Miniriset Bab Pendahuluan Yuyun.docx

  • Uploaded by: Hany Ajh
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Miniriset Bab Pendahuluan Yuyun.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,834
  • Pages: 26
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Obesitas adalah suatu kelainan yang di tandai dengan penimbunan jaringan

lemak tubuh secara berlebihan. Menurut menteri Kesehatan Prof. Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M, dampak gizi lebih tidak hanya mengganggu estetika penampilan tetapi juga menjadi factor predisposisi atau pun pemicu factor resiko berbagai penyakit tidak menular baik degenerative mau pun kardiovaskuler. Obesitas dapat di tandai dengan peningkatan indeks masa tubuh ( IMT ) di atas normal. Pada anak umur 0 – 60 bulan di kategorikan gemuk atau obesitas bila Berat Badan ( BB ) menurut Tinggi Badan ( TB ). ( Kemenkes, 2011 ) Obesitas secara berlebihan pada anak biasanya akan menyebabkan tingkat kecerdasan anak menurun. Pada kondisi tersebut, umumnya aktivitas anak dan kreatifitas anak menjadi menurun, kemudian dengan kelebihan berat badan anak akan cenderung menjadi malas. Terjadinya obesitas umumnya berkaitan dengan keseimbangan energy di dalam tubuh. Keseimbangan ini di tentukan oleh asupan energy yang berasal dari zat gizi penghasil energy ( karbohidrat, lemak, dan protein, serta kebutuhan energy basal yaitu aktivitas fisik dan Thermic Effect Of Food ( TEF ) yaitu energy yang di perlukan untuk mengolah zat gizi menjadi energy. Penyebab obesitas belum di ketahui secara pasti. Obesitas sebagian besar di sebabkan interaksi antara factor genetik dan lingkungan seperti aktifitas fisik, gaya hidup, social ekonomi, perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini sejak dini. ( Hidayati, 2010 ) Keseimbangan energi di dalam tubuh di pengaruhi oleh berbagai factor yang berasal dari dalam tubuh ( regulasi fisiologis dan metabolisme ) atau pun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup ( lingkungan ) yang akan mempengaruhi kebiasaan makan dan aktifitas fisik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

1

obesitas di pengaruhi oleh lingkungan 70 % dan genetik 30 %. ( Soegih dan Wiramiharja, 2010 ) Prevalensi obesitas terus meningkat, sebagaimana data WHO tahun 2010 di mana diperkirakan lebih dari 42 juta anak di seluruh dunia mengalami kelebihan berat badan. Factor obesitas sangat berperan terhadap penyakit degenerative. Obesitas akan memiliki konsekuensi besar pada maslah kesehatan. Anak obesitas akan cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang gemuk. ( WHO, 2010 ) Menurut lembaga obesitas internasional di London inggris pada tahun 2007 di perkirakan sebanyak 1,7 miliar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan ( obesitas ). Di Negara maju seperti Amerika Serikat sejumlah penduduk yang mengalami obesitas di ketahui 280.000 kematian dalam 1 tahun. Keadaan ini tidak hanya terjadi di Negara maju, tetapi juga di Negara berkembang. Di Amerika Serikat menunjukkan prevalensi kegemukan pada anak meningkat pada tahun 2005 sekitar 14 % menjadi 18 % pada tahun 2010. Sedangkan di Eropa prevalensi kegemukan berkisar antara 20 % - 50 % dalam 5 tahun terakhir. ( Nur Rahman, 2011 ) Di Negara berkembang jumlah anak remaja dengan overweigth terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60 % populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Kejadian obesitas dan overweigth di Negara Malaysia sekitar 20,7 % dan 5,8 % pada tahun 1996 dan meningkat menjadi 47,9 % dan 16,3 % pada tahun 2006. Di filiphina prevalensi overweigth dan obesitas pada tahun 1998 15,8 % dan 2,7 % meningkat menjadi 24 % dan 4,3 % pada tahun 2006. ( Hadi 2005 ; WHO 2008 ) Sejak tahun 2010 hingga sekarang kejadian obesitas meningkat 2 kali lipat pada usia 2 – 5 tahun dan usia 12 – 19 tahun, bahnkan meningkat 3 kali lipat pada anak usia 6 – 11 tahun. Di Indonesia prevalensi obesitas pada anak usia 6 – 15 tahun meningkat dari 5 % tahun 1990 menjadi 16 % pada tahun 2010. ( http//www.kesehatan ibu dan balita.com ) Menurut data Riset Kesehatan Dasar ( RisKesDes ) prevalensi kegemukan di Indonesia mencapai 9,2 % pada anak usia 6 - 12 tahun. Baik pada kelompok anak – anak mau pun dewasa, meningkat 1 % setiap tahunnya. Pada tahun 2010, prevalensi secara nasional di Indonesia adalah sekitar 14,0 % terjadi peningkatan 2

yang bermakna di bandingkan prevalensi kegemukan tahun 2007 yaitu 12,2 %. ( Balitbangkes, 2010 ) Di Indonesia prevalensi kegemukan atau obesitas pada balita meningkat melampaui angka malnutrisi pada balita. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan persentase balita gemuk mencapai 14 % lebih tinggi dari jumlah balita yang sangat kurus yakni 6 % dan 7,3 % atau 13,3 %. Sementara haasil riset serupa tahun 2007 menunjukkan angka balita gemuk baru 12,2 %. ( Warastri, 2011 ) Di daerah Sumatra Utara prevalensi kegemukan ayau obesitas pada balita mengalami peningkatan, peningkatan ini terjadi sejak awal tahun 2008 sekitar 12 % meningkat menjadi 18,3 % pada tahun 2010. ( Soedyaningsih, 2011 ) Berdasarkan uraian di atas, angka kejadian obesitas yang terus meningkat menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak masih rendah, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Anak Balita Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 “. 1.2

Rumusan Masalah Rumusan masalah pada peneliti ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu

Tentang Obesitas Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017.

1.3

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Anak

Usia 1 – 5 Tahun.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan dalam rangka pengembangan dan penerapan teori penelitian sekaligus sebagai acuan dasar penelitian selanjutnya dan juga sebagai wahana menambah wawasan yang baru Tentang Obesitas Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan ( beliefs ), takhayul ( superstition ), dan penerangan – penerangan yang keliru ( misinformation ). Pengetahuan adalah segala apa yang di ketahui berdasarkan pengalaman yang di dapatkan oleh setiap manusia. Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat sutu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah di alami baik secara sengaja mau pun yang tidak di sengaja dan hal ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

perilaku yang di dasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan ( misalnya perilaku karena paksaan atau adanya aturan wajib ). ( Mubarak, 2012)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang di cakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu : 1.

Tahu ( know )

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. 2.

Memahami ( comprehension ) Memahami bearti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 4

Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan, dan meramalkan. 3.

Aplikasi / penerapan ( application ) Aplikasi bearti kemampuan menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi rill ( sebenarnya ). Aplikasi ini dapat di artikan sebagai pengguna hukum – hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.

4.

Analisis ( analysis ) Analisis adalah kemampuan kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian – bagan yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain kemampuan analisis dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambar, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

5.

Sintesis ( synthesis ) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

6.

Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakuakn justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang telah ada.

2.1.3 Factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan 1.

Umur Umur adalah lamanya hidup yang di hitung sejak lahir sampai saat ini, merupakan periode terhadap pola – pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia reproduksi.

2.

Tempat Tinggal

5

Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari – hari pengetahuan seseorang akan lebiih baik jika berada di perkotaan, meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri dalam kegiatan social makin kuat, di perkotaan mudah mendapatkan informasi. 3.

Sumber Informasi Sumber informasi adalah kategori pengetahuan yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, bila seseorang banyak memperoleh informasi akan cenderung mempunyai kemapuan yang luas.

4.

Pendidikan Pendidikan bearti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap suatu agar mereka dapat memahami.

5.

Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung mau pun secara tidak langsung.

6.

Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

7.

Pengalaman Suatu kejadian yang pernah di alami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

8.

Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan di mana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. ( Mubarak, 2010 ).

2.2

Ibu

2.2.1 Pengertian Ibu Ibu adalah penerus generasi keluasrga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sangat di perlukan. Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. ( Purwandari, 2008 ) Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga. Ibu adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual 6

yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam – macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dan ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jsmani dan rohani serta social sangat di perlukan. Ibu adalah pendidikan pertama dan utama dalam keluarga. ( Salmiti, dkk, 2011). 2.3

Balita

2.3.1 Pengertian Balita Secara harfiah, balita atau anak usia bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari 5 tahun sehingga bayi di bawah 1 tahun juga termasuk ke dalam golongan ini. Namun Karen afaal ( kerja alat tubuh ) bayi usia di bawah 1 tahun berbeda dengan anak usia di atas 1 tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya, anak usia 1 – 5 tahun dapat pula di katakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan pra-sekolah sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberian pun harus di sesuaikan dengan keadaannya. Balita 1 – 5 tahun dapat di bedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari 1 – 3 tahun yang di kenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari 3 tahun – 5 tahun yang di sebut dengan usia “ pra-sekolah “. Balita sering di sebut konsumen konsumen pasif, sedangkan usia pra sekolah lebih di kenal sebagai konsumen aktif.

2.3.2 Tumbuh Kembang Tumbuh kembang dalam garis besarnya adalah tumbuh kembang yang di hubungkan dengan pertumbuhan dalam jumlah dan besarnya sel, sedangkan kata kembang di hubungkan dengan meningkatnya fungsi sel tubuh. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Menurut indrasarto tahun 1994 bahwa pertumbuhan berkaitan dengan masalah dalam perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individidu. Sedangkan perkembangan lebih menitik beratkan

7

asapek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau pun individu, termasuk perubahan aspek social / emosional akibat pengaruh lingkungan. 2.3.3 Ciri – ciri tumbuh kembang Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan khas pada anak dan merupakan suatu yang penting pada anak tersebut. Tumbuuh kembang anak ini terutama mempunyai ciri – cirri antara lain : a. Bahwa manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak dalam rahim sebagai janin, akan berlanjut dengan proses tumbuh kembang anak, dan kemudian proses tumbuh kembang dewasa. b. Dalam periode tertentu, terdapat adanya periode percepatan atau periode perlambatan, antara lain : 1) Pertumbuhan cepat terdapat pada masa janin Pertumbuhan yang cepat sekali terjadi dalam tahun pertama yang kemudian secara berangsur – angsur berkurang sampai usia 3 – 4 tahun. 2) Pertumbuhan berjalan lambat dan teratur sampai masa akil balik. 3) Kemudian pertumbuhan cepat kembali pada masa akil balik ( 12 – 16 tahun ). 4) Selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara berangsur – angsur berkurang sampai suatu waktu ( sekitar usia 18 tahun ) berhenti. 5) Terdapat adanya laju tumbuh kembang yang berlainan di antara organ – organ. 6) Tumbuh kembang merupakan suatu proses yang di pengaruhi oleh ke dua factor penentu, yaitu factor genetik yang merupakan factor bawaan, yang menunjukkan potensi anak dan factor lingkungan, yang merupakan factor yang menentukan apakah factor genetik ( potensi ) anak akan tercapai. 7) Pola perkembanga anak mengikuti arah perkembangan yang di sebut sefalokaudal ( dari arah kepala kemudian ke kaki ) dan proksimal-

8

distal ( menggerakkan angota gerak yang paling dekat dengan pusat, kemudian baru yang jauh ) 8) Pola perkembangan anak sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda – beda. 2.3.4 Tahap – tahap tumbuh kembang Balita Tahap – tahap tumbuh kembang balita terdiri atas : a. Periode toodler : usia anak 1 – 3 tahun Anak lebih banyak bergerak 1) Mengembangkan rasa ingin tahu 2) Eksplorasi terhadap benda yang ada di sekelilingnya 3) Harus di waspadai bahaya atau resiko terjadinya kecelakaan pada toodler 4) Orang tua perlu mendapatkan bimbingan antisipasi terhadap kemungkian bahaya atau ancaman kecelakaan 5) Periode pra sekolah : usia 3 – 6 tahun b. Periode pra sekolah : usia 3 – 6 tahun 1) Keterampilan interaksi social lebih luas 2) Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia sekolah 3) Di mulainya konsep diri. 4) Perkembangan fisik lebih lambat dan relative menetap 5) System tubuh sudah matang dan sudah terlatih dengan toileting 6) Keterampilan motorik seperti berjalan, berlari, melompat semakin luwes tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna. 2. 4 Obesitas 2.4.1 Pengertian obesitas Obesitas di defenisikan sebagai suatu kelainan yang di tandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas menjadi permasalahan umum yang terjadi pada anak saat ini. ( Ade Benih Nirwana, 2012 )

9

2.4.2 Penyebab Obesitas Ada beberapa factor yang menyebabkan anak obesitas, yaitu seperti berikut: a. Factor Genetik Factor genetik merupakan factor turunan dari orang tua. Factor ini lah yang sangat sulit untuk di hindari. Apabila ibu dan bapak mempunyai berat badan yang berlebihan, maka ini bisa di pastikan pula akan menuruun pada anaknya. Biasanya anak yang berasal dari keluarga yang juga mengalami obesitas, maka anak tersebut akan lebih berisiko untuk memiliki berat badan yang berlebih. b. Makanan cepat saji dan makanan ringan Anak – anak sebaian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan yang cepat saji. Umum nya di dalam makan yang cepat saji banyak mengandung lemak dan gula yang tinggi sehingga menyebabkan

obesitas.

Orang

tua

yang

sering

sibuk,

sering

menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan. Selain itu kesukaan anak – anak pada makanan yang dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut di perhatikan. c. Minuman ringan Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan ( soft drink ) terbukti telah memiliki kandunga gula yang tinggi, sehingga berat badan anak akan lebih cepat bertambah bila mengkonsumsi makanan ini. Rasanya yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak – anak sangat menggemari minuman ini. d. Kurangnya aktivitas fisik Masa anak – anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permaina fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat, atau pun dengan gerakan lainnya. Tetapi, sekarang permainan anak – anak telah di gantikan oleh game elektronik, computer, internet, atau televise, yang cukup di lakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus melakukan pergerakan yang lebih luas. Hal ini yang 10

menyebabkan

anak

kurang

melakukan

pergerakan

sehingga

menyebabkan kelebihan berat badan. e. Keluarga Jika orang tua selalu memberi makanan ringa seperti biscuit, chips, dan makanan ringan tinggi kalori yang lain, hal ini juga berkontribusi pada peningkatan berat badan anak. Jika orang tua dapat mengontrol akses anak ke makanan tinggi kalori, mereka dapat membantu anak nya untu menurunkan berat badan. f. Social ekonomi Anak yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Karena mereka tidak pernah memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting bagi keluarga mereka bisa makan. g. Kebiasaan makan yang berlebihan Kebiasaan anak untuk mengkonsumsi makanan secara berlebihan dapat mengakibatkan obesitas. Apalagi bila makanan yang sering di konsumsi banyak mengandung kalori, gula, garam yang tinggi. Contoh makanan yang dapat meningkatkan berat badan adalah makanan seperti snack, permen, kudapan, dan minuman bersoda. h. Terlalu cepat memberi makanan pada saat bayi Khusus pada ibu yang masih mempunyai anak balita atau para ibu yang masih menyusui. Ada baiknya mengatur pola makan dan asupan ASI, jangan terlalu sering memberikan susu formula sebagai pengganti ASI atau memberikan makanan padat. Hal itu dapat mengakibatkan terlalu banyak kalori yahg di terima anak, dan mereka akan belajar makan terlalu banyak. Bayi yang minum susu formula, bukan ASI, beresiko mengalami obesitas jika memulai makanan padat terlalu cepat. 2.4.3 Tipe Kegemukan Tipe kegemukan dapat di bedakan menjadi 2 berdasarkan bentuk tubuh yaitu: a. Kegemukan tipe buah apel 11

Pada pria yang mengalami kegemukan tipe buah apel biasanya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel ( apple type ). Kegemukan tipe buah apel ini sering di sebut kegemukan sementara atau terpusat karena lemak banyak terdapat pada laki – laki di sebut juga sebagai tipe android. b. Kegemukan tipe buah pir ( pear ) Kelebihan lemak pada perempuan di simpan di bagian bawah kulit bagian daerah panggul dan paha sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear ( pear type ). Kegemukan tipe buah pir ini juga di sebut sebagai kegemukan purifier karena lemak berkumpul di pinggir tubuh, yaitu di pinggul dan paha. Oleh karena tipe ini terdapat pada perempuan di sebut juga sebagai kegemukan tipe perempuan di andrioid ( Mumpuni, 2012 ).

2.4.4 Gejala Obesitas Gejala obesitas pada anak dapat di deteksi dini sejak masih dalam kandungan, yaitu di ukur memalui berat badan ibunya. Berat badan rata – rata seorang ibu hamil, normalnya akan naik antara 7 – 14 kg. apabila melebihi angka 14 kg, maka dapat di deteksi bahwa kemungkinan bayi nya akan mengalami kegemukan. secara kasat mata, gejala anak kegemukan atau obesitas antara lain : a. Wajah nya membulat b. Pipi tembem c. Dagu rangkap d. Leher relative pendek e. Dada membusung dengan payudara yang membesar karena mengandung lemak. f. Perut membuncit di sertai dinding perut berlipat – lipat g. Kedua tungkai umum nya berbentuk x, dengan ke 2 pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan sehingga menyebabkan laserasi dan ulserasi yang menimbulkan bau tak sedap, serta lecet pada kulit.

12

h. Pada anak laki – laki penis nya tampak tersembunyi dalam jaringan lemak. Ada beberapa metode pengukuran untuk menentukan apaka seseorang mengalami obesitas atau tidak. Metode yang paling banyak di gunakan adalah pengukuran berdasarkan perbandingan tinggi berat badan, yaitu menggunakan rumus indeks masa tubuh ( body massa index ) dan rumus broca. 1) Metode index masa tubuh ( IMT ) Metode IMT sangat cocok bagi orang – orang yang ingin mengetahui berat badannya di tinjau dari segi kesehatan. Keuntungan utama dari penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai nilai biologis. Perhitungan index masa tubuh bukan lah pengukuran jumlah lemak secara langsung, melainkan sebagai indicator kadar lemak tubh seseorang. Selama masa kanak – kanak dan remaja, nila IMT berubah berdasarkan umur dan jenis kelamin untuk menginterprestasikan pengukuran. Rumus penghitungan indeks masa tubuh adalah sebagai berikut : IMT =

𝐵𝐵

Ket : BB : berat badan dalam kg

𝑇𝐵2

TB : tinggi badan Setelah hasil perhitungan di ketahui kita dapat menentukan hasil di mana posisi IMT anak pada table pertumbuhan sesuia dengan usianya. Dengan melihat table pertumbuhan, persentil anak dapat menunjukkan apakah mengalami berat badan usia dan tinggi badannya saat itu. Table 2.1 klasifikasi IMT menurut WHO IMT

Kategori berat badan

< 18,5

Berat badan kurang

18,5 – 24

Normal

25 – 29

Kelebihan berat badan

≥ 30

Obesitas

13

2.) Menggunakan rumus broca Perhitungan dengan rumus ini pada umumnya di terapkan di Indonesia. Berat badan ideal bedasarkan rumus broca adalah sebagai berikut : Berat badan ideal : ( TB – 100 ) – 10 % ( TB – 100 ). ( Dutika, 2008 ) Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak nafas, meski pun penderita kegemukan hanya melakukan aktifitas yang ringan, seseorang yang menderita kegemukan memikiki permukaan tubuh yang relative lebih sempit di bandigkan dengan berat badannya. Akibatnya, panas tubuh tidak dapat di buang secara efisien dan mengeluarkan keringat lebih banyak sehingga tidak dapat mengurangi lemak di dalam tubuh.

2.4.5 Bahaya akibat obesitas Anak yang kelebihan berat badan memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita : a. Diabetes tipe 2, resisten terhadap insulin b. Syndrome metabolism : kegemukan terutama di daerah perut, kadar lemak yang tinggi, tekanan darah yang tinggi, resistensi terhadap insulin, rentan terhadap terbentuknya sumbatan pembuluh darah dan rentan terhadap proses peradangan. c. Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan tingkat blood lipid yang abnormal. d. Asma dan masalah saluran pernapasan lainnya ( misalnya, napas pendek yang dapat membuat olahraga, senam atau aktivitas fisik lainnya sulit di lakukan). e. Masalah tidur f. Penyakit liver dan kantung empedu g. Pubertas dini : anak yang kelebihan berat badan dapat tumbuh lebih tinggi dan secara seksual lebih matang dari anak – anak sebaya, membuat orang – orang terhadap mereka dapat berlaku sesuai dengan ukuran tubuh mereka, bukan sesuai usia mereka ; gadis – gadis yang mengalami 14

kelebihan berat badan sering kali mengalami siklus menstruasi tidak teratur dan menghambati masalah fertilitas pada usia dewasanya. h. Masalah makan i. Infeksi kulit pada anak obesitas terjadi karena gesekan, anak merasa gerah atau panas, sering di sertai biang keringat, maupun jamur pada lipatan – lipatan kulit. j. Masalah pada tulang dan persendian seperti kaki pengkog ke arah dalam,. Dan lain – lain.

2.4.6 Solusi obesitas pada anak a. Perhatikan makan yang akan di berikan Artinya, yang harus ibu lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi makan cepat saji atau fast food, makanan ringa dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan. b. Berikan sarapan dan bekal untuk anak Karena, sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Dengan membawa bekal dari rumah orang tua dapat mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak jajan di luar. c. Perbaiki tehnik mengolah makanan Perhatikan tehnik dalam memasak, jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak banyak lemak yanbg di konsumsi. Ibu dapat mencoba dengan mengukus, meerebus, atau memanggang makana agar lebih sehat. d. Tetapkan aturan makan Biasakan anak makan di meja makan, bukan di depan televise. Karena anak tidak aakan menyadari berapa banyak makan yang telah di makannya. e. Batasi kegiatan menonton televise, video game, atau penggunaan computer 15

Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak malas bergerak, maka di perlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh di lakukan. Selanjutnya, anda dapat membantu anak anda menyenangi kegiatan lain seperti bersepeda, bermain bola, atau sekedar lompat tali.

2.4.7 Pengobatan Metode – metode yang di lakukan untuk pengobatan obesitas adalah sebagai berikut : a. Anak harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisiknya b. Pilih lah buah dan sayuran di bandingkan makanan cepat saji c. Batasi pembelian minuman yang manis termasuk juga minuman yang memiliki rasa buah d. Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sedikit mungkin e. Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga f. Jangan biasakan anak makan di depan televise atau computer, video game, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa berfikir g. Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restaurant cepat saji h. Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piring nya. i. Meningkatkan aktifitas fisik anak

16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita. Jenis penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat actual secara objektif, sistematis, dan akurat. ( Sulistyaningsih, 2011 ).

3.2

Tempat dan waktu penelitian

3.2.1 Tempat atau lokasi Tempat atau lokasi adalah tempat atau lokasi yang akan di gunakan penelitian, lokasi penelitian ini membatasi ruang lingkup penelitian tersebut. ( Notoatmojo, 2012 ) Penelitian ini akan di laksanakan di desa Pematang Tatal Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai. Peneliti mengambil tempat tersebut karena belum ada penelitian yang di lakukan di desa tersebut dengan judul yang sama.

3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang lamanya kegiatan penelitian di lakukan. Penelitian ini di lakukan pada Maret tahun 2017.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan maret jumlah ibu adalah sebanyak 20 orang. 3.3.2 Sample Sample penelitian adalah objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi, ( Notoatmojo, 2012 ). Berdasarkan sample dalam penelitian ini 17

adalah 20 orang. Tehnik pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan menggunakan non probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh ( total sampling ) yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sample dalam penelitian.

3.4

Metode pengumpulan Data Pengumpulan data yang di lakuakan penelitian adalah : a. Data primer Data primer merupakan data yang di dapati dari sumber pertama individu

atau perorangan seperti hasil wawancara, hasil pengisian kuesioner yang biasa di lakukan pada penelitian. Pada penelitian ini,data primer yang harus di teliti adalah pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita dengan menggunakan kuesioner ( angket ) dalam bentuk pertanyaan. b. Data sekunder Tehnik pengumpulan data sekunder adalah tehnik pengumpulan data yang di lakukan melalui studi bahan – bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder di lakukan dengan instrument sebagai berikut : 1) Studi kepustakaan Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang di perolah dari buku – buku karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki revalensi degan masalah yang di teliti. 2) Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang di peroleh dengan menggunakan catatan – catatan tertulis yang ada di lokasi peneliti serta sumber – sumber lain yang menyangkut masalah yang di teliti dengan instasi terkait. Dan data sekunder penelitian ini di peroleh di desa Pematang Tatal Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai tahun 2017 yaitu berupa data demografi dan data profil kesehatan.

18

3.5

Metode pengukuran data Metode pengukuran data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

angket. Angket ini di gunakan untuk menukur tingkat pengetahuan ibu tantang obesitas pada balita di desa Pematang Tatal Kec. Perbaungan Kab. Serdang Badagai tahun 2017 yang akan di uji cobakan dengan 20 responden. Untuk mengetahui pengetahuan ibu di lakukan wawancara dengan kuisioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Bila pertanyaan responden benar maka akan di beri nilai skor 1 dan bila salah di beri skor 0, dengan pilihan jawaban a, b, c, maka akan di peroleh skor maksimal 20 x 1 = 20 dan minimal 0 x 0 = 0

3.6

Tehnik pengolahan Dan analisa data

3.6.1 Tehnik pengolahan data a. Editing Editing adalah di mana penulis akan memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. b. Coding Coding yakni instrument berupa kolom – kolom untuk merekam data secara manual berisi nomor responden dan nomor – nomor pertanyaan. c. Tabulasi Tabulasi yakni membuat table – table data sesuai dengan tujuan Notoatmojo, 2012 ). 3.6.2 Tehnik analisa data Analisa data di lakukan secara dengan penelitian atau yang di inginkan oleh peneliti.. analisa data dilakuakn secara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah dikumpulkan dan di sajikan dalam table distribusi data yang di kumpulkan dan kategori kepada pengetahuan baik, cukup, kurang, rumusan yang di gunakan yaitu : 𝐹

P = 𝑁 𝑋 100 % Keterangan : P = persentase 19

F= jumlah yang benar N = jumlah soal Penentuan singkat pengetahuan responden penelitian tentang sub variable dan variable dengan cara mengkonversikan nilai sub variable mau pun dalam kategori kuantitatif, sevagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan responden baik jika responden mampu menjawab 16 – 20 pertanyaan dengan benar 76 – 100 % dari seluruh pertanyaan. 2. Tingkat pengetahuan responden cukup jika responden mampu menjawab 12 – 15 pertanyaan dengan benar 56 % - 75 % dari seluruh pertanyaan. 3. Tingkat pengetahuan responden kurang jika responden mampu menjawab 0– 11 pertanyaan dengan benar 40 % - 55 % dari seluruh pertanyaan.

20

BAB lV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 3 dusun. Luas wilayah Desa Pematang Tatal adalah sekitar Ha dengan jumlah penduduk seluruhnya adalah 2036 jiwa. Jumlah laki – laki 1034 jiwa dan jumlah perempuan 1002 jiwa. 4.2 Data Demografi Setelah dilakukan penelitian mengenai “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 “ dengan jumlah responden 20 orang. Table 4.1 : Distribsusi responden Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan tahun 2017 berdasarkan usia No

Usia

Jumlah

Persentase

1

16 – 21

9

45

2

21 – 26

6

30

3

26 – 31

3

15

4

31 – 36

2

10

20

100 %

Jumlah

Dari table di atas di peroleh data bahwa ibu yang berusia 31- 36 tahun sebanyak 2 orang (10%), yang berusia 26 – 31 tahun sebanyak 3 orang ( 15% ), yang berusia 21 - 26 tahun sebanyak 6 orang ( 30% ), yang berusia 16 – 21 tahun sebanyak 9 orang ( 45% ).

21

Table 4.2 : Distribusi responden Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan tahun 2017 berdasarkan pekerjaan No

Pekerjaan

Jumlah

Persentase

1

IRT

8

40

2

Petani

5

25

3

Wiraswasta

4

20

4

Honor

2

20

5

PNS

1

5

Jumlah

20

100%

Dari table di atas di peroleh data bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan petani sebanyak 5 orang ( 25% ), wiraswasta sebanyak 4 orang ( 20% ), PNS sebanyak 1 orang ( % ), ibu rumah tangga 8 orang ( 40% ), dan honor sebanyak 2 orang ( 20% ) Table 4.3: Distribusi responden Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan tahun 2017 berdasarkan pendidikan No

Pendidikan

Jumlah

Persentase

1

SD

5

25

2

SMP

7

35

3

SMA

6

30

4

D-lll

2

10

Jumlah

20

100%

Dari data di atas di peroleh dan data mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 7 orang ( 35% ), SMA sebanyak 6 orang( 30% ), SD sebanyak 5 orang ( 25% ), dan D-lll sebanyak 2 orang ( 10% ). 22

Table 4.4 : Distribusi responden Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai 2017 Berdasarkan Pengetahuan. Pengetahuan

Frekuensi

Persentase %

Baik

4

20

Cukup

9

45

Kurang

7

35

Jumlah

20

100

Dari table di atas dapat di distribusikan bahwa Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai 2017 adalah responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (20% ), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 9 orang ( 45% ), dan ibu yang memiliki pengetahuan buruk adalah sebanyak 7 orang ( 35% ).

23

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di uraikan pembahasan tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 adalah sebagai berikut : 5.1 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 Berdasarkan Usia Dari hasil penelitian yang di lakukan tentang Obesitas , berdasarkan umur yaitu yang berusia 31 – 36 tahun sebanyak 2 orang ( 10% ), usia 26 – 31 tahun sebanyak 3 orang ( 15% ), usia 21 – 26 tahun sebanyak 5 orang ( 25% ) dan yang berusia 16 – 21 tahun sebanyak 9 orang ( 45% ). Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologi / mental. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dia saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Menurut peneliti, bahwa umur mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin bertambah umur maka bertambah pula pengetahuannya.

5.2 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 Berdasarkan Pendidikan Dari hasil penelitian yang di peroleh bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita ( 1 – 5 tahun ) di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan berdasarkan pendidikan yaitu responden yang berpendidikan SMP sebanyak 7 orang ( 35% ), SMA sebanyak 6 orang( 30% ), SD sebanyak 5 orang ( 25% ), dan D-lll sebanyak 2 orang ( 10% ). 24

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam penelitian ini terjadi suatu proses pertumbuhan, perkembangan atau pengetahuan kea rah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu atau kelompok masyarakat. Berdasarkan penelitian, pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Hal ini di sebabkan karena banyaknya ilmu dan wawasan yang di peroleh tingkat pendidikannya. 5.3 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita ( 1 – 5 tahun ) di desa Pematang Tatal berdasarka pekerjaan yaitu responden yang memiliki pekerjaan petani sebanyak 5 orang ( 25% ), wiraswasta sebanyak 4 orang ( 20% ), PNS sebanyak 1 orang ( % ), ibu rumah tangga 8 orang ( 40% ), dan honor sebanyak 2 orang ( 20% ) Maka secara umum di peroleh ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang ( 20% ), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang ( 30% ), dan ibu yang berpengetahuan rendah sebanyak 10 0rang ( 50% ). Sehingga dari hasil penelitian di dapatkan bahwa mayoritas ibu yang memliki anak balita di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2017 memiliki pengetahuan yang cukup tentang obesitas.

25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita ( 1 – 5 tahun ) Di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017” dapat di simpulkan bahwa dari 20 responden ibu yang mempunya balita di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang ( 50% ), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 4 orang ( 20% ). Berdasrkan data penelitian tersebut maka dapat di simpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita ( 1 – 5 tahun ) di desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 masih kurang.

5.2 Saran 5.2.1 Bagi Masyarakat Desa Pematang Tatal Di harapkan hasil penelitian in dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat Desa Pematang Tatal terutama ibu – ibu yang memiliki balita ( 1 – 5 tahun ) tentang obesitas yang dapat menyebabkan berbagai masalah.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan data – data bagi mahasiswa – mahasiswi dalam pengembangan program penelitian selanjutnya.

5.2.3 Bagi Peneliti Perlu di lakukan penelitian lanjutan tentang obsitas pada balita sehingga dapat di deteksi obesitas sejak dini.

26

Related Documents


More Documents from "Raden Yogana Dirgantara"

Cover Pancasila.docx
November 2019 33
Surat Keputusan Tkrs.docx
November 2019 32
Latihan Surat Yuni1.docx
November 2019 37
Soft Coffie.docx
June 2020 20
Formulir Peserta.docx
November 2019 18