Naskah Akademis Usul Pembukaan Prodi Bing.docx

  • Uploaded by: akbar
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Naskah Akademis Usul Pembukaan Prodi Bing.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,591
  • Pages: 42
NASKAH AKADEMIK

KESIAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PASCASARJANA UNIVERSITAS NUSA CENDANA Diajukan dalam Rangka Memperoleh PENUGASAN dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2012

1

KATA PENGANTAR Naskah akademik dalam rangka persiapan pembukaan program pascasarjana program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Uniniversitas Nusa Cendana (Undana) merupakan salah satu dari syarat yang harus dilengkapi dengan memuat sejumlah materi inti tentang kesiapan Undana sebagai penyedia utama pembelajaran program Magister program studi Pendidikan Bahasa Inggris untuk menghasilkan sumber daya mansia yang berkualitas ditinjau secara sistimatik, holistik, dan futuristik. Penyusunan naskah telah disesuaikan dengan format yang disiapkan oleh DIKTI dan didahului dengan pengkajian atau survei cepat dalam rangka memperoleh data atau informasi yang bersifat komprehensif dan relevan tentang profi akademik yang berhubungan dengan kesiapan Undana dalam menyelenggarakan progra Magister program studi Pendidikan ahasa Inggris, berikut persepsi stakeholders terhadap hal dimaksud. Secara internal, naskah akademik ini telah melalui berbagai proses diskusi intensif yang melibatkan staf dosenprogram studi pendidikan bahasa Inggris FKIP Undana dan pimpinan rektorat sehingga dapat dipertanggngjawabkan baik dari segi paktis maupun ilmiah. Undana yang didirikan sejak tahun 1962 terus maju dan berkembang mewujudkan cita-cita nasional yaitu bangsa Indonesia yang bertakwa dan cerdas. Memperhatikan keberadaan dan potensi Undana serta untuk memperkuat daya saing bangsa dalam era ekonomi berbasis pengetahuan dan globalisasi, Undana telah mempersiapkan dan memantapkan tekadnya untuk menyelenggarakan program Magister program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Pascasarjana yang ada.Tekad dan kesiapan Undana ini sebagai upaya mewujudkan pemerataan kesempatan dan keadilan bagi masyarakat , khususnya di propinsi NTT dalam memperoleh pendidikan setingi-tingginya, yak ni mencapai derajad Magister dan doktor pendidikan Bahasa Inggris yang profesional dan berkualitas untuk di abdikan bagi peningkatan harkat dan martaba manusia. Naskah akaemis ini disusun agar menjadi bahan kajian dan pertimbangan dari Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, agar dapat dikeluarkan ijin pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada Program Pascasarjana Undana. Semoga naskah akaemik in bermanfaat menjadi bahan pertimbangan obyektif bagi pengembangan Undana saat ini maupun di masa yang akan datang. 2

Rektor,

Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App., Sc., Ph. D. NIP: 19600209 198703 1 003 BAB I PENDAHULUAN Undana didirikan pada tanggal 1 September 1962 berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 111 Tahun 1962 tanggal 1 September 1962 juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1963 tanggal 23 April 1963. Sejak berdirinya Undana itu, sejak itu pula Undana membangun SDM masyarakat propvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan khas Pola Ilmiah Pokok (PIP) yaitu Pertanian Lahan Kering dan Kelautan sebagai arah pengembangan yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) Undana. Namun, di sisi lain, PIP itu menjadi timpang bila pendidikan dinomorduakan, apalagi kalau kurang atau tidak diperhatikan. Untuk itulah Undana harus tampil juga sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang secara khusus memerhatikan dan mengembangkan pendidikan. Fakultas Keguruan (FKg) yang sekarang disebut Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undana harus tampil seimbang dengan pola ilmiah pokok tersebut. Dengan demikian LPTK adalah bagian yang tak terpisahkan dari Undana yang secara khusus mendidik, membina, dan mencetak tenaga guru sebagai realisasi tujuan utuh pendidikan nasional. Hingga kini Undana mendominasi pelayanan kebutuhan guru di NTT. Keterlibatan Undana dalam pengembangan SDM seperti itu tentunya perlu ditingkatkan secara terus menerus mengikuti perubahan/perkembangan global. Kini Undana tampil dengan fakultas dan program studi yang lebih lengkap bahkan dengan beberapa pendidikan jenjang S2. Tampilan itu menunjukkan Undana sudah lebih siap untuk melayani kebutuhan masyarakat yang di satu sisi ditekan oleh tuntutan global. Sudah ada pasca sarjana di bidang peternakan, hukum, politik, lingkungan, dan kebahasaan, namun belum ada pascasarjana di bidang pendidikan yang memayungi berbagai sub-sub bidang seperti pendidikan Biologi, pendidikan Kimia, pendidikan Fisika, pendidikan Matematika, pendidikan Bahasa Indonesia, pendidikan Geografi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan lain-lain. Rupanya sudah saatnya bila sub-sub bidang ilmu atau program-program studi di bawah FKIP perlu juga secara bertahap dilengkapi dengan Program Magister. Pembukaan Program

3

Magister yang dimaksud bertujuan terutama memersiapkan generasi penerus dengan kemampuan menggali, menganalisis dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai sub-sub bidang ilmu yang ada. Sementara di sisi lain, jaman sudah menuntut masysrakat supaya berkualitas dan mampu bersaing. Ada empat pertanyaan yang berkaitan dengan tuntutan jaman tersebut. Pertama adalah bagaimana sumber daya menjadi lebih bermutu dan mampu bersaing kalau bukan lewat memerluas dan memerdalam agen-agen pengkajian ilmu dalam hal ini berbagai program studi Magister? Kedua, bagaimana pengkajian ilmu-ilmu menurut bidang studi menjadi lebih luas dan dalam kalau pendidikan bahasa Inggris yang bermulti fungsi tidak menjadi perhatian Undana. Pertanyaan ketiga, bagaimana Undana yang berwawasan global bisa going global tanpa memanfaatkan medium global yaitu bahasa Inggris? Pertanyaan terakhir, bagaimana program studi pendidikan bahasa Inggris FKIP Undana bisa mewarisi IPTEK-S bagi generasi penerus tanpa ada jenjang S2 ataupun jenjang S3 di bidang Pendidikan Bahasa Inggris? Keempat pertanyaan di atas rupanya merupakan muara dari sekian banyak cita-cita bahkan mimpi para cendekia Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Undana. Para dosen Program Pendidikan Bahasa Inggris khususnya, secara nyata sudah sangat siap untuk menyelenggarakan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PMPBI) dengan harapan akan menjadi dasar untuk usul pembukakan Program S3; akan merasa bersalah kalau gagal menyediakan sarana bagi penerusnya. Inilah yang menjadi poin inti dalam latar belakang mengapa Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris diusul untuk dibuka. 1.1 Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan Aspek manfaat dan kegunaan pembukaan PMPBI dapat dilihat pada uraian misi dan tujuan penyelenggaraan program studi, manfaat program studi, dan profil lulisan program studi. 1.1.1 Uraian Misi dan Tujuan Penyelenggaraan program Studi Misi PMPBI tidak terlepas dari misi Undana sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi. Misi PMPBI adalah menghasilkan sumberdaya manusia (lulusan) yang unggul dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris, berwawasan global, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat NTT khususnya. Lulusan yang mampu mensponsori pengembangan IPTEKS sesuai dengan perubahan-perubahan sosial masyarakat di era global, dengan menghasilkan karya akademik dan temuan-temuan yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat sekarang dan ke depan. Berdasarkan misi di atas, tujuan PMPBI adalah menghasilkan lulusan Magister Pendidikan Bahasa Inggris yang memiliki standar kualitas lulusan yang berkarateristik sebagai berikut. (1) Memahami secara mendalam dan mampu mengembangkan berbagai konsep dan prinsipprinsip dalam pendidikan bahasa pada umumnya, dan bahasa Inggris khususnya, seperti

4

filsafat bahasa, teori-teori pemerolehan bahasa, metode-metode berbasis kompetensi yang menjadi inti dari learning paradigm, dan teori-teori ilmu bahasa terapan. (2) Memahami secara luas dan mendalam problem dan isu-isu terkini yang terkait dengan pembelajaran Bahasa Inggris sekarang dan ke depan. (3) Memahami secara mendalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris khususnya, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang mampu menguji konsep dan prinsip-prinsip dalam bidang pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris, serta dapat mengembangkan konsep dan prinsip-prinsip baru. 1.1.2 Manfaat Program Studi Sesuai misi dan tujuan di atas, manfaat pembukaan PMPBI dapat dirinci sebagai berikut. a. Bagi lembaga Undana, pembukaan PMPBI mengangkat posisi Undana ke kanca persaingan global karena hadirnya program tersebut mendukung visi lembaga: Undana Berwawasan Global. b. Bagi masyarakat NTT dan sekitarnya (termasuk Negara Timor Leste), pembukaan PMPBI mendekatkan pendidikan S2 Bahasa Inggris dengan minat masyarakat. Dengan kata lain, tidak perlu masyarakat NTT mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk melanjutkan studi para generasi muda ke lembaga-lembaga pendidikan Tinggi di luar NTT atau di luar negeri. c. Bagi pengembangan ilmu ke depan, pembukaan PMPBI merupakan cikal bakal untuk membuka program S3 (doctor) untuk memersiapkan/menghasilkan tenaga ilmuwan baru untuk keberlanjutan pengembangan ilmu di bidang pendidikan bahasa Inggris. d. Bagi peningkatan mutu pendidikan, hadirnya PMPBI merupakan sumber SDM untuk menghasilkan tenaga guru bahasa Inggris di seluruh jenjang sekolah yang ada di NTT. 1.1.3 Profil Lulusan Program Studi Standar minimal kualitas lulusan yang diharapkan adalah mampu mengajar Bahasa Inggris di jenjang S1 Program Studi pendidikan Bahasa Inggris di berbagai perguruan tinggi. Dengan sendirinya mampu mengajar sebagai guru di tingkat sekolah menengah. Kompetensi lulusan PMPBI Undana harus mencerminkan standar minimal mutu lulusan sebagai berikut. a) Berbahasa Inggris dengan baik dan benar, yang dapat dimanfaatkan dalam komunikasi sosial sehari-hari, dalam situasi formal, baik secara lisan maupun tertulis, sekurang-kurangnya stingkat TEFL dengan skor minimial 550. b) Profesional dalam pendidikan dan pengajaran bahasa Inggris dalam hal: (1) merancang kurikulum bahasa Inggris, (2) mengembangkan materi bahasa Inggris dalam format GBPP atau SAP, (3) melaksanakan pendidikan/pengajaran Bahasa Inggris dengan metode-metode

5

berbasis learning, dan (4) mengevaluasi pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang S1 dengan berbagai bentuk tes yang mampu mengukur ketercapaian pembelajaran. c) Profesional dalam melakukan penelitian pendidikan dan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan kajian kualitatif dan kuantitatif. d) Berperilaku positip terhadap lembaga tempat kerja dengan mengupayakan unjuk kerja yang efektif dan efisien, serta mengembangkan hubungan kolegial yang konstruktif di dalam dan di luar lingkungan kerja, sesuai amanat Pancasila. e) Berwawasan global, bersikap terbuka, kritis, dan selektif terhadap pembaharuan pendidikan dan berupaya mendorong perwujudannya baik sebagai inisiator maupun actor. f)

Bertanggung jawab secara formal dan moral terhadap fungsi, tugas, dan kewajibannya.

1.2 Aspek Spesifikasi Aspek spesifikasi berkaitan dengan posisi PMPBI di mata dunia, yang didukung secara penuh oleh program studi yang sudah ada, dan keunggulan yang menjadi khas program studi. 1.2.1 Posisi program Studi Di Tingkat Nasional Dan Internasional PMPBI tentunya sebagai agen kualifikfikasi Magister Pendidikan Bahasa Inggris dengan spesialisasi pendidikan pada umumnya pembelajaran Bahasa Inggris khususnya. Pada skala nasional pun internasional, PMPBI di Undana akan menjadi bagian mitra kerja terutama dalam kajian-kajian dan temu ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk itu kehadiran program tersebut di Undana akan secara mudah melakukan jaringan kerjasama ilmiah termasuk pertukaran staf dosen lintas provinsi pun lintas negara. 1.2.2 Hubungan Program Studi Dengan Program Studi Yang Lain Kehadiran PMPBI pasti akan selalu bergandengan tangan dengan Program Magister lain yang sudah beroperasi. Gandengan tangan itu tentu dalam hal bagaimana Pendidikan Pascasarjana khususnya dan lembaga Undana umumnya, bisa tampil bersama dengan muatan visi: Berwawasan Global. Namun Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris akan selalu tetap tampil khas dan beda dengan program magister lain, karena kurang lebih 80% kurikulum berbeda dengan kurikulum program studi lain yang ada di PPs Undana. Dengan demikian kehadiran PMPBI melengkapi yang masih kurang, dan dengan sendirinya membuat PPs Undana menjadi sebuah taman ilmu berwarna-warni tapi mengedepankan keharmonisan yang indah. Yang menjadi khas adalah matakuliah pendidikan bahasa Inggris termasuk penelitian pendidikan bahasa Inggris yang menggunakan bahasa Inggris sebagai medium atau pengantar.. 1.2.3 Keunggulan Dan Karakteristik Program Studi Ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan program studi sekaligus menjadi karateristik program studi. Pertama staf dosen. Dosen yang akan dilibatkan sejumlah 10 orang

6

dengan kualifikasi doktor baik tamatan dalam negeri maupun luar negeri, dengan distribusi spesialisasi berbeda seperti doktor pendidikan bahasa Inggris, doktor linguistic, doktor pendidikan, doktor sosiolinguistik, dan doktor etnolinguistik. Dari sisi pangkat akademis, staf dosen yang ada itu sudah lektor ke atas, bahkan di antaranya memangku jabatan tertinggi yaitu Guru Besar. Faktor yang kedua adalah bidang ilmu sebagai ciri khas. Bidang ilmu yang menjadi khas program Magister itu adalah pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, yang hingga kini belum ada satupun yang sudah beroperasi di semua perguruan tinggi yang ada di provinsi NTT. Hal ini juga sekaligus mengindikasikan kajian-kajian yang berbeda dengan program studi lain. Faktor terakhir yang menunjukkan karakeristik program studi adalah menggunakan bahasa Inggris sebagai medium perkuliahan dan penulisan Tesis. Dosen yang sudah siap dipekerjakan akan selalu menggunakan bahasa Inggris terutama dalam kelas, penyelesaian tugas, dan dalam proses pembimbing tesis, sehingga mahasiswa terdorong untuk selalu meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris secara mandiri. Sehubungan dengan ketiga faktor itu, PMPBI akan sebagai Pusat Ilmu dan Pengembangan Ketrampilan Mengajar Bahasa Inggris dengan berbagai metode terkini bagi calon guru bahasa Inggris di perguruan tinggi pun guru-guru di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan track record Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris jenjang S1 yang hampir 100% mendominasi besarnya kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Track record lain, adalah semua dosen yang ada di program studi bahasa Inggris jenjang S1 sekarang ini adalah alumni program itu sendiri yang sudah sekian tahun melayani kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Banyak juga staf yang ada sekarang ini lolos berkompetensi melakukan penelitian-penelitian termasuk Hibah Bersaing di tingkat nasional, dan laporannya berhasil diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi.

7

BAB II KURIKULUM Bab ini membahas tiga hal yakni: road map keilmuan dan keahlian, rancangan kurikulum, dan sistim pembeajaran. 2.1 Road Map Keilmuan dan Keahlian 2.1.1 Bidang Ilmu atau Bidang Kajian Pokok Program Studi Peserta akan dibekali oleh ilmu pendidikan Bahasa Inggris dan lain-lain dengan tujuan lulusan bisa melayani kebutuhan masyarakat dan mengembangkan ilmu dengan melakukan berbagai kajian atau penelitian. Untuk itu PMPBI merancang kompetensi yang bakal dimiliki dengan road map seperti yang digambarkan oleh Diagram 1 di bawah ini. Diagram 1: Peta Kompetensi

K

O M P E T E

N

S

I

KOMPETENSI AKADEMIK

KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI PEDAGOGIS

LULUSAN KOMPETENSI TERAPAN

KOMPETENSI PENDUKUNG

KOMPETENSI PENGEMBANGAN ILMU

SUBJECTS Lang. teaching subjects Linguistic subjects Education subjects Teaching Practice

Applied subjects General/research subjects Thesis writing

Diagram 2.1 di atas menunjukkan bagaimana lulusan dibekali oleh kompetensi utama baik akademis maupun pedagogis, dan kompetensi pendukung baik terapan maupun pengembangan

8

ilmu. Masing-masing kompetensi memuat bebrapa matakuliah yang relevan. Kompetensi akademis utama terkandung kelompok matakuliah language teaching subjects dan linguistics subjects, dan kompetensi pedagogis terkandung kelompok matakuliah education subjects dan teaching practice.

Sedangkan kompetensi terapan terkandung kelompok matakuliah applied

subjects dan kompetensi pengembangan ilmu terkandung kelompok matakuliah general/research subjects dan thesis writing. Dengan demikian seorang lulusan sangat jamin dibekali oleh kompetensi-kompetensi

yang

relevan

dengan

kebutuhan

masyarakat

dan

kebutuhan

pengembangan ilmu. 2.1.2 Perkembangan Bidang Kajian Saat Ini Dan 10 Tahun Mendatang Untuk tahun-tahun awal program studi, kajian difokuskan kepada persoalan atau kesenjangan-kesenjangan yang berkaitan dengan mutu pendidikan dan mutu pembelajaran yang dipantau sejak mutu proses yang terjadi di kelas. Kajian kajian harus menyentuh persoalan ril di lapangan guna mengatasi hambatan utama baik di sisi manajemen instansi dan sekolah maupun pembelajaran ril di kelas. Demikianpun kajian-kajian ilmu terapan (non kependidikan) yang tidak mungkin tidak berkaitan dengan mutu SDM masyarakat. Yang jelas bahwa masyarakat selalu berubah dengan muatan banyak dan bervariasi kebutuhan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran pasti dengan modus baru atau modus tersendiri. Di situlah program studi selalu memantau ke depan untuk selalu sinkron dengan perkembangan/perubahan masyarakat dan tuntutan kebutuhan. Oleh karena itu bidang-bidang kajian pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris khususnya yang didasari oleh ilmu kebahasaan dan ilmu terapan kebahasaan tetap menjadi prioritas untuk tetap mempertahankan kalau tidak meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris. Yang jelas kajian-kajian di 10 tahun mendatang dan seterusnya tentunnya tetap dalam koridor pendidikan dan pembelajaran yang akan selalu sinkron dengan atau menjawab perubahanperubahan global yang menyentuh langsung kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Caranya tentu dengan melakukan perubahan atau modifikasi kurikulum supaya selalu relevan dengan perubahan-perubahan kebutuhan di lapangan. 2.1.3 Kemanfaatan Terhadap Perkembangan Bangsa Kurikulum program studi pendidikan bahasa Inggris sudah pasti bermanfaat dengan perkembangan bangsa baik dari sisi menciptakan mutu masyarakat, khususnya masyarakat NTT, dalam arti turut memersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berdaya cipta yang sejalan dengan visi,misi, dan tujuan pendidikan tinggi lembaga Undana untuk menjawab tuntutan global. Lulusan-lulusan program studi akan secara professional berkerja memajukan bangsa sesuai minat baik sebagai staf pengajar di perguruan tinggi maupun sebagai guru-guru bahasa

9

Inggris di tingkat sekolah menengah atau di instansi-instansi lain yang terkait. Lulusan-lulusan yang mengajar di perguruan tinggi di mana saja, khususnya di NTT, bisa mengembangkan ilmu lewat kajian-kajian secara profesional. Apalagi kalau lulusan itu adalah berkualifikasi Doktor. 2.2 Rancangan Kurikulum Rancangan kurikulum program studi sudah memerhatikan relevansinya dengan dunia kerja khususnya di NTT. 2.2.1 Profesi, Bidang Pekerjaan Yang Dapat Diisi Oleh Lulusan Profesi para lulusan pendidikan bahasa Inggris di antaranya sebagai berikut: (1)

Mendidik dan mengajar di perguruan tinggi pun di sekolah-sekolah tingkat menengah.

(2)

Mengembangkan dan merevisi kurikulum dan pernagkat pembelajaran seperti silabus, bahan ajar, media.

(3)

Mengembangkan model-model pembelajaran

(4)

Mengembangkan dan menyusun alat evaluasi pembelajaran yang valid dan reliable

(5)

Mengawas pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.

(6)

Melakukan penelitian dalam bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris baik di dalam negeri maupun dalam negeri.

(7)

Mengelola pendidikan formal pun non-formal (kursus bahasa Inggris termasuk TOEFL).

(8)

Menerjemah karya-karya tulis pun bahasa lisan (interpreter).

(9)

Melalukan fungsi konsultan di LSM dalam bidang pendidikan bahasa Inggris.

(10) Mengepalai atau mengelola Pusat Bahasa di Perguruan Tinggi, dan lain-lain. (11) Menulis karya-karya ilmiah termasuk karya ilmiah populer. (12) Mengkuti studi lanjut jenjang S3 pendidikan Bahasa Inggris termasuk bidang-bidang serumpun. Landasan Hukum: Landasan hukum penyusunan kurikulum program studi Pendidikan Bahasa Inggris program PPs Undana (termasuk visi, misi, dan tujuannya) adalah sebagai berikut: (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa (3) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. (4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Lndonesia Nomor: 43/Dikti/Kep/2006 Tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi.

10

(5) Surat Keputusan Rektor Universitas Nusa Cendana Surat dengan

Nomor

07A/PP/2008 tentang Satuan Tugas Pembukaan Program Studi Pendidikan IPS PPs Undana. (6) Rapat-rapat Tim Penyusun Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris PPs Undana Visi Program Studi: Nama program studi : Pendidikan Bahasa Inggris Visi program Studi

: Program Studi Unggul di Tingkat Nasional dan Internasional.

Misi Program Studi: Misi program studi tidak terlepas dari misi Undana sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi yang mengedepankan kualitas dan berwawasan global. Secara singkat dapat dikatakan bahwa misi program studi adalah menghasilkan sumberdaya manusia (lulusan) yang unggul dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris dan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat NTT sekarang dan ke depan, berwawasan global, mensponsori pengembangan IPTEKS sesuai dengan tuntutan masyarakat, melakukan perubahan-perubahan kelembagaan sesuai perkembangan pun perubahan kebutuhan masyarakat global (lokal, nasional, pun internasional). Rincian misi adalah sebagai berikut. (1) Menyelenggarakan pendidikan untuk membangun masyarakat berbudi luhur dan bermoral terpuji (2) Menyelenggarakan pendidikan tinggi Pendidikan Bahasa Inggris yang berorientasi global, mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, mandiri, kreatif, inovatif, kompetitif, sehat, berdisiplin, dan menguasai IPTEKS. (3) Menyelenggarakan penelitian untuk menghasilkan dan mengembangkan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan pendidikan berwawasan global berbasis keunggulan lokal. (4) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui pemanfataan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris berorientasi global, untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. (5) Mengembangkan dan meningkatkan mutu pembinaan kemahasiswaan melalui pemanfaatan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris. (6) Mengembangkan sistem Pendidikan Bahasa Inggris yang dinamis dan profesional, efektif, dan efisien berbasis IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris.

11

(7) Meningkatkan, mengembangkan, dan memberi dukungan dan/atau kerjasama dengan lembaga lain secara kewilayahan, baik secara regional, nasional dan internasional dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris. (8) Menyelenggarakan pendidikan yang berkelanjutan dengan membuka jenjang pendidikan S3. (9) Menyelenggarakan pendidikan sebagai cikal bakal untuk membuka programprogram pendidikan bahasa lain sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat (10)Menyelenggarakan pendidikan dengan ciri-khas berdewi-bahasa.

Tujuan program Studi: Tujuan program studi pada prinsipnya menunjang tercapainya misi dan tujuan pendidikan lembaga Undana. Berdasarkan misi di atas, tujuan program studi adalah menghasilkan lulusan Magister Pendidikan Bahasa Inggris yang memiliki standar kemampuan sebagai berikut. (1) Menghasilkan tenaga pendidik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Menghasilkan tenaga pendidik yang mampu mengajar sebagai dosen di jenjang pendidikan S1 pun guru di sekolah-sekolah lanjutan. (3) Menghasilkan tenaga pendidik dan pengajar yang profesional, mandiri, mampu bersaing, dan berdaya-cipta dalam menerapkan dan mengembangkan model-model atau metode pembelajaran bahasa. (4) Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan perangkat pembelajaran (kurikulum, silabus, media, bahan ajar, RKPS) bahasa Inggris. (5) Menghasilkan lulusan yang mampu menyusun penilaian pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan kompetensi berjenjang (higher order thinking competence). (6) Menghasilkan lulusan yang menjunjung tinggi etika keilmuan dalam menggali, menemukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi kependidikan. (7) Menghasilkan lulusan yang mampu bekerjasama dalam menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan. (8) Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengembangkan teori-teori pendidikan/pembelajaran bahasa dan kebahasaan. (9) Menhasilkan lulusan yang mampu melakukan penelitian baik di bidang pendidikan maupun pembelajaran bahasa termasuk ilmu-ilmu terapan kebahasaan secara mandiri pun secara bersama. (10)Menghasilkan lulusan yang mampu lanjut studi jenjang S3 untuk meregenerasi pengembangan ilmu secara mandiri dan terpercaya. (11)Menghasilkan lulusan yang mampu membina dan mengembangkan kemitraan antara lembaga pendidikan dengan stakeholders. 2.2.2 Profil atau Karakteristik Lulusan Program Studi Yang Dibutuhkan Masyarakat

12

Profil lulusan sebagai cirikhas lulusan program studi yang dibutuhkan di masyarakat dan yang dapat diandalkan. Secara rinci profil lulusannya adalah sebagai berikut: (1) Guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah lanjutan yang secara kritis menerima perubahanperubahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris. (2) Guru bahasa Inggris yang secara profesional melakukan penelitian berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris. (3) Dosen di perguruan (jenjang S1) yang berwawasan global dan professional dalam melakukan pendidikan, peneltian, dan pengabdian kepada masyarakat (4) Tenaga pelatihan dan pengawasan yang profesional yang dapat melatih para guru dalam tugas-tugas yang relevan. (5) Penutur dwibahasa (bahasa Inggris dan Indonesia) yang baik dan benar serta berkemampuan berbahasa Inggris setara dengan TOEFL. (6) Tenaga penterjemah berbagai karya ilmiah pun tutur lisan (interpreter). (7) Calon-calon studi lanjut jenjang S3 khusunya di bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris. (8) Tokoh panutan masyarakat yang berakhlak tinggi dan pancasilais serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 2.2.3 Kualifikasi Hasil pendidikan Lulusan program studi baru, sesuai dengan peraturan Dikti berkualifikasi Magister Pendidikan dengan gelar M.Pd., dengan bobot setingkat di atas Sarjana Pendidika atau S.Pd. Setiap lulusan yang berhak menyandang gelar itu, secara meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan, sudah memenuhi tuntutan standar nasional dan dapat melamar untuk bekerja di kantor apa saja yang relevan dengan kompetensi dan ketrampilannya. 2.2.4 Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung Kompetensi yang menjadi bekal lulusan adalah kompetensi utama dan kompetensi pendukung. Kompetensi utama berkaitan dengan kemampuan akademik dalam bidang pendidikan dan pembelajaran serta evaluasi pendidikan Bahasa Inggris, teori-teori pembelajaran bahasa dan kebahasaan. Kompetensi pendukung berkaitan dengan ilmu yang mendasari kompetensi utama, serta mampu menerapkan ilmu lewat kajian-kajian ilmu terapan dengan memanfaatkan pengetahuan metodologi penelitian. 2.2.5 Bahan Kajian Berdasarkan kompetensi utama dan kompetensi pendukung yang dikemukakan di atas, bahan kajian yang ditekuni oleh lulusan adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris. (2) Metode atau model-model pembelajaran bahasa Inggris

13

(3) Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris (4) Pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. (5) Perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan Media) (6) Ilmu Bahasa Terapan dan sastra (7) Akusisi Bahasa (8) Kesalahan Berbahasa (9) Alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing). 2.2.6 Matakuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian Matakuliah yang mengait pada bidang kajian dapat terlihat pada Tabel Kompetensi Utama dan Pendukung berikut ini. Tabel 2.1: Kompetensi Utama dan Pendukung KOMPETENSI 1. Utama

2.Pendukung

a.Akademis

KELOMPOK MK Lang. Teaching

RINCIAN MK TEFLIN Methods The Teaching of English Skills Discourse & Language Teaching The Teaching of Literature English Teaching Evaluation Teaching Practice Advanced Academic Writing

Linguistics

Advanced Linguistics Second language Acquisition

b.Pedagogis

Education

Foundations of Education Current Issues on Language Instruction Instructional Design

a. Terapan

Applied linguistics

Sociolinguistics** Psycholinguistics ** English Semantics** Bilingualism* Language and Culture* Translation and Interpretation*

b.Pengembangan Ilmu

General/Research

Qualitative Research Methodology Quantitative Research Methodology Seminar on English Education (prop) Thesis Writing Phylosophy of Language

Dari Tabel 2.1 dapat dijelaskan bahwa lulusan dibekali dengan pengetahuan pembelajaran bahasa Inggris dan kebahasaan yang mendasari pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa Inggris tidak boleh tidak harus didasari juga oleh teori-teori pendidikan pada umumnya dan teori pembelajaran pada khususnya. Namun pembelajaran bahasa Inggris sangat tidak terpisah dengan

14

ilmu-ilmu lain terutama yang berkaitan dengan ilmu makro dalam hal ini ilmu terapan. Kompetensi-kompetensi lulusan juga dibekali dengan ilmu penelitian untuk secara mandiri dan profesional dapat mengembangkan ilmu yang terkait dengan bahan kajian. Sandi Mata Kuliah Sandi mata kuliah Program Studi Pendidikan pada Program Pascasarjana Undana disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu dengan menggunakan satu kelompok yang terdiri dari 3 huruf kapital dan satu kelompok angka yang terdiri dari 4 digit. Sebelum menentukan sandi matakuliah seperti yang dimaksud perlu terlebih dahulu dikemukakan nomor urut matakuliah menurut rumpun ilmu seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 2.2: Nomor urut Rumpun dan Mata Kuliah Menurut Rumpun Rumpun N0 Urut 1.

Jenis Rumpun Pendidikan dan pembelajaran

Nomor Urut Mata Kuliah (MK) Dalam Rumpun Ilmu Nomor MK 01 Foundations of Education 02 Current Issues on Language Instruction 03 Instructional Design 04 TEFLIN Methods 05 The Teaching of English Skills 06 Discourse & Language Teaching 07 The Teaching of Literature 08 English Teaching Evaluation 09 Teaching Practice 10 Advanced Academic Writing

2.

Linguistik/applied

01 02 03 04 05 06 07 08

Advanced Linguistics Second language Acquisition Sociolinguistics** Psycholinguistics ** English Semantics** Bilingualism* Language and Culture* Translation and Interpretation*

3.

Pengemb.Ilmu

01 02 03 04 05

Qualitative Research Methodology Quantitative Research Methodology Seminar on English Education (proposal) Thesis Writing Phylosophy of Language

Kelompok Mata Kuliah dan Sandi Mata Kuliah Pengelompokan matakuliah program studi pendidikan bahasa Inggris dilakukan sesuai dengan standar kompetensi BNSP 2010 sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5)

Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)

15

Jumlah beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studinya pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah 48 SKS terkategori dalam 4 kelompok: (1) (2) (3) (4) (5)

Education Subjects Major Subjects General/Research Subjects General Basic Subjects Eclective Subjects

= MKK = MKB = MPB = MPK = MBB

Dari lima kelompok itu dibedakan atas: Matakuliah Wajib = 44 SKS dan Matakuliah Pilihan = 4 SKS. Sandi matakuliah dapat dilihat pada Tabel Sandi dan Kelompok matakuliah berikut ini. Tabel 2.3. Sandi dan Kelompok Mata kuliah Sandi MK

Kelompok Matakuliah

Keterangan Wajib Pilihan

1.

ENG 1301

ENG 2101 ENG 2103

ENG 3101 ENG 3102 ENG 3103 ENG 3104 ENG 3105 ENG 3106 ENG 3107 ENG 3201 ENG 3202

ENG 4301 ENG 4302 ENG 4303 ENG 4304

ENG 5201 ENG 4302 ENG 5203 ENG 5204 ENG 5205 ENG 1206 ENG 1207

Baisc Science Subjects (MPK) = 5 SKS Phylosophy of Language Total 2. Education Subjects (MKK) = 21 SKS Foundations of Education Current Issues on Language Instruction Total 3. Major Subjects (MKB) = 25 SKS Language teaching Instructional Design TEFLIN Methods The Teaching of English Skills Discourse & Language Teaching The Teaching of Literature English Teaching Evaluation Teaching Practice Linguistics Advanced Linguistics Second language Acquisition Total 4. General Subjects (MPB) = 11 SKS Qualitative Research Methodology Quantitative Research Methodology Seminar on English Education (proposal) Thesis Writing Total 5. Elective Subjects (MBB) = 5 SKS Bilingualism* Advanced Academic Writing* Language and Culture* Translation and Interpretation* Sociolinguistics** Psycholinguistics ** English Semantics**

SKS

Total

2 2



2 2 4

√ √

2 2 3 2 2 3 2

√ √ √ √ √ √ √

2 2 20

√ √

3 3 2 4 12

√ √ √ √

2 2 2 2

8

16

√ √ √ √ √ √ √

TOTAL

48

Keterangan/penjelasan Sandi matakuliah adalah sebagai berikut: (1) Kelompok huruf yang terdiri dari 3 huruf kapital merupakan sandi mata kuliah yang berbasis pada program studi yang menawarkan mata kuliah tersebut. (2) Angka 1 sampai 5 pada digit pertama dari himpunan 4 angka menunjukkan nomor urut kelompok matakuliah (1=MPK, 2=MKK, 3=MKB, 4=MPB, 5=MBB) yang diberikan program PPs. (3) Setiap digit urutan

kedua dari himpunan 4 angka, menunjukkan nomor urut

kelompok matakuliah berdasarkan rumpun ilmu (Pendidikan & Pembelajaran, Linguistik, Pengembangan Ilmu). (4) Digit ketiga dan empat dari himpunan 4 angka, menunjukkan nomor urut matakuliah dalam setiap rumpun ilmu. Contoh: Sandi matakuliah Psycholinguistics adalah ENG 1205. Ketiga huruf ENG menunjukkan nama program studi PPs yaitu pendidikan Bahasa Inggris. Angka 1 menunjukkan nomor urut kelompok matakuliah yang diberikan PPs. Angka 2 menunjukkan nomor urut ke dua kelompok rumpun Ilmu Linguistik, dan kedua angka 05 menunjukkan nomor urut matakuliah dalam rumpun ilmu linguistik. 2.2.7 Susunan Matakuliah Per Semester Dan Bobotnya Kurikulum berorientasi kepada kompetensi lulusan program magister, yang mencerminkan standar minimal mutu lulusan S2. Standar minimal yang dimaksud adalah mutu lulusan yang mampu meningkatkan dan mnerapkan ilmu secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat. Struktur kurikulum dan sebaran matakuliah untuk tujuan tersebut adalah seperti yang terlihat pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4: Sebaran Matakuliah Menurut Semester. Kelompok dan Nama Matakuliah Language Principles Subjects (MPK) Phylosophy of Language Total SKS Education Subjects (MKK) FoundatioNs of Education Current Issues on Language Instruction Total SKS Major Subjects (MKB) Language Teaching Instructional Design TEFLIN Methods The Teaching of English Skills

Sandi MK

ENG 1301

SKS

Sandi Dosen

Semester I

II

2 2

2

2 4

SF

ENG 2101 ENG 2103

2 2 4

JB GL

2 2

ENG 3101 ENG 3102 ENG 3103

2 2 3

GL/JB CK CK/DT

2

17

2 3

III

IV

V

Discourse & Language Teaching The Teaching of Literature English Teaching Evaluation Teaching Practice Linguistics Advanced Linguistics Second language Acquisition Total SKS General Subjects (MPB) Qualitative Research Methodology Quantitative Research Methodology Seminar on English Education (prop.) Thesis Writing Total SKS Elective Subjects (MBB) Bilingualism* Advanced Academic Writing* Language and Culture* Translation and Interpretation* Sociolinguistics** Psycholinguistics ** English Semantics** Total SKS TOTAL

ENG 3104 ENG 3105 ENG 3106 ENG 3107

2 2 3 2

AS SD AM TIM

2

ENG 3201 ENG 3202

2 2 20

JH FT

2

ENG 4301 ENG 4302 ENG 4303 ENG 4304

3 3 2 4 12

AM AS FT

3

ENG 5201 ENG 4302 ENG 5203 ENG 5204 ENG 5205 ENG 1206 ENG 1207

2 2 2 2 2 2 2 10 48

SD FT FB FT SF JH AS

2 3 2

2

3 2 4

4

4

2* 2** 2** 2** 4 10

2

4

2* 2* 2*

15

4 17

Catatan: tanda *) artinya matakuliah pilihan wajib, dan **) artinya pilih satu matakuliah (2sks) satu dari tiga matakuliah yang disiaapkan.

Tabel 2.5 berikut berisi tentang matakuliah dan pengasuh matakuliah menurut semester. Tabel 2.5: Matakuliah dan Nama Dosen Pengasuh Matakuliah. N0

Nama Matakuliah

Smstr

1

Phylosophy of Language

1

2

FoundatioNs of Education

2

3

Current Issues on Language Instruction

1

4

Instructional Design

1

5

TEFLIN Methods

2

6

The Teaching of English Skills

1

7

Discourse & Language Teaching

2

8

The Teaching of Literature

1

9

English Teaching Evaluation

2

10 11

Teaching Practice Advanced Linguistics

3 2

18

Pengasuh Matakuliah Dalam Tim Sandi Nama SF Dr. S. Fernandez, M.Pd. Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd. JH Josua Bire, MA., Med.,Ph.D. Dr. Clemens Kolo, MAT JB Gomer Liufeto, MA., Ph.D. Josua Bire, MA., Med.,Ph.D. CK Gomer Liufeto, MA., Ph.D. Josua Bire, MA., Med.,Ph.D. GL Dr. Clemens Kolo, MAT Josua Bire, MA., Med.,Ph.D. CK&DT Dr. Clemens Kolo, MAT Dr. Damianus Talok, MA AS Dr. Agustinus Semiun, MA. Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib. SD Santri Djahimo, MA., Ph.D. John W. Haan, MA, Ph.D. FT Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd. Dr. Agustinus Semiun, MA. SD TIM AM John W. Haan, MA, Ph.D. Dr. Agustinus Semiun, MA.

12

Second language Acquisition

4

13

Qualitative Research Methodology

1

AS

14

Quantitative Research Methodology

1

FT

15

Seminar on English Education (prop)

2

FT

16 17

Thesis Writing Bilingualism*

4 1

AM

18

Advanced Academic Writing*

2

AS

19

Language and Culture*

3

FT

20

Translation and Interpretation*

2

FT/SD

21

Sociolinguistics**

4-5

SF/FB

22

Psycholinguistics **

2

JH/AS

23

English Semantics**

2

AS/JH

Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Santri Djahimo, MA., Ph.D. Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd. Dr. S. Fernandez, M.Pd. Dr. Agustinus Semiun, MA. John W. Haan, MA, Ph.D. Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Dr. S. Fernandez, M.Pd. TIM Santri Djahimo, MA., Ph.D. Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Dr. Clemens Kolo, MAT Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib. Dr. Agustinus Semiun, MA. Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Santri Djahimo, MA., Ph.D. Dr. S. Fernandez, M.Pd. Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib. John W. Haan, MA, Ph.D. Dr. Agustinus Semiun, MA. Dr. Agustinus Semiun, MA. John W. Haan, MA, Ph.D.

Deskripsi Singkat Matakuliah: (1) Instruction Planning and English Syllabus (2 SKS)

This course provides students with some theories and practical knowledge on Instructional Planning and English Syllabus which cover primary and secondary curriculum, models of English syllabus and lesson plan concentrating on instructional objectives, instructional material, teaching methodology and evaluation (2) Methods of Teaching English and TEFLIN (2 SKS) This subject is basically a review of that offered at the S1 level. The subject covers the so called alternative approaches and methods i.e. Total Physical response, The Silent Way, Community language learning, Suggestopedia, Whole Language, The Lexical Approach, Neurolinguistic Programming, and Competency-Based Language Teaching, Task Based learning, Problem-Based learning and so on. Besides, the more concentration is on the current communicative approaches including: Communicative language Teaching, The Natural Approach, Cooperative language Learning, ContentBased Instruction, and Task-Based Language Teaching. For more complete coverage, the students are expected to digest recent developments in articles ‘published’ in the internet. (3) Advanced Academic Writing (2 SKS) This course provides the students with the way how to write in academic English concentrating on the review of paragraph writing, and going on with developing paragraphs in essay writing, and article writings. The students are also provided with

19

how to write scientific writings of any purposes such as for popular articles (in mass media), paper for seminar, report, resume, journal summary, and thesis. (4) Evaluation in English Teaching (2 SKS) The course is designed to provide the students with comprehensive knowledge about the field of educational test and evaluation in general with special emphasis on language testing (LT), and its recent advances so that they can make better, more responsible tests, and professionally develop language tests of their own, administer, and use their results competently. (5) Discourse Analysis (2 SKS) In the course the students are made familiar with the concept of discourse analysis such as the role of contexts, information structure, cohesion and coherence followed by how to teach English based on a number of genres such as recounts, narratives, procedures, decriptives, reports, announcements, argumentatives, and explanatories.The course comes up with the critical discourse analysis and its theories. (6) The Teaching of Literature (2 SKS) The course aims at developing the students’ competence and ability to teach English literature at the high-school or undergraduate level as part of process in language learning. It contains the selection of materials, what and how to teach them, with the focus of developing the learners, appreciation and evaluation on the genres of literary works. (7) Teaching Practice (2 SKS) This course offers students with how theories relate to teaching practice under the supervision of lectureres. Students are to design lesson plans to be executed at S1 classes in various teaching institutions at any universities in Kupang for three months. The students need to writean individual report and or group-report. (8) Second Language Acquisition (2 SKS) This course helps students understand the implications of human biology and psychology to language acquisition, the methods, goals, and approaches for investigating SLA and the theories and assumptions as well, learners/ learning and metacognitive strategies, the differences between natural second language acquisition and the classroom second language development and the model of classroom language development, and the metalinguistic awareness in second language acquisition. Students are also aware of the trend of recent SLA researches. (9) Schools of Linguistics (2 SKS)

This course focuses on proponents of linguistic theories, such as Ferdinand De Saussure, Leonard Bloomfield, John Rupert Firth, and Noam Chomsky, and others, in relavance with theories of language learning, then coming up with 20

how their theories relate or differ from language learning principles, such as of Stephen Krashen and Douglas Brown. (10) Foundations of Education (2 SKS) This course provides the students with theories of education and education systems such as social system, political system, and cultural system. For such purposes, the students are to be familiar with the analysis of: phylosophical, historical, sociological, and psychological foundations. This all relate with the instruction plan and implementation in formal and non-formal or informal learning in terms of learning theories, taxonomical of learning aims, strategy and methods of learning, learning organization, and learning evaluation. (11) Issues on Language Instruction (2 SKS)

This course provides the students with current working knowledge on language instruction with special emphasis on curriculum implementation, teaching learning process, strategies, approaches, methods and technigues, learning centered paradigm, communicative language teaching, bilingual education, and ICT learning. The students are expected to be familiar with skills to identify various sources of teaching and learning problems as well as to find out solutions using relevant theories and research findings. (12) Phylosophy of language (2 SKS) This course provides the students with the introduction of phylosophy of education, language and meaning representation with special emphasis on semiotics and language relativity, then coming up with language and culture. (13) Research Methodology of Language Education(2 SKS) This course is designed to help the students develop the knowledge of educational qualitative and quantitative research Methods, learn how to plan a research proposal using qualitative and quantitative method, identify the quality of (reviewing) a qualitative research project/report. More specifically, the students are expected to learn how to conduct a qualitative and quantitative research project for their thesis concentrating on identifying research problems, reviewing the literature, populations and samples, informants or respondents, analysing data, and discussing the data obtained, and so on. (14) Inferential Statistics (2 SKS) This course prepares the students with with the introduction of statistical methods for making inferences in quantitative research; it covers some commonly used parametric and non-parametric test of statistical hypotheses in the area of English Language Education. At the end of the course, students can plan the statistical analysis on their prospective data for their thesis. (15) Seminar on English Education (2 SKS)

21

To facilitate completion of students thesis, thesis seminar is conducted. In the seminar students present ideas, outlines and plans of their thesis to get feedback, comments, and suggestions for improvements. The seminar is attended by students who are working for the completion of their thesis proposal, the advisors and the lecturer in change for the seminar. (16) Sociolinguistics (2 SKS) The course is designed to make students familiar with the relationship between language and native speakers’ culture in general, including their habits and paralinguistics that accompany the language. The discussion also includes spech styles, language varieties, registers, dialects, speech acts, discourse routines, verbal skills, men’s and women’s talk, etc. (17) Translation (2 SKS) The course is concerned with the theory and practice of translation concepts: concepts of translation, dynamic translation, equivalent in translation, process and procedures in translation, semantic and communicative translation. Emphasis is more on the practice in translating texts from English to Indonesian and vice-versa. (18) Bilingualism (2 SKS) In the course students are made familiar with the use of language by an individual or a speech community in a certain country. Discussions concern Bilingualism in the world, Bilingualim in the US, Bilingualim in society, the bilingual child and person, bilingual speech and language, code switching and code mixing, etc. (19) Language and Culture (2 SKS)

In this subject the students are provided with the introduction of ethnolinguistics but in relevance with the teaching and learning. The students are expected to have skills in indetifying problems of language learning due to culture factor and try to give solutions based on the language teaching and learning theories. (20) The Teaching of reading The course is designed to improve students’ knowledge on the reading comprehension theoryin general and second language reading skill. This knowledge will be usefull for setting up a reading comprehension program , anticipating and solving any possible problems, and being perceptive to the latest issues. The topics include the psychological model of reading, the formal and content schemata, the skill of identifying main ideas, reading and thinking, reading strategies, extensive reading and its effective reading instructions, reading for reluctant learners, basal reading, and recent research in the area of reading (21) The Teaching of Writing

The purposes of this course are (10 emphasizing the students’ knowledge of the four types of discourse and their individual sup-types, and (2) 22

investigating possible techniques of teaching each type and sub-types of discourse at all educational levels-primary schools, high schools, and universities. From the beginning the students are made alert that, ideally, the teachers of writing are professional wroters. Therefore, the students are responsible for maintaining their skills of writing by applying the principles of rhetoric in their written productivity. (22) Semantics

This course introduces and examines a variety of approaches to the issue of representing word meanings: lexical semantics, which includes reference theory, image theory, and componential analysis; sentential semantics, which covers the truth condition theory, deep structure of generative transformational approach, and predicate calculus; and communicative semnatics, which touch upon speech acts theory and Grice’s approach to logic of communication. (23) Theories of Lang. Teaching & Learning

This course intrides the students Language learning and language acqisition in general coming up with factors that hinder or support the learning and acquisition process such as: age, social-cultural, psychological, and linguistisc factors. These help the students themselves for their broader perspective in the teaching and learning process. (24) Psycholinguistics This course intriduces the students with (1) relationship of language, thinking, and culturized, (2) psycological factors of leanrning and acquiring foreign or second language, (3) language, mind, and brain, and (4) mental grammar and language processing, and (5) language disorders. 2.3 Sistim Pembelajaran Sistem pembelajaran pada sub seksi ini menyangkut metode yang digunakan, system pembobotan dan beban belajar, serta media pembelajaran. 2.3.1 Metode Pembelajaran Sistim pembelajaran menerapkan amanat SK Menteri P dan K N0: 0211/U/1982, yaitu Sistim Satuan Kredit Semester (SKS). Prinsip pelaksanaannya mengacu pada ketentuan yang berlaku di PPs Undana yang diamanatkan oleh Statua Undana tahun 2009 dan Norma dan Tolok Ukur Undana tahun 2011. Dalam proses perkulihan diterapkan paradigma student-centered learning dengan penekanan pada independent learning (belajar mandiri) dengan secara total menggunakan bahasa Inggris sebagai medium. Sejak awal semester atau pertemuan pertama, masing-masing dosen memberikan petunjuk (semacam kontrak) perkuliahan matakuliah dalam satu semester. Petunjuk

23

atau pedoman atau keren dengan sebutan TOR berisi cakupan materi yang lebih banyak untuk dipelajari sendiri dan sistem perkuliahan. Untuk itu masing-masing dosen merujuk kepada beberapa sumber (terkini) bahkan menyediakan buku-buku untuk dicopy serta jurnaljurnal/publikasi relevan dan terkini. Dari cakupan itu didistribusikan kepada mahasiswa peserta sesuai porsi jumlah tatap muka dan menulis makalah untuk dipresentasekan. Presentase diikuti dengan diskusi di bawah koordinasi dosen matakuliah. Komentar dan masukan dosen merupakan simpul akhir bagi mahasiswa untuk dicernai dan diperdalam lewat belajar mandiri. Dalam TOR yang sama, mahasiswa diberi dua tugas terstruktur dan satu tugas semester dengan bobot tertentu untuk penentuan nilai akhir matakuliah (ujian tulis atau lisan tidak ada). Tugas-tugas yang dimaksud, termasuk tugas presentase, secara mandiri dapat diakses di internet di samping sumber yang ditentukan oleh dosen. Tugas presentase dan tugas-tugas terstruktur disertai dengan kriteria sebagai panduan bagi setiap peserta untuk menulis. Bobot penilaian tugas adalah: Tugas 1 = 25%, Tugas 2 = 25%, dan Tugas Semester = 50%. Nilai akhir adalah total Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas Semester. 2.3.2 Sistem Pembobotan dan Beban Belajar Sistem pembobotan mengikuti ketentuan yang berlaku di PPs berdasarkan Norma dan Tolok Ukur Undana. Karena diberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS) maka sistem penilaian berdasarkan besaran satuan kredit semester (sks) matakuliah. Artinya ratio jumlah tugas harus sesuai dengan besaran sks matakuliah. Matakuliah ber-sks lebih dari dua harus seimbang dengan jumlah tugas yang harus dikerjakan. Nilai A untuk suatu matakuliah ber-sks 3 misalnya harus rasional dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan selama satu semester, karena memperhitungkan jumlah jam tatap muka, jam tugas terstruktur, dan jam tugas mandiri. Sistem skoring menggunakan ketentuan Norma dan Tolok Ukur Undana seperti yang terlihat pada Tabel 2.6 di bawah ini (berlaku di Undana). Tabel 2.3: Tabel Sistem Skor Kelulusan N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai Mentah 95 - 100 90 – 94 85 – 89 80 – 84 75 – 79 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 – 59 < 55

Huruf A A+ AB+ B BC CD E

Nilai masak Angka 4,00 (3,76-4,00) 3,75 (3,51-3,75) 3,50 (3,01-3,50) 3,25 (3,00- 3,25) 2,89 (2,85 - 2,89) 2,84 (2,70 - 2,84) 2,69 (2,65 - 2,69) 2,64 (2,50 - 2,64) 2,49 (2,35 – 2,49) 2,34 (2,20 – 2,34)

24

Keterangan Kelulusan Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus

Dari deskripsi di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa skor akhir penilaian untuk suatu matakuliah terdiri dari tiga jenis penilaian: Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas semester denga batas lulus B. Revisi untuk tugas terkategori tidak lulus boleh dilakukan berdasarkan ketentuan dosen matakuliah. Taraf prestasi akademik adalah perhitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang dipantau setiap akhir atau awal semester. Perhitungan yang dimaksud pada prinsipnya mengacu pada ketentuan umum Undana dan mekanismenya diatur sesuai ketentuan di tingkat pascasarjana Undana. Penentuan kelulusan dan peringkat kelulusan diatur oleh ketentuan yang berlaku di pascasarjana, yaitu mahasiswa dinyatakan lulus bila IPK minimal 3,00 (B), tanpa nilai C. Peringkat kelulusan adalah seperti yang terlihat pada Table 2.7. Tabel 2.7: Rentang dan Predikat Kelulusan Kelulusan Rentangan IPK Predikat > 3,75 (3,76 – 4,00) Dengan Pujian > 3,50 (3,51 - 3,75) Sangat Memuaskan < 3,50 (3,00 - 3,49) Memuaskan 2.3.3 Jenis Dan Ragam Media Pembelajaran Perkuliahan atau tatap muka bisa dilihat dari dua sisi kemanfaatan. Pertama karena masing-masing peserta diberi tugas untuk presentase dia sendiri sedang diperbiasakan dengan bagaimana mengajar. Pada saat yang sama dia harus berusaha untuk menunjukkan kepada temanteman terutama kepada dosen bahwa dia menguasai apa yang sedang dipresentasekan sehingga dia layak mendapat nilai yang layak. Untuk itu, peserta harus pandai menentukan media yang efektif untuk membantu dia sendiri menjelaskan dan peserta lain untuk memahami apa yang dia jelaskan. Untuk menunjang efektifitas proses pembelajaran seperti itu peserta kuliah termasuk dosen menyediakan materi presentase dalam kemasan power point dan menggunakan Laptop (pribadi) dan LCD (oleh PPs). Peserta juga menyediakan materi lengkap dalam bentuk printout untuk dosen dan semua peserta.

25

BAB III SUMBER DAYA Bab ini membahas tentang dua hal utama yakni Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia dan Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Saran & Prasarana. 3.1 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia 3.1.1 Tenaga Pendidik Staf dosen yang ada sekarang adalah tenaga pendidik yang akan ditugaskan sebagai staf dosen tetap. Seperti yang digambarkan di butir 1.2.3 di depan, staf yang ada sekarang sangat memenuhi syarat baik dari sisi kualifikasi akademis maupun jabatan fungsional; bahkan bisa dipersiapkan untuk menjadi staf mengajar S3. Ini dapat dibuktikan dengan adanya sepuluh dosen berkualifikasi S3 tamatan dalam dan luar negeri dengan rincian sebagai berikut: 20% Guru Besar, 40% Lektor Kepala, dan 40% Lektor. Dari sepuluh tenaga doktor dan professor tersebut, 20% membidangi pendidikan (teknologi dan kurikulum), 50% membidangi Pendidikan Bahasa Inggris, dan 30% membidangi Linguistik. Semuanya masih dalam tingkat sangat aktif. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 3.1: Sebaran Staf Dosen Menurut Jenjang Pendidikan dan Golongan/Pangkat NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Prof. Dr. A.M. Mandaru, M.Pd. Prof. T. Feliks, M.Ed., Ph.D. Yosua. Bire, M.A., M.Ed., Ph.D. Gomer. Liufeto, M.A., Ph.D. Dr. Clemens Kolo, MAT Dr. Agustinus Semiun, M.A. John W. Haan, M.A, Ph.D. Dr. F.Bustan, M.Lib. Dr. S. Fernandez, M.Pd. Santri. Djahimo, M.A., Ph.D. Dr. Damianus Talok, MPd.

Jenjang S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3

Bidang Studi Pend Bahasa Inggris Pend Bahasa Inggris Pendidikan Pendidikan Pend Bahasa Inggris Pend Bahasa Inggris Linguistik Etnoinguistik Sosiolinguistik Pend Bahasa Inggris Pend Bahasa Inggris

Jabatan. Guru Besar Guru Besar Lektor Kepala Lektor Kepala Lektor Kepala Lektor kepala Lektor Lektor Lektor Lektor Lektor kepala

3.1.2 Tenaga Kependidikan Seperti yang terlihat pada Tabel 4, ada 2 orang (20%) tenaga kependidikan yang dirinci atas tenaga pendidikan dalam bidang Kurikulum dan tenaga pendidikan dalam bidang Teknologi Pendidikan. Sementara tenaga pendidikan khusus bidang Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Inggris sebanyak 5 orang (50%). Tenaga kependidikan non akademis terdiri atas: tenaga administrasi, pustakawan, dan laboran atas SK pimpinan PPs.

26

3.2 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sarana & Prasarana Soal kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana tidak menjadi hambatan karena usul pembukaan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris ini merupakan rencana lembaga Undana dan Surat Permohonan (formulir 1) isin pembukaan dan Surat Pernyataan (formulir 2) ditandatangani oleh Rektor, yang didukung oleh Senat Undana dengan menandatangani Surat Pernyataan Dukungan Senat (formulir 3). Oleh karena itu lokasi dan ruang kuliah, perlengkapan pendidikan, perpustakaan, fasilitas internet, dan kendaraan adalah tanggungjawab lembaga tentunya yang berkaitan dengan anggaran. Berikut ini adalah beberapa sumber (dari dosen) yang masih perlu dilengkapi, yang direncanakan untuk dicopy menjadi inventaris perpustakaan: LINGUISTICS: 1. Generative Grammar. Geoffrey Horrocks. Longman. New York. 1989. 2. Chomsky, Ideas and Ideals. Neil Smith. Cambridge University Press. Cambridge. 1999. 3. Saussure. Jonathan Culler. Harvester Press. Great Britain.1976. 4. Aspects of the Theory of Syntax. Noam Chomsky. Cambridge. THE MIT PRESS. 1992 5. Universal Grammar and Second language Acquisition. Lydia White. Amsterdam. John Benjamins Publishing Company. 1989. 6. Fromkin, V., Rodman, R., Collins, P. & Blair, D. 1990. An Introduction to Language. Toronto: Holt, Rinehart and Winston 7. Hockett, C.F. 1933. Language. London: The University of Chicago Press 8. Horrocks, G. 1989. Generative Grammar. New York: Longman 9. Katamba, F. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The MacMillan Press LT 10. Spencer, A. 1991. Morphological Theory. Oxford: Basil Blackwell TEACHING LEARNING STRATEGY/METHODS OF TEFL: 1. Teaching English as a Foreign or Second Language. Jerry G. Gebhard. Michigen. The University of Michigen. 2000 2. Contextual Teaching and Learning. Elaine B. Jhonson. California. Corwin Press, INC. 2002 3. Allwright, D. & Bailey, K.M. 1991. Focus on the Language Classroom: An Introduction to Classroom Research for Language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press 4. Brown, H.D. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey. Prentice-Hall, Inc. 5. Brown, H. D. 1994. Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall Regents 6. Canale, M. & Swain, M. 1980. Theoretical Bases of Communicative Approaches to Second Language Teaching and Testing. Applied Linguistics 1: 1-47 7. Gebhard, J.G. 2000. Teaching English as a Foreign Language A Teacher Self-development and Methodology Guide. Michigan: The University of Michigan Press 8. Johnson, E.B.2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc. 9. Richards, J.C. & Rodgers T.S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching (2nd eds.). Cambridge: Cambridge University Press 10. Nunan, D. 1987. Communicative Language Teaching: The Learner’s View. In Bikram.K.Das (Ed.), Communication and Learning in the Classroom Community. Singapore: SEAMEO Regional Language Center

27

SECOND LANGUAGE ACQUISITION: 1. Second Language Acquisition. Susan M. Gasss & Larry Selinker. Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. London. 1994. 2. Dulay, H. & Burt, M. 1982. Language Two. New York: Oxford University Press 3. Ellis, R. 1987. Second Language Acquisition in Context. London: Prentice-Hall International 4. Ellis, R. 1988. Classroom Second Language Development. New York: Prentice Hall 5. Ellis, R.. 1990. Understanding Second Language Acquisition. Toronto. Oxford University Press 6. Krashen, S.D. 1987. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Toronto: Prentice-Hall International 7. Krashen, S.D. & Terril, T.D. 1984. The Natural Approach Language Acquisition in the Classroom. Oxford: Pergamon Press and Alemany Press 8. Littlewood, W.T. 1986. Foreign and Second Language Learning: Language Acquisition Research and Its Implications for the Classroom. Cambridge: Cambridge University Press 9. McLaughlin, B.1989. Theories of Second Language Learning. Melbourne: Edward Arnold 10. White, L. 1989. Universal Grammar and Second Language Acquisition. Philadelphia: Johns Benjamins Publishing Company CURRENT ISSUES IN ENGLISH EDUCATION: 1. Chomsky, N. 2000. New Horizons in the Study of Language and Mind. Cambridge: Cambridge University Press 2. McKay, S.L. 2000. Teaching English as an International Language: Implications for Cultural Materials in the Classroom. TESOL Journal, Winter 2000, Vol. 9, 4: 7 – 11 3. Richards, J.C. 1997. Preparing Language Teachers for Tomorrow’s Language Classrooms. In G. M. Jacobs (Ed.), Language Classrooms of Tomorrow: Issues and Responses (195-229) 4. Stern, H.H. 1984. Fundamental Concepts of Language Teaching. New York: Oxford University Pres 5. Swain, M. & Lapkin, S. 2000. Task-Based Second Language Learning: The Uses of the First Language. Language Teaching Research. 4: 251-274 6. Talbert, J.E. & McLaughlin, M.W. 1994. Teacher Professionalism in Local School Context. American Journal of Education 102 (February 1994), pp.: 123-153 7. Thomas, A.M. 1987. Classroom Interaction. (Eds.). Oxford: Oxford University Press 8. Wallace, M.J. 1991. Training Foreign Language Teachers. A Reflective Approach. Cambridge: Cambridge University Press 9. Good, T.L & Brophy, J.E. 1994. Looking in Classrooms. New York: Harper Collins College Publishers 10. Language Learning and Teaching, Issues and Trends. Nuril Huda.Malang. IKIP MLANG Publisher. 1999 LANGUAGE TESTING: 1. Brown, H. D. 2004. Language Assessment principles and Classroom practice. San Fransisco State University: Longman 2. Brown, J.D. & Hudson, T. 2002. Criterion-referenced Language Testing. Cambridge: Cambridge University Press 3. Alderson, J.C. Et Al. 1995. Language Test Construction and Evaluation. Cambridge: Cambridge University Press 4. Djiwandono, M. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT INDEKS RESEARCH METHODOLOGY: 1. Buttler,C. 1985. Statistics in Linguistics. Basil Blackwell: New York. 2. Schachter, J. & Gas, S. 1996. Second Language Classroom Research, Issues and Opportunities. Lawrence Erlbaum Associates, Inc: USA.

28

3. Brown, J. D. 1991. Understanding Research in Second Language Acquisition. Cambridge University Press: Sydney. 4. Miles, M.B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. 5. Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Samarinda: Samarinda. 6. Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. 1998. Qualitative Research in Education. Allyn and Bacon:Sydney. 7. Hatch, E. & Lazaraton, A. 1991. The Research Manual Design and Statistics for Applied Linguistics. Newbury: Newbury House Publishers 8. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA 9. Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 10. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA 11. Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA 12. Johnson, R.R. 1980. Elementary Statistics (3rd Ed.). Duxbury Press:Massachuseds. 13. Borg, W.R. & Gall, M.D. 1979. Educational Research (3rd Ed.). Longman: New York. 14. Hair, et al. 1998. Multivariate Data Analysis. (5th Ed.).Prentice-Hall Inc.: New Jersey. PRAGMATICS: 1. Grundy, P. 2000. Doing Pragmatics. Arnold: New York. 2. Peccei, J. S. 1999. Pragmatics. Routledge: New York 3. Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. 4. How To Do Things With Words. The William James Lectures delivered at Harvard University in 1955. A Galaxy Book. Oxford University Press. New York. 1965. 5. Searle, J.R. 1965. What is a Speech Act? In M.Black (Ed.), Philosophy in America. London: Allen and Unwin PHYLOSOPHY OF LANGUAGE: 1. Philosophy and the Nature of language. David E. Cooper. Longman. London.1975. 2. Filsafat Bahasa Pendidikan Kebahasaan. Abdul Wahab. UNM. 2004. 3. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jujun S Suriasumantri. Jakarta. Pustaka Sinar harapan. 2003 PSYCHLINGUISTICS 1. Steinberg, D.D. Et All. 2001. Psycholinguistics: Language, Mind and World. (2nd Ed.). Longman: Sydney. 2. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Abdul Chaer. Rineka Cipta. Jakarta. 2002 3. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Muhibbin Syah, M.Ed. PT Remaja RosdaKarya. Bandung. 2004 DISCOURSE: 1. Brown, G. and Yule, G. 1996. Discourse Analysis. Cambrudge: Cambridge University press 2. Brown, H.D. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: PrenticeHall, Inc., 3. Eggins, S. 1996. An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Pinter 4. Jorgensen, M and Philips, L. 2002. Discourse Analysis as Theoy and Method. London: DAGE Publications 5. Murcia, M.C and Olshtain,E. 2000. Discourse and Context in Language Teaching A Guide to language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press.

29

ANTHROPOLINGUISTICS: 1. Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics An Introduction. Blackwell Publishers: Oxford 2. Salzmann, Z. 1993. Language, Culture, & Society. Westview Press: Oxford. SOCIOLINGUISTICS: 1. Labov, W. 1981. Sociolinguistic Patterns. Philadelphia: University of Pennsylvania Press 2. Hymes, D. 1974. Foundations in Sociolinguistics An Ethnographic Approach. University of Pennsylvan: Philadelphia 3. Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave MacMillan 4. Halliday, M. 1973. Explorations in the Functions of Language. London: Edward Arnold

BAB IV

30

PENDANAAN Bab ini membahas secara khusus tentang dua hal yakni hal-hal yakni soal manajemen finansial dan aspek keberlanjutan Program Magister pendidikan bahasa Inggris. Secara singkat pendanan untuk program magister pendidikan bahasa Inggris dikelola secara menyeluruh oleh Undana. 4.1 Manajemen Finansial Manajemen finansial berkaitan dengan kebijakan keuangan dan keefektifan dan keefisiensian pemanfaatan keuangan, termasuk sumber dana yang berkaitan dengan keberlanjutan selama lima tahu pertama. 4.1.1 Kebijakan keuangan Kebijakan keuangan tentu mengikuti ketentuan yang sudah berlaku di PPs berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Statuta dan Norma dan Tolok Ukur Undana. Singkatnya SOP untuk penganggaran, pengelolaan/pemanfaatan termasuk pencatatan mengikuti ketentuanketentuan yang sudah berlaku di Undana, terutama menyangkutut: kebutuhan investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya pengembangan, dan biaya taktis dan strategis lainnya. 4.1.2 Kefektifan Dan Keefisienan Manajemen Keuangan Keefektifan dan keefisienan manajemen keuangan tentu sesuai dengan kebutuhan program studi dan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di PPs pun Undana secara keseluruhan. Semuanya merupakan tanggungjawab PPs dan Undana. 4.3.1 Sumber Dana dan Cash Flow Selama Lima Tahun Sama halnya dengan butir 4.1.1 dan 4.1.2, sumber dana dan cash flow tentu sama dengan yang sudah diberlakukan di program-studi yang sudah ada. Untuk lima tahun ke depan tentu yang pertama adalah dana operasional yang dianggarkan oleh Undana. Selain itu dana diperoleh dengan cara-cara berikut. Pertama, sumber investasi akan diperoleh dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, LSM yang bergerak di pendidikan, Hibah Dikti, dan lain-lain dengan mengajukan proposal. Kedua, sumberdana yang berkelanjutan diperoleh tertutama dari sponsor dalam negeri seperti Yayasan Guru Cerdas dan sponsor luar negeri. Ketiga, dana diperoleh dari kontribusi mahasiswa berupa dana sumbangan pembangunan dengan besaran sesuai ketentuan lembaga Undana, dan SPP mahasiswa setiap semester dengan besaran sesuai ketentuan lembaga Undana.

4.2 Aspek Keberlanjutan

31

Aspek keberlanjutan tentunya berkaitan dengan dukungan dari berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan. Ada empat aspek yang mau dirinci pada sub bagian ini yakni perkiraan jumlah kebutuhan, Jumlah lulusan, sumber peserta, dan keberlanjutannya. 4.2.1 Jumlah Kebutuhan Lulusan Secara regional yang dilihat dari sisi wilayah NTT sendiri jumlah kebutuhan hampir pasti tidak bakal menurun karena baik sekolah-sekolah maupun perguruan Tinggi yang ada di NTT tidak bakal menyebabkan program Magister pendidikan Bahasa Inggris ditutup, dalam arti dari generasi ke generasi tetap membutuhkan perogram Magister ini karena untuk sementara Program Magister yang akan dibuka tersebut cuma satu-satunya yang ada di NTT. Untuk itu jumlah lulusan diusahakan akan seimbang dengan input. Secara nasional, jumlah kebutuhan lulusan akan sangat membantu secara berkelanjutan memenuhi kebutuhan tenaga Magister. Ini artinya Pusat tidak harus berpikir banyak tentang bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di NTT yang merupakan bagian dari mutu pendidikan nasional. Secara internasional, pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris hampir pasti mempunyai peluang melayani kebutuhan internasional karena secara geografis letaknya strategis atau dekat dengan negara tetangga seperti Timor Leste, negara Bagian Australia Utara (Darwin) pun negara Papua Newguinea. Peluang kerjasama saling menguntungkan hampir pasti terjadi, terutama dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SDM. 4.2.2 Jumlah Lulusan Yang Dihasilkan Program Studi Baru Hampir pasti jumlah lulusan tidak bakal sama dan sebanding dengan kebutuhan di lapangan, karena untuk sementara belum ada lembaga lain yang ada di NTT yang menjalankan pendidikan Bahasa Inggris jenjang S2 atau Magister. Hingga sekarang ini yang melayani kebutuhan tenaga Magister Pendidikan Bahasa Inggris adalah perguruan tinggi di Jawa dan luar negeri seperti Australia dan Amerika. 4.2.3 Sumber Peserta Didik Seperti sedikit disinggung di atas, peserta didik hampir pasti pula tidak dapat tertampung, karena di samping masyarakat NTT sendiri sangat besar kemungkinan peserta didik berasal dari luar NTT seperti Indonesia Timur pada umumnya dan negara tetangga terutama Timor Leste. Belum dihitung dari guru-guru SMA yang bukan tidak mungkin akan adanya UU baru tentang tuntutan kualifikasi guru yang lebih tinggi dari jenjang sarjana. Berikut ini adalah Tabel tentang pendukung peserta, berdasarkan data tiga dua tahun terakhir Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2009). Tabel 4.1: Pendukung Peserta Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris.

32

N0 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Instansi Pendukung FKIP Undana Kupang FKIP Unika Widya Mandira Kupang FKIP Univ.Muhamadiah Kupang FKIP UKAW Kupang FKIP Universitas Flores Ende FKIP Universitas Nusa Nipa Maumere STKIP Ruteng Akademi Pekerjaan Sosial Kupang Sekolah Tinggi Pastoral Ruteng Guru SD/SLTP/SMA/SMK se NTT Jumlah

Sudah S2/S3 133 20 25 35 16 34 5 55 323

Belum S2 82 84 44 57 46 48 16 20 21 11.499 11.917

Kebutuhan S2 82 84 44 57 46 48 16 20 21 11.499 11.917

4.2.4 Keberlanjutan Terkait Dengan Perkembangan Bidang Ilmu Keberlanjutan penyelenggaraan program pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Undana sangat dimungkinkan karena sebaran guru-guru SMP atau SMA/SMK tamatan FKIP di NTT adalah tamatan Pendidikan bahasa Inggris; belum terhitung tamatan dari perguruan Tinggi Sewasta di NTT maupun dari luar NTT. Data Dinas Dikbud NTT Tahun 2004/2005 menunjukkan jumlah guru yang bergelar Sarjana termasuk yang berijazah bahasa Inggris sebanyak 10.772 (21,16% dari 50.905 guru. Dari jumlah guru tersebut yang berijazah S1 Bahasa Inggris (termasuk calon gurubahasa Inggris) merupakan calon mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan bahasa Inggris. Bukan tidak mungkin calon-calon mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris termasuk dari luar NTT khususnya di wilayah Timur Indonesia pun dari Negara Timor Leste. Lalu manakala program jenjang S3 dibuka program S2 merupakan sumber peserta. Tambahan pula, kecuali instansi pendukung pada Tabel 1 ditutup atau menyelenggarak Program S2 sendiri, Program magister pendidikan bahasa Inggris yang akan dibuka terancam ditutup. Perlu ditambahkan bahwa pembukaan S2 Pendidikan Bahasa Inggris merupakan persiapan atau antisipasi manakala ke depan ada perubahan aturan (UU Pendidikan) bahwa guruguru SMA harus berijazah S2. Karena sekarang ini juga secara nasional sudah dicanangkan pendidikan berbilingual di satu sisi, dan bertumbuhnya Sistim Pendidikan Bertaraf Internasional di sisi lain. SMN 3 Kota Kupang misalnya, sekarang ini tengah menjalankan Rintisan (pilot) Sekolah Bertaraf Internasional. Belum lagi yang sekarang tengah diberlakukan bahwa Kepala Sekolah harus memenuhi syarat pendidikan S2.

BAB V 33

MANAJEMEN AKADEMIS 5.1 Prosedur Pembukaan program Studi baru Secara singkat prosedur (tahap) pembukaan PMPBI mengikuti Panduan Pengajuan Ijin Penyelenggaraan Program Studi Baru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan Nasional republic Indonesia, dengan menggunakan mekanisme off dan on line berdasarkan keputusan Mendiknas No. 234/U/2000, SK no. 108/DIKTI/Kep/2001, dengan mengacu pada PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasinal pendidikan, yang berinduk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78). Dengan demikian, usulan pembukaan PMPBI dilakukan secara tertulis dengan mengisi Formulir 1 (Surat Permohonan ke Dikti), 2 (Surat Pernyataan), dan 3 (Surat Pernyataan Dukungan Senat Univesitas), sebelum mengisi Formulis 4 (Pertimbangan Persetujuan penyelenggaraan ke Dikti), dan Formulir 5 (Pengajuan Ijin Penyelenggaraan untuk dikeluarkan SK Penyelenggaraan). 5.2 Struktur Organisasi Dan Manajemen Penyelenggaraan Program Studi 5.2.1 Struktur Organisasi Program Studi Struktur organisasi PMPBI mengkuti ketentuan Statuta Undana Tahun 2009 dan Norma & Tolok Ukur Undana Tahun 2011, dengan mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 0180/O/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Nusa Cendana. Undana misalnaya dapat mengusulkan perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud sesuai dengan kebutuhan kepada Menteri setelah mendapat persetujuan Senat. Dengan demikian, sama dengan Program Magister lain yang sudah ada, Ketua PMPBI berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur PPs Undana, yang melakukan berbagai kegiatan Program Studi berdasarkan ketentuan-ketentuan di tingkat Pascasarjan. Susunan organisasinya adalah sebagai berikut. (1) Unsur Pimpinan Universitas: 1. Rektor 2. Pembantu Rektor (3) Unsur Pimpina PPs: 1. Direktur 2. Asdir I 3. Asdir II 4. Asdir III (4) Unsur Pimpinan Program Studi PPs: 1. Kepro Peternakan 2. Kepro PSAL 3. Kepro Administrasi Publik 4. Kepro Ilmu Hukum 5. Kepro Linguistik 6. Kepro IPS

34

7. Kepro Pendidikan Bahasa Inggris (5) Unsur Pimpinan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 1. Kepro 2. Sekretaris (dalam perkembagan) 3. Staf Dosen (6) Unsur Tenaga Administrasi: (Tingkat Pascasarjana) 5.2.2 Manajemen penyelenggaran program Studi Penyelenggaraan program studi dilakukan dengan menerapkan system manajemen yang berlaku di PPs Undana, tentu berpatokan pada panduan Norma dan Tolok Ukur Undana. Program studi melakukan manajemen akademis yang berkaitan dengan dosen dan mahasiswa. Selain itu menjadi tugas dan tanggungjawab bidang administrasi PPs dan Undana. 5.3 Perkiraan Jumlah Peminat Dalam Lima Tahun Rencana jumlah penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun disesuaikan dengan rencana di tingkat PPs dan Lembaga Undana, karena harus mempertimbangkan rasio ruang kuliah, ruang kerja Ketua program, dan ruang dosen. Untuk angkatan pertama (Tahun pertama) direncanakan menerima pelamar sebanyak 25 orang namun dengan memperhatikan syarat yang sesuai dengan ketentuan dalam Norma dan Tolok Ukur Undana. Untuk tahun-tahun berikutnya jumlah itu bisa bertambah bila begitu banyak peminat, tetapi tetap mempertibangkan sarana fisik; peluang kelas paralel bisa dilakukan. Dengan demikian perkiraan jumlah mahasiswa baru untuk empat tahun setelah tahun pertama 180 orang, dengan rincian 40 orang per tahun, mmbuka kelas paralel (20 orang per kelas). Ini sangat optimis karena dari sisi pembelajaran/perkuliahan tenaga dosen tidak kekurangan, kecuali ruang kelas yang perlu dibenahi sejak tahun pertama. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 5.1: Perkiraan Jumlah Mahasiswa Lima Tahun ke Depang (2012-2016) ANGKATAN

ANGKATAN 1 ANGKATAN 2 ANGKATAN 3 ANGKATAN 4 ANGKATAN 5 TOTAL

PERKIRAAN JUMLAH MAHASISWA 5 THN PERTAMA 2012 2013 2014 2015 2016 KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS A B A B A B A B A B 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 40 40 40 40

KELULUSAN

20

5.4 Rencana Pengembangan Program Studi

35

40

TTL

20 40 40 40 40 180 60

Singkatnya, rencana pengembangan program studi meliputi: (1) SOP akademis prodi, (2) jurnal prodi, (3) Staf dosen, (4) Kepustakaan, (5) Kerjasama, (6) Kurikulum, (7) pembukaan program S3. 5.4.1 Pengembangan Jangka Pendek Renstra PMPBI akan dilakukan sesuai renstra Undana. Untuk jangka pendek pengembangan PMPBI berfokus pada proses pembelajaran yang bermutu dengan menerbitkan SOP penyelenggaran proses pendidikan/pembelajaran, SOP administrasi akademis, SOP administrasi kemahasiswaan, SOP penelitian, dan SOP pengabdian pada masyarakat. Berbagai mutu SOP itu merupakan panduan penyelenggaran PMPBI terutama untuk jangka pendek (3 tahun pertama). Keseluruhan mutu SOP itu tentu berujung pada mutu lulusan yang berdaya saing dan berdaya cipta dan berwawasan global, sekaligus membuat PMPBI well set dan menjadi penarik minat khusunya dari masyarakat NTT. Di samping itu dilakukan pengadaan kepustakaan yang mendukung, serta penerbitan jurnal pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris. 5.4.2 Pengembangan Jangka Menengah Untuk jangka menegah (5 hingga 10 tahun), rencana pengembangan PMPBI meningkatkan capaian rencana jangka pendek ditambah dengan program program yang berujung kepada tampilan PMPBI yang bisa bersaing secara nasional. Untuk itu pembenahan staf dosen selalu diutamakan baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Rilnya dalam jangka menengah (lima samapi 10 tahun) semua dosen berpangkat guru besar di tambah dengan lima orang tenaga baru dengan kualifikasi doktor dengan sebaran secara proporsional menurut bidang keahlian yang ada untuk mengantisipasi minat spesialisasi mahasiswa. Dalam kurun waktu yang sama (sedang berjalan) PMPBI membuka jenjang S3 (doktor), karena banyak staf dosen yang berpagkat Guru Besar. Di sisi fisik, ruang kuliah ditambah 2 ruang baru menjadi 3 ruang untuk proses tatap muka mahasiswa S2 dan S3; selain itu satu laboratorium bahasa. Sedangkan buku-buku direncanakan penganggaran dan pengadaan setiap tahun dan disatukan dengan perpustakaan PPs Undana. Di samping itu dalam jangka menengah itu jurnal Pendidikan Bahasa Inggris terbit dan diusahakan untuk terakreditasi secara nasional oleh Dikti. Dosen-dosen diberitanggungjawab untuk menulis buku yang bisa bersaing di tingkat nasional pun internasional. 5.4.3 Pengembangan Jangka Panjang Untuk jangka panjang (15 hingga 25 tahun) pengembangan difokuskan untuk bersaing di tingkat internasional (go global) di samping pembenahan secara terus menerus ketercapaian program jangka pendek dan jangka panjang. Itu artinya proses kerjasama sudah sampai kepada lintas Negara baik dari sisi pembelajaran (metode dan model-model pembelajaran terbaru) maupun sisi pengembangan ilmu dengan melakukan penelitian taraf internasional. Mahasiswamahasiswa baru bakal belajar di PMPBI Undana Kupang. PMPBI mempunyai perpustakaan sendiri

36

dengan koleksi lebih lengkap baik dalam berbahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Semua penyelenggaran administrasi dan lain dan jaringan kerjasama diatur dengan menggunakan system on line. Temu ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional dapat dilakukan di PMPBI Undana. Semua itu pasti dilakukan dengan meningkatkan kerjasama lintas provinsi dan lintas Negara. Rencana pengembangan program studi secara keseluruhan dapat digambarkan oleh Tabel 7 di bawah ini. Tabel 5.2: Rencana Pengembangan Program Studi TAHUN 20122014

JANGKA PENDEK - SOP - Kepustakaan - Penerbitan Jurnal - Media Pembelajaran

20152020

JANGKA MENENGAH

JANGKA PANJANG

- Kepustakaan - Jurnal terakreditasi - Laboratorium bahasa - Jumlah dan mutu Staf Dosen - Ruang kuliah - Kajian/penelitian - Pembukaan Program S3 - Pembukaan program studi bahasa-bahasa asing lain

20212025

Go global: - Jurnal terakreditasi - Kepustakaan - Pemutakiran Staf Dosen - Temu ilmiah - Kajian-kajian mutakir -Fakultas Pascasarjana

5.5 Dukungan Kerjasama Dukungan untuk keberlanjutan Program Magister (dan doktor) Pendidikan Bahasa Inggris tentu juga memerlukan bentuk-bentuk kerjasama untuk melanggengkan visi dan misi PMPBI. Dukungan yang dimaksud pasti tidak terlepas dari kerjasama pihak lembaga Undana dan pihak luar. Kerjasama dengan berbagai pihak akan dilakukan untuk melanggengkan visi dan misi PMPBI. Kerjasama itu bertujuan untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam merealisir program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 5.5.1 Dukungan dari Lembaga Undana Sendiri Statuta Undana BAB IV Tahun 2009 pasal 10 tentang penyelenggaraan pendidikan di Undana memberi peluang bagi pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris. Undana menyelenggarakan pendidikan akademik, dan/atau profesional, dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang meliputi meliputi program Sarjana, Magister, dan Doktor.

37

5.5.2 Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Masyarakat NTT Dukungan dari pemerintah (eksekutif dan legislatif) sangat diperlukan karena terkait dengan UU No. 22 Tahun 1999 yo No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang secara politis memberi wewenang kepada pemerintah daerah untuk secara otonom merencanakan program pembangunan wilayahnya secara tepat, efisien, dan berdaya guna. Untuk mewujudkan otonomi, diperlukan pendidik berkualitas untuk mencetak tamatan PT yang berkualitas dan profesional, yang memiliki kemampuan dalam menggali dan menemukan konsep serta mengelola pendidikan terutama pendidikan dasar di NTT. Aspirasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dukungan untuk dibukanya Program S2 Pendidikan Bahasa Inggris PPs Undana. Hal ini muncul dari keprihatinan akan kualitas pendidikan di NTT yang jauh di bawah standar nasional. Tenaga pendidik yang berkualitas akademik dan profesional akan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula yang kelak menjadi pengemban tugas pembangunan daerah. Dukungan baik dari pemerintah NTT maupun masyarakat NTT seyogianya dilihat dari sinkronisasi dan sinergi kelayakan sosial. Kelayakan sosial yang dimaksud dilihat dari beberapa sisi yang sungguh ril, terutama yang berkaitan dengan kekhasan NTT, kebutuhan Pengembangan kelembagaan, dan kebutuhan pengembangan sumberdaya manusia NTT. Dalam konteks otonomi daerah, termasuk otonomi pendidikan, dibutuhkan SDM berkualitas. Kebutuhan ini dipenuhi dengan meningkatkan kualitas akademik dan profesional pengelola pendidikan di daerah. Di samping itu, UU No. 14 Tahun 2005 menetapkan bahwa tenaga dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi minimal memiliki kualifikasi pendidikan S2. Sejalan dengan tuntutan kebutuhan ini, pihak internal dan eksternal Undana memiliki kebutuhan peningkatan kualifikasi pendidikan dosen. 5.5.3 Dukungan dari Luar NTT (termasuk Negara lain) Dukungan ini tentu hasil kerjasama Undana sebagai institusi pendidikan Tinggi. Pertama, Undana merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Propinsi NTT. Sebagai PTN, Undana merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi rujukan dalam memberikan masukan tentang konsep pembangunan kepada pemerintah daerah. Kekhasan lain, NTT dengan Undana sebagai satu-satunya PTN terletak di perbatasan dengan negara lain seperti Timor Leste dan Australia. Kedua, Pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 sejak tahun 2001 yo UU No. 32 Tahun 2004 memberi otonomi kepada pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengelola pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan mendorong Undana mengembangkan lembaga kependidikan. Hal ini sejalan dengan KPPTJP IV (HELTS) 2003–2010 yang menekankan “the issues

38

of massive education, life-long learning, open learning, quality & relevance, accountability & autonomy, and equity” dalam penyelenggaraan kelembagaan pendidikan tinggi. Ketiga, Undana merupakan satu-satunya PTN di Propinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara lain. Karena itu, Undana perlu membenahi dan mengembangkan diri dengan meningkatkan eksistensinya sebagai penghasil tenaga pendidik yang dapat mencetak lulusan yang berkualitas. Hal ini penting dan mendesak karena bukan tidak mungkin input (yang mendaftar ke Undana) berasal dari negara lain terutama yang terdekat seperti RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) atau Timor Timur. Usul pembukaan program Magister pendidikan bahasa Inggris rupanya sangat strategis untuk menampung minat Indonesia bagian Timur terutama provinsi Nusa Tenggara Barat, dan provinsi-provinsi di Irian Jaya. Program Magister itu juga sangat strategis untuk menarik kerjasama dengan pemerintah Negara Timor Leste dalam hal meningkatkan SDM rakyat Timor Leste lewat program Magister Pendidikan Bahasa Inggris. 5.6 Prosedur Penutupan Program Studi Manakala program studi ditutup karena dinilai tidak dapat beroperasi karena berbagai hal termasuk minat masyarakat program studi akan ditutup dengan menempuh prosedur atau ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dikti.

BAB VI SISTEM PENJAMINAN MUTU 39

Program penjaminan mutu diatur oleh ketetentuan-ketentuan yang ada dalam Statuta Undana, dibawah kordinasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Undana dan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3). Berkaitan dengan itu Untuk meningkatkan mutu dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan pengawasan dan akreditasi. Pengawasan sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Senat, pengawas internal, dan/atau pengawas eksternal sesuai peraturan perundang-undangan. Akreditasi yang dimaksud dapat dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional sesuai peraturan perundang-undangan. Penjaminanm mutu tentu berawal dari pemutakhiran proses pembelajaran dengan model-model pembelajaran terkini yang menekankan learning dari pada teaching sesuai amanat Pedoman Implementasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi berdasarkan SK Rektor Undana yang diberlakukan sejak Tahun 2011. Kurikulum dengan sendirinya secara berkala harus diriviu untuk disesuaikan dengan kebutuhan ril khususnya masyarakat NTT. Kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan penambahan wawasan dan ketrampilan tetap dimonitor dan diprogramkan manakala perlu. Disamping disertai program pengadaan sarana dan prasaran yang menujang proses pembelajaran yang dimaksud, mutu kinerja staf dosen secara terus menerus dipantau. Pedoman penyelenggaran program Magister Pendidikan bahasa Inggris perlu diadakan dan dipegang oleh dosen sebagai panduan. Dengan demikian diberikan sangsi secara bertahap bagi dosen yang tidak menunaikan tugas sebagaimana mestinya. Berbagai kegitan proses pembelajaran akan berujung pada penentuan kriteria lulus dengan IPK minima 3,00. Fokus penjaminan mutu adalah (1) Kebijakan SPMI Perguruan Tinggi, (2) Manual SPMI Perguruan Tinggi, (3) Standar Dalam SPMI Perguruan Tinggi, (4) Implementasi SPMI Pereguruan Tinggi, dan (5) Peningkatan Berkelanjutan SPMI Perguruan Tinggi.

BAB VII KESIMPULAN 7.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Program Studi Bahasa Inggris

40

Dari sisi staf pengajar, ke sepuluh dosen yang sekarang ada merupakan kekuatan besar dan tidak meragukan karena semuanya sudah berkualifikasi Doktor. Dari sisi kepangkatan semuanya termasuk lekor ke atas bahkan dua dari jumlah itu adalah guru besar. Hampir semua masih sangat aktif. Selain kedua guru besar itu berpeluang besar untuk menggapai Guru Besar. Lalu dari kesepuluh dosen itu tersebar ke beberapa bidang spesifikasi ilmu: ada yang pendidikan bahasa Inggris, ada yang linguistik, ada yang sosiolinguistik, dan ada yang etnolinguistik. Kekuatan ini juga sekaligus menjadi tantangan dalam arti bagaimana kondisi ini dipertahankan. Dari sisi peminat, dukungan masyarakat NTT dan luar NTT rupanya menjadi kekuatan yang kedua. Pertama begitu banyak tamatan S1 pendidikan Bahasa Inggris dihasilkan oleh beberapa perguruan tinggi di NTT. Belum hitung dari luar NTT termasuk luar negeri seperti Negara Timor Leste yang bukan tidak mungkin tidak mempunyai program peningkatan mutu pendidikan di Negaranya. Dari sisi lain, belum ada jenjang S2 pendidikan Bahasa Inggris di NTT. Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan bagaimana menampung begitu banyak peminat yang digambarkan itu dan bagaimana menamatkan lulusan dengan memenuhi standar mutu secara nasional Hal berikut yang menjadi kekuatan adalah Program Magister pendidikan bahasa Inggris merupakan cikal bakal untuk usul pembukaan jenjang S3, karena sudah pasti bahwa dari tamatan/lulusan untuk beberapa tahun mendatang banyak yang berminat untuk langsung kejenjang S3. Ini juga sekaligus menjadi tantangan badi program studi baru itu ke depan. Kelemahan yang pasti selalu menghantui adalah soal manajemen professional, saranaprasarana seperti kepustakaan, media pembelajaran dan ruang kelas. Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan untuk diatasi sehingga tidak menjadi kendala yang berdampak pada rendahnya mutu lulusan. 7.2 Strategi Pemecahan Masalah dan Pengembangan Dari sisi mempertahankan mutu staf pengajar dosen yang ada dimotifasi untuk melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah supaya semuanya berpangkat guru besar. Lulusan-lulusan yang termasuk kategori layak untuk menjadi dosen di program Studi diusulkan untuk studi jenjang S3 dalam dan luar negeri dengan memperhatikan porsi bidang keahlian yang diperlukan di program studi. Untuk meningkatkan mutu, tentu tidak terlepas dari manajemen program studi dan pendanaan. Soal dana rupanya menjadi tanggngjawab lembaga Undana untuk pengadaan berbagai sarana dan prasarana seperti kepustakaan yang sesuai dengan matakuliah, jurnal dalam dan luar negeri termasuk dan penerbitan jurnal program studi, perluasan/penambahan gedung dan ruang kelas, ruang dosen, ruang laboratorium, dan ruang praktikum.

41

Singkatnya, secara keseluruhan pemecahan masalah dan pengembangan dilakukan secara bertahap lewat perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka panjang khususnya berkaitan dengan pembukaan jenjang S3 dan pengembangan program studi kelas dunia (world class study program). Rencana ini berkaitan dengan kegiatan akademis yang meliputi: penyesuaian/pemutakiran kurikulum, pengadaan sumber-sumber atau reference yang sesuai, pemesanan/pelangganan jurnal kebahasaan dan pendidikan bahasa, pembentukan penerbitan pendidikan bahasa dan kebahasaan, penulisan buku dan bahan ajar, overseas excursion untuk para dosen, evaluasi berbagai kegiatan terlembaga, keterlibatan para dosen dalam temu ilmiah di tingkat local, nasional, regional, dan internasional, keterlibatan para dosen dalam kompetisi penelitian pun pengabdian kepada masyarakat.

42

Related Documents


More Documents from ""

Kalibrasi Berkas Foton
November 2019 38
Makalah (bblr).docx
April 2020 30
Overdosis Herman Hidayat
August 2019 31
A.pdf
November 2019 43