Nyeri Akut.docx

  • Uploaded by: deviutami
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nyeri Akut.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,727
  • Pages: 9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “DF” DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI AKUT) DI RUANG DELIMA RSUP SANGLAH DENPASAR TANGGAL 28 – 30 NOVEMBER 2012

I.

PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 November 2012 pukul 10.00 WITA di ruang Delima 1 kamar 85. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medik pasien. A. Identitas pasien Nama Jenis Kelamin Usia Status Perkawinan Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat Diagnosa Medis Sumber Biaya Sumber Informasi Hubungan dengan Pasien Tanggal Masuk RS

: “DF” : Laki-laki : 18 tahun : Belum Menikah : Hindu : Indonesia : Mahasiswa : Mahasiswa : Jl. Kartini No. 33, Tabanan : CF Femur : Umum : Pasien dan Keluarganya : (-)

Penanggung : “Dk” : Laki-laki : 25 tahun : Belum menikah : Hindu : Indonesia : Sarjana : Pegawai Swasta : Jl. Kartini No. 33, Tabanan : (-) : (-) : (-) : Saudara

: 28 November 2012

: (-)

B. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Alasan Masuk Rumah Sakit Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit merasa nyeri pada kepala, kaki, dan paha kiri. Rasa nyeri dirasakan saat pasien menggerakan bagian yang nyeri. Nyeri yang dirasakan terasa seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 7(0-10), sepanjang waktu terasa nyeri. b. Keluhan Utama Saat pengkajian dilakukan, pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala, kaki, dan paha kiri, serta pasien tampak lemah. c. Kronologis Keluhan Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD Tabanan. Pasien dating dalam keadaan sadar, mengeluh nyeri pada bagian kepala, kaki dan paha kiri, sejak ± 4jam sebelum masuk rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Di RSUP Sanglah, pasien ditempatkan di kamar 85 Ruang Delima 1. 2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Riwayat Imunisasi Saudara pasien mengatakan bahwa pasien sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap, tetapi saudara pasien tidak tahu imunisasi apa saja yang pernah diberikan. b. Riwayat Dirawat Di Rumah Sakit Saudara pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah dirawat di RSUD Tabanan sebelumnya selama ±4 jam sebelum dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. c. Riwayat Kecelakaan Saudara pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas. d. Riwayat Alergi Saudara pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan , dll,. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Saudara pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, TBC, dll,.

4. Riwayat Psikososial dan Spiritual a. Orang yang Terdekat dengan Pasien Orang yang terdekat dengan pasien adalah ibunya, pasien selalu mengungkapkan masalah dengan ibunya. Ibunya selalu menunggu pasien dan membantu memenuhi kebutuhan pasien. b. Interaksi dalam Keluarga Interaksi antara pasien dengan keluarganya berjalan baik. Pasien tampak senang ketika keluarganya menjenguk. c. Dampak Penyakit Pasien Terhadap Keluarga Karena mengalami patah tulang pada bagian paha kirinya, yang membuat keluarga pasien merasa sedih karena pasien tidak dapat beraktivitas. d. Masalah yang Mempengaruhi Pasien Pasien mengatakan tidak ada masalah yang serius yang dapat mempengaruhi pasien. e. Mekanisme Koping Terhadap Stres Pasien mengatakan selalu menungkapkan masalah pada ibunya dan ibunya selalu membantu pasien memecahkan masalahnya selama perawatan di RS. Pasien taat dan patut terhadap tindakan pereawatan dan pengobatan yang diberikan. f. Persepsi Pasien Terhadap Penyakitnya Pasien mengatakan merasa takut terhadap penyakitnya. Pasien berharap cepat sembuh dan dapat segera pulang untuk berkumpul kembali dengan keluarganya dan melakukan aktivitas seperti biasa. g. Tugas Perkembangan Menurut Usia Saat Ini Pada saat ini pasien masih menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri, karenanya pasien berharap bisa pulih kembali, agar nantinya dapat mengikuti perkuliahan seperti biasa. h. Sistem Nilai Kpercayaan Pasien dan keluarganya menganut agama hindu. Biasanya pasien rajin beribadah , tetapi selama pasien dirawat di RS, pasien menyatakan jarang beribadah . Nilai- nilai yang dianut pasien tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan dan perawatan serta pengobatan yang diberikan oleh pihak RS.

C. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual 1. Bernafas Sebeleum masuk RS pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bernafas saat pengkajian, pasien mengatakan tidak ada gangguan / kesulitan dalam bernafas. 2. Nutrisi Sebeleum masuk RS pasien mengatakan makannya teratur. Saat pengkajian, pasien mengatakan makan tetap teratur, makan habis 1 porsi,mual (-), muntah (-), kesulitan menelan (-), keluhan tersedak (-). 3. Eliminasi BAB : Sebeleum masuk RS pasien mengatakan BAB 2x sehari dan tidak ada kesulitan saat BAB. Saat pengkajian, pasien mengatakan sudah BAB, konsistensi lembek. BAK : Sebeleum masuk RS pasien mengatakan biasa BAK 3-4x sehari. Saat pengkajian , pasien mengatakan sudah kencing dengan bantuan kateter dengan warna kencing kuning. 4. Gerak aktifitas Sebeleum masuk RS pasien mengatakan bahwa kegiatan sehari-hari bisa pasien lakukan tanpa dibantu. Saat pengkajian , pasien tidak bisa beraktifitas seperti biasa sehingga semua kebutuhan pasien dibantu oleh ibunya.pasien tidak bisa miring kanan kiri sendiri dan duduk sendiri,pasien juga tidak bisa berdiri,tidak bisa kekamar mandi sendiri. Karena tidak mampu duduk, maka kebutuhan makan dan minum dibantu ibu pasien. 5. Istirahat tidur Sebeleum masuk RS pasien mengatakan biasa tidur malam mulai pukul 23.00 WITA sampai dengan 06.00 WITA. Pasien mengatakan biasa tidur siang ± 2jam. Saat pengkajian, pasien mengatakan tidurnya semalam terjaga karena nyeri pada paha kiri. Pasien tidur pukul 22.00 WITA sampai 04.00 WITA. Pasien juga mengatakan tidur siang selama ±3jam. 6. Pengaturan suhu tubu Pada saat pengkajian, pasien tidak mengeluh kepanasan dan kedinginan. 7. Kebersihan Diri Sebeleum masuk RS pasien mengatakan bisa mandi, gosok gigi, dan mengganti pakaian 2xsehari, keramas 3x seminggu, dilakukan dengan mandiri. Saat pengkajian, pasien mengatakan tadi di lap saja, tidak mengosok gigi, keramas dan menggunakan pakaian sekenannya. 8. Rasa Nyaman Saat pengkajian, pasien mengeluh nyeri pada paha kiri Rasa nyeri dirasakan saat pasien menggerakan bagian yang nyeri. Nyeri yang

dirasakan terasa seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 7(0-10), sepanjang waktu terasa nyeri. 9. Rasa Aman a. Fisik Pasien berada dalam kondisi yang aman secara fisik karena pasien selalu dijaga oleh anggota keluarga. b. Psikologis Pasien mengatakan tidak terlalu cemas / takut terhadap penyakitnya. 10. Sosial a. Komunikasi Pasien lancer dalam berkomunikasi dan mengerti tentang apa yang dibicarakan. b. Sosialisasi Pasien mampu bersosialisasi dengan perawat dan pasien lain disampingnya. 11. Pengetahuan Pasien mengerti tindakan perawatan, cara minum obat, dan pasien bersedia melaksanakan prosedur perawatan. 12. Rekreasi Pasien mengisi waktu luang di RS dengan mengobrol bersama keluarganya dan pengunjung pasien . 13. Prestasi Pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan kemajuan kesehatannya saat ini. 14. Spiritual Pasien menganggap kalau sakitnya murni karena kecelakaan, bukan factor spiritual. D. Pengkajian Fisik 1. Keadaan Umum a. Kesan Umum b. Kesadaran c. Bentuk Tubuh d. TB/BB e. Warna Kulit (-), icterus (-).

: Lemas : CM : Sedang : Tidak Terkaji : Putih, kulit tidak kering, turgor kulit baik, cyarosis

2. Gejala Kardinal Tekanan Darah : 36° C Frekuensi Nadi : 20x/menit 3. Keadaan Fisik

: 120/70 mmHg : 86x/menit

Suhu Frekuensi pernafasan

a. Kepala : Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala bersih, warna rambut hitam , dan tidak kering, nyeri tekan (-), benjolan (-). b. Mata : Bentuk simetris, repleks pupil normal (miosis), pergerakan bola mata simetris, kornea jernih. c. Hidung : bentuk simetris, secret (-),nafas cuping hidung (-), nyeri tekan (-) d. Telinga : bentuk simetris, lesi (-), nyeri tekan (-), serumen (-) e. Mulut dan Gigi : bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, keadaan gigi bersih, dan gigi lengkap, lidah simetris,keadaan lidah bersih. f. Wajah : bentuk simetris,lesi(-),bengkak(-),udema(-),ekspresi meringis. g. Leher :bentuk simetris, nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar tiroid(-), kaku duduk(-) h. Toraks : bentuk normal, gerakan dada simetris, nyeri tekan(-) i. Abdomen : Permukaan perut rata, penonjolan(-), bising usus tidak terkaji, nyeri tekan(-), bunyi perkusi dan massa tidak terkaji g. Ekstermitas : - Atas : bentuk normal, jaringan tangan lengkap, terpasang infuspada tangan kanan, kekuatan otot lemah, udema(-) - Bawah : bengkak(+), jari kaki lengkap, patah tulang pada paha kiri, kekuatan otot melemah

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Analisa Data NO. DATA 1.

DS : “pasien merasa nyeri pada bagian paha kiri, jika menggerakkannya terasa sangat nyeri, nyeri terasa seperti tertusuk benda tajam, skala nyeri 7(0-10)”. DO : “ Pasien tampak meringis dan mengatupkan rahang, nyeri tekan (+) pada paha kiri”.

STANDAR NORMAL - Pasien tidak merasa nyeri pada paha kiri. - Jika paha kiri digerakkan nyeri (-). - Nyeri terkontrol , skala nyeri 0(0-10) - Pasien tidak meringis kesakitan dan mengatupkan rahang. - Nyeri tekan (-) pada paha kiri.

MASALAH KEP. - Nyeri Akut

b. Analisa Masalah P : Nyeri Akut E : Trauma pada jaringan dan kerusakan mobilitas fisik akibat gangguan muskuloskeletal S : Pasien mengeluh nyeri pada bagian paha kiri, jika paha kanan digerakkan akan terasa sangat nyeri, nyeri terasa seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 6(0-10), pasien tampak meringis dan mengatupkan rahang, nyeri tekan (+) pada bagian paha kiri. Proses Terjadinya : Terputusnya kontinuitas jaringan skeletal dan jaringan disekitar luka yang merangsang ke system saraf pusat yang dimanifestasikan sebagai nyeri motorik. Akibat dari terputusnya kontinuitas jaringan lamakelamaan akan menyebabkan terjadinya penumpukkan tulang bila tidak ditanggulangi. Akibat bila tidak ditanggulangi : Bila nyeri tidak ditanggulangi, maka akan terjadi rasa ketidaknyamanan pada pasien.

c. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada jaringan lunak dan kerusakan pada mobilitas fisik akibat gangguan musculoskeletal fraktur ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada paha kiri , jika paha kiri digerakkan maka akan terasa sangat nyeri, nyeri terasa seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 6(0-10), pasien tampak meringis dan mengatupkan rahang, nyeri tekan (+) pada paha kiri.

III.

PERENCANAAN a. Prioritas Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut b. Rencana Asuhan Keperawatan RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “ DF “ DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI AKUT) DI RUANG DELIMA RSUP SANGLAH DENPASAR TANGGAL 28 – 30 NOVEMBER 2012

No Hari/Tang . gal Jam 1. Kamis, 28 November 2012 pukul 10.30 WITA

Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada jaringan lunak dan kerusakan pada mobilitas fisik akibat gangguan musculoskele tal fraktur ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x24jam, diharapkan nyeri pada pasien berkurang/terkon trol dengan criteria evaluasi: 1.Pasien mengungkapkan nyeri berkurang,( terkontrol) dengan skala 02(0-10) 2.Pasien tidak meringis dan tidak

1.Observasi tanda-tanda vital. 2.Kaji lokasi intensitas nyeri skala (0-10) dan tindakan penanggulan gan yang dilakukan. 3.Ajarkan penggunaan keterampilan manajemen nyeri ( misal: distraksi relaksasi).

1.Untuk mengetahui dengan cepat keluhan utama pasien 2.Untuk mengetahui keefektifan intervensi. 3.Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan rasa kontrol terhadap nyeri. 4.Menigkatkan

paha kiri , jika paha kiri digerakkan maka akan terasa sangat nyeri, nyeri terasa seperti ditusuk benda tajam, skala nyeri 6(0-10), pasien tampak meringis dan mengatupkan rahang, nyeri tekan (+) pada paha kiri.

mengatupkan rahang. 3.Nyeri tekan pada paha kiri (-)

4. Berikan tindakan kenyamanan (seperti reposisi dan aktivitas hiburan)

relaksasi dan membantu memfokuskan perhatian.

Related Documents

Nyeri
August 2019 75
Nyeri
April 2020 48
Nyeri Dan Manajemen Nyeri
August 2019 65
Nyeri Psikogenik
October 2019 36
Nyeri Orofacial.docx
December 2019 45
Manajemen Nyeri
October 2019 54

More Documents from "Oktavi Cahyani"

Nyeri Akut.docx
November 2019 22
Diare.docx
November 2019 9