Materi - Copy - Copy (3).docx

  • Uploaded by: Shintadestia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi - Copy - Copy (3).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,765
  • Pages: 46
BAB 1 PENDAHULUAN Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Sejarah Ilmu Ekonomi 2. Definisi Ilmu ekonomi 3. Memhami beberapa istilah ekonomi 4. Pembagian Ilmu Ekonomi 5. Persamaan dan perbedaan mikro ekonomi dan ekonomi makro 6. Tujuan mempelajari ilmu ekonomi 7. Asumsi yang dipergunakan dalam ilmu ekonomi 1.1.Sejarah ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dalam Bahasa inggeris disebut :” Economics” diterjemahkan menjadi ekonomika. Kata "ekonomi" berasal dari kata Yunani yaitu oikos dan nomos. Oikus artinya "keluarga, rumah tangga" sedangkan nomos artinya "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Ilmu ekonomi lahir pada abad ke 18 dimana persoalan ekonomi hanya mempelajari filsafah dan agama. Baru pada tahun 1776, Adam Smith membahas persoalan-persoalan ekonomi dalam sistimatika yang terpisah dari filsafah dan agama,sehingga Adam Smith dikenal sebagai “ Bapak Ilmu Ekonomi “ Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps. Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisible hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya. Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak 1

varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya. Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North. Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu pengetahuan social (social science). Suatu llmu pengetahuan (science) meruapakan : Kumpulan pengetahuan sebagai salah satu diantara ilmu pengetahuan social lainnya, misalnya ilmu sosialogi. Apa sebenarnya yang diartikan dengan ilmu ekonomi ? Banyak sekali ahli-ahli ekonomi telah memberikan definisi, satu sama lainnya tidak sama. Tetapi walaupun demikian dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan dan garis besarnya. 1.2. Pengertian Ilmu Ekonomi Beberapa pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli ekonomi sebagai berikut : a. Adam Smith : Menyamakan ekonomi dengan : An Enquiry Into The Nature and Causes of the wealth of nations. (Ilmu yang menyelidiki sifat dan sebab terjadinya kemakmuran bangsa-bangsa). b. Albery Meyers : Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia. c. John Stuart Mill : Meyamakan ilmu ekonomi dengan The Science of the production and distributions of wealth .( Ilmu pengetahuan yang mempelajari penghasilan dan pembagian kekayaan). d. Prof. P.A. Samuelson salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka di dunia yang menerima hadiah Nobel untuk ilmu ekonomi pada tahun 1970 : Suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai kepada pilihan (dengan atau tanpa uang) untuk mempergunakan sumber-sumber produksi yang langka (Scares productive resources) yang dapat mempunyai kegunaan-kegunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang atau masa mendatang diantara berbagai orang dan golongan dalam masyarakat. Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu ekonomi adalah : Suatu ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia yang ditimbulkan oleh adanya hubungan antara kebutuhan-kebutuhan dan alat-alat yang tersedia hanya dalam jumlah yang terbatas dan alat-alat mana mempunyai pemakaian yang alternatif dihadapkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas.

2

Definisi tersebut menjelaskan dua hal penting sebagai berikut : 1. Pengertian : Ekonomi adalah suatu ilmu dan karena itu dalam penyelidikan digunakan metode ilmu (metode analitis/ deduktif dan metode empris/ induktif). 2. Tatacara : Penggunaan sumber-sumber produktif yang langka dipelajari dengan alasan : a. kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam b. sumber-sumber produksi mempunyai kegunaan alternatif c. sumber-sumber produksi tersebut dalam keadaan yang asli tidak selalu dapat secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

1,3. Beberapa istilah dalam ilmu ekonomi : a. Kebutuhan adalah Keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntuntan untuk memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia dan masyarakat akan selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang hendak dipenuhi atau dipuaskan. b. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang dan jasa-jasa keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang atau yang disebut : Harga, Kebutuhan ekonomi terdiri dari : 1. Mempunyai sifat-sifat : - berbeda-beda bagi masing-masing orang,golongan suku dan masyarakat. - tidak sama disepanjang waktu & generasi - berkembang dalam jumlah & kualitasnya - dapat saling melengkapi (komplementer) ataupun saling berlawanan (substitusi) 2. Menurut kepentingan : - Kebutuhan primer : kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misal: makan,minum,pakaian dan rumah. - Kebutuhan sekunder : kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang dapat lebih baik, misal buku –buku bacaan,telivisi, sepeda motor . 3. Menurut sifatnya : - kebutuhan jasmani disebut juga kebutuhan materiil ,misal perabotan rumah tangga ,perhiasan - kebutuhan rohani disebut juga kebutuhan spiritual ,hiburan,olah raga dan agama. 4. Menurut tujuannya : - kebutuhan sosial, misalnya pertamanan,tempat ibadah - kebutuhan individual , misalnya sekolah, mandi, rekreasi c. Pemakaian alternatif adalah pemakaian dari kombinasi alat-alat pemuas kebutuhan seperti faktor produksi (alam, modal, skill, tenaga kerja) yang bila kita tujukan untuk 3

membuat sesuatu barang, maka kombinasi tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk membuat barang lain. d. Problem of choice : muncul pada persoalan memilih dalam usaha kita untuk memperoleh pemuasan yang sebesar-besarnya oleh karena terbatasnya alat-alat yang tersedia dan sifat pemakaian alternatif di satu pihak dan kenyataannya tidak semua kebutuhan-kebutuhan kita dapat dipenuhi sekaligus,sehingga kita harus bertindak secara ekonomis. e. Bertindak secara ekonomi artinya bertindak mengambil keputusan sesuai dengan prinsip ekonomi. f. Prinsip Ekonomi dapat diartikan sebagai berikut: dengan pengorbanan yang sekecilkecilnya hendak mencapai hasil tertentu, sebaliknya mencapai hasil yang sebesarbesarnya dengan pengorbanan tertentu. g. Motif Ekonomi adalah suatu dorongan untuk bertindak sesuai dengan prinsip ekonomi. 1.4. Pembagian Ilmu ekonomi : Ilmu ekonomi dapat dibagi dalam : I.1. Ekonomi lukisan : hanya menggambarkan gejala - gejala ekonomi dan tidak menganaliasa lebih mendalam. 2. Teori Ekonomi : menerangkan hubungan antara berbagai gejala-gejala ekonomi dan dari hubungan ini dirumuskan berbagainhukum ekonomi. 3. Ekonomi yang dipraktekan : ekonomi yang terpakai dalam masyarakat, Dalam golongan ini termasuk ekonomi perusahaan. 4. Sejarah ekonomi : a. Yang menggambarkan sifat-sifat dan menguraikan sistem ekonmi dari suatu negara dari abad ke abad b. Yang mempelajari perkembangan, misalnya teori mengenai bunga. II. Pembagian yang dilakukan menurut Jean Baptist Say dari Teori Ekonomi : 1. Produksi 2. Distribusi 3. Pertukaran 4. Konsumsi

III. Pembagian lain yang didasarkan pada nilai dan harga : 1. Ajaran nilai dan harga 2. Ajaran uang dan kredit 3. Pembentukan pendapatan 4. Konjunctur, sebagai gejala yang disebabkan oleh interrelation dari berbagaibagai harga, IV. Pembagian lain : 1. Mikro ekonomi :

4

Pengetahuan ekonomi yang mempelajari unsur-unsur ekonomi seperti tenaga, modal,alam dsb dan motif-motif serta tindakan ekonomi dari individu atau perusahaan (firm). Misal: tindakan ekonomi dari seorang konsumen, seorang pengusaha dsb ,dan dengan cara ini kemudian dicoba untuk menerangkan sistem ekonomi seluruhnya. Mikro ekonomi disebut juga : Private Individual Economics. 2. Makro ekonomi : Ilmu ekonomi yang mempelajari sistem ekonomi sebagai keseluruhan. Analisanya mulai dengan penyelidikan mengenai pendapatan nasional, produksi nasional, investasi nasional dsb untuk menerangkan sistem ekonomi seluruhnya. Makro ekonomi disebut juga : Economics of Agreagtes. 1.5. Persamaan dan Perbedaan mikro ekonomi dan makro ekonomi Persamaaan antara mikro ekonomi dan makro ekonomi adalah: kedua-keduanya merupakan cara analias (approach) dalam mempelajri ilmu ekonomi. Dengan perkataan lain: ilm ekonomi dapat ditinjau dari sudut mikro ekonomi atau makro ekonomi. Perbedaan antara mikro ekonomi dan makro ekonomi adalah: terletak pada analisanya dan kegiatan ekonomi. Perbedaan antara mikro ekonomi dan makro ekonomi dapat kita lihat melalui model ekonomi yaitu Circular flow atau lingkaran proses ekonomi (menurut istilah J.Schumpeter). Model ekonomi memakai assumsi : 1.Dalam suatu masyarakat hanya terdapat dua golongan yaitu golongan konsumen (rumah tanggaa) dan golongan perusahaan /produsen (firm). 2. Peranan pemerintah netral artinya pemerintah tidak campur tangan dalam perekonomian (bebas).

5

Gambar 1.1 Circular Flow Perekonomian dua sector

Berdasarkan gambar di atas, kegiatan produksi dilakukan oleh perusahaan. Hasil produksinya dijual kepada rumah tangga. Untuk melakukan produksinya,perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan skill) yang dimiliki oleh rumah tangga semuanya harus dibeli Dengan demikian terdapat pembayaran gaji/ upah untuk pekerja,sewa untuk tanah, bunga untuk faktor modal. Selanjutnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga ini digunakan untuk membeli produk (barang & jasa) yang dihasilkan perusahaan. Dengan perkataan lain, - arus barang dan jasa mengalir dari perusahaan ke rumah tangga diimbangi oleh arus uang yang sebaliknya mengalir rumah tangga ke perusahaan. - arus jasa-jasa faktor produksi dari sektor umah tangga mengalir ke perusahaan dan arus ini diimbangi dengan arus uang yang dibayarkan oleh perusahaan sebagai pendapatan yang diterima dalam rumah tangga, - Dilihat dari seorang konsumen yang berada di rumah tangga maka disebut Mikro Ekonomi. - Dilihat dari seluruh konsumen yang berada di rumah tangga maka disebut Makro Ekonomi. 1.6. Tujuan Mempelajari ilmu ekonomi : a. Untuk memperoleh pengetahuan guna mengerti dunia ekonomi dimana kita sedang hidup. b. Untuk menyelidiki keadaan sekitar kita yaitu kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. 6

1.7.

Asumsi Yang Dipergunakan : Ilmu ekonomi termasuk dalam ilmu pengetahuan sosial , sehingga tidak mempergunakan eksperimen-eksperimen dalam laboratorium seperti ilmu pengetahuan alam. Oleh karena itu kita perlu membuat penyerderhanaan apa yang disebut : “Model “ dan untuk itu diperlukan assumsi. Bila kita ingin menilai betul tidaknya suatu teori dalam Ilmu Ekonomi harus mengetahui terlebih dulu : apa asumsi (pengandaian) dari teori ekonomi dan juga harus diketahui latar belakang (sejarah) timbulnya teori tersebut. Peranan dan arti dari asumsi suatu teori dapat menghasilkan kesimpulan (hasil ) yang salah, sehingga sering kita mendengar bahwa sesuatu benar dalam teori tetapi sama sekali berlainan/berlawanan dengan kenyataan (dalam praktek). Jika kesimpulan dalam teori tidak sesuai dengan hasil yang nyata, maka terdapat dua kemungkinan bahwa : 1. mungkin teori itu sendiri yang salah 2. teori tersebut kita pergunakan dengan tidak memperhitungkan bahwa sebenarnya adalah sangat berbeda dengan yang kita misalkan. Asumsi dalam ilmu ekonomi : 1. Ceteris paribus (other things being equal) artinya lain-lain hal sama. 2. Mutatis Mutandis artinya satu berubah maka lain-lainnya juga berubah. 3. Rationality of human conduct (sikap rasionil tingkah laku manusia )

7

BAB 2 PERMINTAAN (DEMAND)

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Pengertian permintaan (demand) 2. Fungsi permintaan 3. Hukum permintaan 4. Perubahan jumlah barang yang diminta dan perubahan permintaaan 2.1 Permintaan (demand) : - Hubungan fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harga. - Hubungan fungsionalnya dapat terjadi terjadi terbalik. Dalam peristiwa membeli terjadi hubungan fungsional terbalik dalam arti apabila harga naik maka jumlah barang yang dibeli berkurang. Permintaan (demand) : Jumlah barang yang dibeli dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode tertentu. Dari definisi tersebut terkandung hubungan antara jumlah barang yang dibeli (diminta) dengan tingkat harganya. Hubungan tersebut dapat disusun dalam bentuk tabel permintaan ,kemudian digambarkan dalam bentuk Kurva Permintaan. Permintaan berdasarkan asumsi Ceteris Paribus, mengalami perubahan.

artinya faktor-faktor lain tidak

Diketahui permintaan akan barang X dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Permintaan Akan Barang X HARGA X (Rp)

JUMLAH YANG DIMINTA (unit)

500

200

400

400

300

600

200 100

900 1300

8

Kurva Permintaan Px (Rp) d 500 400 300 200 100

d

0

200

400

600

800

1000 1200

1400 Qdx (unit)

Gambar 2.1 .Kurva Permintaan

2.2, Fungsi permintaan : Misalkan diketahui permintaan akan barang x ditulis dalam bentuk persamaan matematika adalah sebagai berikut : Qdx = 25 – 5 Px (Set.par) Keterangan : Qdx = jumlah barang X yang dibeli Px = harga barang X Set.par = ceteris paribus,artinya asumsi faktor-faktor lain tidak berubah Pertanyaan : Buatlah tabel permintaan dengan tingkat harga menurun dan gambarkan kurva permintaan.

Jawaban : Tabel Permintaan Barang X Harga Per unit (Px) Rp 5 4 3 2 1

Jumlah Yang dibeli (Qdx) unit 0 5 10 15 20

9

Kurva permintaan : Px (Rp)

5 4 3 2 1

d

0

5

10

15

20

Qdx

Gambar Kurva Permintaan 2.3.

Hukum Permintaan : Kurva permintaan bentuknya selalu turun miring dari kiri atas kekanan bawah atau dikatakan kurvanya mempunyai arah negatif. Hal ini menunjukkan sifat hubungan yang terbalik antara jumlah yang dibeli dengan harganya. Sifat ini kemudian dirumuskan menjadi : Hukum pembelian/permintaan atau The Law of Downward Sloping Demand/ First Law of Demand. Hukum permintaan (The law of down sloping demand/ first law of demand) : “Apabila harga suatu barang naik,maka jumlah barang yang dibeli menjadi berkurang,dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun,maka jumlah yang dibeli bertambah..” Hukum permintaan ini berdasarkan asumsi Ceteris Paribus artinya faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan.

Faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan: 1. Pendapatan tetap : Apabila pendapatan naik,walaupun harga suatu barang naik maka tidak menurunkan jumlah yang dibeli,karena konsumen merasa mampu. 2. Selera harus tetap dan tidak berubah: Misal orang tidak merasa suka makan nasi sehingga pembelian beras akan berkurang dalam sebulan. Berarti berubahnya selera seorang menyebabkan permintaan akan berkurang. 3. Harga barang-barang lain tetap tidak berubah :

10

Terutama barang-barang susbstitusi, sebab kalau harga barang-barang lain naik maka permintaan akan barang-barang lain akan berkurang. Misalnya: Harga mentega naik, maka permintaan terhadap mentega akan berkurang. Tetapi apabila harga barang lain (terutama pengganti mentega) juga naik maka permintaan akan mentega tidak akan berkurang. 4. Tidak diketemukan barang pengganti (substitusi): Apabia diketemukan barang subsitusi dari suatu barang X, maka dengan tidak merubah barang X tadi, ada kemungkinan bahwa permintaan barang X akan berubah. 5. Tidak ada pengharapan perubahan harga yang langsung: Apabila harga turun dan orang mengharapkan bahwa harga terus turun,maka orang tidak akan tergesa-gesa membeli barang. Tetapi apabila harga naik dan akan ada perkiraan kenaikkan menerus maka orang akan buru-buru membeli barang. 6. Barang dibeli tidak untuk mendapatkan penghargaan masyarakat (social prestige) : Orang membeli berlian untuk mendapatkan penghargaan masyarakat supaya terkenal sebagai orang kaya. Tetapi misalnya berlian tersebut tidak lagi merupakan ukuran untuk penghargaan masyarakat,maka walaupun harga berlian sangat murah mungkin orang tidak akan membelinya lagi. Mengapa jadi jumlah barang yang dibeli akan menjadi sedikit apabila harga barang tersebut naik atau jumlah yang dibeli naik apabila harga barang tersebut turun ? Hal tersebut karena tiap perubahan harga akan menimbulkan dua pengaruh (efek): Misalkan harga suatu barang X naik : 1. Apabila harga dari barang X naik, maka orang akan mencoba mengganti barang X yang sekarang mahal harganya dengan barang lain, disebut dengan Substitution Effect. 2. Apabila harga dari barang X naik, maka orang akan merasa bahwa akan menjadi miskin, oleh karena itu orang akan membeli lebih sedikit barang X tersebut. Hal ini disebut dengan Income Effect 2.4. Perubahan jumlah yang diminta dan perubahan permintaaan : a). Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan (Movement along the demand curve) P

P3 P2 P1 0

D

Perubahan kuantitas yang diminta, dari Q1 ke Q2 atau Q3 dan sebaliknya disepanjang kurva permintaan yang sama. Artinya, perubahan jumlah barang yang diminta semata-mata dipengaruhi oleh perubahan harga barang tersebut (ceteris paribus)

Q Q1 Q2 Q3 Gambar 2.2 Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan

11

b). Pergeseran Kurva Permintaan (Shift of demand curve): P

Pada pergeseran kurva per-mintaan, perubahan kuantitas yang diminta tidak lagi hanya dipengaruhi oleh harga barang tersebut, melainkan asumsi ceteris paribus sudah tidak berlaku lagi.

P1

D0 Q1

Q2

Q3

D1

D2

Q

Gambar 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan

12

BAB 3 PENAWARAN (SUPPLY)

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Pengertian penawaran (supply) 2. Fungsi penawaran 3. Hukum penawaran 4 Perubahan jumlah barang yang ditawarkan dan perubahan penawaran 3.1. Pengertian Penawaran (Supply) : Jumlah barang yang ditawarkan (dijual) dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode tertentu. Dalam definisi tersebut terkandung hubungan antara jumlah barang yang dijual dengan harganya. Hubungan tersebut dapat disusun dalam bentuk tabel penawaran ,kemudian digambarkan dalam bentuk Kurva Penawaran. Penawaranan berdasarkan asumsi Ceteris Paribus, artinya faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi tidak mengalami perubahan. Diketahui penawaran akan barang X dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1. Penawaran Akan Barang X Harga per unit (Px) Rp 500 400 300 200 100

Jumlah Yang ditawarkan (QSx) unit 900 800 600 375 100

13

Kurva Penawaran :

Px (Rp) S 500 400 300 200 100 S 0 100 200 300 375 400 500 600 700 800 900 QSx (unit) Gambar 3.1 .Kurva Penawaran 3.2. Fungsi Penawaran : Misalkan diketahui penawaran akan barang x ditulis dalam bentuk persamaan matematika adalah sebagai berikut : QSx = -40 + 20 Px (Set.par) Keterangan : QSx = jumlah barang X yang dijual Px = harga barang X Set.par = ceteris paribus Pertanyaan : Buatlah tabel penawaran dengan tingkat harga menaik dan gambarkan kurva penawaran Jawaban : Tabel 3.2 Pernawaran Barang X Harga per unit (Px) Rp 2 3 4 5 6

Jumlah yang ditawarkan (QSx) unit 0 20 40 60 80

14

Kurva Penawaran : Px (Rp) 6

S

5 4 3 2S 1 0

QSx 20 40 60 80 Gambar 3.2. Kurva Penawaran

3.3. Hukum Penawaran : Kurva penawaran bentuknya selalu naik dari kiri bawah kekanan atas atau dikatakan kurvanya mempunyai arah positif. Hal ini menunjukkan sifat hubungan yang langsung antara jumlah yang dijual dengan harganya. Sifat ini kemudian dirumuskan menjadi : Hukum penjualan atau hukum penawaran. Hukum Penawaran : “Apabila harga suatu naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun maka jumlah yang dijual juga turun”. Hukum penawaran ini berdasarkan asumsi Ceteris Paribus artinya faktor-faktor lainnya tidak mengalami perubahan. Faktor-faktor lain yang tidak mengalami perubahan : 1. Jumlah penjual di pasar tetap 2. Harga dari faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi tetap 3. Teknik produksi tidak berubah 4. Tidak ada perkiraan bahwa harga di masa yang akan datang berubah 3.4. Perubahan jumlah barang yang ditawarkan (movement along the supply curve) dan perubahan penawaran (shift of the supply curve) a). Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran (Movement along the supply curve).

Artinya perubahan jumlah barang yang ditawarkan semata-mata dipengaruhi oleh perubahan harga barang tersebut (memenuhi hukum penawaran).

15

P S P3 P2 P1

0

Q Q1 Q2 Q3 Gambar 3.3. Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran

b). Pergeseran Kurva Penawaran (Shift of the supply curve). Artinya perubahan jumlah barang yang ditawarkan tidak lagi dipengaruhi oleh perubahan harga barang tersebut, melainkan disebabkan oleh perubahan faktor-faktor lain yang selama ini dianggap konstan. Dalam hal ini asumsi ceteris paribus sudah tidak berlaku lagi. P

S0

S1 S2

Perubahan kuantitas dari Q1 ke Q2 tidak lagi dipengaruhi oleh harga, melainkan oleh perubahan faktor lainnya. Begitu juga perubahan dari Q2ke Q3

P1

0

Q1

Q2 Q3

Q

Gambar 3.4. Pergeseran Kurva Penawaran

16

BAB 4 KESEIMBANGAN PASAR

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Pengertian harga 2. Harga pasar 3. Keseimbangan pasar 4.1. Pengertian harga Setiap barang yang memiliki nilai akan mampu ditukar dengan barang lain secara bebas dan ketika nilai yang dimiliki barang tersebut dinyatakan dengan uang, maka nilai itu disebut dengan harga. Jadi harga adalah nilai barang. Dengan demikian, secara sederhana, harga dapat didefinisikan sebagai nilai tukar suatu barang yang dinyatakan dengan uang. 1.2 Harga Pasar Harga terbentuk ketika terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran. Dalam hal ini, Ada kesepakatan antara harga yang diminta pembeli dengan harga yang ditawarkan oleh penjual. Barang akan memiliki harga ketika barang tersebut berguna atau bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu barang menjadi bernilai karena jumlahnya yang terbatas. Pada prinsipnya, harga terbentuk ketika tercapainya tingkat keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Dapat dikatakan bahwa harga keseimbangan atau harga pasar atau equilibrium price adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Ada kesepakatan antara harga yang diminta oleh pembeli dan harga yang ditawarkan penjual untuk suatu barang yang sedang ditransaksikan. Titik temu kedua harga ini kemudian disepakati sebagai harga keseimbangan pasar. Bila ditunjukkan dalam bentuk kurva, maka harga keseimbangan merupakan perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran. Dalam harga keseimbangan berlaku hukum permintaan dan penawaran yang berbunyi bila jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran, maka harga akan naik, sedangkan jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, maka harga akan turun. 1.3. Keseimbangan pasar : Pembentukan Harga (Harga dan kuantitas keseimbangan) : Permintaan dan penawaran masing-masing merupakan suatu rencana membeli/menjual dalam berbagai kemungkinan tingkat harga yang terjadi di pasar. Pada suatu ketika akan terjadi kesamaan dalam rencana membeli/menjual yang disebut Harga pasar (harga keseimbangan/Equilibrium). Kecenderungan pembeli ialah menginginkan harga murah dengan kualitas barang yang bagus, sedangkan penjual mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan keuntungan banyak. Kecenderungan berlawanan ini tidak akan menghasilkan transaksi jika tidak ada kesepakatan harga.Kesepakatan harga pasar terbentuk melalui tawar menawar antara pembeli dan 17

penjual. Hasil tawar menawar antara pembeli dengan penjual dinamakan harga pasar, dalam ilmu ekonomi disebut harga keseimbangan atau equilibrium price. P d

s excess supply

P1 P

E

P2

Excess demand s

d

0

dd = kurva permintaan ss = kurva penawaran E = titik keseimbangan (dd=SS) dimana terjadi harga keseimbangan Q

Qs2

Qd1

Q

QS1 Qd2

Gambar 4.1. Keseimbangan pasar Keterangan gambar: - Pada harga OP1 > OP Pada OP1 OQd1 (demand) < OQS1 (Supply) terjadi Excess Supply (deficiency of demand), artinya ada penjual yang tidak dapat menjual barangnya sehingga mereka bersedia untuk menjual barang tersebut dengan harga lebih rendah dari OP1. - Pada harga OP2 < OP Pada OP2  OQd2 (demand) > OQS2 (supply) terjadi Excess Demand (deficiency of supply),artinya ada pembeli yang tidak bersedia untuk membeli barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari OP2. Contoh : Pembentukan keseimbangan harga pasar secara matematika. Dalam suatu pasar untuk barang X terdiri dari 100 orang pembeli dan 100 orang penjual, masing-masing mempunyai fungsi permintaan : Qdx = 8 – Px dan fungsi penawaran : Qsx = - 4 + 2 Px. Maka fungsi permintaan pasar : Qdx = 800 – 100 Px sedangkan fungsi penawaran pasar : Qsx = -400 + 2 Px Harga keseimbangan tercapai pada tingkat harga dimana jumlah yang dibeli sama dengan jumlah yang dijual (Qdx = Qsx). 800 – 100 Px = - 400 + 200 Px 800 + 400 = 200 Px + 100 Px 1.200 = 300 Px Px = 4 Jadi harga keseimbangan tercapai pada harga barang X sebesar Rp 4 perunit. Jumlah keseimbangan dicari dengan melalui : fungsi permintaan pasar : Qdx = 800 -100 Px 18

= 800 - 100 (4) = 400 Atau : fungsi penawaran pasar : Qs x = -400 + 200 Px = - 400 + 200 (4) = 400 Berdasarkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran tersebut dapat dibuat tabel permintaan dan penawaran. Tabel Permintaan dan Penawaran Harga Barang X Jumlah Yang dibeli Jumlah Yang dijual Desakan terhadap (Rp) (Qdx) (Qsx) harga 6 200 800 turun / Excess Supply 5 300 600 turun/ Excess Supply 4 400 400 tetap 3 500 200 naik /Excess Demand 2 600 0 naik /Excess Demand Pada harga Rp 4 tercapai keseimbangan, jumlah yang dibeli sama dengan jumlah yang dijual. Pada harga yang lebih rendah, jumlah yang dibeli lebih besar daripada jumlah yang dijual, pada harga yang lebih tinggi, jumlah yang dijual lebih besar daripada jumlah yang dibeli. Berdasarkan pada tabel permintaan dan penawaran tersebut, maka dapat digambarkan sebagai berikut : P d s 6 Kekurangan S 5 4

E

E = titik keseimbangan

3 2 S 1

kelebihan D d

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Q

Kurva permintaaa (dd) berpotongan dengan kurva penawaran (ss) di titik keseimbangan E, yaitu pada harga Rp 4 dan jumlah 400 unit. Pada setiap harga di bawah Rp 4 ada kekurangan barang yang ditawarkan dan mendorong harga kembali naik. Sedangkan pada setiap harga di atas Rp 4 ada kelebihan barang yang ditawarkan yang mendorong harga akan turun kembali ketingkat keseimbangan. 19

BAB 5 ELASTISITAS

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Pengertian elastisitas 2. Jenis-jenis elastisitas permintaan 3. Elastisitas seluruh kurva permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas seluruh kurva penawaran 5.1. Pengertian Elastisitas Permintaan : Elastisitas (elasticity) berarti kepekaan,kelenturan atau kelewesan. Elastisitas Permintaan: Untuk mengukur sampai berapa besarnya tingkat perubahan jumlah yang dibeli sebagai akibat berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhinya. 5.2. Jenis-jenis elastisitas permintaan Ada tiga konsep elastisitas : 1. Elastisitas harga(Price Elasticity of Demand): 1.1. Elastisitas pada satu titik (Point Elasticity) 1.2. Elastisitas pada dua titik /elastisitas busur(Arc Elasticity) 1.3. Elastisitas seluruh kurva 2. Elastisitas pendapatan (Income Elasticity of Demand) 3. Elastisitas silang (Cross Elasticity of Demand) Elastisitas harga (Price Elasticity of Demand): Menunjukkan hubungan antara perubahan relatif dari jumlah barang yang dibeli dengan perubahan relatif dari harga. Ed = ∆Qd/Qd : ∆P/P atau Ed = ∆Qd/∆P.P/Qd Keterangan : Ed = angka elastisitas permintaan d = jumlah yang dibeli mula-mula ∆Qd = perubahan jumlah yang dibeli P = harga mula-mula ∆P = perubahan harga Elastisitas satu titik sama dengan elastisitas harga. Contoh : Harga Barang (Rp) 10.000 8.000

Permintaan (unit) 100 130

Ed = ∆Qd/Qd : ∆P/P = 130 – 100 : 8.000- 10.000 100 10.000 20

= 30 x 10.000 100 -200 = -1,5 1,5 > 1 elastis. Artinya apabila harga naik sebesar 2 %,maka jumlah uang dibeli turun sebesar 3 %. Tanda – tidak ikut untuk menghitung koefisien elastisitas,karena mencerminkan harga naik, jumlah barang yang dibeli berkurang. -

-

Koefisien elastisitas cenderung menjadi tinggi bila ( e > 1) : a) Barang-barang pengganti baik dan banyak sekali. b) Harga-harga secara relatif tinggi c) Barang mempunyai banyak penggunaan Koefisien elastisitas cenderung menjadi rendah bila ( e < 1) : a) Barang diminta bersama-sama (komplementer) b) Jumlah barang-barang secara relatif besar dan harga –harga rendah c) Bila barang itu primair (perlu sekali) dan tidak ada barang penggantinya (substitusi)

Elastisitas dua titik (Arc Elasticity of Demand) : Ed = (Qo-Q1)/(Qo+Q1): (Po-P1)/(Po+P1) Dipergunakan untuk perubahan harga di atas 10 % Keterangan : Ed = angka elastisitas permintaan Qo = jumlah barang yang dibeli mula-mula Q1 = jumlah barang yang dibeli sekarang Po = harga mula-mula P1 = harga sekarang Contoh : Harga Barang (Rp) Permintaan (unit) 10.000 100 8.000 130 Ed = (Qo-Q1)/(Qo+Q1): (Po-P1)/(Po+P1) = 100 -130 : 10.000 - 8.000 100 + 130 10.000 + 8.000 = - 30 : 2.000 230 18.000 = -3 x 9 23 1 = -27 = 0,93 < 1 inelastis, artinya apabila harga turun 10 %, maka jumlah 29 beli naik sebesar 9,3 %. Elastisitas pendapatan (Income Elasticity of Demand): Menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan berubahnya jumlah barang yang dibeli. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus: Ei= ∆Q/Q : ∆Y/Y atau Ei = ∆Q/∆Y.Y/Q Keterangan : Ei = angka elastisitas pendapatan 21

Q = jumlah barang yang dibeli mula-mula ∆Q = perubahan jumlah yang dibeli Y = pendapatan mula-mula ∆Y = perubahan pendapatan Contohnya : Naiknya pendapatan seseorang dari Rp 450.000 menjadi Rp 550.000 per bulan, mengakibatkan jumlah barang yang dibeli (daging) dari 10 kg menjadi 15 kg. Ei = ∆Q/∆Y.Y/Q = 15- 10 . 450.000 550.000 – 450.000 10 = 5 . 450.000 100.000 10 = 2,25 > 1 elastis Karena Ei positif dan lebih besar1, berarti daging yang dikonsumsi termasuk barang mewah. Pada umumnya semakin kaya sesorang, berarti pendapatannya semakin bertambah, konsumsi untuk barang-barang lainya seperti roti,susu, buah-buahan menjadi bertambah dan pembelian akan beras berkurang. Dalam hal ini beras menjadi barang inferior (bermutu rendah). Elasitistas silang (Cross Elasticity of demand) : Menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang X yang dibeli dengan berubahnya barang lain (misalnya barang Y). Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus :’ Exy = ∆ Qx /Qx : ∆ Py/ Py = ∆ Qx/∆ Py. Py/Qx Keterangan : Exy = angka elastisitas silang Qx = jumlah barang x yang dibeli mula-mula ∆ Qx = perubahan jumlah barang x yang dibeli Py = harga barang Y mula-mula -

Apabila kenaikan harga barang Y di ikuti dengan kenaikan jumlah barang X yang dibeli, maka kedua barang X dan barang Y tersebut bersifat Subsitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan koefisien elastisitas akan positif. Apabila kenaikan harga barang Y di ikuti dengan berkurangnya barang X yang dibeli ,maka hubungan kedua barang tersebut bersifat komplementer (saling melengkapi). Hasil perhitungan koefisien elastisitas silangnya akan negatif. Apabila kenaikan harga barang Y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan barang X yang dibeli , maka hubungan kedua barang tersebut bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil perhitungan koefisien elastisitas silangnya akan sama dengan nol . Contoh : Barang Kopi (Y) Teh (X)

Harga (Rp) 200 300 100 90

Jumlah Yang Dibeli (unit) 50 40 40 50 22

Exy = ∆ Qx /Qx : ∆ Py/ Py = 50 – 40 : 300-200 40 200 = 10 : 100 40 200 = 1 x 2 4 1 = + 0,5 Karena Exy positif, berarti kopi dan teh tersebut merupakan barang substitusi 5.3. Elastisitas seluruh Kurva permintaan : Berdasarkan sifat hubungan terbalik antara harga dengan jumlah yang dibeli maka kurva permintaan mempunyai arah yang negatif. Akan tetapi dalam bentuknya yang ekstrim, kurva permintaan ada yang vertikal dan horizontal. Sehingga ada lima bentuk elastisitas seluruh kurva permintaan : 1. Permintaan Elastisitas Sempurna : artinya pada suatu tingkat harga tertentu,jumlah Px barang yang diminta tidak terbatas

ed = ~ d 0 Qdx 2. Permintaan Elastis : artinya perubahan dari jumlah yang diminta lebih besar daripada perubahan harga Px d

Ed >1 d

0 Qdx 3. Permintaan Unitary Elastis : artinya perubahan jumlah yang diminta sebanding dengan perubahan harga Px d

ed = 1 d 0 Qdx 4. Permintaan Inelastis : artinya bertambahnya permintaan lebih kecil bila dibandingkan dengan turunnya harga 23

Px d ed <1 d 0 Qdx 5. Permintaan Inelastis Sempurna: artinya pada jumalah barang yang tertentu, harga diminta tidak terbatas Px d ed = 0

0 d Qdx 5.4.Elastisitas Penawaran Harga (Price Elasticity of Supply): Menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang yang dijual dengan berubahnya harga. Koefisien elastisitas penawaran : Es = ∆QS/Qs : ∆ P/P = ∆ Qs/∆P . P/Qs Contoh : Harga Barang (Rp) Permintaan (unit) 20 5 30 10 Es = ∆QS/Qs : ∆ P/P = 10 -5 : 30 – 20 5 20 = 5 ; 10 5 20 2 = 1 x 1 = 2 > 1 elastis 1.5.Elastisitas seluruh kurva penawaran Berdasarkan sifat hubungan searah antara harga dengan jumlah yang ditawarkan maka kurva penawaran mempunyai arah yang positif. Akan tetapi dalam bentuknya yang ekstrim, kurva penawaran ada yang vertikal dan horizontal. Sehingga ada lima bentuk elastisitas seluruh kurva penawaran : 1. Penawaran Elastisitas Sempurna :artinya pada suatu tingkat harga tertentu,jumlah Px barang yang ditawarkan tidak terbatas

es = ~ s 0

QSx 24

2. Penawaran Elastis : artinya perubahan dari jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada perubahan harga Px

es > 1

s

s 0

QSx

3. Penawaran Unitary Elastis : artinya perubahan jumlah yang ditawarkan sebanding dengan perubahan harga Px s es=1

0 QSx 4. Penawaran Inelastis : artinya perubahan harga akan lebih besar jika dibandingkan dengan perubahan jumlah yang ditawarkan Px s es <1 s 0 QS 5. Penawaran Inelastis Sempurna: artinya pada jumalah penawaran barang tertentu, harga ditawarkan tidak terbatas Px s es = 0

0

s

Qdx

25

BAB 6 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Perilaku konsumen 2. Teori perilaku konsumen : teori nilai guna 3. Hukum Gossen I dan hukum Gossen II 4. Teori perilaku konsumen : teori nilai guna ordinal/kurva indiferen 6.1.

Perilaku konsumen : Disebut juga : tingkah laku konsumen atau tindakan konsumen (Consumer’s Behaviour). Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. Analisanya membahas : a) Alasan para pembeli / konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi. b) Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperoleh.

6.2. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua pendekatan: 1. Pendekatan Nilai Guna (Utility) kardinal / Marginal Utility Approach 2. Pendekatan Nilai Guna (Utility) Ordinal / Kurva Indiferen Approach Pendekatan Nilai Guna (Utility) kardinal / Marginal Utility Approach: Pada prinsipnya kepuasan (guna/utility) dapat dibedakan menjadi dua : 1) Nilai Guna Total/ Total Utility / TU : Jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. 2) Nilai Guna Marginal /Marginal Utility/ MU : Pertambahan (pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. 6.3.

Hukum Gossen I (Hukum nilai guna yang semakin menurun / the law of diminishing(descreasing marginal utility) : “ Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terusmenerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh.” 26

Tabel 6.1 Nilai Guna Total(TU) dan Nilai Guna Marginal(MU) Barang X

TU MU

0 0 -

1 7 7

2 13 6

3 16 3

4 18 2

5 19 1

6 19 0

7 18 -1

TU/ MU

20 18 16

TU

14 12 10 8 6 4 2 0 1 -2

2

3

4

5

6

7

X MU

Dari gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Selama marginal utility positif, total utility naik 2. Selama marginal utility negatif, total utility turun 3. Pemenuhan kebutuhan akan diteruskan hingga total utility mencapai maksimum dan marginal utility menjadi nol. Pemuasan maksimum jika marginal utility sama dengan nol. Makin banyak yang dimiliki makin rendah marginal utilitynya. Hukum Gossen II (Hukum menyamaratakan guna marginal setiap rupiah) : Kepuasan yang maksimum tercapai apabila guna marginal dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk masing-masing barang dan jasa telah sama besarnya. Secara matematik hukum tersebut dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Mux = Muy= Mun Px Py Pn 27

Keterangan : Mu = guna marginal x,y,n = barang yang dibeli P = harga barang yang bersangkutan Contoh: Seorang yang menkonsumsi dua macam barang yaitu barang X dan barang Y. Harga barang X per unit Rp 2.000 dan harga barang Y per unit Rp 1.000. Jumlah uang yang dibelanjakan sebesar Rp 12.000. Hubungan barang X dan Y dengan TU dan Mu dapat terlihat pada tabel berikut : Hubungan barang X dengan TU dan MU Barang X TUx Mu x (unit) 1 16 16 2 30 14 3 42 12 4 52 10 5 60 8 6 66 6 7 70 4 8 72 2

Hubungan barang Y dengan TU Barang Y (unit) 1 2 3 4 5 6 7 8

TUy

Muy

11 21 30 38 45 51 56 60

11 10 9 8 7 6 5 4

Pertanyaan : Berapakah jumlah barang X dan barang Y yang dapat dibeli konsumen dengan uang sebesar Rp 12.000 ? Jawab :

Kombinasi Kemungkinan pembelian Barang X 2 3 4 5 6

Barang Y 8 6 4 2 0

Total Uitility Yang Diperoleh Dari pembelian barang X Dan Barang Y TUx TUy Total 30 42 52 60 66

60 51 38 21 -

90 93 90 81 66

Dalam hal ini konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika, ia membeli 3 unit barang X dan 6 unit barang Y, karena total utility yang diperoleh paling besar.

28

Bukti : Barang X = 3 unit, Mux = 12 Px = 2.000, sehingga

Mux

12 =

Px Barang Y = 6 unit, Muy = 6 Py = 1.000, sehingga

= 2.000

Muy

500

6 =

Py

3

3 =

1.000

500

6.4. Teori perilaku konsumen : teori nilai guna ordinal/kurva indiferen Pada prinsipnya analisa kurva indeferen mengatakan bahwa kepuasan sesorang tidak dapat diukur secara kuantitatif, misalnya dengan uang. Jadi besar kecilnya kepuasan itu dapat dilihat dari perbandingan antara beberapa kemungkinan jumlah barang yang dikonsumsikan. Kurva indiferen/ indeference curve/ kurva kepuasan sama : “ Suatu kurva yang menunjukkan titik-titik kemungkinan kombinasi konsumsi dari dua jenis barang yang memberikan kepuasan sama.” Dengan perkataan lain : Kurva kepuasaan sama dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang memberikan kepuasan yang sama besarnya. Tabel 6.2. Makanan dan Pakaian Yang Memberikan Kepuasan Yang Sama Titik A B C D E F

Makanan (Y) 10 7 5 4 3 2

Pakaian (X) 2 3 4 5 7 10

Tingkat Penggantian 3/1 = 3,0 2/1 = 2,0 1/1 = 1,0 1/ 2 = 0,5 1/3 =0,33

29

Kurva Indiferen : Y 10

A

9 8 7

B

6 5

C

4

D

3

E

2

F IC X

1 0

1

2

3

4

5

6 7

8

9

10

Ciri kurva indiferen : Cembung terhadap titik origin. Tingkat pengembalian marginal/ Marginal Rate of Substitution (MRS) : Berdasarkan tabel di atas , menunjukkan bahwa seorang konsumen mengkonsumsi makanan jauh lebih besar dari pakaian. Kepuasan dititik A sama dengan kepuasan titik B dimana mengkonsumsi 7 makanan dan 3 pakaian. Perubahan dari A ke B menunjukkan bahwa penambahan satu pakaian, konsumen tersebut mengurangi 3 makanan. Besarnya tingkat perubahan penggantian makanan terhadap pakaian adalah 3 dibanding 1. Tingkat perubahan ini disebut : Tingkat penggantian marginal makanan terhadap pakaian. Atau Marginal Rate of Y for X (MRSyx)

30

BAB 7 TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN BIAYA PRODUKSI

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Perilaku produsen 2. Fungsi produksi 3. Produksi jangka pendek dan jangka panjang 4. Pengertian biaya 5. Biaya-biaya jangka pendek dan jangka panjang 7.1 Perilaku produsen (Tingkah Laku Produsen/ Producer’s Behavior) : “ Suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya” Pada setiap kegiatan ,seorang produsen terlebih dulu harus membuat keputusan mengenai: apa yang akan diproduksi ,bagaimana cara memproduksinya,faktor produksi yang digunakan dan jumlah barang/ jasa yang dihasilkan Hubungan antara jumlah barang yang dihasilkan dalam suatu kegiatan produksi (output) dengan faktor-faktor produksi yang digunakan dapat digambarkan dalam kurva produksi. Tujuan perusahaan : memaksimumkan keuntungan (profit). Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualannya kurang dari biaya produksi. 1.2.Fungsi Produksi (Production Function) : “ Hubungan teknis antara faktor-faktor produksi (yang disebut masukkan/input) dengan hasil produksinya (yang disebut juga dengan produk/output). Secara umum fungsi dapat ditulis dalam bentuk : Q = f (K,L,R,T) dimana : Q = jumlah produksi yang dihasilkan K = junlah stok modal L = jumlah tenaga kerja yang meliputi berbagai tenaga kerja dan keahlian R = kekayaan alam T = tehnologi Ada tiga cara berproduksi : 1. Fixed input + fixed input  Output 2. Fixed input + variable input  Output  Short Run Production 3.Variable input + variable input  Output  Long Run Production 1.3. Produksi jangka pendek (Short Production) : Fixed input + Variable input a) Produk total / Total Product / TP : Jumlah produk seluruhnya yang dihasilkan. 31

b) Produk rata-rata / Average Product/ AP : Merupakan hasil pembagian total produk dengan jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan.: TP AP = L c) Produk Marginal/ Marginal Product / MP : Merupakan berapa jumlah tambahan produk total yang akan diperoleh dari penambahan satu unit kerja.: ∆TP MP = ∆L

Contoh soal : Tabel 7.1. Produksi padi pada sebidang tanah (1 Ha) dengan berbagai input tenaga kerja per tahun Tenaga Kerja Produk Total Produk Rata-rata Produk Marginal (L) (TP) (AP) (MP) 0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 3 8 12 15 17 17 16 13

0 3 4 4 3 3/4 3 2/5 2 5/6 2 2/7 1 5/8

3 5 4 3 2 0 -1 -3

32

TP,AP, MP 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 A 7 6 5 B 4 3 2 1 0 -1 1 2 3 -2 -3 Gambar 7.1 Kurva TP, AP dan MP

C

TP

AP L 4

5

6

7

8 MP

Keterangan : 1. Penggunaan tenaga kerja sampai tingkat TP cekung ( 0 – A) ,maka AP & MP meningkat. 2. Penggunaan tenaga kerja sampai tingkat TP cembung ( A- C ), maka MP menurun. 3. Penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP menurun (titik C), maka MP negatif. 4. Penggunaan tenaga kerja dimana garis lurus dari titik O menyinggung kurva TP maka MP = AP dan AP berada dalam posisi maksimum. Kesimpulan : 1. Selama AP menaik, maka MP > AP 2. Selama AP menurun, maka MP < AP 3. Waktu AP maksimum, maka MP = AP Kurva produk marginal yang menurun menggambarkan berlakunya Hukum Tambahan Hasil Yang Semakin Kecil (Law Of diminishing returns) : “ Bilamana satu macam input variabel ditambah sedangkan input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan input tadi, mula-mula akan menaik, tetapi setelah mencapai titik tertentu,kemudian akan menurun terus bila input tersebut ditambah terus.

33

Produksi jangka panjang (Long Run Production) : Variabel input + Variabel input : Tabel 7.2 . Hubungan antara mesin ,buruh dan output yang dihasilkan dari kombinasi Mesin 6 5 4 3 2 1

Output A 346 316 262 245 200 141 1

Yang B 490 448 400 346 282 200 2

dihasikan C 600 548 490 423 346 245 3 Buruh

dari D 693 632 548 564 490 282 4

kombinasi E 775 705 632 548 448 316 5

F 846 775 693 600 490 346 6

a)

Berdasarkan tabel di atas, hasil sebesar 141 unit dan seterusnya merupakan seluruh hasil yang diperoleh selama produk (=produk total/TP). 141 Produk rata-rata (AP ) = = 141 1 200 - 141 Produk marginal (MP ) = = 59 2-1

b)

Berdasarkan tabel di atas , misalnya kita ingin memproduksi sebesar 346 unit output maka jumlah tersebut dapat dihasilkan dengan berbagai kombinasi buruh dan mesin.

Tabel 7.3. Output = 346 unit Kombinasi A B C F

Mesin 6 3 2 1

Buruh 1 2 3 6

34

Mesin 6 5

A

4 3

B

2

C F

1 0

1

2

3

4

5

6

Kurva Isoquant Buruh

Kurva Isoquant (Isoquant Curve) : “ Suatu kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua atau tiga macam input variabel yang menghasilkan output yang sama.” Contohnya : pada output sebesar 346 unit. Sifat-sifat Kurva Isoquant : 1. Cembung kearah titik origin 2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah 3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak 4. Antara kurva yang satu dengan yang lainnya tidak dapat saling berpotongan 5. Slope kurva isoquant dapat negatif dan positif Hubungan antara pertambahan variable input dan output ( Returns to Scale), ada tiga macam : 1. Increasing returns to scale : misal , input naik sebesar 4 % maka output naik sebesar 10 %. 2. Constant returns to scale : misal, input naik sebesar 4 % maka output naik sebesar 4 % 3. Decreasing returns to scale : misal, input turun sebesar 6 %, maka output tutun sebesar 4 %. 1.4. Pengertian Biaya (Cost) : “ Semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap untuk dipergunakan konsumen, baik betul-betul dikeluarkan (explicit cost) maupun yang tidak betul-betul dikeluarkan,misalnya dari milik sendiri (implicit cost). Biaya berdasarkan waktu : 1. Dalam jangka pendek/ Short Run terdiri dari biaya tetap (fixed cost ) dan biaya variabel (variable cost). 2. Dalam jangka panjang / Long Run hanya terdapat biaya variabel (variable cost). 35

1.5. Biaya jangka pendek (Short Run Production) ada tujuh macam biaya : 1) Biaya tetap total / Total Fixed Cost/ TFC : Biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar kecilnya kuantitas produksi. Misalnya penyusutan mesin dsb. Input tetap X harga input tetap 2) Biaya variabel total/ Total Variable Cost/ TVC : Biaya yang jumlahnya berubah2 sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Input variabel x harga input variabel 3) Biaya Total / Total Cost / TC : Jumlah dari biaya tetap total dan biaya variabel total. TC = TFC + TVC 4) Biaya tetap rata-rata/ Average Fixed Cost/ AFC : Diperoleh dengan cara membagi biaya tetap total dengan jumlah yang dihasilkan. TFC AFC = Q 5) Biaya variabel rata-rata / Average Variable Cost / AVC: Diperoleh dengan membagi biaya variabel total dengan kuantitas produksinya. TVC AVC = Q 6) Biaya rata-rata/ Average Cost / AC : Diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap rata-rata dengan biaya variabel rata- rata. Atau dengan membagi biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. TC TFC TVC a) AC = atau AC = + Q Q Q b) AC = AFC + AVC 7) Biaya marginal/ Marginal Cost / MC : Tambahan biaya total dibagi dengan tambahan produk. ∆ 𝑇𝐶 MC = ∆ 𝑄 8) Biaya jangka panjang (Long Run Production) :

Biaya produksi jangka panjang tidak ada biaya tetap dan yang ada hanya biaya variabel yang terdiri dari : 1) TVC = TC TC 2) AC = Q ∆ 𝑇𝐶 3) MC = ∆ 𝑄

36

BAB 8 TEORI PASAR

Materi yang dibahas dalam bab ini sebagai berikut : 1. Pengertian pasar 2. Pengolongan bentuk-bentuk pasar 3. Ciri-ciri bentuk –bentuk pasar 4. Praktek penetapan harga 5. Keseimbangan perusahaan 8.1. Pengertian Pasar : Pasar dalam teori ekonomi : Kumpulan dari seluruh permintaan dan penawaran dari barang-barang dan jasajasa. Untuk menentukan bentuk sebuah pasar harus diperhatikan : a. Jumlah penjual dan jumlah pembeli b. Barang yang diperjualbelikan apakah sejenis (homogen) atau berbeda. c. Bagaimana hubungan antara penjual dan pembeli 8.2. Dalam analisa ekonomi, bentuk pasar digolongkan menjadi dua : 1) Pure Competition / Pasar Persaingan Murni. Bentuk pasar ini ,hanya terdapat pada teori ekonomi, digunakan untuk membandingkan dengan bentuk – bentuk pasar lainnya. 2) Non Pure Competition / Pasar Persaingan Tidak Murni. Bentuk pasar ini, yang dipakai dalam aktivitas perekonomian . Dilihat dari sudut sifat barang yang diperjualbelikan dan banyaknya penjual, maka pasar di bagi : 1. Pure Competition dan Perfect Competition (Pasar Persaingan Sempurna) 2. Non Pure Compettion : - Pasar Monopoly - Monopolistic Competition (Pasar Persaingan Monopoli) 3. Duapoli 4. Bilateral Monopoli 8.3. Ciri-ciri bentuk pasar : Pure Competition ( Pasar Persaingan Sempurna) : Ciri-Cirinya : 1) Pembeli dan penjual jumlahnya banyak sekali. Pada kondisi seperti ini, maka tidak ada seorang penjualpun yang dapat mempengaruhi harga atau jumlah produk yang ditawarkan. 2) Barang dan jasa yang ditawarkan homogen. 37

Pada kondisi seperti ini, maka tidak ada seorang penjualpun yang dapat menaikkan harga di atas harga yang berlaku. 3) Tidak ada rintangan dalam memasuki suatu pasar. Pada kondisi seperti ini, berarti setiap orang yang ingin mendirikan perusahaan akan memperoleh kebebasan untuk melaksanakannya atau tidak. Perfect Competition (Pasar Persaingan Sempurna) : Merupakan penyempurnaan dari pasar persaingan murni. Ciri-cirnya : Sama dengan Pure Competiton ditambah dengan : 4) Konsumen,pemilik produksi dan perusahaan mempunyai pengetahuan mengenai harga dan biaya-biaya yang sekarang mapun yang akan datang. Monopoly (Pasar Monopoli ) : Meliputi seorang penjual terhadap suatu jenis barang. Jadi perubahan harga dari barang lain tidak mempengaruhi harga dan jumlah barang yang dijual oleh seorang penjual ( Monopolist). Ciri-cirinya : Terdapat apabila penjualan suatu barang diproduksi dan ditawarkan oleh seorang penjual tunggal (Monopolist). Monopsoni : permintaan dikuasai oleh seorang pembeli tunggal. Dalam prakteknya, kita selalu berhadapan dengan bentuk pasar Monopolistic Competition (Pasar Persaingan Monopolistis). Monopolistic Competition (Pasar Persaingan Monopolistis) dibagi dalam dua bentuk : 1.Banyak penjual 2.Sedikit penjual Monopolistic Competition (Pasar Persaingan Monopolistis) dengan banyak penjual : Ciri-cirinya : 1) Banyaknya penjual tidak mempunyai pengaruh timbal balik satu sama lainnya. 2) Seorang penjual tidak dapat mempengaruhi harga. 3) Perusahaan-perusahaan biasanya kecil. 4) Barang yang diperjual belikan mempunyai perbedaan tertentu. Monopolistic Competition (Pasar Persaingan Monopolistis) dengan sedidkit penjual (Oligopoly) : Ciri-ciri : 1) Sedikit penjual dan alat hubungan timbal balik diantara para penjual. 2) Tidak mudah mendirikan perusahaan sejenis.(Ini disebabkan perusahaan biasanya berskala besar). 3) Barang yang diperjual belikan bisa sejenis dan berbeda. Sedikit pembeli disebut : Oligopsonis. Duopoli : Bentuk pasar dimana penawarannya dikuasai oleh dua orang. 38

Bilateral Monopoli : Bentuk pasar dimana seorang penjual tunggal (Monopolist) berhadapan dengan seorang pembeli tunggal (Monopsonis). 8.4. Praktek Penetapan Harga : Hasil Badan Usaha (Revenue) : 1) Penerimaan (Revenue) : Sejumlah uang diterima dari penjualan sejumlah produk yang dihasilkan. Penerimaan Total / Total Revenue ( TR) : Dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harganya. TR = Q X P 2) Penerimaan Rata-rata / Average Revenue (AR) : Dapat diperoleh dengan jalan membagi penerimaan total dengan jumlah satuan barang yang dijual. AR = TR : Q 3) Penerimaan Marginal / Marginal Revenue (MR) : Tambahan hasil atas TR dibagi dengan jumlah tambahan barang yang dijual (produk). ∆ 𝑇𝑅 MR = ∆𝑄 Tabel 8.1 Penerimaan Total, Rata-rata dan Marginal Pasar Persaingan Sempurna Quantity (Q) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Harga (P) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Total Revenue (TR) 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Average Revenue (AR) 0 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Marginal Revenue (MR) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan kurva TR ,AR dan MR

39

Penerimaan TR 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 jumlah barang 0 1 2 3 4 5 6 Penerimaan

7

8

9 10

100 P= AR = MR 50 jumlah barang 0

1

2 3 4 5 6

7

8

9 10

8.5 Keseimbangan Perusahaan : Tujuan Pengusaha dalam berproduksi : Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi apabila rugi bagaimana menekan kerugian sekecil mungkin. Keuntungan/ laba/ profit : Selisih antara penerimaan total dan biaya total (Laba = TR –TC). Apabila telah dicapai keuntungan total maksimum maka dikatakan : Perusahaaan dalam posisi keseimbangan. Ada tiga kondisi yang menentukan suatu perusahaan : 1. Apabila P > AC, perusahaan mendapatkan laba 2. Apabila P = Ac, perusahaan tidak mendapatkan laba / tidak menderita rugi 3. Apabila P < AC, perusahaan menderita rugi, karena AC = AFC + AVC maka : a) Apabila P = AVC, perusahaan mendapatkan kerugian yang terendah b) Apabila P < AVC, perusahaan ditutup, sebab tambahan penerimaan telah dipakai untuk membayar biaya variabel tidak ada sisa yang dapat dipakai untuk membayar biaya tetap. 40

Keseimbangan perusahaan tercapai pada : 1. Pasar persaingan sempurna apabila : P = AR = MR 2. Pasar persaingan tidak sempurna apabila : P = AR > MR akan tetapi keseimbangan perusahaan selalu tercapai bila MR =MC Keuntungan atau kerugian perusahaan dapat dihitung melalui dua pendekatan : 1. Pendekatan total 2. Pendekatan Marginal 1. Pendekatan total Tabel 8.2 Keuntungan Perusahaan Pada Pasar Persaingan sempurna Q P TR TC Keuntungan 0 8 200 - 200 100 8 800 1.200 - 400 200 8 1.600 2.100 - 500 300 8 2.400 2.400 0 400 8 3.200 3.150 + 50 500 8 4.000 3.300 + 700 600 8 4.800 4.100 + 700 700 8 5.600 5.520 + 80 800 8 6.400 6.400 0 900 8 7.200 7.300 - 100

41

Kurva TR dan TC: Penerimaan

7500 TC R

7000

TR

6500 6000 5500 5000 4500 4000

L

3500 3000 2500 2000 1500

R

1000 500 0

100 200 300 400

500 600 700 800 900

Output

Perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada 600 unit barang dengan keuntungan sebesar 700. Titik A dan titik B merupakan titik pulang pokok (break even point). 2. Pendekatan Marginal: Tabel 8.3 Keuntungan perusahaan pada Pasar Persaingan Sempurna Q P MR TC MC AC Laba / Rugi Per unit Total 100 8 8 1.200 12 12 -4 - 400 200 8 8 2.100 9 10,50 - 2,50 - 500 300 8 8 2.900 8 9,67 - 1,67 - 501 400 8 8 3.500 6 8,75 - 0,75 - 300 500 8 8 3.900 4 7,80 + 0,20 + 100 600 8 8 4.700 8 7,83 + 0,17 +102 700 8 8 5.800 11 8,29 - 0,29 - 203 800 8 8 7.500 17 9,38 - 1,38 - 1.104 42

Perusahaan akan berada dalam keadaan keseimbangan pada saat : MR = MC= 8 dengan output sebesar 600 unit. Pada saat MR = P = 8 dan AC = 7,38. Keuntungan perusahaan = 8 – 7,83 unit = 0,17 unit. Keuntungan total = 0,17 x 600 = 102. Kurva AC dan MC : Penerimaan MC 16 14 12

AC

10 8 6 2 0

100

200 300 400 500 600 700 800

Q

Keterangan : Laba maksimal = MR = MC Harga perunit = BQ Biaya perunit = EQ Laba perunit = BE Laba total = BE X AB = ABDE 43

Keterangan : Apabila Rugi : Harga perunit = AQ Biaya perunit = BQ Rugi perunit

-

= AB

Rugi total = AB X BC = ABCD

44

45

DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno.Pengantar Teori MikroEkonomi ,PT.Raja Grafindo Perkasa,Jakarta, Endang Setyowati ,dkk, Ekonomi Mikro Pengantar, STIEI YPKN, Yogyakarta Boediono,Seri Sinopsis pengantar Ilmu ekonomi Mikro Nomor 1,BPFE UGM,Yogyakarta Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, PT.Raja Grafindo Persada , Jakarta

46

Related Documents


More Documents from ""

Gabungan.docx
April 2020 9
Kata Pengantar.docx
April 2020 8
Bab I.docx
April 2020 12