sumber diferensiasi yang membedakan secara signifikan dengan produk kompetitor. BMW mendiferensiasikan produknya sebagai produk yang mampu memberikan prestise kepada penggunanya, merupakan produk yang berkualitas tinggi dengan teknik pembuatan yang superior. Para perusahaan berbasis diferensiasi bekerja keras untuk bisa menciptakan loyalitas merek kepada konsumennya yaitu suatu keadaan dimana konsumen secara konsisten mencari, membeli dan menggunakan produk tersebut. Karena dalam strategi ini loyalitas terhadap merek merupakan senjata ampuh bagi perusahaan berbasis diferensiasi
Strategi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia : Kerja keras, kepedulian karyawan, dan iklim berbagi pengetahuan itulah yang membangkitkan perusahaan ini dari keterpurukan. Pada 1972, jauh sebelum perusahaan Eropa lain rela membayar lebih kinerja karyawan, perusahaan Jerman ini telah memberi sebagian keuntungan kepada para karyawan. BMW membuat rencana, bilamana perusahaan memenuhi target-target finansial, maka akan membagi tunjangan khusus sebanyak 1,5 bulan gaji di akhir tahun. Sebagai balasan, para pekerja menjadi lebih komit. Di masa itu, istilah aset intelektual mungkin belum terdengar. Akan tetapi, kebijakan BMW yang menempatkan karyawan di atas kepentingan lain merupakan bukti bahwa sejak dulu perusahaan ini sangat menghargai kontribusi karyawan. Dari hasil studi yang dilakukan Teleos, terdapat 8 dimesi yang perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan knowledge enterprise, yang meliputi: kepemimpinan, budaya perusahaan, iklim berbagi dan berkolaborasi, manajemen intelektual kapital, manajemen pengetahuan kustomer, pembelajaran organisasi, inovasi, dan upaya mengubah pengetahuan menjadi nilai bagi perusahaan. Kedelapan dimensi tersebut lah yang digunakan sebagai kerangka dalam Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE).
Strategi Pemasaran : Kembali ke konsep yang awal Konsep pemasaran yakni melihat apa dan bagaimana keinginan serta kebutuhan para costumernya yang ternasuk dikalangan menengah atas, peran para strategy directorserta marketing manager dalam mengambil keputusan saat memproduksi dan memasarkan produk mereka ke pasar sangatlah besar pengaruhnya di sini. Mereka memainkan peran yang penting dan sentral untuk kondisi ini. Selain itu ada pula yang lain, yaitu: 1. Promosi melalui peluncuran perdana produk baru dengan kemasan artistik, ekslusif, dan professional serta memfokuskan pada isu isu strategis seperti teknologi (hemat dalam konsumsi bahan bakar, mudah perawatan, ramah lingkungan, serta dilengkapi oleh perangkat keselamatan aktif dan pasif berikut perangkat keamanan) dan kualias produk.
2. Sponsori acara – acara berlabel mewah seperti turnamen golf dengan hadiah model produk terbaru BMW 3. Kerjasama dengan media cetak dan elektronika yang membawa nama serta industri otomotif 4. Mengadakan program acara Test Drive 5. Melakukan komparasi secara adil dengan melibatkan insan – insan otomotif untuk melakukan komparasi produk dengan kompetitor mereka. Salah satu dimensi dalam analisis lingkungan adalah trend perubahan teknologi atau penerapan teknologi yang berkembang di pasar atau industri yang selanjutnya akan mempengaruhi strategi. Perubahan teknologi akan menghadirkan peluang dan sebaliknya adanya alternatif teknologi baru juga akan menghadirkan ancaman. Dengan semakin majunya teknologi dewasa ini, BMW tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan membuat inovasi serta perubahan yang lebih baik dari hari kehari demi tercapainya tujuan mereka yakni menjadi merk mobil nomer satu di dunia. Dengan stategi tersebut BMW berhasil meningkatkan penjualannya pada tahun 2015 naik sebesar 20% pada kuartal ketiga dibandingkan tahun sebelumnya dengan total penjualan 7,114 milyar Euro (terlampir).
Strategi Bertahan : Faktor utama yang paling berkontribusi terhadap ketahanan BMW adalah model bisnis, inisiatif kreatif dan pendekatan kepemimpinan berkelanjutan. Ketiga faktor tersebut didorong oleh strategi jangka panjang perusahaan, menciptakan kinerja yang dinamis dan efisiensi. Model bisnis BMW mewujudkan fleksibilitas bagi pelanggan, karyawan dan perusahaan. Pada dasarnya, BMW hanya membuat mobil yang sudah dipesan oleh pelanggan.prinsip ini memungkinkan perusahaan untuk skala produksi dan waktu bekerja atas dan ke bawah, tergantung pada permintaan. Sebagai bagian dari model bisnis, BMW telah menguasai tingkat tinggi kustomisasi massal sehingga pelanggan dapat menentukan apa yang mereka inginkan dalam mobil mereka secara detail. Model bisnis ini memungkinkan sekitar 300 pekerjaan-waktu pola yang memungkinkan penyebaran optimal pekerja terampil BMW. Berbeda dengan model tiga-pergeseran konvensional, pola kerja karyawan tersebut menawarkan fleksibilitas individu yang cukup sehingga mereka bisa memberi jam tambahan dalam periode sibuk dan mengurangi pada saat ketika pekerjaan melambat. Dengan prinsip “Strategy Number One” dan “Sustainability & Profitability (Keberlanjutan dan Keuntungan)” membuat perusahaan BMW terus berkembang dari masa ke masa, menciptakan teknologi dan inovasi tinggi sesuai perkembangan zaman. Visi BMW jauh memandang ke masa depan dan misi berorientasi pada produk untuk jangka waktu panjang.
Source : https://drive.google.com/file/d/0Bx_HMUS_oDtESDlPMzhQYVhNTW8/view https://drive.google.com/file/d/0Bx_HMUS_oDtET3Y4Z3dSTl9xelE/view