Modul 5 Sosiodemografi Pedesaan

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul 5 Sosiodemografi Pedesaan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,458
  • Pages: 37
MODUL 5 Sosiodemografi Pedesaan…… ….tujuan SCL pokok bahasan modul 2 adalah: “mahasiswa memahami KETIMPANGAN PEMBANGUNAN dan DAMPAKNYA, faktor pendorong dan penarik migrasi, keterkaitan migrasi dengan lapangan kerja dan kemiskinan, serta dampak migrasi dan ketimpangan pada masyarakat pedesaan”

Sub Pokok Bahasan : …..transisi demografi …..rural urban migration ….ketenagakerjaan (dinamika petani dan buruh tani) …..pola konsumsi (agri-food system) ….kemiskinan dan kesejahteraan ….gender, community stress and crime

..apa itu sosiodemografi

..demografi formal selanjutnya akan dipelajari dalam m.k demografi agribisnis

..demografi.. formal

..demografi.. (ilmu kependudukan)

..demografi .formal (umum) .melibatkan .pengumpulan, .analisis, dan .penyajian .data .mengenai .penduduk .secara umum

..demografi .merupakan ilmu .lintasdisiplin (ekonomi, .sosiologi, .psikologi, .geografi, .biologi, .matematika, ..ekologi

..demografi.. sosial

..demografi .sosial (sosio .demografi) .mempelajari .keterkaitan .variabel .sosiologi ..dengan .variabel .demografi

..relasi sosiologi dan demografi

..variabel sosiologi..

..variabel demografi..

…melalui sosiodemografi, kita dapat mempelajari (misalnya) dampak masalah kependudukan (seperti ledakan penduduk atau kepadatan penduduk) terhadap struktur sosial, terhadap bentuk interaksi sosial (seperti interaksi masyarakat perkotaan dan interaksi masyaakat pedesaan), terhadap diferensiasi sosial, terhadap kelembagaan sosial, terhadap pembangunan masyarakat, dll. …sebaliknya, juga dapat mempelajari dampak faktor sosial-budaya terhadap faktor demografi, seperti dampak faktor kepercayaan (adat istiadat) terhadap tingkat kelahiran dan kematian, dampak budaya dan struktur terhadap kemiskinan, dll. Contoh: tingkat kelahiran tinggi karena ada kepercayaan “banyak anak banyak rizki”

..transisi demografi ..mungkinkah tingkat kelahiran dan kematian diturunkan atau direndahkan?

..kelahiran

…mungkinkah jumlah penduduk tidak berkembang (zero population growth)? ..perubahan ..penduduk (meningkat, stabil, .menurun)

..kematian

..migrasi

..mungkin

..teori transisi demografi menjelaskan bahwa suatu masyarakat yang mengalami proses industrialisasi akan melewati tiga tahap: tahap 1 (tahap praindustri yang ditandai tingkat kelahiran dan tingkat kematian tinggi dan stabli), tahap 2 (tahap transisi yang dicapai bidang kesehatan sehingga penduduk meningkat dengan cepat, dan tahap 3 (tingkat kelahiran dan kematian rendah dan stabil.

..rural-urban migration …pembangunan di Indonesia bias kota, bias sektor, bias elit (top-down), bias industri, bias inovasi modern, bias politik, dan bias fisik, sehingga timpang, tidak terpadu dan tidak berkelanjutan ..pedesaan…

…m ..perkotaan..

i… s a r ig

..rural-urban migration …migrasi (perpindahan penduduk) semakin meningkat, terutama pasca industrialisasi. ….terdapat beberapa jenis migrasi: (1) migrasi intern, seperti urbanisasi (perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan) dan transmigrasi (perpindahan penduduk dari suatu tempat atau daerah ke daerah lainnya dalam satu negara); (2) migrasi internasional, seperti emigrasi (perpindahan ke luar negeri) dan imigrasi (masuknya migran dari luar negeri); (3) migrasi ke luar (outmigration), yaitu migrasi yang meninggalkan suatu daerah, sedangkan migrasi yang memasuki suatu daerah disebut migrasi ke dalam (in-migration)

..imirgasi

..urbanisasi

..transmigrasi

..emigrasi

..pertanyaannya? (1)…bagaimana grafik tingkat migrasi di Indonesia dari tahun 1970-2006? (2)…bandingkan fenomena migrasi di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dengan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua? (3)…bagaimana dengan tingkat migrasi internasional? Bandingkan antara migrasi internasional ke luar (emigrasi) dan ke dalam (imigrasi)?

…rural-urban migration …migrasi terjadi karena adanya dua faktor, yaitu faktor pendorong (push factors) yang datang dari dalam atau dari daerah asal dan faktor penarik (pull factors) yang datang dari luar atau dari daerah tujuan …migrasi disebut juga mobilitas penduduk (movement) dari suatu tempat menuju tempat lain karena adanya perbedaan insentif sosial dan ekonomi, antara wilayah asal dengan tujuan.

..no

..faktor pendorong (push factors)

..faktor penarik (pull factors)

1.

..keamanan

..jaminan politik dan keamanan

2.

..kemiskinan

..keterbukaan kesempatan kerja

3.

..kesenjangan kesempatan belajar

..kemajuan pembangunan

4.

..kesenjangan kesempatan kerja

..industrialisasi

5.

..keterbatasan akses SD produktif

..kemakmuran

6.

..kejenuhan lapangan kerja

..jaminan fasilitas pelayanan

7.

..bencana alam

..tingkat pendapatan

8.

..selanjutnya, silahkan lengkapi oleh anda?

…struktur ketenagakerjaan ..hasil penelitian Collier dkk (1997), Sumardjo (1999), Adhyaksa D (2007) …SDA… ..pedesaan.. di Jawa Barat, mengungkap : “tenaga …hasil bumi… kerja di pedesaan masih dominan di ..pertanian.. …migrasi… sektor pertanian dan nelayan, dengan (petani + buruh) struktur usia tenaga kerja (baik petani ..jenuh.. maupun buruh tani) tua”. ..75% petani ..pendapatan… kecil menguasai 25% lahan, 25% petani kaya menguasai 75% lahan, ..perkotaan.. ..budaya, skill… mulai terjadi kelangkaan buruh tani. ..teknologi… ..buruh, PNS, …para pemuda pedesaan yang lemah ..sarana produksi… wiraswasta.. aksesnya terhadap sumberdaya di ..dinamis.. pedesaan sebagian besar migrasi ke perkotaan dan sisanya terjun ke sektor …remitan para migran/TKI tidak berpengaruh informal pedesaan, seperti tukang signifikan pada kegiatan pertanian (sektor basis ojek, wirausaha baru dan sebagian pedesaan); kecenderungannya remitan lari ke halmenganggur.. hal yang bersifat konsumtif (pola konsumsi? )

…struktur ketenagakerjaan

> 51 juta RT ..lapangan kerja di perkotaan tumbuh..

..lapangan kerja di pedesaan relatif tetap bahkan turun..

< 45 juta RT

…petan …buru

i…

h tani…

pertanian… n o n r o t k e s … pertanian… n o n r to k se i d h …buru

1990

2000

…struktur ketenagakerjaan

..perkotaan..

..lapangan kerja ..inovasi ..pertumbuhan ..pendapatan/upah ..status pekerjaan ..pengangguran

..beragam.. ..tinggi.. ..tinggi.. ..tinggi/UMK ..formal ..terdidik

..pedesaan..

..dominan pertanian ..rendah ..lamban ..rendah/non-UMK ..informal ..tidak terdidik

…pertanyaan-pertanyaan (1)…apakah peran laki-laki dan perempuan dalam pembangunan di pedesaan sudah adil? (2)…bagaimana menciptakan lapangan kerja dan usaha yang tepat bagi tenaga kerja muda di pedesaan? (3)…bagaimana membalik arus tenaga kerja muda terdidik yang berasal dari pedesaan tetapi berada di perkotaan kembali ke pedesaan (brain drain)? (4)…apakah dengan otonomi daerah yang menempatkan desa sebagai inti pembangunan dapat meningkatkan lapangan kerja di pedesaan dan dapat menekan angka migrasi? Coba lihat statistik lapangan kerja dan tingkat migrasi dari tahun 2002-2008

…pola konsumsi di pedesaan …apa itu pola konsumsi? …pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga. ..besar kecilnya pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan kesejahteraan rumah tangga tersebut. …rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan, mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah, dengan kata lain rumah tangga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase untuk non makanan (BPS, 2009);

…pola konsumsi di pedesaan ..pembangunan infrastruktur pedesaan..

k o t a

..industrialisasi.. ..perilaku di kota.. ..migrasi.. ..income.. ..barang mewah.. ..arus teknologi komunikasi dan informasi..

..kemajuan desa ..modernisasi desa ..pedesaan.. ..perubahan .sosekbud .fisik-kel

..culture shock & ..culture lag

+ ..degradasi lingkungan ..degradasi moral (lost control)

..pembangunan IPM dan proyek pedesaan..

..sosial budaya masyarakat pedesaan..

..perubahan perilaku konsumsi.. ..masyarakat konsumtif pedesaan

…pola konsumsi di pedesaan …pola perilaku konsumsi masyarakat pedesaan bergeser dari semula lebih pada perilaku menyimpan uang pada lahan atau barang berharga (emas), kini terbalik mereka menjual lahan untuk barang konsumtif; …perubahan perilaku konsumsi masyarakat juga terjadi karena bergesernya status sesorang di dalam sistem sosial; jika dulu mereka yang statusnya tinggi adalah guru, PNS, ABRI/Polisi, yang memiliki banyak hewan ternak atau lahan luas, sekarang lebih pada seseorang yang paling kaya (bergelimang harga dan barang mewah); …perubahan pola konsumsi kearah yang tidak produktif telah meningkatkan kriminalitas, perilaku menyimpang (terutama korupsi), dan menurunnya alokasi untuk kegiatan produktif (seperti pangan bergizi untuk anak (karbohidrat maupun protein), biaya pendidikan anak, termasuk biaya usahatani)

Contoh: Trend Konsumsi dan Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Indonesia

A. Konsumsi Pangan (kg/kap/thn) Kelompok Bahan Pangan Padi-padian Umbi-umbian

Tahun 1996 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 141.3 126.4 126.4 119.8 117.8 117.0 115.3 115.6 17.8 23.4 21.9 18.5 19.3

B. Pola Konsumsi Pangan

2003 2004 2005 2006 2007

BERAS - TERIGU BERAS - TERIGU BERAS - TERIGU BERAS - TERIGU BERAS - TERIGU

→ BERAS : TERIGU : U. KAYU = → BERAS : TERIGU : U. KAYU = → BERAS : TERIGU : U. KAYU = → BERAS : TERIGU : U. KAYU = → BERAS : TERIGU : U. KAYU =

81.0 79.7 78.9 79.7 78.7

: 12.2 : 12.7 : 13.8 : 13.7 : 18.9

: 3.6 : 3.8 : 3.8 : 3.3 : 3.3

FOKUS PERHATIAN!!!! ---- TERIGU MERUPAKAN PANGAN POKOK KEDUA SETELAH BERAS ---- PERAN UMBI-UMBIAN/PANGAN LOKAL SANGAT RENDAH

Contoh: Trend Konsumsi dan Pola Konsumsi Pangan Sumber Protein di Indonesia

A. Konsumsi Pangan (kg/kap/thn) Kelom pok Bahan Pangan

Tahun 1996

Pangan Hew ani Kacang-kacangan

29.3 18.0

1999 21.6 6.8

2002

2003

29.0 8.9

2004

31.4 8.3

30.9 8.7

2005 32.0 9.3

2006

2007

29.6 9.4

33.1 10.1

B. Pola Konsumsi Pangan

2003 2004 2005 2006 2007

Ikan - Kedelai - D. Unggas - Telur Ikan - Kedelai - D. Unggas - Telur - Daging Ikan - Kedelai - D. Unggas - Telur Ikan - Kedelai - Telur - D. Unggas Ikan - Kedelai - D. Unggas - Telur - Susu - Daging

= = = = =

42.9 : 25.7 : 10.7 : 8.2 42.1 : 23.8 : 10.6 : 8.9 : 5.4 42.3 : 23.8 : 10.3 : 9.2 42.2 : 27.2 : 9.1 : 8.7 38.5 : 24.7 : 11.0 : 9.4 : 5.5 : 5.1

FOKUS PERHATIAN!!!! ---- SUSU AKAN MENJADI PANGAN PENTING DI MASA MENDATANG

…pola konsumsi di pedesaan …menurut sutyastie dan tjiptoherijanto (2002) “pola konsumsi masyarakat pedesaan yang harus diperhatikan adalah rumah tangga miskin, karena 70,6% pendapatannya dialokasikan untuk kebutuhan makanan (pangan), artinya hanya 29,31% untuk kesehatan, pendidikan dan kebutuhan non pangan …rumah tangga miskin perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena modal sosial masyarakat desa (seperti: kepedulian, saling tolong, perlindungan sosial, dsb) sudah memudar; …selain itu, jika diperbandingkan, alokasi pendapatan kaum miskin pedesaan lebih tinggi daripada kaum miskin perkotaan Pola Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Menurut Wilayah dan Status di Indonesia (1996) ..wilayah.. ..perkotaan.. ..pedesaan.. ..total..

..status..

..jenis konsumsi.. (%)

..total..

..pangan..

..non pangan..

..miskin..

74,34

25,66

100

..bukan miskin..

40,71

59,29

100

..miskin..

68,26

31,74

100

..bukan miskin..

35,90

64,10

100

..miskin..

70,69

29,31

100

..bukan miskin..

38,35

61,65

100

…pertanyaan? (1)…apakah di zaman sekarang pola konsumsi yang dipengaruhi kuat oleh faktor sosial budaya lokal (adat istiadat, seperti pada masyarakat adat) turut berubah? (2)…bagaimana pendekatan untuk mengendalikan pola konsumsi yang tidak produktif di pedesaan?; (3)…apakah pola konsumsi berpengaruh terhadap kemiskinan masyarakat pedesaan? ..atau sebaliknya?

…kemiskinan dan kesejahteraan …apa itu kemiskinan? …adalah “sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). …garis kemiskinan adalah “sejumlah rupiah yang diperlukan setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kalori per orang per tahun dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002). …batas garis kemiskinan tersebut cenderung konsumtif, karena masyarakat Jepang saja hanya setara 1800 kalori per orang per tahun untuk kebutuhan pangannya; jadi harus dikoreksi agar tidak boros pada satu pangan tunggal (padi)

…kemiskinan dan kesejahteraan …ciri-ciri kemiskinan: (1)..ketidak mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan); (2)..ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi); (3)…ketiadaan jaminan masa depan; (4)..kerentanan terhadap goncangan sosial, ekonomi; (5)..rendahnya mutu SDM dan keterbatasan SDA; (6)...keterbatasan fisik dan mental; (7)..keterbatasan sosial (anak terlantar, janda miskin, korban KDRT, kelompok marginal dan masyarakat terpencil) …dimensi kemiskinan (David Cox, 2004): (1)..kemiskinan akibat tekanan globalisasi; (2)..kemiskinan akibat ketimpangan dan kegagalan pembangunan; (3)…kemiskinan sosial (akibat perilaku sosial menyimpang); (4)..kemiskinan akibat faktor eksternal (kemiskinan konsekuensial), seperti akibat konflik, bencana alam dsb

…kemiskinan dan kesejahteraan …diprediksi oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 233 juta (2010) dan 247 juta (2015); …tahun 1993, sekitar 25,9 juta penduduk Indonesia miskin (17,2 juta berada di pedesaan), tahun 1996 berkurang menjadi 22,6 juta, tahun 1998 meningkat menjadi 80 juta, tahun 1999 naik hingga 129,6 juta dan tahun 2002 turun menjadi 35,7 juta, dan tahun 2008 turun lagi menjadi 37 juta (22 juta berada di pedesaan); …sebagian besar kaum miskin di Indonesia adalah kaum tani dan nelayan; …semakin miskin rumah tangga semakin tinggi tingkat partisipasi anggota keluarganya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya; …semakin tinggi angka kemiskinan, semakin meningkat konflik sosial, semakin rentan kondisi sosial-politik dan keamanan;

..pertanyaan? …kenapa tahun 1998 hingga 1999 jumlah rumah tangga miskin di Indonesia meningkat tajam? …ketika terjadi peningkatan angka kemiskinan, sektor mana yang melemah dan sektor mana yang menguat? …menurut ILO (1998): “selama periode 19971998 terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 5,4 juta pekerja pada sektor industri modern”, pertanyaannya: kemana larinya para korban PHK tersebut, terutama para migran pedesaan? …bagaimana masyarakat, negara kita dan negara lain menanggulangi kemiskinan? Cari program-program pengentasan kemiskinan di kecamatan atau di desa? Apakah berhasil atau gagal, apa kendalanya?

…kemiskinan dan kesejahteraan

.kemiskinan.

..kemiskinan.. ..alami..

kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alami, misal keterbatasan sumberdaya alam, lokasi yang terpencil (jauh dari sumberdaya produktif), bagi seseorang (cacat mental atau fisik, usia lanjut sehingga tidak mampu bekerja) dan lain-lain.

..kemiskinan.. .. struktural ..

Kemiskinan struktural disebabkan oleh kondisi struktur perekonomian yang timpang dalam masyarakat, baik karena kebijakan ekonomi pemerintah, penguasaan faktorfaktor produksi oleh segelintir orang, monopoli, kolusi antara pengusaha dan pejabat dan lain-lainnya. Intinya kemiskinan struktural ini terjadi karena faktor-faktor buatan manusia

..kemiskinan.. .. kultural..

Kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM akibat kultur masyarakat tertentu; misalnya rasa malas, tidak produktif, bergantung pada harta warisan, dan lainlain. Kemiskinan cultural juga muncul karena faktor budaya atau mental masyarakat yang mendorong orang hidup miskin, tidak ada keinginan hidup lebih maju.

…gender …perbedaan konsep seX dan genDer… SEKS ATAU JENIS KELAMIN Adalah perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Perempuan: mempunyai vagina, sel telur, rahim, dan alat untuk menyusui. Laki-laki : memiliki penis, testis, dan memproduksi sperma. Perbedaan ini bersifat permanen atau sering sering dikatakan sebagai KODRAT.

GENDER Adalah perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan: peran, kedudukan, tanggung jawab, hak dan kewajibannya dalam suatu masyarakat. Perbedaan ini terjadi akibat konstruksi sosial maupun budaya, bersifat tidak permanen sejalan dengan perkembangan masyarakat tersebut.

KEADILAN GENDER Memberikan Kesempatan Yang Sama Kepada Laki-laki Dan Perempuan Dengan Tidak Memprioritaskan Jenis Kelamin Tertentu

PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi Mengintegrasikan Pengalaman, Aspirasi, Kebutuhan, serta Permasalahan Laki-laki dan Perempuan dalam Setiap Tahapan Proses Kebijakan, Program, Dan Kegiatan Pembangunan

…gender Mehra (1995) menegaskan, dua puluh tahun penelitian tentang peranan wanita di dalam pertanian sudah memberikan bukti yang jelas bahwa wanita adalah petani dan kontribusinya terhadap produksi pertanian dan dalam mendukung rumah tangga tani adalah nyata. Bukti-bukti yang lebih metodologis dapat dilihat dalam karya ilmiah Pudjiwati Sajogyo (1983), Kodiran (1990), Ken Suratiyah dkk (1991), Fakih (1996), Soetrisno (1996) dan lainnya. Juga dapat dilihat dari karya-karya ilmiah para peneliti di negara-negara lain di dunia, seperti Saito (1991), Lynch (1991), Bullock (1994), Johnson dkk (1995), Mehra (1995), Mowbray (1995), van Koppen dkk (1996), Zwarteveen dan Neupane (1996), Mehra dan Esim (1998) dan lainnya. Tentu dengan derajat yang bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, antara satu budaya dengan budaya yang lainnya dan antara satu etnik dengan etnik yang lainnya.

…gender Penelitian Permana (2001) pada masyarakat Adat Baduy mengungkap bahwa di ladang, ambu (wanita) memegang peranan penting dalam kegiatan ngaseuk (menanam), mipit (memetik hasil pertama atau panen perdana), nganyaran (memakan hasil panen pertama), ngalaksa (membuat makanan semacam mi dari tepung beras), menjaga dan memelihara padi. Penelitian PDP Unpad (2002) pada masyarakat terbuka di Kab. Majalengka dan Tasikmalaya juga mengungkap fakta keterlibatan wanita tani hampir dalam setiap tahapan kegiatan usahatani, termasuk dalam pengelolaan irigasi. Fenomena keterlibatan perempuan petani dalam pengelolaan irigasi identik dengan apa yang ditemukan oleh Lynch di Cajamarca Peru. Menurut Lynch, mereka pada umumnya adalah istri de facto dari laki-laki yang merantau atau kepala rumah tangga de jure (single women, janda dan lain-lain). Pada sistem irigasi Mahaweli di Sri Lanka, Zwarteveen (1995) menemukan bahwa janda memiliki 20-30% pertanian beririgasi. Di Chattis Mauja Nepal, Zwarteveen dan Neupane (1996) menemukan bahwa lebih dari 50% pemakai irigasi adalah wanita kepala rumah tangga de facto. Kasus-kasus yang sama juga ditemukan Mehra dan Esim (1998) di Bangladesh, Malawi, Gambia, India, Burkina Faso dan Kenya.

…gender Hasil kajian Staudt (1985) di Kenya, Marothia dan Sharma (1985) di India, Saito (1991) di Malawi, Bullock (1994) di Sub-Saharan Afrika dan Mowbray (1995) di Asia menunjukkan bahwa wanita mengerjakan 5070% atau dua per tiga dari seluruh pekerjaan pertanian. Menurut catatan United Nations (1995), wanita mewakili 54% tenaga kerja pertanian dan tenaga kerja terkait pertanian di Sub-Saharan Afrika dan 65% di Asia Selatan. Di Sub-Sahara Afrika, sebagaimana dikemukakan oleh van den Ban dan Hawkins (1999), wanita mengerjakan tugas-tugas tertentu di ladang suaminya sekaligus bertanggungjawab atas ladangnya sendiri yang menanam tanaman pangan untuk keluarganya. Ia juga mengatakan bahwa dalam rumah tangga tani di beberapa negara di Asia Timur, keuangan merupakan tanggungjawab wanita. Menurut United Nation (1995) dan International Food Policy Research Institute (2001), keterlibatan wanita di dalam kegiatan pertanian di Dunia cenderung akan terus meningkat.

…kerangka anaLisis genDer… (Catherine Overholt, et. al. 1985) PROFIL KEGIATAN Siapa mengerjakan apa PROFIL AKSES & KONTROL Siapa punya apa

ANALISIS FAKTORFAKTOR BERPENGARUH Bagaimana kondisi sosial ekonomi yang ada

ANALISIS SIKLUS PROGRAM Bagaimana menyusun kegiatan program yang sensitif gender

Apa yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, dimana dan kapan kegiatan ini dilakukan Siapa yang mempunyai akses dan kontrol terhadap sumberdaya, pelayanan, dan pembuatan keputusan Bagaimana pengaruh faktor-faktor struktural (demografi, ekonomi, hukum, dan kelembagaan) berpengaruh terhadap polapola kegiatan, akses, dan kontrol Perencanaan, disain, implementasi, monitoring, dan evaluasi program yang sensitif gender

…profil akses dan kontrol. Profil Akses dan Kontrol menggambarkan sumberdaya produktif, seperti lahan, air, peralatan, tenaga kerja, modal, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Dibedakan antara akses terhadap sumberdaya dan kontrol terhadap alokasi dan penggunaannya. Hal ini akan memungkinkan perencana proyek untuk menentukan mana yang paling perlu mendapat perhatian, akses terhadap sumberdaya atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan pengawasan/kontrol terhadap sumberdaya tersebut.

…contoh: gender check List…1 No

Item Kegiatan (Dalam Rumah Tangga)

1

Menyiapkan makan

2

Membersihkan rumah

3

Membersihkan halaman

4

Memandikan anak

5

Mencuci pakaian

6

Menjaga/mengasuh anak

7

Mendidik anak

8

Memelihara ternak

9

Mengambil/mencari air

10

Mencari kayu bakar

11

Belanja keperluan sehari-hari

12

Membantu anak belajar

13

Merawat anak jika sakit

14

Merawat orangtua

15

Menjaga warung/toko

16

Dst ……..

..siapa yang terlibat.. Ibu

Bapa

Anak Perempuan

Anak Laki-Laki

Tabel 1. Pembagian Kerja Antara Laki-laki dan Perempuan dalam Rumah Tangga di DI Cigasong, Kab. Majalengka dan DI Cikalukur, Kab. Tasikmalaya (n = ∑ rumah tangga)

•DI. Cigasong (%) No.

Kegiatan

n

Sua mi

Istri

Anak Lk.

•DI. Cikalukur (%) Anak Pr.

n

Suami

Istri

Anak Lk.

Anak Pr.

1

Menyiapkan makan

51

1,9

96,6

1,9

19,6

37

18,9

100

2.7

37,8

2

Membersihkan rumah

51

15,7

86,3

-

25,5

37

13,5

97,3

8,1

40,5

3

Membersihkan halaman

51

17,6

82,4

3,9

27,5

37

16,2

94,6

8,1

35,1

4

Memandikan anak

51

11,6

90,7

-

7,0

37

10,8

89,2

0,0

16,2

5

Mencuci pakaian

51

5,8

80,4

-

17,6

37

10,8

83,8

5,4

29,7

6

Menjaga/mengasuh anak

51

23,3

90,7

-

4,7

37

29,7

89,2

5,4

21,6

7

Mendidik anak

51

83,7

97,7

-

-

37

75,7

100

5,4

13,5

8

Memelihara ternak

35

72,4

62,1

6,9

3,5

15

53,5

40

-

-

9

Mengambil/mencari air

51

68,3

73,2

9,8

9,8

27

11,1

100

7,4

14,8

10

Mencari kayu bakar

33

84,4

15,6

3,1

-

37

69,6

47,8

4,4

4,4

11

Belanja keperluan sehari-hari

51

9,8

84,3

-

5,9

37

5,4

86,5

-

18,9

12

Membantu anak belajar

44

51,2

69,8

4,7

20,9

37

48,7

89,2

-

8,1

13

Merawat anak jika sakit

44

46,5

95,3

-

-

37

40,5

91,9

-

5,4

14

Merawat orangtua

51

66,7

92,2

2,0

3,9

23

52,2

100

-

8,7

…contoh: gender check List…1 No

Item Kegiatan (Dalam Pertanian )

1

Penentuan jenis benih ysng akan ditanam

2

Membeli benih

3

Penentuan jenis pupuk yang akan dibeli

4

Membeli pupuk

5

Penentuan jenis obat-obatan yang

6

Membeli obat-obatan

7

Penentuan jenis pengolahan tanah

8

Menentukan/ menghubungi tenaga kerja

9

Mengolah tanah

10

Menyemai

11

Menanam bibit (tandur)

12

Memupuk

13

Menyemprot obat

14

Menyiangi

15

Menentukan yang memanen hasil

16

Dst……..

…siapa yang terlibat… Ibu

Bapa

Anak Perempuan

Anak Laki-Laki

..tugas anda? …silahkan buat gender checklist dalam rumah tangga tani untuk kegiatan usahatani padi sawah dan palawija? …silahkan anda turun ke lapangan dan wawancara dalam satu atau beberapa rumah tangga di sekitar kampus? …kemudian, analisis dan bandingkan hasil checklist antara rumah tangga tani padi sawah dengan rumah tangga tani palawija? Di mana letak persamaan dan perbedaannya?

..social crime and stress di pedesaan …seorang kriminolog ternama, Thomas van Aquino menegaskan bahwa kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan kuasa menjadi stressor dominan para kriminal untuk berbuat kriminalitas. ...intensitas kriminalitas di pedesaan terus meningkat dan semakin beragam, sebagai contoh: ”pencurian kentang di Pangalengan, pencurian padi di pantura, pencurian ternak (di berbagai tempat), pencurian panili (di sumedang), pencurian jeruk (di garut), pencurian ikan dan sebagainya ...bentuk kriminalitas di pedesaan, bukan lagi merupakan fragmen dari perlawanan kaum tani, tetapi merupakan dampak kemiskinan, perubahan gaya hidup, pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan di pedesaan; ...kasus kriminalitas juga terjadi pada pengelolaan irigasi. Dikabarkan, di Jawa Barat tingkat PREMANISME AIR terus meningkat, terutama di Indramayu dan kawasan industri

..social crime and stress di pedesaan …tingkat stress masyarakat desa juga mengalami peningkatan, terutama para petani; …kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh masyarakat desa telah dengan nyata membebani fisik dan psikologis mereka; …pada kasus di karawang, para petani yang gagal panen banyak yang terganggu jiwanya; …usep romli (wartawan PR) mencatat kasus serupa di India, menurutnya: “60 petani di India nekad bunuh diri di kebun-kebun mereka, sebabnya terlilit utang, sebagai akibat mahalnya harga benih dan kebutuhan sarana produksi, dengan kebutuhan domestik (termasuk biaya sekolah), sementara harga jual hasil pertanian mereka dihargai murah, karena tidak mampu bersaing dengan produk impor. ….selanjutnya, silahkan anda baca dalam rubrik PR dengan judul tulisan: “ TREND BARU PETANI BUNUH DIRI, MINGGU 13 SEPTEMBER 2009”

Related Documents