Surat untuk inspiratif
para
guru
18:
Pembelajaran
yang
Leo Sutrisno
Anakku, Setia Nugraha, Kata ibumu, engkau menanyakan bagaimana cara mengajar yang inspiratif. Engkau ingin agar murid-muridmu ’berjalan’ lebih dulu daripada langkahmu. Syukur kalau mungkin, bahkan, mereka berlari jauh di depan langkahmu. Engkau ingin kelak selalu dipercakapkan murid-muridmu seperti mantan murid-murid ibumu ketika berjumpa denganmu atau kakak-kakakmu yang selalu memuji ibumu sebagai guru yang inspiratif yang dapat memberi arah kemana mereka harus berjalan hingga mereka sekarang ini ’jadi orang’ (sukses dan terpandang). Anakku, guru yang inspiratif tidak hanya mengajar murid-muridnya tentang apa yang dipikirkan tetapi mengajar bagaimana cara berpikir. Itu berarti jika engkau ingin menjadi guru yang menginspirasi siswa-siswimu engkau tidak cukup hanya mengajarkan materi yang telah engkau tetapkan dalam RPP. Engkau perlu mengajak murid-murid untuk mengikuti apa yang dilakukan para ilmuwan ketika mereka ’menemukan’ pengetahuan. Dalam mencari pengetahuan, para ilmuwan memulainya dengan menangkap langsung realita baik secara inderawi maupun non-inderawi. Dengan mengarahkan kepada sasaran yang tepat para ilmuwan mengamati dan melakukan pengukuran dengan benar sehingga diperoleh data dan informasi. Selanjutnya, data dan informasi yang diperoleh ini digabungkan dengan pengalamannya serta diolah melalui penalaran yang sahih. Akhirnya dengan bahasa yang dimilikinya, hasil olahan pikiran itu disajikan sebagai pengetahuan baik dalam bentuk tulisan ilmiah maupun disajikan dalam seminarseminar ilmiah. Dengan mempelajari cara kerja para ilmuwan seperti itu, engkau dapat memilih satu atau dua kegiatan yang akan engkau ajarkan kepada murid-muridmu. Misalnya, pada tahan awal engkau dapat melatih mereka bagaimana cara ’menangkap’ realita secara inderawi. Bagaimana cara menempatkan mata yang betul terhadap penggaris jika sedang mengukur panjang atau lebar suatu benda? Bagaimana cara merasakan berat suatu benda dengan cara menjinjingnya? dst. Pendek kata, selain isi juga proses perlu diajarkan. Selain cara mengajar engkau perlu melengkapi diri dengan ketrampilanketrampilan lain yang diperlukan sebagai guru yang inspiratif. Misalnya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan membangkitkan minat siswa. Engaku juga perlu memotivasi para murid agar mampu memperoleh sesuatu yang jauh di atas yang dibayangkan sebelumnya.
Engkau juga sebaiknya menumbuhkan hubungan interaksi yang positif dengan sesama temannya. Di dalam diri mereka perlu ditumbuhkan sikap kolaboratif pada muridmuridnya dan bukan sifat kompetitif. Di luar itu dan di atas segalanya, engkau sebagai guru harus merasa bahagia sebagai guru, harus merasa senang sebagai guru. Engkau juga harus menyenangi hal-hal yang menantang dalam mencari kebenaran yang tercermin dalam gairah mengajar setiap hari di kelas, dihadapan para muridmu. Dengan begitu, engkau akan memancarkan cahaya yang membuat para murid merasa senang bersammu dalam menelusuri kebenaran. Inilah anakku, sedikit saran jika engkau mau mencoba berlatih mengubah diri menjadi guru yang dapat memberi inspirasi para murid. Ini semua tidak cukup dimengerti tetapi harus dipraktikkan hari demi hari tahun demi tahun selama engkau masih sebagai guru. Bapak akhiri surat ini dengan doa semoga engkau dan keluargamu tetap hidup dengan riang gembira walaupun secara financial masih kekurangan. Bapak.