Menyajikan Blog Yang Atraktif

  • Uploaded by: firdaus putra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menyajikan Blog Yang Atraktif as PDF for free.

More details

  • Words: 2,985
  • Pages: 6
LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

Menyajikan Blog yang Atraktif1 Oleh: Firdaus Putra A.2

Pengantar Blog hari ini menjadi gaya hidup mutakhir, selain Facebook seperti yang sama-sama kita ketahui. Untuk meringkas materi, saya tak akan berlelah-lelah membahas sejarah perkembangan blog. Dalam makalah ini saya akan langsung membahas bagaimana menyajikan sebuah blog yang atraktif. Kata “atraktif” saya lacak berasal dari “attractive” yang berarti “menarik’. Mengingat blog merupakan media, saya gunakan istilah “menyajikan” dibanding “membuat”. Ya, saya meyakini bahwa orang yang hendak berkecimpung di dunia perblogan atau kaprahnya disebut “blogger” merupakan orang yang secara tak sadar berseru “Temukan aku di alamat ini”, sembari ia memberikan URL blognya. Nah dari latar atau motif semacam itu saya rasa setiap blogger mempunyai kecenderungan untuk berkomunikasi secara interaktif, intensif dan massif. Selain itu, blogger juga merupakan orang yang saya yakin lebih mungkin bersikap terbuka daripada yang lain. Sekurang-kurangnya ketika seorang blogger memberikan alamat URLnya, ia bak sedang mengundang orang atau rekannya untuk bertandang ke rumah mayanya. Dalam konteks seperti itulah, blog memberikan implikasi yang positif bagi pengelolanya. Blogger senantiasa ingin memperlihatkan—bedakan dengan kesombongan— perjalanan dengan berbagai seluk-beluk dan pernak-pernik kehidupan yang telah ia lalui. Blogger tidak segan dan tidak takut untuk berbagi kegetiran hidup, kebahagiaan atau senandung kekonyolan yang pernah ia perbuat di tempo hari. Blogger, menurut saya, merupakan sosok yang sangat ekspresif dalam mensyukuri karunia Tuhan dalam rupa apapun. Kemudian menjadi tidak berlebihan saya katakan secara umum blog-blog personal yang diisi dengan berbagai tulisan tentang kehidupan sehari-hari akan membuat si empunya lebih sehat secara psikologis. Ia menjadi lebih terbuka pada dunia dan akhirnya lebih mungkin “berdamai” dengan sesuatu yang mungkin tak ia harapkan. Pada sisi ini, blog seperti media terapeutik pada ruang-ruang pengakuan dosa atau ruang praktik psikiater/ psikolog. Tentu saja saya tidak ingin mengatakan bahwa blogger merupakan orang yang kedapatan sakit jiwa. Alih-alih saya ingin mengatakan bahwa dengan ngeblog—demikian istilahnya—kesehatan jiwa semakin baik dan maksimal. Kekuatan Blog Sebagai media yang berusaha mewartakan sesuatu kekuatan blog terletak pada dua hal utama: content atau isi berupa tulisan, foto, gambar dan sebagainya sesuai dengan minat-bakat si empunya. Dan yang kedua adalah template atau tampilan sebuah blog. Dua hal ini tidak berdiri terpisah, melainkan sesuatu yang interaktif. Artinya, content dengan template seyogyanya juga membawa tema umum yang diangkat blog tersebut. Bagi yang sering melakukan aktivitas surfing (berselancar) di dunia maya, pasti sering “terjebak” pada blog tertentu yang mungkin menarik secara isi sekaligus tampilan; isi menarik namun tampilan kurang renyah; tampilan menarik namun isi terlalu biasa; dan terakhir, baik tampilan pun isi sama-sama tidak menarik. Masing-masing kategori mempunyai dampak berbeda. Sebuah blog yang kuat dalam segi isi namun lemah pada tampilan seringkali hanya dikunjungi oleh kelompok/ kalangan tertentu. Misal, blog tersebut berisi tentang artikel atau esai-esai serius sehingga si empunya tak merasa perlu mempercantik tampilan, mengingat pembacanya yang segmented: kalangan terpelajar, dosen-mahasiswa, peneliti dan sebagainya. Blog semacam ini biasanya dibuat hanya sebagai “kotak arsip” dari berbagai tulisan si empunya yang pernah dimuat di surat kabar dan sebagainya.

1 Disampaikan pada Stadium General “Workshop Blog Mahasiswa: Creat, Maintain and Promote Your Attractive Blog” hari Kamis tanggal 18 Juni 2009 di UMP. LingkarMaya bekerjasama dengan Dept. Kominfo BEM UMP. (Materi sesi kedua). 2 Blogger Indonesia, Penerima Young Changemaker Award 2008 dari Ashoka Indonesia, Penulis Buku Agama dan Kekuasaan Penerbit Grafindo dan saat ini aktif sebagai Direktur WE-Press Purwokerto | Phone: 085647788101 | Email/ FB: [email protected] | Blog: www.firdausputra.co.cc

Page 1 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

Di lain sisi, ada blog yang menarik secara tampilan namun isinya sekedar copy-paste dari sumber tertentu. Hal ini sangat mungkin terjadi dengan memanfaatkan search engine (Google, Yahoo, MSN, dll) dalam rangka mengkompilasi berbagai sumber yang tercecer dimana-mana. Tampilan menarik juga sangat mudah dicari dengan cara googling template blog dan kemudian memasangnya. Pemilik blog seperti ini biasanya berorientasi meraup dollar melalui internet. Nah, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyuguhkan bagaimana agar kita bisa menyajikan blog yang menarik pada dua sisi sekaligus tanpa menghilangkan ciri khas diri kita sebagai si empunya. Tentu saja hal ini saya nomorsatukan berangkat dari asumsi bahwa di jagad maya ini setiap individu atau blogger ingin tampil berdasar ciri khasnya masingmasing dan sejauh mungkin berbeda dengan orang lain. Saya kira ini mudah dipahami layaknya memahami imajinasi memiliki sebuah rumah yang berbeda dengan milik tetangga sebelah, entah interior pun eksteriornya. Content (Isi) Saya katakan untuk membuat blog dibutuhkan waktu tak lebih dari 10 menit. Namun yang paling sulit adalah bagaimana cara merawat agar blog itu senantiasa hidup dan mewakili kehidupan kita. Untuk itu, dalam beberapa kali kesempatan, topik merawat blog dan lebih khusus lagi menulis di blog lebih saya tekankan daripada yang lain. Seorang blogger belum tentu seorang penulis. Namun, seorang blogger pasti sudah tentu bisa menulis. Artinya saya ingin menegaskan bahwa setiap blogger mempunyai kompetensi atau kemampuan untuk menuliskan berbagai hal yang pernah ia alami, hayati, renungi atau tangisi. Meski kompetensi itu ada, hanya saja seringkali terpendam dan tak teraktualisasikan lantaran perasaan minder, malu, takut dicemooh, takut dikritik dan lain sebagainya. Akhirnya, kemampuan tersebut seringkali kita tepis dengan mengatakan “Ah saya kan bukan penulis. Lagian sudah banyak penulis besar. Jadi untuk apa saya belajar menulis!” Di kesempatan awal ini, izinkanlah saya untuk mengatakan bahwa anggapan semacam itu adalah salah besar. Ya, sekali lagi salah! Anggapan seperti di atas lahir berangkat dari asumsi bahwa tulis-menulis hanya untuk aktivitas serius: misal saat kuliah, melamar kerja, mengerjakan tugas kantor dan sebagainya. Selebihnya, kita tidak membutuhkannya dan seakan-akan bahwa hanya dengan kemampuan bicara saja semuanya menjadi cukup. Oke, saya sepakat dengan itu. Namun, apakah kehidupan kita hanya akan berhenti pada titik itu saja? Apakah kita tidak pernah membayangkan mempunyai sebuah, sebutlah, otobiografi yang pada saat-saat tertentu kita baca ulang? Berbeda dengan sekelompok orang tertentu, saya cenderung mendukung bahwa isi blog tak harus seluruhnya tulisan serius. Tulisan dalam blog bisa saja berupa: curahan hati (curhat) di saat bahagia atau sedih, catatan perjalanan ke suatu daerah, foto pada momen tertentu, narasi kecil kehidupan sehari-hari, reportase tentang peristiwa tertentu dan lain sebagainya. Dan saya kira, tidak ada salahnya menyisipkan sebuah artikel, esai, ulasan buku/ film, opini kritis dan sebagainya di antara narasi kehidupan yang kita pusblish. Seorang penulis besar tidak lahir seketika. Penulis besar lahir dari proses yang panjang dan berkali-kali gagal. Oke, saya tidak ingin mewajibkan Anda menjadi seorang penulis besar. Yang ingin saya sampaikan adalah menulis itu merupakan sebuah proses. Writing is process. Dalam kata “proses” itu terkandung makna aktivitas/ tindakan aktif. Menulis bukan sebuah teori tentang bagaimana menyusun kata, frasa, diksi serta irama kalimat. Menulis merupakan aktivitas bagaimana menyusun kata, frasa, diksi dan seterusnya. Karena menulis merupakan kecakapan/ praktek/ aktivitas, maka belajar menulis tak hanya sekedar dengan membaca buku dan mendengarkan ceramah lantas sim salabim kita bisa menulis. Belajar menulis dimulai dengan menulis. Anda ingin bisa menulis, maka mulailah menulis! Itu kuncinya. Lantas apa yang perlu kita lakukan saat belajar menulis? Sebelum memasuki diskusi ini, mari kita dedah terlebih dulu kesulitan-kesulitan yang biasa dialami saat menulis, sebagai berikut: 1. Sulit menyusun kalimat 2. Sulit menemukan ide 3. Tiba-tiba otak ngeblank di tengah jalan 4. Tidak punya cukup waktu 5. Tetap saja jelek meski sudah lama berlatih 6. Tidak sistematis 7. Tidak percaya diri 8. Malu kalau dibaca orang dan seterusnya. Kesulitan seperti itu sering saya dengar saat memfasilitasi pelatihan menulis. Lantas bagaimana kita bisa mem-by pass atau menerobos rintangan itu? 1. Kalau memang Anda sulit menulis dengan gaya serius (seperti menulis esai, artikel, karya ilmiah dan sebagainya) mengapa harus serius. Pergunakan saja gaya bertutur

Page 2 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

2.

3.

4. 5.

6.

atau bercerita. Sederhananya, imajinasikanlah Anda sedang ngomong pada seorang teman (pembaca) kemudian tuangkanlah omongan itu dalam bentuk untaian kata, frasa dan kalimat. Saya tidak percaya orang kehabisan ide. Mengapa? Sebenarnya ide (stock of knowledge) senantiasa berseliweran, lalu lalang dan mendatangi kita, kapan dan di manapun. Ide atau stock of knowledge itu tidak habis. Hanya saja kita kurang sensitif, kurang jeli terhadap keberadaannya. Apapun yang ada di sekeliling kita bisa menjadi bahan tulisan. Sebutlah, tayangan TV, berita di koran, film, musik, SMS teman, mimpi, hayalan, buku, obrolan dengan teman, diskusi dengan dosen, materi kuliah, lingkungan kos, jalan raya, kafe, internet dan masih banyak lagi (unlimited) merupakan stock of knowledge. Lantas apa mungkin dengan sebanyak hal itu kita mengatakan kehabisan ide? Bagaimana kalau ada yang bilang, “Nulis kok cuma opini, siapapun bisa”. Apa yang salah dengan menulis opini (pendapat pribadi) bahkan curhatan Anda? Saya tak yakin semua orang bisa menulis opini atau sekedar curhatan (diary) tanpa adanya kemauan. Yang tidak kalah pentingnya, seketika tulislah saat “ide datang”. Jangan sia-siakan ide itu. Kalau karena kondisi tak memungkinkan, catatlah ide itu dalam buku harian atau ponsel. Saat memungkinkan, tulis dan kembangkanlah. Menulis layaknya mencoba satu resep makanan. Sikap ulet merupakan keharusan. Coba perhatikan, ketika Anda menulis satu topik, rasanya tulisan Anda benar-benar sempurna. Tapi ketika Anda membacanya esok atau lusa, Anda akan menilainya buruk. Ini merupakan kecenderungan alamiah dimana stock of knowledge kita memang senantiasa berkembang dan berubah. Justru hal itu membuktikan kecerdasan dan sensitivitas kita semakin berkembang. Tulislah apapun yang Anda senangi. Jangan membatasi diri pada satu topik saja. Selain membuat Anda senantiasa dapat menulis (tidak kehabisan ide), menulis tentang segala sesuatu akan membuat cara berpikir, perspektif Anda, semakin terasah dan konsisten.

Selain hal di atas, menulis di blog juga perlu memperhatikan jumlah kata atau panjangnya halaman. Sebagai media personal, blog merupakan media dimana orang ingin membaca isinya dengan tuntas dalam satu waktu. Tulisan yang panjang sekali sampai berpuluh-puluh halaman, kecil kemungkinan akan dibaca orang dan hanya akan indah sebagai arsip atau dokumentasi. Hal ini mengandaikan bahwa pembaca layaknya juga blogger senantiasa mengejar informasi yang padat makna dan sudah terseleksi. Sederhananya, sebagian pengunjung blog ingin menikmati narasi kecil sependek kolomkolom soft news di Detik.com, Kompas.com, Tempo.com dan sebagainya. Meskipun demikian, ada juga tulisan panjang yang membuat betah para pembacanya untuk berlamalama. Namun hal demikian jarang terjadi karena sedikit orang biasa yang mampu menulis panjang dengan alur yang menarik dan tidak membosankan. Asumsi seperti ini tentu saja tidak berguna bagi blogger yang sengaja membuat blog sebagai “kotak arsip” yang berisi jejalan data atau informasi tertentu. Template (Tampilan) Dulu blog hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, misal: webdesigner, webmaster, ahli pemrograman dan sebagainya. Orang-orang itu pada awalnya membuat blog sebagai pengisi waktu luang sembari mengotak-atik, meramu, dan mempercantik sebuah tampilan. Namun perkembangan mutakhir, blog memungkinkan diakses oleh semua orang meski tak harus paham betul bahasa pemrograman HTML/ Javascript dan lain sebagainya. Berbagai vendor, sebutlah Blogger.com, Wordpress.com, Blogdrive.com, Blogsome.com dan seterusnya telah merancang agar halaman pribadi itu mudah dipahami dan dikelola oleh pengguna yang awam sekalipun. Bahkan, perkembangan terkini beberapa vendor nampaknya tengah berlomba-lomba menyediakan berbagai gadget/ widget atau pernik penunjang tampilan/ menu blog. Sebutlah Blogger.com yang menyediakan gadget/ widget lebih dari 4000 macam yang bisa dengan mudah dipakai dan dikelola oleh blogger. Lantas bagaimana membuat tampilan blog menjadi menarik dan tetap mempunyai kedirian tertentu? Pertanyaan pertama yang musti blogger selesaikan adalah “Ingin dicitrakan seperti apakah aku?” Dengan menjawab pertanyaan ini maka kita sedang berusaha merumuskan tema tampilan yang kita angkat. Misalkan: elegan, dinamis, minimalis, glamor (full color), bersahaja, muram-getir, hip-hop, blink-blink dan sebagainya.

Page 3 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

Yang perlu dicatat bahwa setiap pilihan tampilan merupakan representasi dari isi blog. Inilah yang saya sebut dengan interaksi antara isi dengan tampilan. Bahkan, entah disadari atau tidak, acapkali tampilan juga merupakan representasi dari cara pandang atau kepribadian pengelolanya. Agar lebih aplikatif saya akan berikan beberapa tips agar tampilan blog menjadi menarik dan kian menarik: 1. Rumuskan terlebih dulu tema besar blog, apakah berdasar isu: misalkan lingkungan hidup—seringkali tampilannya dominan warna hijau atau penuh dengan ikon pohon/ alam atau berdasar kepribadian kita sebagai pengelola. Meski vendor sudah menyajikan berbagai pilihan blog, tidak ada salahnya kita mencari sumber lain dengan cara googling kata kunci “template blog two coloum”, “template blog three coloum”, “template blogspot” dan kata kunci lainnya. Di berbagai sumber tersedia puluhan bahkan ratusan pilihan template. Setelah selesai memutuskan, maka copy lah script HTML pada halaman yang disediakan di Layout/ Tata Letak. 2. Pilihan template dua, tiga kolom atau lebih juga akan sangat mempengaruhi ruang baca/ pandang. Template dua kolom seringkali lebih sederhana dan tidak melelahkan mata. Sedang template tiga kolom yang tidak diatur dengan baik justru akan mengesankan ruang pandang yang penuh dan cepat membuat mata lelah. 3. Warna dasar template juga perlu diperhatikan. Selain itu warna dasar posting juga sangat mempengaruhi tingkat kelelahan mata. Warna dasar yang menyala seperti biru, merah dan semacamnya berpengaruh pada tingkat ketajaman cahaya/ luminasi yang masuk ke mata. 4. Komposisi berbagai gadget/ widget pendukung tampilan juga musti diperhatikan, mulai dari ukuran, fungsi, warna, berat file dan sebagainya. 5. Buatlah tampilan yang saat loading tidak terlalu berat. Dengan loading yang cepat pembaca/ pengunjung tidak akan merasa terganggu dan kesal. 6. Kalau bisa buatlah header blog dari materi sendiri agar kedirian selalu muncul. Materi itu bisa berupa foto yang sudah diedit, digital imaging dan sebagainya. Sindrom Blogger Pemula Sebagai blogger pemula sering kita mengalami beberapa masalah yang muncul akibat overestimate atau euphoria terhadap “mainan baru” ini. Beberapa sindrom yang acapkali muncul pada blogger pemula di antaranya sebagai berikut: 1. Sering online (ke warnet) sekedar mengecek apakah tulisan kita ada yang memberi komentar atau tidak. Dampaknya boros biaya ke warnet. 2. Sering mengecek jumlah pengunjung melalui hit counter. 3. Memasang secara berlebih gadget/ widget meski kita tak paham fungsinya dan tak membutuhkannya. Dampaknya merusak tampilan dan membuat loading semakin berat. 4. Memasang berbagai banner blogger lain yang membuat komposisi atau harmoni tema dari template blog terganggu—menjadi tidak indah. 5. Bagi yang sudah memasang adsense, auto-click sering dilakukan padahal menyalahi aturan main perusahaan bersangkutan. Dampaknya blog kita dikeluarkan dari program tersebut. 6. Terlalu mengharapkan program adesense yang kita ikuti berbuah dollar/ rupiah. Dampaknya frustrasi dan akhirnya malas ngeblog. 7. Terlalu fokus pada blog sendiri dan lupa blogwalking atau mengunjungi blog-blog lain. Dampaknya kuper dan blog menjadi kurang dinamis. 8. Sering mengganti atau mengedit template karena belum cocok dan selalu kurang puas. Dampaknya kedirian/ ciri khas tidak nampak pada blog. 9. Dan yang paling berbahaya, selepas blog dibuat ia tinggalkan begitu saja menjadi

Page 4 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

“blog kuburan” tanpa kontinuitas posting atau perawatan. Dampaknya kesia-siaan mengikuti workshop blog selama dua hari. Tips Mempertinggi Pengunjung 1. Blogwalking atau aktivitas berkunjung ke blog-blog lain, terutama blog yang sudah terkenal atau familiar. Dengan blogwalking, blog kita akan dikunjungi balik. 2. Jangan segan, takut, malu atau pelit untuk memberikan komentar pada tulisan di blog tertentu. 3. Saling bertukar link (link or banner exchange) dengan blogger lain. 4. Mendaftarkan blog kita secara manual ke mesin pencari, misal Google.com. 5. Meninggalkan jejak URL blog kita di forum maya atau forum fisik. 6. Mengikuti komunitas blogger di daerah masing-masing, misal Blogger Banyumas Community di www.bloggerbanyumas.blogspot.com. 7. Menyertakan URL blog pada kartu nama atau SMS yang kita kirim. 8. Memuat URL blog di profil Facebook/ Friendster atau situs jejaring sosial lainnya. 9. Sering mengikuti lomba/ kompetisi blog meski—maaf—saat itu kita tahu kecil kemungkinan kita menang. 10. Postinglah tulisan dengan kata kunci (keyword) tertentu, misal: mahasiswa, seks, kampus, video porno lokal dan sebagainya sebagai judul atau sub judul. 11. Buatlah email signature yang menyertakan URL blog kita. 12. Mengunjungi Pesta Blogger agar bisa saling bertemu dengan blogger lain di daerah atau nasional. Etika Dunia Maya Meski terkesan absurd dunia maya sesungguhnya tak berbeda dengan dunia nyata (the real world) mengingat sejatinya dunia maya merupakan perpanjangan atau representasi dari dunia nyata. Maka etika yang berlaku secara umum juga tidak berbeda jauh, sebagai berikut: 1. Larangan melakukan plagiasi terhadap isi atau tampilan. Sebaiknya pengutipan tulisan atau peminjaman tampilan menyertakan sumbernya. 2. Saat memberi komentar gunakan bahasa yang pantas agar tidak memancing emosi pemilik atau pengunjung lain yang membuat debat kusir. 3. Larangan memuat kisah palsu. Bedakan dengan karangan fiksi atau imajinasi. Mengingat sampai batas tertentu blog juga diakses sebagai salah satu sumber informasi/ data. 4. Jika tulisan berpotensi menjadi polemik, usahakan disusun secara sistematis dan didukung berbagai data/ informasi/ sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. 5. Bedakan antara blog pribadi dengan situs lembaga agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi (kebijakan lembaga atau pendapat pribadi). 6. Larangan tidak memuat pornografi dan hal-hal yang menganggu SARA. 7. Dan berbagai etika lainnya, yang meski absurd, bisa kita serahkan pada mekanisme kepantasan umum (public decency). Sebelum Membuat Blog

1. 2.

Pikirkan URL blog sesederhana mungkin agar mudah diingat. (URL tidak bisa diedit). Pikirkan/ imajinasikan judul (tittle) untuk blog Anda. (Judul blog masih bisa diedit).

Semacam Penutup Demikian, semoga makalah yang panjang ini bisa mengantarkan kita semua untuk memiliki sebuah blog yang atraktif. Di akhir kesempatan ini saya ingin menegaskan bahwa berbagai tips di atas sangat mungkin berkembang dan bertambah sejalan dengan perkembangan teknologi dan berbagai elaborasi lebih lanjut. Untuk itu, saya himbau agar kita senantiasa mengupdate berbagai perkembangan terbaru dunia perblogan pada blog-blog tertentu, misal: www.trik-tips.blogspot.com, www.isnaini.com, dan berbagai referensi lainnya yang bisa dengan mudah ditemukan melalui Google.com. Sebagai pungkasan, sampai hari ini saya termasuk orang yang masih percaya bahwa blog akan semakin memperlebar volume mayarakat sipil di Indonesia dalam meneguhkan kebebasan mengeluarkan pendapat, memperoleh dan mengeluarkan informasi serta menggunakannya secara bertanggungjawab. Untuk itu, seperti yang telah lama blogger

Page 5 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

LingkarMaya | Web-developer, Internet/ Blog Trainer and Digital Media | www.lingkarmaya.com

Indonesia suarakan bahwa, “Blogger bukanlah Cracker!” yang dalam konteks Purwokerto hal ini perlu disinggung agar kejadian pemajangan kartu kredit oleh blogger Purwokerto tidak terjadi lagi karena—meski kejahilan itu kreatif—berdampak buruk bagi citra blogger Purwokerto dan Indonesia pada umumnya. Terima kasih dan selamat mencoba! []

Page 6 of 6 | Menyajikan Blog yang Atraktif | Created on 6/11/2009 7:32:00 PM

Related Documents

Blog Blog
June 2020 44
Blog
April 2020 42
Blog
August 2019 81

More Documents from "Jocelyn Aleman"