C. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran 1. Fungsi Media Pembelajaran Pada dasarnya, media adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994:54) memiliki fungsi yang luas di antaranya: a. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan pengaruh pendidikan. b. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan informasi aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan sosial orang. c. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri. d. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun spiritual. e. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi. Sedangkan menurut Arif Sadiman, (1993:16-17), media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya: 1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan oleh realita, gambar, film, atau model. 2) Obyek yang kecil dibantu oleh proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar. 3) Gerak
yang
terlalu
lamban
atau
terlalu
cepat,
dapat
dibantu
dengan timelapse atau hagh speed photograpy. 4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto atau pun secara verbal.
5) Obyek yang terlalu kompleks (missal mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain. 6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain. c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: 1. Menimbulkan kegairahan belajar. 2. Memungkinkan belajar interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d. Dengan sifatnya yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri, apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini, dapat diatasi dengan kemampuan dalam: 1) Memberikan rangsangan yang sama. 2) Mempersamakan pengalaman. 3) Menimbulkan persepsi yang sama. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan. 2. Peran Media Pembelajaran Untuk mengetahui peranan media dalam pembelajaran. Kita dapat menganalisis model sistem pengembangan pembelajaran. Dalam model pengembangan pembelajaran, interaksi guru dan siswa dengan menggunakan media dan sumber-sumber belajar siswa (media) dapat digambarkan sebagai berikut. Pengajaran dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran, melalui penataan informasi dan lingkungan. Proses transmisi informasi dari suatu sumber ke suatu tujuan disebut komunikasi. Karena pembelajaran biasanya bergantung pada penyerapan informasi baru,
pengajaran yang efektif tidak akan terlaksana kecuali terjadi komunikasi. Oleh karena itu kita perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi sehingga media pengajaran dapat digunakan secara efektif. Banyak model visual dan matematis telah dikembangkan untuk menjelaskan proses komunkasi. Model yang disederhanakan berguna untuk mengidentifikasi dan menganalisis tahap-tahap penting komunikasi pengajaran. Model tersebut adalah sebagai berikut: suatu pesan (misalnya ciri-ciri fisik gelombang transversal) dipilih oleh sumber informasi (guru atau siswa). Pesan itu dikirim melalui saluran atau medium (misalnya kata-kata yang diucapkan, gambar gelombang di papan tulis, atau bahan tercetak). Pesan itu kemudian diterima siswa atau guru, merangsang pikirannya, lalu ia melakukan interpretasi terhadap pesan itu (Gambar 2). Model di atas berlaku juga dalam situasi saat siswa sendiri yang memilih isi pesan. Sebagai contoh, bila siswa pergi ke perpustakaan untuk memilih bahan yang akan dipelajari, pesan itu ada di dalam bahan itu, selanjutnya diterima dan diinterpretasikan siswa. Hal penting dalam proses komunikasi, khususnya komunikasi pengajaran adalah umpan balik, yakni respon penerima terhadap pesan yang dikirim. Setelah menerima dan menginterpretasi pesan itu, penerima itu menjadi sumber dan mengirimkan pesannya sendiri kembali ke sumber aslinya, yang menjadi penerima. Kita umumnya berpikir umpan balik dalam kaitannya dengan evaluasi. Namun tersedia berbagai metode lain bagi guru untuk mengetahui bagaimana siswa menerima pelajaran. Pengamatan terhadap ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan jawaban-jawaban diskusi, di samping pekerjaan rumah dan jawaban tes harian, seluruhnya merupakan bentuk umpan balik. Guru seringkali cenderung menyalahkan siswa apabila pengajarannya kurang berhasil. Padahal masalah sebenarnya mungkin karena pengajarannya tidak dirancang dan/atau tidak disampaikan dengan baik. Pada tahun 1964, Edgar Dale mengembangkan “kerucut pengalaman”. Kerucut pengalaman itu dimulai dari pebelajar sebagai partisipan dalam pengalaman sesungguhnya, menuju pebelajar sebagai pengamat atas suatu kejadian tak langsung (melalui beberapa medium), dan akhirnya pebelajar itu mengamati simbul-simbul yang mewakili kejadian itu (Nur, 2000). Dale menyatakan bahwa pebelajar dapat mengambil manfaat dari kegiatan yang lebih abstrak, asalkan mereka telah membangun sejumlah pengalaman lebih konkrit untuk memaknai penyajian realitas yang lebih abstrak tersebut. Gambar 4-4 memperlihatkan kerucut pengalaman Dale tersebut, disertai rumusan Bruner di sampingnya.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat jelas terlihat bahwa media mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbedabeda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. Selain itu, media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. Peranan yang lain dari media dalam pembelajaran adalah : a) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. b) Media menghasilkan keseragaman pengamatan c) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. d) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. e) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. f) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak