NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
KEBEBASAN
TANPA
AGAMA
NARKOBA, DAN HIV DAN AKIBAT PERBUATAN
GONTA-GANTI SEX
(ZINA).
Oleh : H. Mas’oed Abidin
PENDAHULUAN Laporan Kasus Narkoba 1999 Kapolda Sumbar, telah ditangkap banyak pelaku pengedar Narkoba (Ganja, Shabu-Shabu dan ectacy). Pelakunya berbagai kalangan Swasta, Penganggur, Mahasiswa, Pelajar SMU, pedagang, PNS, tani, sopir). Bahaya Narkoba mengancam jiwa dan generasi bangsa, karena beresiko tinggi menularkan virus AIDS melaluyi jarum suntik, selain penularan HIV/AIDS disebabkan sex gonta ganti, perilaku sex menyimpang (oral sex, homo sex) yang digolongkan kepada zina di dalam agama = perilaku maksiat = dosa besar = resiko berpenyakit.
BAHAYANYA
SANGAT BESAR
1. Pencandu Narkoba-Miras, menjadi malapetaka untuk dirinya (zalim). • merubah kepribadian secara drastic, penantang, pemarah dan pelawan, • masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun, berperangai seperti orang gila, • kejahatan sexual meruyak termasuk anak-anak dibawah umur, • hilang norma-norma hidup beradat, beragama, berhukum, • bisa menjadi penyiksa, putus asa, pemalas, • tidak punya harapan masa depan.. 2. Membahayakan sendi kehidupan bermasyarakat, • mengambil milik orang (mencuri),berbuat mesum, • mengganggu ketertiban umum, • tidak ada penyesalan berbuat kesalahan. 3. Membahayakan bangsa dan negara. • Mengancam ketahanan nasional. Rusak generasi pewaris bangsa. • Hilangnya patriotisme. Musnah rasa cinta berbangsa. • Mengancam stabilitas keamanan kawasan.
PERANGI
SUNGGUH-SUNGGUH.
1
H. Mas’oed Abidin
NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
Narkoba mesti diperangi secara terpadu oleh seluruh lapisan masyarakat, petugas kemananan, kalangan pendidikan, sekolah dan kampus, alim ulama, ninik mamak, pendeknya seluruh elemen masyarakat. • Musnahkan. • Putuskan jaringan pengedaran. • Tegakkan hukum yang tegas. • Berikan penyuluhan masyarakat. Lakukan pencegahan. • Bina keluarga, remaja dan lingkungan, • Lakukan kegiatan edukasi. Menghilangkan factor penyebab dalam kerangka pre-emtif. • Preventif, mengawasi ketat jalur dan oknum pengedarnya, sehingga police hazard (potensi kejahatan) tidak berkembang menjadi ancaman factual. • Represif, penindakan tegas. Penegakan hukum secara tegas, dasarnya diatur oleh UU No.22 tahun 1997, UU.No.5 tahun 1997 yang dikenakan terhadap pemakai, pengedar, pembuat, pemasok, pemilik, penyimpan, pembawa untuk tujuan penyalah gunaan. Narkoba diperangi dengan memutus jalur pengedaran. Membongkar sindikasinya. Mengungkap secara radikal latar belakang jaringannya. Aparat keamanan dan kepolisian mesti bertindak konsekwen. Melakukan rehabilitasi, overhead cost-nya sangat tinggi. Hancurnya satu generasi, dan punahnya satu bangsa. Inilah yang sangat ditakutkan. Narkoba tidak lepas dari sindikasi pengedaran Narkoba Internasional.
BAHAYA HIV/AIDS Berita Kompas, di Prov. Sumbar sepanjang tahun 2008 ini ada 88 kasus baru AIDS. Tercatat, 14 penderita AIDS meninggal. Selain itu, ditemukan 6 kasus baru HIV dari rumah sakit, demikian menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat Rosnini Savitri, hari Jumat (28/11, Kompas/Antara), Kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat kini menduduki peringkat 10 dari 33 provinsi di Indonesia. Posisi ini naik setingkat dibandingkan tahun lalu, dan kasus yang ada sekarang merupakan ledakan setelah penyakit ini pertama kali ditemukan 1992 lalu. Total penderita HIV/AIDS di Sumatera Barat mencapai 427 kasus. Memprihatinkan, penderita HIV/AIDS berasal dari kalangan berusia 2
H. Mas’oed Abidin
NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
25-29 tahun (44,1 persen). Penularan lewat jarum suntik masih menjadi penyebab terbanyak kasus ini. Di SEMARANG, Penularan HIV/AIDS telah meluas di kelompok masyarakat umum, bukan saja pekerja seks atau pengguna narkoba suntik, tetapi juga menyerang ibu rumah tangga.(Kamis, 27 November 2008, Kompas/Antara). Jumlah penderita tertinggi kedua adalah ibu rumah tangga setelah wiraswastawan. Umumnya, istri dari suami yang mengaku sebagai wiraswasta," kata Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr. Kariadi Semarang, Muchlis Achsan Udji Sofro, di Semarang, Kamis 27 Nop.2008). Menurutnya, kini sudah ada 170 penderita yang berobat rutin di RSUP dr. Kariadi Semarang dan empat di antaranya dirawat karena dinyatakan positif AIDS. Paling mengenaskan yang menimpa 5 orang ibu hamil di Jawa Tengah seperti Pemalang, Wonogiri, Ambarawa, dan Kota Semarang, adalah ibu rumah tangga biasa, namun tertular HIV/AIDS dari suaminya yang termasuk berisiko tinggi terserang HIV/AIDS. (di Amerika ada berita, pengadilan memenangkan seorang ibu rumah tangga yang menuntut suaminya karena menulari HIV/AID sebesar 12,5 juta dolar..)
ATASI SEGERA
DAN
JAUHI MAKSIYAT
Sudah waktunya upaya peningkatan program penanggulangan HIV-AIDS yang komprehensif yang dapat berpengaruh nyata dan optimal dalam penanggulangan HIV-AIDS di Sumatera Barat (secara nasional Indonesia) perlu mendapat perhatian semua kalangan dan tingkatan. Indonesia secara umum menghadapi masalah epidemi pengunaan napza (narkoba dan zat adiktif), yang masih menjadi kontribusi utama penularan HIV, selain itu adanya peningkatan transmisi dari blood-borne virus, seperti penularan virus hepatitis B dan C, serta HIV. Perluasan transmisi semakin kompleks karena penularan seksual yang tidak dapat dihentikan, karena rendahnya pemakaian kondom pada seks berisiko. Selain itu penularan HIV semakin meluas ke pasangan seksnya (isteri) dan anaknya. Karena itu upaya penanggulangan yang bersifat komprehensif dan kontinyu, seperti upaya pencegahan, diagnosis, pengobatan serta dukungan psiko-sosial sangat diperlukan. Hendaknya tidak perlu 3
H. Mas’oed Abidin
NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
terjadi perilaku yang diskriminatif dan stigmatisasi profesional kesehatan dalam hal yang terkait dengan HIV-AIDS.
oleh
Beberapa tahun terakhir, sepanjang berita media yang terpantau, telah terjadi percepatan laju penularan HIV (virus penyebab AIDS) dan infeksi menular seksual (disingkat IMS, yaitu seperti sifilis, gonore) di Indonesia, menurut pandangan agama karena makin menjauhnya umat dari ajaran agamanya. Sejak satu dekade terakhir penularan HIV (virus penyebab AIDS) melalui penggunaan bersama alat suntik narkoba meningkat tajam. Paling tidak, setengah dari pemakai narkoba suntik telah terkena HIV. Fenomena ini menjadi gelombang pertama dari epidemi HIV di Indonesia. Penularan HIV terus berlanjut, karena sebagian besar pengguna narkoba (yang separuhnya telah terinfeksi HIV) juga melakukan seks yang cukup aktif, antara lain membeli atau menjual jasa seks, artinya melakukan maksiyat dan terkena penyakit masyarakat (pekat). Terbukti bahwa peningkatan kejadian infeksi pada pelaku seks aktif dengan pasangan seks yang banyak dan berganti-ganti = zina = maksiyat = pelaku dosa = menjauh dari kaedah agama.
ANGKA KEJADIAN IMS ASIA
PADA
PENJAJA SEKS
DI
INDONESIA TERTINGGI
DI
Angka kejadian infeksi menular seksual (seperti Gonore dan Klamidia) pada penjaja seks perempuan di Indonesia tercatat sangat tinggi di Asia. Hasil survai DepKes RI tahun 2005 pada penjaja seks perempuan di beberapa kota mencatat sekitar 39% sampai 61% mengidap Klamidia atau Gonore. Padahal infeksi menular seksual dapat mempermudah proses penularan HIV pada kegiatan seks. Hasil peneilitian mengindikasikan bahwa infeksi menular seksual meningkatkan risiko sampai 2-3 kali. Diperkirakan lebih dari 3 juta lelaki di Indonesia yang rajin membeli seks, dan separuh dari lelaki tersebut mempunyai pasangan tetap, atau isteri. Bayangkan penularan dapat terus berlanjut ke istri, walaupun para isteri tidak mempunyai perilaku seks dengan banyak pasangan. Fenomena tersebut mendorong terjadi epidemi HIV seperti sekarang dan semakin semakin nyata dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
4
H. Mas’oed Abidin
NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
Diperkirakan telah lebih dari 200.000 orang terinfeksi HIV di tahun ini dan diramalkan pada tahun 2020 akan meningkat mendekati angka 2 juta, bila upaya pencegahan tidak dilakukan untuk menekan penularan melalui seks berisiko. Cara terbaik untuk menghindari terkena infeksi menular seksual adalah dengan tidak melakukan seks berisiko, yaitu tidak berganti dan punya banyak pasangan seks, atau tidak punya pasangan seks yang berperilaku berisiko. Bila tidak maka pemakaian kondom pada setiap kegiatan seks menjadi keharusan, termasuk dengan pasangan tetapnya, agar tidak terkena IMS atau menularkan kepada yang lain termasuk pasangan tetapnya. Usaha preventif termudah adalah pakai kondom pada setiap seks yang berisiko. Cara yang mudah, murah, dan aman dibandingkan setelah terkena penyakit.. Yang paling mendasar adalah jangan berhubungan sex bebas, selain dosa dan maksiaat juga mengundang penyakit Mengatasinya, 1 Teguh melaksanakan ajaran agama, 2. Hindari perbuatan maksiyat, 3. Periksakan darah secara teratur kepada Rumah Sakit, 4. Hindari Narkoba, 5. Hidup Bersih fisik dan perilaku, 6. Peliharan kesehatan selalu.
PERSPEKTIF AGAMA Agama Islam menempatkan NARKOBA, MIRAS dan ZINA sebagai barang dan perbuatan haram, menurut dalil Al Qurani. Hadist diriwayatkan Tirmidzi dari Shahabat Anas RA, bahwa “Rasul SAW melaknat sepuluh orang disebabkan khamar (la’ana Rasulullah SAW fil-khamr ‘asyaratan): • Orang yang memerasnya (pembuatnya, ‘aa-shirahaa), • yang menyuruh memeras (produsen, mu’tashirahaa), • peminumnya (konsumen, syaa-ribahaa), • pembawanya (distributor, haa-milahaa), • yang minta diantarinya (pemesan, al-mahmulata ilaihi), • yang menuangkannya (pelayan, saa-qiyahaa), • penjualnya (retailer, baa-I’a-haa), • pemakan hasil penjualannya (aa-kila tsamanihaa), • pembelinya (al-musytariya lahaa),
5
H. Mas’oed Abidin
NARKOBA DAN HIV AKIBAT MELALAIKAN AJARAN AGAMA DAN GONTA-GANTI SEX (ZINA)
• yang minta dibelikannya (al-musytaraa-ta-lahu). Hadist ini terdapat didalam Jami’ Tirmizi.1
PANDANGAN ADAT
DI
RANAH MINANG
Di Ranah Minang, delapan perbuatan terkutuk, sangat dibenci. Pelakunya dikucilkan, digantung tinggi, dibuang jauh dan kebawah tak berurat keatas tak berpucuk dan ditengah digiriak kumbang. Sumpah masyarakat sangat ditakuti oleh masyarakat beradat terhadap bahaya tuak, arak, sabuang, judi, rampok (korupsi), rampeh (zina), candu dan madat.
KESIMPULAN 1. NARKOBA, MIRAS dan Zina, dalam pandangan dan ajaran agama Islam, adalah haram secara syar’i. 2. Narkoba sangat membahayakan. Berdosa besar. Walau manfaatnya ada, tetapi mudharatnya lebih besar. 3. Perlu di berantas dengan berbagai cara, karena secara adat dibenci. 4. NARKOBA ditinjau dari segi keamanan dan stabilitas, sangat berbahaya. a. Menurut UU No.22/1997 pasal 78 ayat 1, ancaman pidana sepuluh tahun atau denda 500 juta rupiah. b. UU. No.5/1997 pasal 59 ayat 1, pengguna, memproduksi, pengimpor, penyimpan, pembawa, bisa diancam pidana 15 tahun dan denda 750 juta rupiah. c. Pasal 59 ayat 2, bila terorganisir diancam pidana 20 tahun atau denda 750 juta rupiah, Dan pasal 59 ayat 3 bila korporasi, jaringan sindikasi, diancam pidananya tambah lagi dengan denda 5 milyar rupiah. Padang, 1 Desember 2008 H / 3 Zulhijjah 1429 H
1
Prof.AbdulHamid Siddiqui, Selection From Hadith, Islamic Book Publishers, Safaat Kuwait, Cetakan ke-II, 1983. Bab-XIX, tentang Halal dan Haram. 6
H. Mas’oed Abidin