Opini-proses Pembelajaran Guru

  • Uploaded by: Ani Christina
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Opini-proses Pembelajaran Guru as PDF for free.

More details

  • Words: 1,048
  • Pages: 4
Proses Belajar Guru Oleh : Ani Christina Guru SMA Al Hikmah Surabaya Surabaya, 25 Desember 2006 Tulisan ‘Ketika Guru Harus Belajar’ yang dimuat media ini pada tanggal 21 Desember 2006 begitu menarik perhatian penulis. Opini yang ditulis oleh saudara Istamar Syamsuri tersebut menceritakan tentang teknik pembelajaran guru Lesson Study di Jepang yang dikembangkan oleh Manabu Sato. Tulisan ini menjadi salah satu pembahasan dalam sebuah rapat kerja di sekolah kami. Dalam acara tersebut, untuk kesekian kalinya, para guru diingatkan tentang pentingnya belajar. Bahkan kami sangat hafal dengan ikon yang didengungkan di awal masa bekerja, tugas guru itu ada empat : belajar, belajar, belajar, dan baru mengajar. Tulisan ini berusaha menyambung pemikiran beliau dengan menyajikan beberapa pengalaman di sekolah kami tentang proses belajar guru. Filosof Heraklitus pernah menyatakan bahwa satu-satunya hal yang tidak pernah berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Perubahan dari waktu ke waktu memiliki implikasi dalam dunia pendidikan. Para pendidik harus memahami perubahan jaman ini dan mampu mengembangkan proses pendidikan agar sesuai dengan kondisi sekarang. Berbagai macam materi yang diajarkan dalam kurun waktu 5-10 tahun yang lalu, atau bahkan 3 tahun yang lalu mungkin kurang relevan dengan kondisi sekarang. Pergeseran nilai dan budaya membuat guru memiliki celah komunikasi dengan siswanya karena berada di jaman berbeda, sehingga menjadikan proses pendidikan kurang efektif. Hal-hal tersebut menyebabkan proses belajar guru secara berkelanjutan menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Proses pembelajaran guru yang paling awal tentunya dilakukan sebelum terjun mengelola kelas. Bekal yang didapatkan selama kuliah di perguruan tinggi ternyata tidak cukup membuat seseorang siap mengajar dengan baik. Sekolah kami menyediakan program pelatihan bagi guru baru untuk belajar tentang budaya sekolah, konsep mengajar, psikologi remaja, dan juga teknik-teknik pengelolaan kelas. Selama pelatihan, biasanya dilakukan simulasi mengajar beberapa kali dalam kurun waktu 1-3 bulan. Ketika mulai terjuan melakukan proses pembelajaran di kelas, secara berkelanjutan sekolah terus memberikan pembinaan bagi guru baru, seperti supervisi oleh guru yang lebih berpengalaman. Kegiatan Lesson Study yang diprakarsai oleh Manabu Sato di Jepang pernah dilakukan oleh sekolah kami, meskipun tidak sama persis.

Sekolah merancang sebuah program bernama Validasi Teman Sejawat, yaitu pengamatan proses belajar mengajarseorang guru oleh guru lain dalam satu rumpun, dimana keseluruhan guru dibagi dalam 3 jenis rumpun mata pelajaran : IPA, IPS, dan Bahasa. Pengamatan ini dipandu oleh sebuah format observasi kuantitatif yang telah ditetapkan aspekaspeknya seperti materi pengajaran, teknik pengelolaan kelas, dan media pembelajaran. Kondisi proses belajar siswa atau respon siswa selama proses pembelajaran dicatat dalam uraian kualitatif. Guru maupun pihak pengelola kurikulum merasakan manfaat besar kegiatan ini karena begitu banyak evaluasi serta masukan sehingga guru bisa memperbaiki banyak hal dalam cara mengajarnya. Kegiatan di atas ditunjang oleh program bernama Koordinasi Rumpun. Setiap satu pekan sekali, masing-masing kelompok guru melakukan diskusi tentang proses pembelajaran kelas mereka. Biasanya mereka akan menyampaikan masalah-masalah selama proses pembelajaran dalam sepekan dan berdiskusi tentang solusi-solusi dari rekan lainnya yang mungkin bisa membantu. Selanjutnya mereka akan mendiskusikan tentang rencana pembelajaran sepekan ke depan, beberapa malah melakukan simulasi di depan rekan-rekan guru untuk mendapatkan masukan. Secara umum, dengan kegiatan seperti ini masalah-masalah pembelajaran bisa dipetakan dengan lebih jelas sehingga mermuskan solusinya tidak begitu rumit. Seperti yang telah dilakukan oleh banyak guru di berbagai macam daerah, sekolah kami turut berpartisipasi dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat bagi proses belajar guru karena perwakilan guru dari seluruh sekolah dalam satu kotamadya atau kabupaten berkumpul untuk melakukan sharing pengalaman mereka. Bagi guru yang telah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan, forum ini merupakan ajang untuk menyalurkan pengalaman mereka sekaligus mendapatkan wawasan baru dari guru muda. Lebih jauh, forum ini bisa melahirkan pemikiran-pemkiran kritis tentang kebijakan pendidikan yang lebih luas seperti ketetapan-ketetapan pemerintah dan dewan perwakilan rakyat tentang masalah pendidikan. Lingkungan masyarakat yang berkembang dengan sangat cepat mengkondisikan guru untuk terus meng-update pengetahuan atau informasi yang mereka miliki. Sekolah punya cara khusus untuk mendorong motivasi guru untuk melakukan hal ini. Perpustakaan yang selalu menambah koleksinya setiap bulan menyediakan Sistem Reward bagi pengunjung dan peminjam koleksi pustaka. Perpustakaan memberikan hadiah berupa buku bagi guru dan siswa yang melakukan peminjaman terbanyak setiap bulan. Penulis sendiri merasakan betapa berharganya hadiah buku dari perpustakaan itu sehingga mamacu

untuk terus mengunjungi, meminjam, dan membaca koleksi pustaka. Sistem Reward secara alamih memang cukup bisa mendongkrak motivasi seseorang. Metode lain yang mengkondisikan guru menambah pengetahuannya adalah kegiatan Bedah Buku bulanan, dimana secara bergiliran para guru harus mempresentasikan sebuah buku yan telah dibacanya di depan semua rekan guru. Jika seorang guru sudah dekat waktu giliran untuk melakukan presentasi, maka dengan bersemangat ia akan mencari buku terbaik untuk dipresentasikan. Ini adalah sebuah motivasi alamiah dimana tidak ada seseorang yang ingin merasa malu di hadapan rekan sebayanya. Proses belajar guru yang seringkali terlupakan adalah pembelajaran dari anak didik kita sendiri. Sesungguhnya, para guru dapat belajar banyak hal dari keseharian anak didik melalui sikap, perkataan, maupun perbuatan mereka. Sekolah memfasilitasi ini dengan mencanangkan program konseling rutin bagi anak didik yang dilakukan oleh konselor. Konselor akan menggali data tentang proses pembelajaran di kelas dengan menanyakan komentar anak tentang proses pembelajaran mereka. Kemudian konselor akan menyampaikan rekomendasi bagi guru yang bersangkutan sesuai dengan hasil diskusi dengan anak didik. Jika guru dapat menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan anak didiknya secara langsung, mereka dapat menanyakan tentang bagaimana perasaan dan penerimaan mereka selama proses belajar mengajar itu. Dari ungkapan anak didik, tentunya kita akan belajar banyak hal untuk memperbaiki diri. Proses pengamatan sikap dan perilaku anak didik juga kan sangat membantu proses belajar guru. Setiap detil perubahan sikap dan perilaku anak akan mendatangkan inspirasi bagi guru untuk meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan materi maupun menangani anak. Beberapa program yang penulis sampaikan dapat berjalan secara kontinu, ada yang terhenti karena alasan klise yaitu kesibukan, meskipun mungkin ini hanyalah masalah manajemen waktu dan skala prioritas, ada juga yang masih dirintis dan baru saja dimulai. Penulis merasakan bahwa berbagai macam program yang dirancang oleh sekolah dapat terlaksana dengan baik jika dilakukan secara istiqomah atau berkelanjutan. Program ini akan tercapai tujuannya jika semua guru memiliki motivasi yang kuat dalam beraktualisasi diri. Guru yang mengikuti proses belajar yang dirancang sekolah hanya karena alasan profesi atau bekerja akan mempersepsikan program diatas sebagai kewajiban, kemudian merasa berat menjalani setiap proses pembelajaran karena belum tumbuhnya motivasi internal. Namun guru yang memiliki motivasi untuk terus mengembanghkan diri akan mempersepsikan program ini sebagai kebutuhan pribadinya dan kemudian menikmati seluruh proses belajar yang ada di dalamnya.

Related Documents


More Documents from ""