2 Penyebab Kekerasan Pada Anak.docx

  • Uploaded by: deviutami
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Penyebab Kekerasan Pada Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 590
  • Pages: 2
“OM SWASTYASTU” Yang terhormat Bapak/Ibu Guru selaku tim penilai Ujian Praktik Serta teman-teman semua yang saya sayangi Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat dan karunia Beliaulah pada hari ini kita dapat bertemu pandang dan berkumpul diruangan ini dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun. Hadirin yang terhormat, perkenankanlah pada kesempatan ini saya menyampaikan pidato dengan tema “seleksi tontonan dimedia elektronik sebagai bentuk antisipasi kenakalan remaja”.

Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak maupun media elektronik, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarkis selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat secara langsung. Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya. Seorang pelajar yang baik seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya tawuran antar pelajar sekolah dipicu dari masalah yang sangat sepele seperti : dendam satu orang teman dibalaskan oleh kelompok yang bersangkutan sebagai rasa kesetiakawanan sehingga timbulah suatu perselisihan diantara kelompok(geng).Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dengan melihat tayangan prilaku anarkis di Televisi.Media ini memang paling jitu dalammempengaruhi proses pendidikan.Maka dari itu orang tua harus pandaipandai memilih tontonan yang positif sehingga bisa menjadi tuntunan buat anak.Untuk membatasi tontonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua.Karena internetpun dapat diakses secara mudah dan bebas.Orang tua tentu tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi yang semakin hari semakin melesat perkembangannya.Situs jejaring social seperti Facebook ataupun Youtobe sebagai media untuk mengunggah/mengupload video tidak luput menjadi bahan mainan kenakalan remaja.Para pelajar atau remaja seringkali menyalahgunakan layanan internet seperti youtobe ini sebagai media tontonan yang tidak selayaknya.Salah satu contoh yang marak dilakukan adalah dengan mengunggah/mengupload video anarkis antar geng.Tujuan mereka tidaklah lain yaitu untuk mendapatkan suatu pengakuan yang kuat dari masyarakat luas atau pun ketenaran kelompok.Awalnya hanya sekedar coba-coba tetapi seiring

berjalannya waktu menjadi suatu kebiasaan yang buruk.Maka dari itu,Pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah tetapi juga orang tua harus ikut berperan aktif dalam menjaga emosi anak. Pola mendidik juga barangkali perlu dirubah.Orang tua seharusnya tidak mendikte anak terlalu ketat, tetapi mampu mengkontrol dan memberi keteladanan,tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang positif dan menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak dengan menanamkan dasar-dasar agama pada proses pendidikan adalah filter yang baik untuk anak agar si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun.

Hadirin yang saya banggakan,sebagai generasi penerus bangsa,pelajar ataupun remaja diharapkan untuk lebih serius dalam mengenyam pendidikan bukan malah melakukan hal-hal yang tidak terpuji.Karena nantinya,Ilmu yang kita peroleh akan kita bawa sampai kita mati, sedangkan melakukan hal-hal yang tidak berguna untuk masa depan hanya membuang-buang waktu, tenaga, pikiran yang harusnya dapat kita gunakan untuk belajar, belajar dan belajar. Marilah temantemanku dan semuanya, kita isi sisa waktu hidup kita ini dengan hal-hal yang baik, agar kelak hasilnya juga baik. Hidup itu bermanfaat jika kita bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan baik pula. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat,apabila dalam penyampaian tadi terdapat kekurangan mohon kiranya dimaklumi dan terimakasih atas perhatiannya. “ OM SHANTI,SHANTI,SHANTI OM “

Related Documents


More Documents from "sandy wawan syahputra"

Nyeri Akut.docx
November 2019 22
Diare.docx
November 2019 9