Plasenta akreta adalah kondisi di mana pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Ini merupakan salah satu masalah kehamilan serius karena bisa membahayakan nyawa penderita. Setelah seorang wanita melahirkan, plasenta yang normal biasanya akan terlepas dari dinding rahim. Namun pada plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat erat pada dinding rahim. Kondisi ini sangat berisiko menyebabkan perdarahan pasca melahirkan yang hebat. Histerektomi adalah prosedur operasi untuk mengeluarkan uterus atau rahim wanita. Dan sementara kebanyakan histerektomi dilakukan untuk mencegah transformasi fibroid uterus yang ganas, kanker endometrium dan untuk mengobati masalah rahim,
Dalam nifas, terdapat tahapan-tahapan yang sering disebut Lokia. Lokiamerupakan proses penyembuhan lapisan rahim dan jumlahnya secara bertahap akan berubah dari waktu ke waktu. Lokia biasanya mengandung darah, lendir, dan jaringan plasenta yang telah rusak.
Berikut ini adalah komplikasi yang bisa terjadi jika air ketuban sebelum kehamilan cukup bulan.
Melahirkan secara prematur Ari-ari menempel di rahim setelah bayi keluar atau retensio plasenta. Kondisi ini bisa menyebabkan ibu mengalami perdarahan hebat Cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion) yang bisa menyebabkan infeksi pada janin hingga kematian janin Solusio plasenta, ari-ari lepas dari dinding rahim sebelum persalinan terjadi Putusnya tali pusar yang menghubungkan janin dengan plasenta Migrasi bakteri dari vagina ke kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi berbahaya Tali pusar terjepit atau terlilit hingga menyebabkan bayi mengalami cedera otak atau bahkan kematian Bila ketuban pecah sebelum usia kandungan 23 minggu, ketika bayi masih memerlukan cairan ketuban untuk pertumbuhan paru-parunya. Hal ini akan menyebabkan paru-paru bayi menjadi tidak sempurna
Cairan ketuban adalah air yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Membran atau lapisan jaringan yang menjaga air ketuban disebut sebagai kantung
ketuban. Sering kali, kantung ketuban pecah selama persalinan. Terkadang kantung ini pecah sebelum waktunya melahirkan, disebut sebagai ketuban pecah dini (KPD). Kebanyakan wanita akan melahirkan kurang dari 24 jam setelah kantung ketuban pecah, namun ada juga yang mengalami ketuban pecah sebelum kehamilan minggu ke-37, dan ini biasa disebut sebagai ketuban pecah dini preterm (KPDP). Pecahnya ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan dampak yang serius bagi Anda dan bayi, jadi Anda harus berhati-hati selama kehamilan. Namun, apa yang akan terjadi saat kantung ketuban pecah? Apa yang harus Anda lakukan? Lihatlah selengkapnya di bawah ini.
Apa saja ciri kantung ketuban pecah? Selama kehamilan, kantung ketuban memiliki peran besar dalam melindungi bayi, namun ketika kantung tersebut pecah, air ketuban akan keluar. Keluarnya air ketuban ditandai dengan sensasi basah pada vagina atau perineum. Cairan dapat keluar secara konstan atau berselang, dan dengan perlahan atau menyembur. Warna air ketuban biasanya berwarna kuning jernih atau pucat. Ketika air ketuban yang bocor keluar secara perlahan, para wanita terkadang menganggapnya sebagai urin. Jadi, jika Anda melihat ada cairan yang keluar, tampunglah sebagian dengan menggunakan benda apapun. Lihatlah dengan seksama dan menciumnya. Air ketuban biasanya bening dan tidak berbau seperti urin (bau air ketuban jauh lebih manis).
Apa yang terjadi jika kantung ketuban pecah? Di rumah sakit, tes sederhana dapat dilakukan untuk mengecek jika ketuban Anda telah pecah. Perawat akan memeriksa leher rahim Anda untuk melihat apakah telah melunak dan membesar. Dan inilah yang akan terjadi jika ketuban pecah dalam waktu tertentu, yaitu: 1. Setelah 37 minggu Jika ketuban pecah saat kehamilan Anda berada di minggu ke-37, maka bayi Anda telah siap dikeluarkan. Sehingga, Anda harus bersiap untuk melahirkan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam proses kelahiran, maka semakin besar kesempatan Anda mendapatkan infeksi. Anda bisa menunggu sementara waktu sebelum mengejan dengan kekuatan sendiri atau diinduksi.
Wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah cenderung untuk mendapatkan infeksi. Jadi, jika persalinan tidak dapat dimulai dengan kekuatan sendiri, maka lebih baik diinduksi. 2. Antara 34 dan 37 minggu Jika Anda mengalami pecah ketuban antara 34 dan 37 minggu, maka perawat akan cenderung menyarankan Anda untuk diinduksi. Hal ini lebih aman untuk bayi yang akan lahir beberapa minggu lebih awal daripada Anda terkena infeksi. 3. Sebelum 34 minggu Jika ketuban rusak sebelum 34 minggu, ini tergolong kondisi yang lebih serius. Ketika tidak ada tanda-tanda infeksi, perawat mungkin mencoba untuk menahan Anda melahirkan dan membuat Anda beristirahat. Obatobatan steroid diberikan untuk membantu paru-paru bayi tumbuh dengan cepat. Bayi akan tumbuh dengan baik jika paru-parunya memiliki waktu untuk berkembang sebelum dilahirkan. Anda juga akan menerima antibiotik untuk membantu mencegah infeksi. Anda dan bayi Anda akan diawasi dengan ketat di rumah sakit. Perawat dapat melakukan tes untuk memeriksa paru-paru bayi. Ketika paru-paru telah tumbuh dengan cukup, maka perawat akan menginduksi persalinan.
Apa yang menyebabkan ketuban pecah dini? Jika kantung ketuban pecah sebelum umur kehamilan 37 minggu, ini bisa dipicu oleh:
Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya. Radang selaput janin (infeksi intra-amnion). Perdarahan vagina selama trimester kedua dan ketiga. Merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan. Gizi buruk. Ukuran serviks pendek. Potensi komplikasi ketika Anda mengalami ketuban pecah dini adalah infeksi pada ibu atau janin, solusio plasenta (ketika plasenta kulit jatuh dari dinding
rahim sebelum persalinan), dan masalah tali pusat. Bayi juga berisiko komplikasi akibat kelahiran prematur.
Kapan pecah ketuban harus dikhawatirkan? Pecahnya kantung ketuban memang hal alami yang akan terjadi pada tubuh wanita hamil. Namun, beberapa kondisi di bawah ini adalah yang paling berbahaya dan harus meminta pertolongan medis segera, yaitu:
Air ketuban bocor kurang dari 37 minggu. Air ketuban berbau busuk, berwarna kehijauan atau kehitaman, atau bernoda dengan banyak darah. Tidak ada kontraksi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.
Akral Akral adalah ujung dari ekstremitas (tangan dan kaki), artinya akral merupakan ujung dari jari-jari kaki dan tangan manusia. Istilah akral sering disebut dalam dunia medis untuk mengetahui bagaimana perfusi(pengangkutan) oksigen ke jaringan-jaringan perifer (jauh dari sumbu tubuh). Apabila “Akral Dingin” maka jaringan-jaringan perifer (seperti ujung jari tangan dan kaki) kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen pada bagian akral paling sering disebabkan karena darah yang sampai ke bagian perifer tidak optimal.
Kurang darah atau dalam dunia medis disebut dengan anemia merupakan kondisi yang disebabkan karena menurunnya jumlah sel darah merah. Sel darah merah mengandung komposisi hemoglobin yang berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh sel tubuh manusia. Kekurangan sel darah merah ini akan mempengaruhi proses transportasi oksigen dan karbondioksida dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gejala dan tanda sebagai berikut letih, lesu dan lemas, cepat lelah, jantung berdebar-debar tanpa sebab yang jelas atau pada saat berolah raga, napas yang terengah-engah, terutama pada saat berolah raga, sulit berkonsentrasi, pusing, sakit kepala, pucat, kesemutan atau kedinginan pada tangan dan kaki serta sulit tidur.