NYERI NEUROPATIK Wijoyo Halim
PENDAHULUAN Mahluk hidup diperlengkapi Alat Perasa berupa, ujung-ujung serabut saraf aferen : yg berakhir bebas dis nosiseptor Letak nosiseptor tersebar luas Kepadatan nosiseptor per inchi pangkat 2 ratarata 1300
NYERI Definisi : IASP (International Association Study of Pain) Pengalaman sensorik & emosional yang tidak menyenangkan baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk tersebut. Sensorial Emosional / afek Kerusakan jaringan (nyeri akut) Jaringan yg berpotensi rusak (withdrawal Reflex) Tanpa kerusakan jaringan (nyeri kronik)
Nyeri
Nosiseptik - Somatik - Visceral - Referred
Neuropati - Perifer - Sentral
Psikogenik
NOCICEPTION 1. Transduksi : Noxious stimuli Tekanan Suhu Kimia
Aktivitas Listrik (Nerve Ending)
2. TRANSMISI : Perambatan rangsangan nyeri melalui serabut sensorik 3. MODULASI : Proses interaksi analgesik endogen (AE) dengan input nyeri masuk cornu posterior (proses descenden) kontrol otak AE : - opiat endogen - serotonergik - noradrenergik
NYERI
MODULASI DIPENGARUHI :
Kepribadian Motivasi Pendidikan Status emosional Kultur
4. PERSEPSI : Hasil Akhir dari ke 3 sistem
PERASAAN NYERI
1. Cortex Lobus Frontalis 2. Cortex Lobus Post Parieto occipital 3. Girus Singulat Bagian Anterior
K+ Tekanan Suhu Kimiawi
PG
Nyeri terminal Cabang lain
Bradikinin
Sekresi Peptide (Subs P)
Medulla Spinalis
HIPERALGESIA PADA NOSISEPTOR
Sel a & b
Extra Sel
Medulla Spinalis
Histamin (H) Serotonin (5-HT)
Traktus Spino thalamikus Lateralis Thalami
Post Med & Lat Thalami
Vasodilatasi Edema Neurogenik
Korteks Serebri (PERSEPSI)
Nyeri paling sering dijumpai dlm praktek menurut sifat/modalitasnya, dikenal : Nyeri Tajam = SHARP PAIN : menusuk mengiris Nyeri Tumpul = DULL PAIN : diffus menjemukan Nyeri ~ Tembakan = SHOOTING PAIN Nyeri Terbakar = BURNING PAIN Nyeri Proyeksi = REFERRED PAIN
PLASTISITAS SUSUNAN SARAF Keadaan normal : rangsang kuat nyeri rangsang lemah bukan nyeri Kerusakan Jaringan (+) : rangsang lemah (rabaan) Nyeri (+) ~ hyperalgesia primer (allodinia) rangsang kuat Nyeri ++ ~ hyperalgesia sekunder PLASTISITAS SUSUNAN SARAF yang terjadi melalui proses sensitisasi di perifer dan sentral.
NEUROFISIOLOGI NYERI Pain
Medulation Descending modulation Ascending input
Dorsal Horn Dorsal root ganglion
Conduction Transduction
Spinothalamic tract
Peripheral nerve Trauma Peripheral nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Modified by AHT
DETEKSI NYERI DI PERIFER Rangsang noxious dideteksi di perifer oleh NOCICEPTOR Nociceptor mencatat kead. yg berbahaya bagi tubuh; spt : luka bakar, luka sayat. Nociceptor = ujung 2 saraf afferen yg berakhir secara bebas; mbtk suatu jala periterminal di bawah kulit & alat 2 tubuh yg lebih dlm (+ 1300/inch 2 kulit)
DETEKSI NYERI DI PERIFER (CONTIN..)
Sinyalnya dirambatkan mm med.spinalis o/ 2 serabut kecil : A delta : bermielin, Ø 1 - 5 mm C : tak bermielin, Ø 0,5 - 1 mm •Serabut 2 afferent primer tsb bersinaps di subst. gelatinosa med. spinalis •Neuron ke 2 menyilang med.spinalis berjalan ke atas di Quadrant anterolat sisi yg berlawanan
SERABUT A DELTA ~ membawa nyeri tajam, tusuk, selintas NYERI CEPAT ~ terutama menerima rgsg. mekanik & panas ~ reseptornya dis : HIGHTRESHOLD MECHANORECEPTORS THERMORECEPTORS
SERABUT A DELTA (CONT….)
Serabut C ~ membawa nyeri lambat, dgn ciri 2 serasa terbakar, berkepanjangan, aching pain
~
juga menghantar nyeri viseral
~ ujung terminalnya dis POLYMODAL RECEPTOR o.k. : paling bertanggung jawab u/rgsg.kimia & thermal sdkt berespons thd rgsg mekanik sdkt berespons thd rgsg dingin
Peripheral fibre systems
SENSATIONS SP & CGRP
peripheral endings
dorsal root ganlgia
I NS IIo IIi III IV
low intensity non-noxious stimuli
high intensity noxious stimuli
heavily myelinated fast conducting thinly myelinated intermediate conducting unmyelinated slow conducting
Ab V WDR
VI
A
X
C VII
INPUTS VIII IX
KLASIFIKASI NYERI
NOCICEPTIVE PAIN Noxius Pheripheral Stimuli Heat Cold
Nosiseptif
Pain Autonomic Response Witdrawal Reflex Brain
Intense Mechanical Force
Nociceptor sensory neuron
Heat Spinal cord
Cold
Adaptif
INFLAMANTORY PAIN Spontaneous Pain Inflammation Pain Hypersensitivity Macrophage
Reduced Threshold : Aliodyna Increased Response : Hyperalgesia
Mast Cell Neutrophil Granulocyte
Inflamasi
Brain Nociceptor sensory neuron
Tissue Damage
Spinal cord
Nyeri NEUROPATHIC PAIN Spontaneous Pain Pain Hypersensitivity Brain
Neuropatik
Peripheral Nerve Damage Spinal cord Injury
Maladaptif
FUNCTIONAL PAIN NOCICPTOR
Fungsional
Spontaneous Pain Pain Hypersensitivity Brain
NOCICPTOR Normal Peripheral Tissue and Nerves NOCICPTOR
Abnormal Central Processing
PRESENTATION ACROSS PAIN STATES VARIES
Neuropathic Pain Pain initiated or caused by a primary lesion or dysfunction in the nervous system (either peripheral or central nervous system)1
Examples Peripheral • Postherpetic neuralgia • Trigeminal neuralgia • Diabetic peripheral neuropathy • Postsurgical neuropathy • Posttraumatic neuropathy Central • Poststroke pain Common descriptors2 • Burning • Tingling • Hypersensitivity to touch or cold
Mixed Pain Pain with neuropathic and nociceptive components
Nociceptive Pain Pain caused by injury to body tissues (musculoskeletal, cutaneous or visceral)2
Examples
• Low back pain with radiculopathy • Cervical radiculopathy • Cancer pain • Carpal tunnel syndrome
1. International Association for the Study of Pain. IASP Pain Terminology. 2. Raja et al. in Wall PD, Melzack R (Eds). Textbook of pain. 4th Ed. 1999.;11-57
Examples
• • • •
Pain due to inflammation Limb pain after a fracture Joint pain in osteoarthritis Postoperative visceral pain
Common descriptors2 • Aching • Sharp • Throbbing
NYERI NEUROPATIK ~ NYERI YG DIDAHULUI ATAU DISEBABKAN OLEH LESI ATAU DISFUNGSI PRIMER PD SISTEM SARAF.
HIPERALGESIA Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
ALODINIA Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
HIPERESTESIA Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulasi, tidak termasuk di dalamnya sensasi khusus (indera lain)
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
HIPERPATIA Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal, khususnya terhadap stimulus berulang, seperti pada peninggian nilai ambang
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
ANALGESIA Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulasi yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
HIPOESTESIA (HIPESTESIA) Menurunnya sensitivitas terhadap stimulasi, kecuali sensasi khusus (indera lain)
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
ANESTESIA DOLOROSA Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
KAUSALGIA Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar, alodinia, hiperpatia yang menetap, seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor, serta sudomotor, dan kemudian diikuti gangguan trofik
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
NYERI SENTRAL Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
NYERI NEUROPATIK PERIFER Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf perifer
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
NILAI AMBANG NYERI Pengalaman nyeri terkecil yang dapat dikenali subyek
Meliala, et.al, 2002, Pokdi Nyeri Perdossi
NYERI NEUROPATIK (NN) • Kerusakan / lesi serabut saraf aferen (SSA) menyebabkan berbagai perubahan • Satu mekanisme beberapa gejala • Gejala yg sama mekanisme blm tentu sama • Pd 1 pend lebih dari 1 mekanisme • Mekanisme dpt berubah Pemahaman mekanisme NN sangat penting
KARAKTERISTIK KLINIK NYERI NEUROPATIK
Umumnya menunjukkan gejala : Continuous burning pain Paroxysmal (electric shock-like) pain Allodynia Radiating dysesthesias Paresthesias
Tanda-tanda umumnya : Sensory loss Weakness Autonomic changes
MEKANISME NYERI NEUROPATIK I. Mekanisme Perifer : 1. 2. 3. 4.
Aktivitas ektopik Sensitisasi nosiseptor Interaksi abnormal antar serabut saraf Sensitisasi terhadap katekolamin
II. Mekanisme Sentral : 1. Sensitisasi sentral 2. Disinhibisi 3. Reorganisasi struktural
AKTIFITAS EKTOPIK Dapat muncul di : 1. Neuroma 2. Serabut saraf yang lesi 3. Neuron di ganglion radiks dorsalis dari serabut saraf yang lesi
AKTIFITAS EKTOPIK Menimbulkan : 1. Rasa terbakar (burning pain) berasal dari serabut saraf C 2. Aktifitas spontan yang intermiten diserabut A atau Ab menyebabkan rasa seperti ditikam (lancinating), diestesia atau parestesia.
NEUROPATHIC PAIN Spontaneous Pain Pain Hypersensitivity Brain
Peripheral Nerve Damage
Spinal cord Injury
EXAMPLE OF NEUROPATHIC PAIN: ULNAR NERVE LESION FOLLOWING BONE FRACTURE
Ulnar nerve
EXAMPLE OF NEUROPATHIC PAIN: ULNAR NERVE LESION FOLLOWING BONE FRACTURE Perceived pain
Trauma leading to nerve lesion
Ascending input
Descending modulation Impulses generated within ulnar nerve
Spinal cord
Lesion Peripheral nociceptors
ASPEK KLINIS NN 1.
Kerusakan jaringan (-)
2. Kualitas nyeri sukar dilukiskan 3. Onset : dpt segera, dpt lambat 4. NN : meluas, di luar akar saraf yg relevan 5. Stimulus evoked pain 6. Nyeri berbentuk serangan (ditikam, ditusuk) 7. Abnormalitas lokal (+)
PRINSIP PENGELOLAAN NN Lini pertama : MEDIKAMENTOSA 1.
TUJUAN TERAPI : meningkatkan kwalitas hidup
2.
Dosis : individual, mulai rendah
3.
Lakukan titrasi
4.
Di minum sampai kadar dlm serum stabil
5.
Dose-response relationship
6.
Poli farmasi
7.
Menerima nyeri
8.
Ajarkan penilaian reaksi pengobatan
ASSESSMENT OF PAIN
Pain History: 1. Location – “where is your pain?” 2. Intensity
3. Quality – “how does you pain feels like?” 4. Pattern – a) time of onset (“when did/does the pain start?); b) duration (“how long have you had it?, how long does it last?); c) constancy (“do you have pain free periods? when? for how long?) 5. Precipitating factors – what triggers the pain or makes it worst? 6. Alleviating factors – what measures or methods have you found helpful in lessening or relieving the pain? What pain medication do you use? 7. Associated symptoms – do you have other symptoms before, during, after pain?
8. Effects on ADL – How does it affect your daily life? 9. Past pain experiences – Tell me about your past pain experiences that you have had and the effectiveness of pain relief measures. 10. Meaning of pain – how do you interpret your pain? What outcomes do you expect from this pain? What do you fear most about this pain? 11. Coping resources – what do you usually do to help cope with pain? 12. Affective response – How does the pain make you feel? Anxious? Depressed? Frightened? Tired? Burdensome?
Mnemonics for Pain Assessment OLDCART O – onset
PQRST
L – location
P – provoked
D – duration
Q – quality
C – characteristic
R – region/radiation
A – aggravating factors S – severity
R – radiation T - treatment
T - timing
TERAPI FARMAKA PADA NYERI NEUROPATIK
Paling invasif
Kurang invasif
Terapi psikologik/psikik Terapi topikal Terapi oral Terapi injeksi Terapi intervensi
PRINSIP PENGELOLAAN (LANJUTAN)
A. Pengobatan farmakologik : berdasar EMPIRIS di izinkan FDA : - Anti konvulsan - Anti depresan trisiklik
Ajuvan Therapy for Neuropathic Pain based on mechanisms Otak
Inhibisi desenden Lesi
TCA Tramadol Th/ Opioid dll
NE/5HT Reseptor opioid Medulla Spinalis
Sensitisasi perifer/ ion Na GABAPENTIN Karbamazepin Th/ Okskarbazepin FENITOIN Meksiletin Lidokain, dll Beydoun, 2002; modifikasi penulis
Sensitisasi sentral (NMDA, Calcium)
GABAPENTIN Okskarbazepin Lamotrigin Th/ Ketamin Dextromethorphan
Mechanism of action of Tricyclic anti depressant PAIN BRAIN NO NO PAIN PAIN PAIN Inhibisi Descenden Th/
NE/SHT
TCA Tramadol Opioid DLL
Reseptor Opoid
Medula Spinalis Sensitisasi perifer ion Na
Beydoun, 2002 Modifikasi Meliala, 2003
Mechanism of action of anti convulsant (1) PAIN NO NO BRAIN PAIN PAIN PAIN Inhibisi Descenden NE/SHT Reseptor Opoid
Sensitisasi perifer ion Na
Medula Spinalis
GABAPENTIN KARBAMAZEPIN OKSKARBAZEPIN
Th/
FENITOIN MEKSILETIN LIDOKAIN DLL
Beydoun, 2002 Modifikasi Meliala, 2003
Mechanism of action of anti convulsant (2) PAIN NO BRAIN PAIN Inhibisi descenden NE/SHT Reseptor Opoid
GABAPENTIN
Medula Spinalis Sensitisasi perifer ion Na
Beydoun, 2002 Modifikasi Meliala, 2003
Sensitisasi Sentral (NMDA, Calcium)
Okskarbazepin
Th/
Lamotrigin Ketamin Dextrometorphan Metorphan DLL
B. Pengobatan nonfarmakologik, rehabmedik : Tujuan : merangsang pengeluaran analgesik endogen.
C. Pengobatan invasif Pada kasus-kasus intractable - anestesi - bedah saraf
KESIMPULAN 1.
Persepsi nyeri : Subjektif
2. Susunan saraf : PLASTISITAS 3. Berdasar mekanisme : nyeri sederhana nyeri inflamasi nyeri neuropatik
4. Pengobatan lini pertama : medikamentosa 5. Target pengurangan nyeri 50%