Om Swastyastu

  • Uploaded by: Aditya Pramana Kasidi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Om Swastyastu as PDF for free.

More details

  • Words: 778
  • Pages: 19
Om Swastyastu

Anggota



A.A Istri Dinda Pradnyaningrum

(1702541025)



A.A Istri Agung Padmi Swari Dewi

(1702541029)



Ketut Resa Indar Parwangsa

(1702541035)

Pancasila Sebagai Filsafat

Bangsa Indonesia mengakui Pancasila sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai dasar budaya bangsa sehingga membentuk kepribadian bangsa. Pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila merupakan nilai dasar Pancasila sebagai falsafah.

Ada dua hal yang berkaitan dengan filsafat berguna bagi ideologi pancasila, yakni filsafat sebagai metode dan pandangan.

Filsafat sebagai metode menunjukkan cara berpikir dan cara mengadakan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi pancasila.

Filsafat sebagai metode menunjukkan cara berpikir dan cara mengadakan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi pancasila.

Secara ringkas filsafat pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Filsafat pancasila juga mengungkap konsep-konsep yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga manusia pada umumnya. Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan menjadi ideologi bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.

Pembahasan Filsafat Pancasila 

Secara deduktif

Secara deduktif dilakukan dengan mencari hakikat pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.



Secara induktif

Secara induktif yakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Didalam fisafat Pancasila ada beberapa sudut pandang yang mendasarinya, diantaranya sebagai berikut. 

Ontologi



Epistemiologi



Aksiologi

Ontologi D. Runes mengungkapkan, ontologi merupakan teori tentang suatu keberadaan atau eksistensi Jadi dengan penjelasan tersebut, ontologi ialah suatu bidang filsafat yang mendalami sebuah makna tentang sebuah keberadaan sesuatu hal (eksistensi). Bidang ontologi meliputi keberadaan manusia, benda, dan alam semesta beserta segala isinya. Dalam aspek ontologi, “keberadaan” Pancasila merupakan sesuatu hal yang nyata dan realistis. Sebab didalam Pancasila menjelaskan tentang keberadaan Tuhan serta kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk adalah sesuatu yang nyata (real).

Epistemologi

Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mendalami tentang dasar-dasar, asal muasal, ketentuan, susunan metode dan kesahihan sebuah ilmu pengetahuan. Maka dari segi epistemologi Pancasila merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan dan memiliki dasar-dasar yang memiliki kekuatan hukum. Sebagaimana yang tercantum dalan UUD 1945. (baca juga: Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara)

Aksiologi

Aksiologi merupakan ilmu filsafat yang mendalami tentang makna, sumber dan jenis sebuah nilai serta tingkatan dan hakikat yang terkandung didalam sebuah nilai tersebut. Dilihat dari segi aksiologi, Pancasila memiliki nilai-nilai yang mendasari terciptanya sebuah hak dan kewajiban warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang majemuk. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dari kehidupan bangsa yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA

Pandangan mengenai relasi antara manusia dengan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Untuk merumuskan relasi manusia dalam masyarakat, ada dua pandangan yang berbeda 

Pandangan pertama, melihat manusia sebagai pribadi atau individu



Pandangan kedua, yakni pandangan yang melihat hubungan manusia dengan masyarakat sebagai sosial.

Dari sudut pandang Pancasila dan hubungan manusia dengan masyarakat tidak memilih salah satu dari keduanya. Juga tidak memadukan keduanya menjadi satu. Karena karakter individualisme dan liberalisme serta komunisme tidak sesuai dengan prinsip Pancasila. Untuk menciptakan keseimbangan antara hubungan hak dan kewajiban menurut nilai-nilai dari Pancasila, ada tiga hal yang perlu diketahui diantaranya Hubungan Vertikal, Hubungan Horizontal, dan Hubungan Alamiah

Hubungan Vertikal Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti yang terealisasi dari nilainilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama dalam nilai Pancasila menjadi yang terutama dan pertama. Menurut sila Ketuhanan Yang Maha Esa, manusia Indonesia disadarkan dan diingatkan akan adanya Tuhan dengan sifat yang dimiliki-Nya. Sehingga diharapkan manusia memiliki sikap dan tindakan yang tepat dalam hubungannya dengan Tuhan. Sikap yang tepat dianjurkan dalam butir-butir P4 (pedoman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila), sebagai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Hubungan Horizontal Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik sebagai warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara. Sila kedua sangat menekankan sifat Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Manusia diharapkan menyadari keluhuran martabatnya sebagai manusia. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan melaksanakan apa yang dikehendakinya. Sikap saling mengakui, menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan adalah sikap dasar dari pengamalan Pancasila khususnya sila kedua.

Hubungan Alamiah Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar, yang meliputi hewan, tumbuhtumbuhan, dan alam dengan segala isinya. Seluruh alam semesta dengan segala isinya diperuntukkan bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia juga memiliki kewajiban untuk melestarikan alam dan kekayaan yang ada di dalamnya. Alam juga mengalami penyusutan, sedangkan manusia semakin berkembang, dengan demikian kebutuhannya juga bertambah. Memelihara kelestarian alam juga merupakan kewajiban manusia, sebab alam sudah menyumbangkan banyak hal untuk kelangsungan hidup manusia.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Related Documents

Om Swastyastu
November 2019 27
Om Swastyastu
June 2020 17
Om Swastyastu
April 2020 19
Om Swastyastu
June 2020 16
Om Swastyastu
April 2020 15
Om Swastyastu
June 2020 15

More Documents from "widhyadnyana"