Modul 4 Pembangunan Pedesaan

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul 4 Pembangunan Pedesaan as PDF for free.

More details

  • Words: 2,109
  • Pages: 20
MODUL 4 Pembangunan Pedesaan (…rural development…)

…kerangka logis pembangunan Socially and Culturally Acceptable and Responsible

Politicall Feasible

Sustainable Development

Economicall y Viable

Environmentally Responsible

Empat Pilar Sustainable Development (Reijntjs et al, 1992)

…definisi pembangunan …pembangunan, menurut Margono Slamet (1992), Vembriarto (1984): “perubahan sosial yang direncanakan sebagai usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya” …pembangunan “usaha memperbaiki kondisi yang kurang manusiawi menjadi kondisi yang lebih manusiawi (kondisi yang mendukung eksistensi manusia seutuhnya (Rohmad, 1999); …pembangunan (development) atau identik dengan istilah (growth, change, modernization, progress, evolution, evolvement, building up, enlargement, increase, improvement) menurut Dawm Rahardjo (1980), Margono Slamet (1988); Mardikanto (1993): (a)..proses yang diupayakan secara sadar dan terencana; (b)..proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat; (c)..proses pertumbuhan ekonomi; (d)..proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan setiap individu dan seluruh warga masyarakat; (e)..pemanfaatan teknologi baru atua inovasi yang terpilih.

…definisi pembangunan ….pembangunan diartikan oleh Fakih (2001) sebagai “proses pemanusiaan manusia” Oleh Slamet (1992) dimaknai sebagai “perubahan sosial yang direncanakan sebagai usaha manusia untuk mempebaiki kehidupannya” …pembangunan, menurut Lionberger dan Gwin (1982): “proses pemecahan masalah, baik masalah yang dihadapi oleh setiap aparat dalam setiap jenjang birokrasi, di kalangan peneliti dan penyuluh, maupun masalah-masalah yang dihadapi warga masyarakat”

….tahap 1: Pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan pendapatan nasional bruto (GNP). Teori pertumbuhan Harrod-Domar. Modal adalah dasar investasi (Todaro, 1987) …tahap 2: Teori transformasi struktural (Dualisme tradisional-pedesaan) dan Modern-Perkotaan) …tahap 3. Teori pentahapan (Rostow): tahap tradisional, prakondisi ekonomi untuk tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap pematangan dan konsumsi tinggi …tahap 4: Teori Pengembangan masyarakat (tetesan ke bawah/ trickle down effect theory) …tahap 5: Teori Pengembangan masyarakat (Teori partisipasi) …tahap 6: Teori Pengembangan masyarakat (Teori pemberdayaan)

…definisi pembangunan pedesaan …pembangunan pedesaan diartikan sebagai: “pembangunan usahatani atau pembangunan pertanian” (Mosher, 1974; Bertrand, 1958); …”pembangunan wilayah pedalaman (hinterland) terintegrasi (Friedman dan Doglas, 1971); …”perubahan sosial di wilayah pedesaan (Rostow, David McClelland dan Inkeles); …”modernisasi pertanian dan industrialisasi pedesaan (Mosher, 1974; Merton, 1984) …”meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat pedesaan (Hansen, 1981) …”proses rekayasa sosial atau rancang bangun masyarakat pedesaan (Less and Presley); …”perubahan orientasi dari pertanian produksi ke bisnis seluas-luasnya (Collier dkk, 1996) …”proses pemberdayaan komunitas dan potensi produktif di wilayah pedesaan (Craig and Mayo, 1999), dll

…definisi pembangunan pedesaan …Julius Nyerere dalam Syahyuti (2006) mendefinisikan pembangunan pedesaan sebagai “…the participation of people in a mutual learning experience involving themselves, their local resources, external change agents, and outside resources”. …menurut Norman Uphoff dan Milton J. Esman, terdapat empat jenis pembangunan pedesaan, yakni: (1) yang berbasis pertanian; (2) yang berbasis multisektor; (3) yang berbasis sumberdaya alam dan lingkungan; dan (4) yang berbasiskan pelayanan jasa-jasa sosial berupa kesehatan, pendidikan dan lain-lain. …menurut Mosher, Bertrand, J Scott dan Friedman pembangunan pedesaan identik dengan: (1) modernisasi pertanian; (2) pembangunan wilayah pedalaman; (3) pengentasan kemiskinan; (4) peningkatan pertumbuhan ekonomi; (5) pemerataan dan penanggulangan kesenjangan; (6) pengembangan masyarakat pedesaan; (7) pemberdayaan masyarakat pedesaan; dan (8) pembangunan regional terintegrasi dll …menurut Inayatullah dan H.S Wanasinghe (1979); Robert Chamber (1996), terdapat empat model pembangunan pedesaan: (1) model intervensi rendah (model produktivitas); (2) model intervensi menengah (model solidaritas); (3) model intervensi tinggi (model pemerataan); (4) model partisipatif (model bottom-up)

…definisi pembangunan masyarakat …menurut Rohmad (1999): “pembangunan dipengaruhi oleh manusia (termasuk di dalamnya nilai, tradisi, kebiasaan, tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh manusia) dan lingkungan (lingkungan sosial dan lingkungan alam)”; …pembangunan masyarakat (community development) adalah “inisiatif masyarakat dalam proses tindakan sosial untuk memperbaiki kondisi hidupnya (Christenson dan Robinson, 1989); …menurut Dunbar (1972): “pembangunan masyarakat adalah serangkaian kegiatan perbaikan masyarakat lokal (community improvement) melalui unit-unit usaha kelompok yang berbeda-beda untuk mempertemukan kebutuhan atau keinginan mereka”; …menurut Cawley (1984): “pembangunan masyarakat adalah suatu aktivitas pembangunan yang dirancang secara hati-hati dan demoktratik, terpusat pada keberdaan orang, baik secara geografi maupun sosial (yang ikut ambil bagian dalam pemecahan masalah untuk perbaikan bersama) …menurut Ismail (1989): “pembangunan masyarakat adalah suatu proses pergerakan masyarakat yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk meningkatkan taraf hiduo masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan kerohanian melalui inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat itu sendiri dan bantuan yang paling minim dari luar. … Oleh Narayan (1994), Community Development diberi istilah community-driven development, yang artinya “ suatu proses inisiasi, pengorganisasian dan pengambilan tindakan (termasuk keputusan) di dalam kelompok masyarakat (doing with the community) untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama (common interests and goals)”;

…definisi pembangunan masyarakat pedesaan …menurut Huie (1976): “pembangunan masyarakat pedesaan adalah proses pembuatan keputusan dan pengembangan program-program yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan kehidupan masyarakat pedesaan”; …pembangunan masyarakat pedesaan diartikan sebagai “pembangunan masyarakat tradisional menjadi manusia modern” (Horton dan Hunt, 1976; Alex Inkeles, 1965); …pembangunan masyarakat pedesaan berarti “membangun swadaya masyarakat dan rasa percaya pada diri sendiri” (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972); …menurut Ismail (1989): “pembangunan masyarakat pedesaan adalah proses mendidik individu-individu dalam masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri, dengan kata lain bahwa pembangunan masyarakat pedesaan merupakan proses belajar dan berlatih di antara anggotaanggota masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya”; …pembangunan masyarakat pedesaan disebut juga rural community building, yaitu: “pembangunan masyarakat dari bawah (bottom-up), yang sekaligus menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan”; Community Development dapat diimplementasikan melalui dua mekanisme (outreach mechanism) yakni extension approach dan empowerment approach.

…pendekatan baru pembangunan pedesaan .. pembangunan pedesaan (khususnya di Jawa) harus bergeser dan fokus pada partisipasi dan swadaya masyarakat, prakarsa swasta, usaha kecil dan lokal (hasil penelitian Collier dkk, 1996). Dasarnya: (1)…dua puluh lima tahun lalu banyak buruh tani tuna kisma di Jawa mempunyai sumber-sumber pendapatan yang amat terbatas, sehingga kecil peluang untuk mendapatkan pekerjaan di luar desa atau di luar pertanian. Sumberdaya di desa menjamin keamanan pangan bagi semua penduduk desa. Sekarang, kebanyakan keluarga di desa yang tuna kisma “bekerja” di luar desa, di pabrik, jasa dan sektor informal. Jaringan pengamanan pangan pun bergeser dari desa ke tingkat keluarga; (2)…dua puluh lima tahun lalu terdapat meluas di perkotaan maupun di pedesaan di Jawa, kini lebih nyata di perkotaan daripada di pedesaan. Tenaga kerja yang kurang terdidik dari pedesaan telah membawa kemiskinan di perkotaan karena faktor migrasi; (3)…dua puluh lima tahun lalu masalah pembangunan hanya ditanggulangi dan dipecahkan oleh Pemerintah, kini terdapat alternatif lain (seperti lembaga lokal, lembaga swadaya dan swasta), sehingga peran Pemerintah tidak sekuat dulu

…pendekatan baru pembangunan pedesaan (4)…dua puluh tahun terakhir (1996-2006) para petani semakin rasional dan berorientasi bisnis (modern atau komersial), sehingga petani terdorong untuk mengusahakan komoditas yang dianggap menguntungkan. Akibatnya, terjadi eksploitasi sumberdaya lahan, genetik dan perubahan pola tanam (dari pola seragam ke diversifikasi). Masyarakat pedesaan menjadi tidak terkendali dalam berproduksi, terutama dalam penerapan teknologi pertanian konvensional. (5)…dua puluh tahun terakhir (1996-2006), para petani di luar Jawa mulai bergeser dari pertanian setempat (lokal) ke agribisnis (terutama karet dan sawit), dari pertanian berpindah ke menetap. Areal sawah dan sawit di luar Jawa terus meningkat, baik didorong Pemerintah (terutama sawah) maupun Swasta (terutama sawit dan komoditas perkebunan lainnya). Namun lingkungan (terutama hutan) semakin rusak, pembukaan dan pembakaran terjadi jauh melebihi peladang berpindah. (6)… dua puluh tahun terakhir (1996-2006), para petani di pedesaan Jawa dan luar Jawa semakin akses terhadap teknologi komunikasi, baik televisi maupun telepon genggam. Akibatnya, pola-pola komunikasi masyarakat pedesaan mengalami perubahan ke arah yang lebih cepat dan tidak tatap muka. Perubahan sosial di pedesaan berjalan melompat, dari budaya tutur ke budaya lisan dan nonton melewati budaya baca, sehingga banyak terjadi anomali perubahan (dari berbagai sumber).

…paradigma pembangunan pedesaan … paradigma diartikan oleh Thomas Khun (1970) sebagai “… suatu kerangka referensi (world view) yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori”: …tugas teori sosial kritis adalah: “memanusiakan kembali manusia yang telah lama mengalami dehumanisasi, baik yang menindas maupun yang ditindas, oleh Fakih (2002) disebut proses katalisasi untuk membebaskan manusia dari segala

….Bottom-Up (Demand Driven) ….Integrated (Convergence) ….Human Right ….Sustainability (Commitment) ….Empowerment ….Self Reliance (Locality) ….Democration and Participation ….Cooperation and Collaboration ….Comprehenship ….Capacity Building ….Networking …Otonomi (Outonomus)

..pembangunan pedesaan dari atas (topdown) …pembangunan pedesaan dari atas sering diberi istilah rekayasa sosial (social enginnering), yaitu : “proses rancang bangun (pengobjekan) sumberdaya, struktur dan kultur masyarakat pedesaan yang dilakukan secara sistematis (linear) oleh orang luar dengan instrumen rekayasa yang juga didatangkan dari luar”. …basis rekayasa sosial adalah kepentingan dan teknologi dari luar, oleh karena itu rekayasa sosial tidak dikenal dalam kamus sosiologi (Poloma,2000) …pembangunan pedesaan dari atas juga diistilahkan pengkondisian, yakni: “usaha mempengaruhi dan merubah keadaan dan perilaku masyarakat pedesaan dengan mengubah kondisi dan situasi yang mempunyai pengaruh langsung”; …menurut Fakih (2002): “pembangunan top-down ialah pembangunan yang menjadikan pedesaan dan masyarakatnya sebagai objek”; …pendekatan pembangunan dari atas (disebut juga pendekatan keproyekan) telah terbukti menimbulkan berbagai kehancuran dalam tatanan masyarakat pedesaan, seperti: “erosi modal sosial, meningkatnya kesenjangan antar kelas sosial, meningkatnya tingkat ketergantungan akibat memudarnya kemandirian, melemahnya ikatan solidaritas sosial, melemahnya peran kelembagaan dan pengetahuan lokal, terganggunya keseimbangan ekosistem dan mahalnya biaya pembangunan”

..pembangunan pedesaan masa lalu (1) TOP DOWN:

….masyarakat dianggap tidak tahu apa-apa. ….perencanaan bersifat blueprint (2) TIDAK PARTISIPATIF (3) HOMOGENUS:

….tidak memperhatikan keanekaragaman kondisi masyarakat (4) TIDAK BERKELANJUTAN (5) TIDAK TRANSPARAN

…pendekatan pembangunan partisipatif (bottom-up) Teori Interaksi Merton (1962), Odum (1971), Sosial, Tata Nilai Chafra (2000) Khun (1967), Putnam (1993), Coleman (1990) Budaya, Modal dll Sosial dan Ekologi Manusia Korten (1992), Chambers Pembangunan Berpusat Pada Manusia (1995), Friedman (1992) dll (People Centred Development) Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Conyers (1984), Tjondronegoro (1990), dll

Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)

Stewart (1998), Chambers (1995), Vidhyandika (1996), Sumodiningrat (1999), Soetrisno (2001), dll

…pendekatan pembangunan partisipatif (bottom-up) …pembangunan partisipatif, seperti halnya pemberdayaan, berakar dari teori kritik (critical theory) atau paradigma kritis (Tomas Khun, 1970; Leonard, 1990) dan teori konvergensi (convergency theory) atau paradigma partisipatif (Rogers dan Kincaid, 1981; Habermas, 1981; Evan dan Sthepens, 1988) yang merupakan kritik terhadap pandangan cartesian (cartesian worldview). …pembangunan partisipatif merupakan lawan dari pendekatan linear, pendekatan keproyekan dan pendekatan dari atas (top-down) …Menurut Pearse dan Stiefel (1979), partisipasi menunjukkan redistribusi baik kontrol atas sumber-sumber maupun kontrol atas kekuasaan yang disetujui oleh mereka yang hidup dengan kerja produktif sendiri. McArdle (1989), menegaskan bahwa hal terpenting dalam pemberdayaan adalah partisipasi aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan diri mereka sendiri. Partisipasi tersebut tidak hanya bersifat teknis tetapi juga politis (Conchelos, 1985). Menurut Deshler dan Sock (1985), partisipasi yang paling rendah adalah manipulasi, terapi, dan informasi. Ketiganya dikenal dengan istilah domestikasi atau partisipasi semu (pseudo participation).

…pembangunan berkelanjutan …keberlanjutan diartikan oleh Reijntjes dkk (1992) sebagai: “menjaga agar suatu upaya terus berlangsung”, “kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot”. …pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh WCED (1987), World Bank (1988) dan Pezzey (1992): “sustainable development is development that meets the needs of future generations wihtout compromising the ability of future generations to meet their own needs” dan World Bank memasukan unsur “economich growth, the elleviation of poverty and sound environmental management are in many cases mutually consistent objectives” …pembangunan berkelanjutan adalah: “proses pembangunan (lahan, kota, desa, bisnis, masyarakat dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang (PBB, 1987). …untuk saat ini, bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial

…pembangunan berkelanjutan …pembangunan pertanian berkelanjutan didefinisikan oleh Technical Advisory Committee of the CGIAR (1988) sebagai: “pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam” …pembangunan pertanian dapat dikatakan berkelanjutan apabila: (1) mantaop secara ekologis (kualitas SDA dipertahankan dan kemampuan agroekosistem ditingkatkan); (2) bisa berlanjut secara ekonomis (petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri dan mendapat keuntungan yang mencukupi atau mensejahterakan); (3) adil (sumberdaya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka terjamin; (4) manusiawi (semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan, manusia dan lingkungan) dihargai; dan (5) luwes (masyarakat petani dan pedesaan mampu menyesuaikan dengan perubahan yang berlangsung terus menerus)

…pembangunan terpadu …pembangunan terpadu (integrated development) adalah: “pembangunan yang dilaksanakan secara terintegrasi, yakni saling berkaitan dan saling menguatkan, sehingga berjalan seirama, baik antar sektor maupun antar subsistem dari agroekosistem” …pembangunan pertanian terpadu adalah: “pembangunan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya, sehingga aliran nutrient dan energi terjadi secara seimbang, keseimabangan inilah yang menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien” (Reijntjes dkk, 1992; Umar Hasansaputra, 2009). …contoh pembangunan pertanian terpadu adalah: (1) pengendalian hama terpadu (integrated pest management); (2) budidaya padi SRI (system of rice intensification); (3) usahatani tradisional atau LEISA (low external input and sustainable agriculture); …pembangunan pedesaan terpadu adalah: “pembangunan desa yang dilakukan secara terintegrasi sehingga keseimbangan sistem pedesaan tetao terjaga ditengah keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan”, menurut Herman Soewardi, pembangunan pedesaan terpadu adalah aktivitas pembangunan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap menjaga eksistensi keseimbangan ekosistem, sehingga dapat meminimalkan korbanan”

…dinamika pembangunan pertanian Inclusion and Participation Kesejahteraan Petani

Socially and Culturally Acceptable and Responsible

Economically Viable

Access to Resources COMMUNITY EMPOWERMENT (AGENT/SUBJECT)

AGRICULTURAL SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Capacity Building

Politically Feasible Kemandirian Pangan Comitment & Acountability

Environmentally Responsible

Tugas 5 untuk Pert VI: ….mencari dan menganalisis kasuskasus dan isyu-isyu sosiodemografi

Related Documents