MANAGEMEN SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI Oleh Budiyono
INFORMASI
Seiring dengan tuntutan terhadap profesionalisme guru, maka peningkatan profesionalisme sekolah menjadi suatu kewajiban. Karena sekolah merupakan institusi, tempat dimana guru melaksanakan profesinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan profesionalisme sekolah adalah manajemen pendidikan di sekolah. Istilah manajemen pendidikan dikenal pula dengan adminitrasi pendidikan. Sebagaimana pendapat-pendapat berikut ini. Thomas J. Sergiovani menggunakan istilah administrasi pendidikan, kemudian dia mengemukakan, ada delapan bidang administrasi pendidikan, yaitu: (1) instruction and curriculum development; (2) pupil personnel; (3) community school leadership; (4) staff personnel; (5) school plant; (6) school trasportation; (7) organization and structure dan (8) School finance and business management. Sementara itu, Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) menggunakan istilah manajemen, yang kemudian dituangkan dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, didalamnya disebutkan ada lima bidang kegiatan manajemen pendidikan, yaitu : (1) manajemen kurikulum; (2) manajemen personalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5) manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah. Dalam kaitan itu maka pekerjaan sekolah menjadi tidak ringan alias sangat kompleks. Berdasarkan data di lapangan, sebagian besar sekolah di Indonesia masih mengelola administrasinya baik itu bidang kurikulum, personalia, kesiswaan, keuangan, maupun sarana prasarana secara manual. Meskipun mereka telah menggunakan peralatan IT ( baca : komputer ), namun masih sebatas sebagai alat tulis dan mesin hitung, tak ubahnya mesin ketik dan kalkulator. Hal ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional. Pada sekolahsekolah yang sudah berstandar Internasional, telah mengelola administrasi sekolah dengan menggunakan sistem Teknologi Informasi ( IT ). Media komputer yang digunakan telah dipasangi software atau aplikasi dengan sistem data base yang integreted. Data-data tersimpan secara digital. operator baik itu staff TU, guru atau pegawai lainnya, hanya meng entry data. Laporan administrasi dikerjakan secara otomatis oleh software, sehingga kepala sekolah, guru, staff, siswa, pemerintah, orang tua ataupun masyarakat umum dapat memperoleh informasi tentang sekolah secara real time, cepat, tepat, dan akuntabel. Civitas sekolah tidak lagi disibukkan dengan masalah-masalah administrasi yang hanya bersifat rutinitas dan pengulangan. Masing-masing pihak menjadi lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan profesionalisme. Fenomena Empirik Tidak demikian halnya pada sekolah-sekolah kebanyakan, administrasi kurikulum, seperti pembuatan, silabus, penetapan KKM, rencana pembelajaran dan sebagainya, dilakukan guru dengan tulisan tangan. Bahkan tak jarang hanya memfoto kopi hasil pekerjaan guru dari sekolah lain. Seharusnya data itu bisa disimpan dalam media penyimpanan digital (hdd, flash, dsb) yang suatu saat dapat diedit dengan mudah dan cepat. Guru tidak perlu susah payah menulis tangan lagi. Justru disinilah guru dapat mengembangkan silabus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sekolah. Di awal kegiatan pembelajaran, apakah itu tahun pelajaran baru atau awal semester, bagian kurikulum juga akan dipusingkan dengan pembuatan jadwal pelajaran. Belum lagi kalu terjadi mutasi guru, cuti guru atau perubahan jam pelajaran. Padahal dewasa ini telah banyak program aplikasi yang dapat menyusun jadwal pelajaran secara otomatis. Demikian pula dengan pengolahan nilai siswa, maupun analisis terhadap hasil
evaluasi pembelajaran, kebanyakan juga masih dilakukan secara manual. Bahkan tak jarang analisis dibuat secara instant dan �rekayasa�, sebatas memenuhi persyaratan administrasi untuk kepentingan PAK (Penghitungan Angka Kredit dalam rangka kenaikan pangkat/golongan). Akhirnya, validitas dan objektifitasnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tidak akan terjadi, ketika sekolah telah memiliki sebuah program pengolahan nilai siswa. Apalagi kalau analisis diserahkan kepada seorang petugas atau operator maka validitas dan objektifitas akan terjaga. Masalah prasarana sekolah � buku-buku perpustakaan, juga belum tertata dengan baik. Akibatnya banyak buku yang tercecer, dan akhirnya hilang karena sistem pencatatan dan peminjaman buku yang kurang baik. Pada bagian lain - bidang kesiswaan, ada cerita yang menggelikan. Seorang siswa yang telah keluar karena alasan tertentu. Oleh seorang oknum guru masih diberi nilai. Kasus ini tidak akan terjadi manakala sekolah telah menerapkan sistem informasi yang berbasis pada aplikasi komputer. Data siswa dapat disajikan secara cepat dan akurat. Sebagai bahan pembanding � misalnya dirumah sakit, kita menanyakan tentang seorang pasien kepada petugas, dengan sekali klik maka akan mendapatkan jawaban tentang data pasien yang lengkap dan akurat. Bidang keuangan biasanya menjadi masalah yang rentan terhadap sorotan negatif. Apabila sekolah telah menggunakan program pengelolaan keuangan, akan lebih praktis karena laporan dapat disajikan sewaktu-waktu. Akuntabilitasnya menjadi lebih baik karena menggunakan standar akuntansi yang baku. Tekad dan Kemauan Alasan utama mengapa sekolah-sekolah belum melaksanakan managemen sekolah berbasis IT, jawaban mereka adalah budget dan human resources. Sebenarnya, sekarang hal itu tidak lagi menjadi masalah utama, mengingat pemerintah telah menetapkan 20 % anggaran negara untuk dunia pendidikan. Dari anggaran yang besar itu, seharusnya ada alokasi untuk mengatasi sistem informasi di sekolah. Pemerintah seyogyanya membuat kebijakan, agar sekolah menggunakan teknologi informasi dalam mengelola administrasinya. Apalagi beberapa waktu lalu Indonesia kedatangan bos dari sebuah perusahaan raksasa software, Bill Gates. Bill Gates berencana untuk menghibahkan software Microsoft ke sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dengan syarat setiap sekolah harus memiliki laboratorium komputer lengkap dengan komputer murahnya. Menyanggupi hal ini pemerintah nantinya akan mengupayakan bentuk kerja sama dengan vendor komputer untuk menyediakan komputer murah dikisaran USD 200. Sembari menunggu janji Bill Gate dan pemerintah Indonesia merealisasikan semua itu, sebaiknya kita menyiapkan diri dengan mengoptimalkan komputer yang sudah ada di sekolah. Harga software saat ini sudah sangat terjangkau oleh dana sekolah. Tinggal tekad dan kemauan yang diperlukan. Sebuah program aplikasi juga bukan merupakan sesuatu yang sulit. Bahkan menyederhanakan pekerjaan. Semua itu kita lakukan demi peningkatan profesioanlisme pendidikan Indonesia, semoga.
BIODATA PENULIS Nama Pekerjaan
: Budiyono, S.Pd : Guru di SMP 5 Kepil Wonosobo
Alamat Telp Email
Desa Ropoh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo 56374 : Ngabean Maduretno Kalikajar Wonosobo : 08122745043 :
[email protected] http://buddynajwa.bloggaul.com