Memanfaatkan Waktu

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Memanfaatkan Waktu as PDF for free.

More details

  • Words: 1,062
  • Pages: 7
‫‪Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu‬‬

‫‪BERHIJRAHLAH DENGAN‬‬ ‫‪SIKAP MANFAATKAN‬‬ ‫‪WAKTUMU‬‬ ‫الحَمْدُ ل الذِي جَ َعلَ العِيْ َد مُ ْوسِمًا لِلخَ ْيرَاتِ َو جَ َعلَ لَنَا مَا‬ ‫حسَنَاتِ‪.‬‬ ‫فيِ الرضِ لِلعِمَارَات َو َزرْعِ ال َ‬ ‫ق الرْض‬ ‫شرِ ْيكَ لَ ُه خَالِ ُ‬ ‫ل َ‬ ‫َأشْهَدُ أَنْ لَ إِلَهَ ِإلّ ال وَحْدَهُ َ‬ ‫وَ السّمَاوَات‪ ،‬و َأشْهَ ُد أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُه وَ َرسُوْله الدّاعِي إِلىَ‬ ‫دِ ْينِهِ بِأَ ْوضَحِ البَيّنَات‪.‬‬ ‫حمّد‬ ‫صلّ َو سَلّمْ وَ بَارِك عَلَى سَيّدِالكَا ِئنَات‪ ،‬نَ ِبيّنَا مُ َ‬ ‫اللهُمّ َ‬ ‫صرَةِ الدّين وَ‬ ‫جتَهِدِين ِل َن ْ‬ ‫َو عَلىَ آلِهِ وَ َأصْحَابِ ِه وَ التّابِ ِعيْنَ المُ ْ‬ ‫ِإزَال ِة ال ُمنْ َكرَات‪ُ .‬أ ْوصِيْكُمْ َو إِيّاىَ بِتَ ْقوَى ال فَقَ ْد فَازَ ال ُمتّقُ ْونَ‬ ‫‪،‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪   ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪  ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬ ‫‪  ‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫‪‬‬

‫‪“ Dan orang-orang yang berhijrah karena‬‬ ‫‪Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami‬‬ ‫‪1 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19‬‬ ‫‪Januari 2008.‬‬

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia, dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui ….. (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS.16, an Nahl : 41-42) Kita meyakini bahwa suatu saat pasti akan mati. Kenyataan tidak pernah ada manusia yang hidup selamanya. Menurut survey, rata-rata umur orang Indonesia 67 tahun tetapi tidak jaminan kita hidup hingga 67 tahun karena umur rahasia Allah swt dan tidak seorangpun tahu kapan ia akan meninggal. Bahkan seorang dokter yang memperkirakan umur seorang pasien kanker hanya 3 bulan, ternyata pasien bisa bertahan hingga 1,5 tahun. Sebaliknya, orang yang sehat dan segar bugar tiba-tiba meninggal karena kecelakaan. Namun sinyalemen Rasulullah SAW menyebutkan, “inna a’mar min ummatiy bayna sittin wa sab’iin”, bahwa umur umatku antara 60 dan 70 tahun saja, “aqillatun man yajuzu dzalik” dan sedikit yang melewati bilangan itu. Karena kematian suatu yang pasti sementara kita tidak tahu kapan datangnya. Satu-satunya 2 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

cara menghadapinya dengan mempersiapkan diri menghadapi kematian. Di antara caranya, dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Membanyakkan perbuatan yang bernilai ibadah atau pahala. Menjadikan waktu yang tersedia ini mempunyai nilai lebih. Dengan melaksanakan amalan wajib ataupun sunat. Menekan seminimal mungkin perbuatan sia-sia (mubah). Tidak melakukan perbuatan dosa (haram). Mendalami telaahan bagaimana semestinya seorang muslim mengisi sebagian besar waktunya dengan ibadah, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Aktifitas seorang muslim dimulai ketika ia bangun dari tidurnya, ia mengucapkan syukur kepada Allah swt yang telah menghidupkan kembali dari tidurnya karena Allah swt memegang jiwa orang yang tidur.



     









   

 

 

  



   



 

  

 

 



3 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

“ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”. (QS.39, Az-Zumar : 42). Ibadah utama seorang muslim adalah shalat 5 waktu. Terutama dan dianjurkan dilakukan dengan berjama’ah di mesjid/mushala sekaligus menjalin ukhuwah dengan jama’ah mesjid. Kebiasaan baik membaca al-Quran setelah shalat subuh, kemudian dilanjutkan dengan tadabbur al-Quran yakni merenungkan makna ayat melalui kitab tafsir. Sepanjang perjalanan berangkat kerja bisa di isi dengan ibadah melalui bibir yang selalu basah dengan dzikir, mendengarkan murotal al-Quran atau membaca buku-buku Islam bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi. Bekerja mencari rezeki secara halal, jika tidak dicampuri dengan perbuatan maksiat maka ia memperoleh pahala. Karena bekerja merupakan 4 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

kewajiban, sama saja dengan kewajiban shalat, puasa, zakat dan haji. Makan malam bersama keluarga bisa dijadikan sarana untuk memberikan nasehat kepada anak. Di samping memberikan pemahaman Islam lebih dini kepada anak, juga merupakan bagian dari da’wah kepada keluarga sendiri. Bukankah Rasulullah saw pertama sekali berda’wah kepada keluarga terdekatnya. Ketika banyak orang terlelap tidur, ia bangun dan melakukan shalat tahajud. Shalat tahajud merupakan sunah muakad (dianjurkan) sehingga semakin mendekatkan (taqarrub) dirinya kepada Allah SWT, do’a-do’a dikabulkan dan Allah SWT akan memuliakannya. Di samping aktifitas harian di atas, pada waktu tertentu bisa di isi dengan: puasa sunah, shalat sunah, berda’wah, mengikuti kajian, berdo’a sebelum beraktifitas, berdzikir, berinfaq, membantu orang yang kesusahan, dll. Dengan aktifitas harian seperti itu nyaris sedikit sekali waktu terbuang percuma tanpa bernilai ibadah. Karena perbuatan yang tadinya mubah di dorong menjadi sunah yang bernilai 5 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

pahala. Cobalah telaah lebih dalam, bukankah membaca al-Quran itu lebih baik daripada nonton sinetron, dan membaca buku-buku Islam itu lebih bermanfaat daripada main PS, dan seterusnya. Intinya adalah, jangan tinggalkan yang wajib. Perbanyak yang sunah. Jangan lakukan yang haram dan makruh. Kurangi perbuatan yang mubah. Jika konsisten melakukannya maka insyaallah di akhirat nanti kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. Bila kita ingat pesan Rasulullah SAW, bahwa “tidak ada hijrah lagi setelah futuh Makkah”. Penjelasan bahwa “al muhajir man hajaara maa naha-Allahu ‘anhu”. Bahwa orang yang berhijrah itu sebenarnya adalah orang-orang yang berpindah dari yang dilarangkan oleh Allah kepada yang disuruh. Berpindah dari yang dibenci kepada yang disenangi oleh Allah. Maka berhijrah dalam arti visioner ini akan berlaku sepanjang zaman hingga hari kiamat.. Makna lebih jauh bahwa hijrah masa ini dan masa datang yakni dengan berpindah dari pandangan liberal kepada pandangan syariat. Berhijrah dari yang haram kepada yang halal. 6 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Berhijrahlah dengan Memanfaatkan Waktu

Atau meninggalkan yang dilarang oleh agama (syarak) dan konsisten menuju sesuatu suruhan agama sesuai Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Makna hakiki dari agama Islam adalah tauhid. Implementasi ad-din adalah akhlak mulia (karimah) yang mencakupi tata cara hubungan dengan Allah (hablum minallah), dan mu’amalah dengan manusia (hablum minannaas), sebagai eksistensi ibadah makhluk manusia yang bersyariat itu. Barakallahu lii wa lakum

7 H Masoed Abidin, Khutbah Jumat di Masjid Kampus IAIN, Jumat 19 Januari 2008.

Related Documents


More Documents from ""