Materi Cekungan Ombilin.pptx

  • Uploaded by: softy putri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Cekungan Ombilin.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,342
  • Pages: 32
CEKUNGAN OMBILIN

CEKUNGAN OMBILIN

GEOLOGI REGIONAL LOKASI CEKUNGAN OMBILIN

TEKTONIK CEKUNGAN OMBILIN

STRATIGRAFI CEKUNGAN OMBILIN

Formasi Ombilin Formasi Sawahtambang Formasi Sawahlunto Formasi Sangkarewang Formasi Brani Pra-Tersier Gambar 1. Diagram alir cekungan ombilin

LOKASI CEKUNGAN OMBILIN

Cekungan Ombilin adalah cekungan tengah busur (Intra-Arc Basin) yang terletak di dalam Pegunungan Barisan Sumatera. Eksplorasi minyak dimulai di Cekungan Ombilin pada awal 1980-an ketika pemetaan geologi dilakukan, survei radar aperture sintetis (SAR), dan survei geofisika. South West Bukit Barisan merupakan nama blok konsesi minyak dan gas bumi yang terletak di daerah onshore di bagian tengah Sumatera Barat. Blok tersebut sebelumnya bernama Blok Singkarak pada saat dikelola oleh PT. CPI dan Apache Oil Sumatera Inc.

Gambar 2. Peta Blok South West Bukit Barisan

Secara administratif blok tersebut masuk ke dalam wilayah empat kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar, Sijunjung, Solok dan Lima Puluh Kota dan dua kotamadya yaitu Kotamadya Sawah Lunto dan Kota Solok. Daerah ini merupakan daerah terbuka dengan luas sekitar 3.895 kilometer persegi (Koning, 1985). Pengeboran Sinamar No. 1 mencapai kedalaman hingga 3.020 m. Sumur Sinamar No. 1 adalah sumur pengeboran yang bersejarah di industri minyak Indonesia, karena merupakan pengeboran minyak pertama yang di Cekungan Ombilin dan juga yang pertama kali di cekungan n tengah busur (Intra-Arc Basin) di Indonesia.

TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN OMBILIN

Perkembangan struktur pada cekungan Ombilin dikontrol oleh pergerakan Sistem Sesar Sumatera yang membuat sesar tua yang telah terbentuk ditimpa oleh sesar yang lebih muda oleh sistem sesar yang sama (Situmorang, dkk., 1991)

Secara umum, Cekungan Ombilin dibentuk oleh dua terban berumur Paleogen dan Neogen, dibatasi oleh Sesar Tanjungampalu yang memiliki arah utara-selatan.

Struktur Geologi Paleogen Batuan alas Cekungan Ombilin adalah batuan pra-Tersier yang telah membentuk Sumatera sejak Kapur Akhir (McCourt, et al., 1993). Periode tektonik yang membentuk cekungan Tersier di dalam pulau ini adalah periode Tektonik Kapur Akhir-Tersier Awal. Struktur geologi Paleogen dikontrol oleh sesar menganan Utara-Selatan.

Sistem sesar ini terbentuk oleh adanya perbedaan kecepatan pemekaran dasar samudera Lempeng Samudera Hindia (Harding, 1974 dalam Harsa, 1978). Sistem sesar utara-selatan ini merupakan sesar utama dan sesar ini yang telah mengontrol terbentuknya Cekungan Ombilin

Gambar 3. Peta struktur geologi Paleogen Blok South West Bukit Barisan

Struktur geologi Neogen Ada 2 tektonik periode di Pegunungan Barisan pada Neogen, yaitu Perioda Tektonik Miosen tengah, dan Perioda Tektonik Plio-Plistosen. Tektonik Miosen Tengah dicirikan oleh penurunan kecepatan pemekaran Samudera Hindia, yaitu mencapai 5 km/ tahun, sehingga tektonik ini tidak menimbulkan struktur geologi kompresi

Pegunungan Barisan mengalami pengangkatan yang diikuti aktifitas magmatik yang menghasilkan gunung api dan batuan terobosan, dan Cekungan Ombilin mengalami pengangkatan yang dicirikan oleh umur batuan sedimen termuda adalah Miosen Awal, dan tanpa endapan sedimen Miosen Tengah.

Tektonik Plio-Plistosen menghasilkan sesar menganan baratlaut-tenggara, yang disebut Sesar Sumatera (Yarmanto dan Aulia, 1989), dan selama tektonik tersebut Pegunungan Barisan secara menerus mengalami pengangkatan. Sesar utama adalah sistim sesar baratlaut–tenggara yang merupakan bagian Sesar Sumatera, sementara sesarsesar yang lain dianalisis menggunakan model elipsoid baratlaut-tenggara.

Gambar 4. Peta struktur geologi Neogen Blok South West Bukit Barisan

STRATIGRAFI CEKUNGAN OMBILIN

Informasi stratigrafi untuk Cekungan Ombilin yang paling relevan dapat diambil dari data Sumur Sinamar-1 yang dibor oleh PT CPI pada tahun 1984.

Gambar 5. Peta Geologi Cekungan Ombilin (dimodifikasi dari Koesoemadinata dan Matasak, 1981)

Secara umum urutan stratigrafi dari endapan pada Cekungan Ombilin dari umur yang lebih tua ke umur yang lebih muda adalah : Pre-Tertiary basement, Formasi Brani, Formasi Sangkarewang, Formasi Sawahlunto, Formasi Sawahtambang dan Formasi Ombilin.

Tabel 1. Stratigrafi cekungan Ombilin

Formasi Pre-Tertiary basement ■ Ciri litologi Formasi Pre-Tertiary terdiri dari batuan granit, limestone laut dalam dari Formasi Tuhur, limestone massive dan formasi Silungkang dan slate/phylites dari Formasi Kuantan.

Formasi Brani ■ Ciri litologi Formasi Brani tersusun oleh konglomerat polimik berwarna ungu kecoklatan dengan fragmen berukuran kerikil hingga kerakal dan matriks berupa pasir lempungan. Fragmen konglomerat terdiri dari bermacam-macam litologi yaitu andesit, batugamping, batusabak, dan granit. ■ Ketebalan

formasi tersebar secara luas di tepi cekungan ombilin dan juga inti antiklin palangki di bagian selatan cekungan. Terpapar jelas dibagian baratlaut cekungan. Ketebalan berkisar lebih dari 646m

■ Umur dan Lingkungan Pengendapan Tidak ada fosil yang ditemukan untuk menunjukkan umur Formasi Brani. Namun menurut penelitian terdahulu batuan Formasi Brani diperkirakan berumur Paleosen akhir hingga Eosen awal.

Lingkungan pengendapan di lacustrin alluvial fan.

■ Hubungan stratigrafi Formasi Brani terletak di atas formasi pra-Tersier tidakselaras pada pra-Tersier batuan plutonik dan memiliki hubungan saling menjari dengan Formasi Sangkarewang.

Formasi Sangkarewang ■ Ciri litologi Formasi ini terdiri dari shale bersifat karbonatan dengan warna abu-abu gelap, tipis, struktur tajam dan sandstone tipis. ■ Ketebalan Formasi ini hampir seluruhnya tersebar di bagian barat laut cekungan dengan ketebalan sekitar 754m

■ Umur dan lingkungan pengendapan Fosil yang ditemukan berupa fosil polen yang terdiri dari Verrucatosporites dan Monocolpites dengan jumlah yang melimpah, dan hadirnya Echitriporites trianguliforms dan Adenanthera pavonina, Ephedripites.

Fosil tersebut mengindikasikan umur Eosen/Pre-Eosen, sehingga batuan Formasi Sangkarewang diperkirakan berumur Paleosen. (Koesoemadinata dan Matasak, 1981)

Lingkungan pengendapan Formasi Sangkarewang adalah lacustrin alluvial fan

■ Hubungan stratigrafi Hubungan Formasi Sangkarewang dengan Formasi Brani adalah saling menjari sedangkan hubungan Formasi Sangkarewang dengan Formasi Sawahlunto adalah selaras

Formasi Sawahlunto ■ Ciri litologi Formasi Sawahlunto tediri dari shale dari zaman Eocene, siltstone, quartz, sandstone dan batubara (coal) yang ditemui di sebagian besar di wilayah tenggara dari Cekungan Ombilin ■ Ketebalan

Formasi Sawahlunto tersebar dibagian baratlaut dari cekungan, baratlaut dari kota Sawahlunto. Ketebalan formasi Sawahlunto ini sekitar 274m

■ Umur dan lingkungan pengendapan Ditemukan fosil Proxapertites Operculatus menindikasikan formasi tersebut memiliki umur Eosen, dan masih banyak lagi fosil yang ditemukan pada Eosen karena fosil mikro yang ada sangat kecil.

Lingkungan pengendapan Formasi Sawahlunto pada daerah penelitian yaitu lingkungan fluvial dengan sistem sungai berkelok (meander).

■ Hubungan stratigrafi Menurut Koesoemadinata dan Matasak (1981), Formasi Sawahlunto berumur Eosen dan terendapkan secara selaras di atas Formasi Brani dan Formasi Sangkarewang

Formasi Sawahtambang ■ Ciri litologi Formasi Sawahtambang terdiri dari konglomerat berumur Oligocene, sandstone dan shale yang diendapkan oleh sistem aliran sungai

■ Ketebalan Menurut Koesoemadinata dan Matasak (1981), Formasi Sawahtambang memiliki ketebalan antara 625 meter sampai 825 meter, dan menunjukkan terjadinya penebalan dari utara ke selatan cekungan

■ Umur dan lingkungan pengendapan Tidak ada fosil yang ditemukan kecuali sisa tumbuhan. Analisa palinologi dilakukan di anggota Rasau yang mengindikasikan umurnya berkisar Eosen – Oligosen.

Anggota Rasau Formasi Sawahtambang ■ Ciri litologi Pada bagian bawah Formasi Sawahtambang terdapat Anggota Rasau yang terdiri dari perselingan batupasir konglomerat dan batulempung abu-abu, dan tidak mengandung batubara. ■ Ketebalan Persebaran dan Ketebalan anggota ini hanya di bagian barat daya cekungan yang mana mempunyai hubungan dengan formasi Sawahlunto. Ketebalannya pada lokalitas jenisnya adalah 600 m

■ Umur dan lingkungan pengendapan Umur Anggota Rasau Formasi Sawahtambang adalah oligosen. Anggota ini diinterpretasikan terendapkan di flood plain basin dengan sungai kelok yang rendah ■ Hubungan stratigrafi Anggota Rasau Sawahtambang.

mempunyai

hubungan

berupa

menjari

dengan

formasi

Anggota Poro Formasi Sawahtambang ■ Ciri litologi Formasi Sawahtambang terdapat Anggota Poro yang terdiri dari batupasir kuarsa, dengan sisipanpan serpih abu-abu dan lurik batubara dan batulanau karbonatan (Koesoemadinata dan Matasak, 1981).

■ Ketebalan

Anggota ini tersebar terutama di bagian barat cekungan, seperti yang terpapar sepanjang Jalan Raya Trans-Sumatra dengan ketebalan sekitar 300m

■ Umur dan lingkungan pengendapan Tidak ada fosil yang ditemukan di anggota ini dan karena itu tidak ada penentuan umur untuk formasi. Namun menurut penelitian terdahulu umur anggota Poro Formasi Sawahtambang ini termasuk dalam Oligosen. Anggota ini diendapkan di lingkungan flood plain yang terpotong oleh sungai dengan kelokan rendah

■ Hubungan stratigrafi Hubungan formasi Sawahtambang dengan anggota Poro Formasi Sawahtambang adalah menjari

Formasi Ombilin ■ Ciri litologi Formasi Ombilin terdiri dari shale abu-abu muda sampai medium, dimana sering ditemukan calcareous dan biasanya mangandung limestone, sisa-sisa tumbuhan dan sel-sel moluska. Ketebalan limestone pada Formasi Ombilin terlihat sampai ketebalan 200 ft (60 m). ■ Ketebalan Formasi Ombilin memiliki ketebalan mencapai 1442 m (Koesomadinata dan Matasak, 1981), sedangkan berdasarkan Koning (1985), memiliki tebal mencapai 2740 meter hal ini didasarkan atas data seismik.

■ Umur dan lingkungan pengendapan Umur Formasi Ombilin adalah Miosen Awal. Lingkungan pengendapan dari Formasi Ombilin merupakan indikasi dari lingkungan marine hal ini disebabkan dominan keterdapatan glauconite yang menyusunnya serta keterdapatan fosil foraminifera (Koesoemadinata dan Matasak, 1981).

■ Hubungan stratigrafi Formasi Ombilin memiliki hubungan stratigrafi berupa selaras dengan formasi sawahtambang.

Related Documents


More Documents from "Sayyid Abdullah"

Rumus Litologi.docx
December 2019 8
Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54