Naskah Skenario Film.docx

  • Uploaded by: Gisti Riani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Naskah Skenario Film.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 961
  • Pages: 6
Naskah Skenario Film TAKE 1 (Di Taman, Sedang jogging) Kedua lelaki itu berlari dengan santai di sebuah taman dengan earphone yang terpasang ditelinga mereka. Mereka selalu tersenyum ramah kepada orang-orang yang merka jumpai. Juna hanya sesekali tersenyum dengan sangat tulus,berbeda dengan Alan yang terus tersenyum padahal beberapa jam yang lalu ia baru saja membuat masalah besar yang justru ia anggap menyenangkan. Senyum Alanmengembang ketika ia kembali mengingat suara rintihan seseorang yang menjadi korban dalam masalah yang ia buat. Baginya suara itu terdengar merdu dari lagu yang sedang ia dengarkan. Juna: “Al,kenapa kamu tersenyum seperti itu?” Alan: “Moodku hanya sedang baik.” Juna: “Aku curiga kamu baru saja melakukan sesuatu.” Alan: “Yah... hanya hal kecil jun.” Juna: “Tunggu. Kamu benar-benar melakukannya?!” Alan: “hmm” Lalu pandangan alan beralih menatap perempuan yang berlari melewatinya. Alan terus memperhatikan perempuan itu. Dari arah berlawanan seorang remaja seperti sengaja menabrak perempuan itu. Entah dorongan dari mana, alan berlari untuk menolong perempuan itu. Juna: “Woy Al!! Mau kemana?! (berteriak lalu berlari menghampiri alan dan perempuan itu) Alan membantu perempuan itu berdiri. Seperti ada sengatan saat menyentuh pergelangan tangan perempuan itu alan mengurungkan niatnya, tepat saat itu juna datang. Akhirnya juna yang membantu perempuan itu berdiri. Juna: “ada yang terluka?” Perempuan itu meringis smbil memegang sikutnya.

Ps. Juna mengetahui kalau alan itu seorang psychopat

TAKE 2 (Dikelas, jamkos, suasananya agak berisik) Tiga orang perempuan dengan gayanya yang angkuh berjalan ke arah meja paling pojok. Disana seorang siswi yang memakai kacamata sedang berkutat dengan buku tulisnya. Diane: “Heh cupu! Kerjain nih tugasku sama tugas sahabatku!” Alira: “(menatap tiga perempuan itu dengan bingung) tapi ini kan tugas kalian” Ranti: “kamu kerjain atau kamu keluar dari sekolah ini!” (Nada mengamcam) Laura: “kamu tuh gak pantes ada di sekolah ini tau gak! Jadi kamu harus nurut sama kita.” Diane & Ranti: “Ngerti gak?” (Nada membentak) Alira: “Iya” (Suaranya pelan) Diane: “Heh cupu! Jawab!” Alira: “ iya! aku ngerti maksud kalian!” (berteriak) Laura: “Bagus, kerjain tugas kita jangan smpai salah. Ingat itu!” Diane: “Udah guys, kita pergi ke kantin yuk!” Ketiga perempuan itu pergi. Alira: “Dasar sok berkuasa” (bergumam sambil tersenyum misterius) Alira adalah gadis yang cerdas. Dia sering dipanggil cupu tentu saja karna penampilannya yang selalu memakai kacamata bulat besra. Dua orang perempuan mengagetkannya. Mereka sahabat alira. Resi & Kila: “Woy Al! Serius amat.” Alira: “Kalian abis darimana?” Kila: “dari toilet. Ehh ini buku siapa/’ Resi: “Al, tuh cabe (Diane,Ranti & Laura) Nyuruh kamu lagi?” Alira: “yaa.. begitulah.’ Resi: “Ck, ke kantin aja yuk!” Alira: “Gak ah, aku mau ke perpustakaan.” (Berjalan meninggalkan resi & kila sambil membawa buku dipelukannya)

TAKE 3 (Diperpustakaan) Perpustakaan. Seperti biasanya tempat ini selalu bebas dari kebisingan. Tempat ternyaman dan menyenangkan bagi alira. Alira berjalan ke arah kursi yang sering ia tempati. Dia mendudukkan dirinya lalu bersedekap di meja sambil menelungkupkan kepalanya. Dia butuh menenangkan pikirannya. Dia tak sadar sejak ia masuk ada seseorang yang memperhatikannya. Alan: “Boleh aku duduk?” Alira: “silahkan.’ (tanpa merubah posisinya) Alan: “Namaku Alan. Namamu siapa/” Alira: (mendongak,menampilkan senyum terbaiknya) “Namaku Alira.” Alan mengalihkan pandangannya ke arah meja. Alan: “itu pekerjaanmu?” Alira: “Sebagian iya, sebagian lagi bukan.’ Alan: “Milik temanmu?” Alira: “Iya,tapi itu jadi pekerjaanku.” Alan: “maksudmu mereka menyuruhmu?” Alira: (mengalihkan pembicaraan) “Aku bosan. Aku akan mencari novel.” (beranjak dari tempat duduk) Alan: “Aku ikut.” Mereka berjalan ke arah rak buku berisi kumpulan novel. Alan memperhatikan alira yang sedang memilih novel tak berniat memulai percakapan. Alira: “aku jarang melihatmu di sini?” Alan: “aku disuruh mengembalikan buku paket. Kamu tak mengingatku?” Alira: “Heuh? Emang kita pernah bertemu?” Alan: “Kamu benar-benar tak ingat?” Alira: “Tidak.” Alan: “Ck, menyebalkan. Kamu melupakanku.” Alira: (Terkekeh) “Kita pernah bertemu dimana?” Alan: “Aku hampir membantumu saat jatuh di taman.” Alira: “Ops, tapi kan akhirnya juna yang membantuku.” Alan: “Tunggu. Kamu kenal juna?!”

Alira: “Juna temanku saat SMP. Aku tak begitu mengenalnya. Ah, aku sudah dapat novelnya sepertinya menarik.” Saat alira berbalik, ia tak sengaja menabrak teman di samping kanannya. Spontan alan menahan tubuh alira. Alira: “Terimakasih. Maaf aku duluan.” Alan: “Gadis polos. Akan mudah bagiku untuk mengelabuhinya.” (bergumam sambil tersenyum misterius.

TAKE 4 (depan kelas, kantin) Beberapa menit lalu bel istirahat tapi alira dan temannya bingung mau pergi kemana. Resi: “Ehh guys, lapar gak? Ke kantin yuk!” Kila: “Aku lapar tapi aku bawa bekal.” Resi: “Yaudah bawa aja kita makan dikantin.” Alira: “Kalau aku nitip aja ya, aku mau ke perpus ngembaliin novel.” Kila: “Nanti aja al, kan udah istirahat ada jamkos.” Alira: “Gak ah. Yaudahlah nanti aku beli sendiri aja.” Resi: “Yahh kok gitu sih al.. sekali-kali ke kantin bareng dong al. Kamu kan jarang banget ke kantin.” (Memasang tampang memelas) Kila: “Nah iya al.. itung-itung cari suasana baru.” Alira: “Yaudah deh, gak enak juga selalu ngerepotin kalian.” (terkekeh) Ketika sampai dikantin, semua orang memperhatikan ke arah Alira Cs. Tepatnya hanya memperhatikan Alira. Tiba-tiba ada yang menghadang jalan mereka, siapa lagi pelakunya jika bukan Diane Cs. Diane: “Wah wahh berani juga anak cupu datang ke kantin.” Resi: “Ada masalah? Emang ada larangan anak cupu gak boleh ke kantin?” Diane: “Kenapa kamu yang sewot res?” (Tersenyum merendahkan) Ranti: “Anak cupu cuman nyebar virus doang di kantin jadi mending pergi deh.” Resi: “Temen kamu tuh Ran yang nyebarin virus cabe.” Diane: “Maksud kamu apa res?!” (Menggeram tak terima) Resi: “Nahkan kesindir.” Alira: “Sst, udah res jangan nambahin masalah. Yaudah yuk katanya lapar. Oh iya,Din makasih pujiannya.” Alira cs dan Diane cs berjalan ke arah berlawanan. Diane yang saat itu membawa minuman dengan sengaja menumpahkan minumannya ke baju Alira. Diane: “Oops maaf.. aku sengaja.” Diane cs tertawa. Kila: “Astaga al baju kamu basah.” Resi: “Kamu tuh keterlaluan ya din!!” (Berteriak marah) Alira: “Ress udah gakpapa.” Resi: “Gakpapa apanya sih al. Baju kamu basah kuyup gitu.”

Alira: “Gakpapa nanti juga kering. Kalau gitu aku pergi ke toilet dulu.” Resi: “Aku antar.” Kila: “Aku juga ikut.”

Related Documents

Naskah
May 2020 54
Naskah
April 2020 48
Naskah Publikasi.pdf
April 2020 27
Naskah Publikasi.pdf
April 2020 30

More Documents from "Ahmad Rahmat"

Budaya Politik.docx
May 2020 18
Budaya Politik.docx
May 2020 14
Lc Dr Imam Ganang.docx
October 2019 16
Bab 7.pdf
May 2020 8