Mewah dan Merah, Kesayangan Setan "Sesungguhnya setan itu menyukai baju berwarna merah dan setiap pakaian yang mewah." (HR. Ahmad, al Hakim, Ibnu Adi, Baihaqi dan at-Thabrani) Pada suatu hari Rasulullah saw menyaksikan seseorang berbaju merah menyala. Beliau tidak suka melihat keadaan yang demikian itu. Ketika Rafi' bin Khadij meninggal, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, orang berlomba-berlomba menghias tempat tidurnya dengan kain beludru dengan warna merah menyala yang menakjubkan. Kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya setan itu menyukai baju berwarna merah dan setiap pakaian yang mewah." Pada keterangan lain dikatakan, diriwayatkan Imam Ahmad juga dari Rafi' bin Khadij, bahwa para sahabat telah keluar bersama Nabi dalam suatu perjalanan. Ketika mereka turun, masing-masing menggantungkan tali kekang untanya. "Kemudian kami duduk-duduk bersama Rasulullah dan kami beristirahat di atas unta-unta kami. Tiba-tiba Rasulullah mengangkat kepalanya, pada saat itu beliau melihat sebuah baju terbuat dari kain wol yang bercorak merah. Kemudian Rasulullah bersabda, `Aku tidak akan melihat baju merah ini.' Karena sabda Rasulullah ini, kami serentak bangun sehingga sebagian dari unta kami lari, kemudian kami mengambilnya dan melepas baju merah tersebut." *** Pakaian mencerminkan kepribadian, begitu kata orang. Termasuk dalam menentukan pilihan warna, hal itu menunjukkan watak dan kepribadian orang tersebut. Rasulullah saw dalam hal ini tidak senang dengan warna merah menyala, sebab warna ini melambangkan kebringasan. Seorang matador, misalnya, membutuhkan selembar kain merah terang untuk membangkitkan emosi seekor banteng, sebelum akhirnya dilukai atau dibunuhnya. Seorang hakim, dilarang Rasulullah membuat keputusan di saat bola matanya sedang merah, saat dia sedang dalam keadaan marah. Mengapa? Sebab, orang yang sedang marah sering kali kehilangan keseimbangan. Terlalu sulit untuk dapat berlaku adil pada saat emosi sedang memuncak. Atau tidak ada keadilan di antara emosi yang menggelegak dalam dada seseorang. Sosok ummat Muhammad adalah pribadi-pribadi yang lembut tapi tidak lembek, tegas bukan bringas. Warna merah tidak menunjukkan kelembutan, namun cenderung kepada kebringasan. Oleh karena kepribadian Muslim menyangkut hakikat dari bangunan keseluruhan ajaran Islam, maka menyangkut hal-hal yang sederhanapun Rasulullah memberikan tuntunan, termasuk dalam hal warna. Adapun warna-warna yang disukai Rasulullah di antaranya adalah putih, hitam atau hijau. Memang beliau pernah mengenakan pakaian berwarna merah, tapi bukan yang terang menyala. Bahkan dengan pakaian merah yang dikenakannya itu penampilan Rasulullah nampak sangat serasi, seperti dikisahkan oleh Al-Bara bin Azib ra. "Tiada seorang pun yang pernah kulihat mengenakan pakaian berwarna merah yang lebih indah dan serasi daripada Rasulullah Saw...." (HR. Muttafaq 'alaih).
Termasuk yang tidak disukai oleh beliau adalah kemewahan, karena kemewahan cenderung kepada kesombongan. Wallahu'alam.•