ASAM SITRAT CITRIC ACID 1.
Nama Golongan Asam karbosilat, alifatik (3). Sinonim / Nama Dagang (3,4,8) Beta-hydroxytricarballylic
acid;
Anhydrous
citric
acid;
1,2,3-
Propanetricarboxylic acid, 2-hydroxy-; 2-Hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic acid; Citro; Citretten; Hydrocerol A; Auruna acid salt (Degussa); Acid adjusting salts (Technic Inc.); Citric acid, anhydrous; Kyselina citronova; Kyselina 2-hydroxy-1,2,3-propantrikarbonova Nomor Identifikasi Nomor CAS
: 77-92-9 (1,3,4,6,9)
Nomor OHS
: 05200 (2)
Nomor RTECS
: GE7350000 (3,4,8,9)
Nomor EC (EINECS) : 201-069-1 (3,6) : 17898/PG 3 (10)
UN
2.
Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam sitrat Deskripsi (3,4,6,7,11) Bentuk padat, serbuk kristal tidak berwarna, tidak berbau, berasa asam. Berat molekul 192,14; Rumus molekul C6H8O7; Titik nyala 100oC (212 F); Titik didih: terdekomposisi pada suhu >175oC ; Titik lebur 153oC (307 F); Gravitasi spesifik (air=1) : 1,665; Kerapatan 1,542; Kelarutan dalam air 59,2% @ 20oC; Larut dalam alkohol dan eter. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (3) : Kesehatan 3
= Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 1
= Dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC (3,5,6,10): Xi
= Iritan
C
= Korosif
R34
= Menyebabkan terbakar
R37
= Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan
R38
= Menyebabkan iritasi pada kulit
R41
= Risiko kerusakan serius pada mata
R36/38
= Iritasi pada mata dan kulit
R36/37/38
= Iritasi pada mata, sistem pernafasan, dan kulit
R37/38
= Iritasi pada sistem pernafasan dan kulit
S2
= Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S24
= Hindari persinggungan/kontak dengan kulit
S25
= Hindari terkena mata
S26
Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S39
= Pakai/kenakan pelindung mata/wajah
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S46
= Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan wadah ini atau label
S24/25
= Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata
S37/39
= Pakai/kenakan
sarung
tangan
dan
pelindung
mata/wajah yang baik S36/37/39
= Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah
3.
Penggunaan Reagen di laboratorium pangan
(10)
(6)
; acidulant, buffer, conditioner
; bahan kimia untuk water treatment
(10)
(1)
; bahan tambahan
; digunakan dalam produk
farmasi
(2)
; digunakan dalam pembuatan deterjen
digunakan sebagai plasticizer
4.
(2)
; ester asam sitrat
(2)
.
Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata (kemungkinan berat) (3). Organ sasaran: Mata, kulit, membran mukosa (6). Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, kesulitan bernafas (3). Kontak dengan kulit Iritasi (2). Dapat menimbulkan inflamasi dan lepuh
(9)
.
Kontak dengan mata Iritasi (kemungkinan berat)
(3)
. Dapat menimbulkan kerusakan kornea dan
kebutaan (9). Tertelan Nyeri kerongkongan, muntah, gangguan pencernaan (3). Paparan jangka panjang Terhirup Tidak ada informasi adanya efek merugikan yang berarti
(3)
. Paparan
berulang dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dalam berbagai tingkatan dan kerusakan paru (9). Kontak dengan kulit (3)
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek menimbulkan kerusakan kulit lokal dan dermatitis
. Dapat
(9)
.
Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek
(1)
.
Tertelan Kerusakan gigi (3).
5.
Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada tekanan dan suhu normal (3,5)
Kondisi yang harus
: Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain.
dihindarkan
Hindarkan kontak dengan bahan tancampurkan (3)
. Hindarkan pembentukan debu, kelembaban,
paparan terhadap udara lembab dan air (5) Bahan tak tercampurkan
: Basa, bahan pengoksidasi
(3)
, sulfida (anorganik,
seperti ferric sulfide, timbal sulfida, natrium sulfida), logam nitrat, alkali karbonat, kalium tartrat, asetat, bikarbonat (5) Asam sitrat dengan Basa
: Tancampurkan (3)
Logam nitrat
: Kemungkinan bahaya ledakan
Pengoksidasi (kuat)
: Bahaya kebakaran dan ledakan
Bahaya dekomposisi
: Produk dekomposisi termal: oksida karbon (3)
Polimerisasi
: Tidak akan terpolimerisasi (3)
Korosivitas
: Korosif dengan adanya aluminium, seng, dan
(3) (3)
tembaga (9)
6.
Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku (3).
7.
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (3,5).
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (3,5).
Simpan di tempat yang tidak lembab
Toksikologi Toksisitas
(3,5)
.
(5)
.
Data pada manusia Konsumsi asam sitrat total harian dari sumber alami dan bahan tambahan pangan dapat melebihi 500 mg/kg
(7)
.
Seorang wanita muda mengalami muntah dan hampir meninggal setelah menelan asam sitrat dosis tunggal 25 gram (kira-kira 417 mg/kg) (7). Data pada hewan Data iritasi (3,8): Ringan: kulit-kelinci 500 mg/24 jam; Berat: mata-kelinci 750 µg/24 jam. Data toksisitas (3,8): LD50 oral-tikus (rat) 3 gm/kg; LD50 intraperitoneal-tikus (rat) 290 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (rat) 5500 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 5040 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 903 mg/kg; LD50 subkutan-tikus (mouse) 2700 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 42 mg/kg; LD50 oral-kelinci 7 gm/kg; LD50 intravena-kelinci 330 mg/kg. Data Karsinogenik Pada uji hanya menggunakan 20 ekor tikus (rat) jantan yang diberi asam sitrat hingga 5% pada pakannya (kira-kira 2 gram/kg/hari) selama 2 tahun, dilaporkan tidak ada bukti efek karsinogenisitas (7). Berdasarkan
ACGIH, IARC, NIOSH, NTP, dan OSHA, asam sitrat tidak
terdaftar sebagai karsinogen (12). Data Mutagenik Pada beberapa uji in vitro dan in vivo tidak dilaporkan bersifat mutagenik. Bahan ini tidak bersifat mutagenik, baik pada uji menggunakan Salmonella typhimurium (Ames test, 2 pengujian) dan Escherichia coli, dengan atau tanpa aktivasi metabolik
(6)
. Asam sitrat menunjukkan dapat menurunkan
aktivitas bahan kimia yang diketahui bersifat mutagenik pada Salmonella typhimurium (7). Dilaporkan
tidak
ada
indikasi
mutagenisitas
yang
jelas
pada
uji
menggunakan Salmonella typhimurium atau ragi Saccharomyces cerevisiae yang hidup pada rongga tubuh hewan uji laboratorium yang tidak dispesifikasi atau pada kultur sel Saccharomyces cerevisiae, dengan atau
tanpa aktivasi metabolik, begitu juga kerusakan kromosom oleh asam sitrat pada kultur sel manusia dan hamster (7). Data Reproduksi Uji dua generasi selama lebih dari 90 minggu: oral-tikus (rat) diberi pakan yang mengandung 1,2% (w/w) asam sitrat, tidak menunjukkan adanya efek berbahaya pada pertumbuhan dua generasi berturut-turut maupun pada parameter reproduksi, patologi, karakteristik darah atau tingkat kalsium, dilaporkan terjadi sedikit erosi dental (7). Oral-tikus (rat) betina diberi pakan yang mengandung asam sitrat 5% sebelum, selama, dan sesudah kawin, tidak dilaporkan adanya efek berbahaya. NOEL 2500 mg/kg/hari (7). Oral-tikus (rat) betina diberi 295 mg asam sitrat/kg/hari selama kehamilan hari ke 6-15, tidak dilaporkan adanya efek berbahaya atau teratogenik (7). Oral-tikus (rat) betina diberi 241 mg asam sitrat/kg/hari selama kehamilan hari ke 6-15, tidak dilaporkan adanya efek berbahaya atau teratogenik
(7)
.
Kelinci betina diberi >425 mg asam sitrat/kg selama kehamilan hari ke 6-18, tidak dilaporkan adanya efek berbahaya atau teratogenik
(7)
.
Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan
: LC100 (paparan jangka panjang di air sadah) goldfish (Carassius auratus) 894 mg/L (Ellis, M.M. Detection and measurement of Stream Pollution 1937, 22, XLVII, 365, US Brit.Fisheries Bull.) (5,7) LC50 (paparan jangka panjang di air sadah) goldfish (Carassius auratus) 625 mg/L (Ellis, M.M. Detection and measurement of Stream Pollution 1937, 22, XLVII, 365, US Brit.Fisheries Bull.) (5,7) LC50 (96 jam, air tawar) Bluegill (Lepomis macrochirus) 1516 mg/L (7) LC50 (96 jam, larutan tidak dinetralisir) golden orfe (Leuciscus idus) 440-760 mg/L (7)
Toksisitas pada invertebrata : LC50 (Mortalitas, air asin) kepiting (Carcinus maenas) 160000 µg/L selama 48 jam (3,7) LD100 Daphnia magna (paparan jangka panjang di air tawar) 120 mg/L (5) LD0 Daphnia magna (paparan seumur hidup di soft water) 80 mg/L (5) Toksisitas pada tumbuhan perairan, misalnya alga
: Alga hijau (Scenedesmus quadricauda) 640 mg/l (Bringmann,G. et al Water Res. 1980, 14, 231-241) (5,7) TLC (7 hari) chrysophyta (Pavovla lutheri) 1-300 mg/L (7) TLC (7 hari) diatom (Chaetoceros gracilis) 1300 mg/L (7)
Toksisitas mikroorganisme
: EC0 (16 jam) Pseudomonas putida >10 g/L (Bringmann,G. et al Water Res. 1980, 14, 231241) (5,7) EC0 (72 jam) Entosiphon sulcatum 485 mg/l (Bringmann, G.et al Water Res. 1980, 14, 231241) (5,7) TLC (7 hari, air asin) Tetraselmis tetrathele 1300 mg/L (7) TLC (35 jam, air tawar) Tetramitus rostratus <108 mg/L (7) TLC Uronema pardusci 622 mg/L (7)
Lingkungan
: Menghambat nitrifikasi (5). Tidak
menghambat
oksidasi
amoniak:
Nitrosomonas sp 100 mg/L (Hockenbury, M.R. et al J.Water Pollut.Control Fed.1799, 49(5), 768-777) (5,7) Uji degradasi: 70-100% dihilangkan oleh lumpur aktif pada 20oC selama 120 jam (Muto, N. et al Kenkyu
Hokuku-Kanto
Gakuin
Daigaku
Kogakubu 1987, 31(2), 257-266 (Jepang)) (5)
8. Efek Klinis (3) Keracunan akut Terhirup Asam sitrat: Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa disertai nyeri tenggorokan, batuk, dan nafas pendek. Pada beberapa individu dapat timbul reaksi alergi. Kontak dengan kulit Asam sitrat: Dapat menimbulkan iritasi sedang disertai kemerahan dan rasa nyeri. Pada beberapa individu dapat timbul reaksi alergi. Kontak dengan mata Asam sitrat: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi berat disertai kemerahan, nyeri, dan kemungkinan luka bakar. Larutan pekat yang terpercik pada mata manusia dalam jumlah besar dapat menimbulkan reaksi konjungtiva yang berat dan ulserasi pada kornea yang menyebabkan leukoma yang luas. Irigasi dengan larutan 0,5% selama 30 menit pada mata kelinci dapat menyebabkan kornea mata menjadi berkabut permanen; irigasi dengan larutan 2% dapat menyebabkan kekeruhan padat yang berat. Tertelan Asam sitrat: Menelan bahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal akut atau sementara yang disertai muntah dan diare. Larutan pekat dapat menyebabkan korosi ringan pada saluran gastrointestinal bagian atas disertai nyeri kerongkongan, nyeri perut, membran mukosa pada mulut dan esofagus menjadi berkerut dan kasar, pembengkakan dan perubahan warna lambung dan usus halus. Telah dilaporkan bahwa seseorang mengalami kematian setelah menelan 20-30 gram asam murni. Dosis letal pada kelinci menyebabkan asidosis metabolik dan defisiensi kalsium. Keracunan kronik Terhirup Asam sitrat: Dapat merusak enamel gigi. Kontak dengan kulit
Asam sitrat: Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis. Kontak dengan mata Asam sitrat: Efek bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Kemungkinan dapat terjadi konjungtivitis atau efek yang mirip dengan efek pada paparan akut. Tertelan Asam sitrat: Asupan asam sitrat yang sering atau berlebih dapat menyebabkan erosi pada gigi dan iritasi lokal. Uji pada hewan yang diberi pakan yang mengandung asam sitrat dalam jangka panjang hanya menghasilkan sedikit peningkatan erosi gigi.
9. Pertolongan Pertama Terhirup (3) Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
(3)
.
Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun disinfektan lalu oleskan krim antibakteri pada kulit yang terpapar. Cari pertolongan medis (9). Kontak dengan mata (3) Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan
(6)
. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga, berikan 2-4
cangkir susu atau air
(6)
. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah
daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (3). Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang
(5,6)
.
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. -
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan asam sitrat: Tidak tersedia informasi batas paparan
(3)
ACGIH: tidak terdaftar (5) NIOSH: tidak terdaftar (5) OSHA PEL final: tidak terdaftar (5) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan
(3)
.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (3). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia
(3)
.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (3)
.
Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum penggunaan (3). (1)
Setiap respirator debu dan kabut yang dilengkapi masker wajah penuh
.
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan filter partikel berefisiensi tinggi (3). Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi masker wajah penuh dan filter partikel berefisiensi tinggi
(3)
.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah
(3)
.
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh
(3)
.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan (3). Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, busa kimia (3,11). Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering (9). Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air
(3) ,
jangan gunakan water jet (9). Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (3).
13. Manajemen Tumpahan Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk (3). Tumpahan/kebocoran: Vacuum atau sapu tumpahan bahan lalu tempatkan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Partikel yang sangat halus dapat
menyebabkan
kebakaran
atau
ledakan.
Hindarkan
kondisi
pembentukan debu. Jauhkan semua sumber nyala. Sediakan ventilasi. Tumpahan bahan dapat dinetralkan dengan kalsium oksida (CaO) secara hati-hati (6,11).
14. Daftar Pustaka 1.
Cahpman, R.L., Cosmetic Bench Reference (CBR) 2007, Allured, USA, 2007.
2.
Gosselin, R.E., R.P. Smith, and H.C. Hodge, Clinical Toxicology of Commercial Products, Fifth Edition, William & Wilkins, Baltimore, 1984.
3.
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
4.
http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0855.htm (diunduh Maret 2011)
5.
http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/citric_acid.htm (diunduh Maret 2011)
6.
http://www.analytyka.com.mx/english/MSDS/C/A0133.htm (diunduh Maret 2011)
7.
http://www.inchem.org/documents/sids/sids/77929.pdf (diunduh Maret 2011)
8.
http://www.chemcas.com/msds/cas/msds42/77-92-9.asp (diunduh Maret 2011)
9.
http://www.esciencelabs.com/files/safety_sheets/Citric%20Acid.pdf (diunduh Maret 2011)
10. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB9854361_ EN.htm (diunduh Maret 2011) 11. http://mubychem.com/MSDS/Citric_acid%20MSDS.htm
(diunduh Maret 2011) 12. http://www.caledonlabs.com/upload/msds/75087_LC16300_McIlvaine_s _buffer.pdf (diunduh Maret 2011)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------