Materi Ajar Qada Dan Qadar.docx

  • Uploaded by: yuuki
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Ajar Qada Dan Qadar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,326
  • Pages: 4
Materi Ajar : Iman Kepada Qadla dan Qadar

Beriman Kepada Qadla dan Qadar merupakan salah satu rukun Iman yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Selama manusia masih hidup pembicaraan tentang qadla dan qadar selalu menarik untuk dibicarakan. Perlu diyakini bahwa apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti telah digariskan oleh Allah Yang Mahakuasa dan Yang Mahabijaksana. Semua telah tercatat secara rapi dalam sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuanketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan manusia tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka ia memiliki peluang atau kesempatan untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, berusaha keras untuk mencapai yang dicita-citakan tanpa berpangku tangan menunggu takdir, dan berupaya memperbaiki citra diri. 1.

Pengertian dan Dalil Naqli

Menurut bahasa, qadla berarti ketentuan atau ketetapan. Menurut istilah qadla adalah ketentuan atau ketetapan Allah sejak zaman azali yang belum diketahui oleh Makhluk dan belum terlaksana. Menurut bahasa qadar adalah jangka atau ukuran. Menurut istilah qadar adalah ketentuan Allah yang telah terjadi pada makhluk sesuai dengan rencananya sezak zaman azali yang dicatat di lauhil mahfudz Iman kepada Qodho dan Qodar adalah membenarkan dengan sesungguhnya bahwa yang terjadi –baik atau buruk- itu adalah atas Qodho dan Qodar Allah. Seorang muslim wajib percaya sepenuhnya bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir semua makhluk-Nya, termasuk takdir semua umat manusia: Rezeki, ajal, amal, bahagia, atau celakanya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

َ‫اب‬ َ ِ ْ‫للاِ َعلَى َذَلِكََ إِناَ ناب َْرأَهَآ أَن قَ ْب ِلَ ِمن ِكتَابَ فِي ِإالَا أَنفُ ِس ُك َْم َوالَفِي اْألَر‬ َ َ‫يَسِير‬ َ ‫ص‬ ِ ‫ض فِي ُّم‬ َ َ‫صيبَةَ مِ ن َمآأ‬

َ‫ل‬ َ ‫س ْوا ِل َك ْي‬ َ ‫ل الَيُحِ بَُّ َو‬ َ‫ُم ْختَالَ ُك ا‬ َ ْ‫للاُ َءاتَا ُك َْم بِ َمآ َوالَتَ ْف َر ُحوا َمافَاتَ ُك َْم َعلَى تَأ‬ َ‫فَخُور‬

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22). (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (23).” (QS. Al-Hadiid [57]: 22-23) Demikian pula halnya, Rasulullah SAW bersabda: ْ ‫ُطفَةَ يَ ْوماَ أَرْ بَ ِعيْنََ أ ُ ِم َِه َب‬ ْ ‫ن‬، ‫ن ث ُاَم‬ َ‫ن فِي خ َْلقُ َهُ يُجْ َم َُع أ َ َح َد ُك َْم إِنا‬ َِ ‫ط‬ َُ ‫ل َعلَقَةَ يَ ُك ْو‬ ََ ْ‫ذَلِكََ مِ ث‬، ‫ضغَةَ يَ ُك ْونَُ ث ُاَم‬ ََ ْ‫ذَلِكََ مِ ث‬، ‫ل ث ُاَم‬ َُ ‫س‬ َُ ُ‫ح فِ ْي َِه فَيَ ْنف‬ ََ ‫الرُّ ْو‬، ‫ َك ِل َماتَ بِأَرْ بَعَِ َويُؤْ َم َُر‬: ْ ‫ل ُم‬ َ ْ‫خ ْال َملَكَُ إِلَ ْي َِه يُر‬ َ‫ب‬ َ ‫س ِعيْدَ َأَ ْوَ َو‬ ِ ْ‫شقِيَ َو َع َم ِل َِه َوأ َ َج ِل َِه ِر ْزقِ َِه بِ َكت‬ َ . Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra.: “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata :

Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/ bahagianya.”

(Muttafaqun ‘Alaihi) ‫اإليمان أن تؤمن باهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم اآلخر وتؤمن بالقدر خيره وشره‬ “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kemudian, dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” ( HR. Muslim ). 2.

Hubungan antara Qadla dan Qadar

Qadar tidak akan terjadi jika tidak ada qadla, dengan demikian semua yang terjadi di alam semesta ini telah ditentukan Allah swt. Terlebih dahulu, yaitu di lauhil mahfudz. Maka bisa dikatakan hubungan antara qadla dan qadar adalah sebagai berikut : 1. 2. 3.

Qada merupakan perencanaa dari qadar, artinya segala sesuatu yang terjadi berawal dari sebuah perencanaan. Perencanaan itu disebut qada sedangkan pelaksanaannya disebut qadar Qadar tidak akan terjadi jika tidak ada qada, artinya tidak ada pelaksanaan jika perencanaanya tidak ada Qadar merupakan perwujudan dari qada, artinya pelaksanaan sesuatu itu merupakan tindak lanjut dari perencanaan.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa hubungan antara qadla dan qadar merupakan hubungan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebab qada merupakan ketentuan, kehendak, dan kemauan Allah swt., sedangkan qadar merupakan perwujudan dari kehendak itu. Qadla bersifat qadim sedangkan qadar bersifat hudus. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara qadla dan qadar itulah yang disebut taqdir. Sebagian ulama membagi taqdir menjadi dua macam, yaitu :

Taqdir Mubram, yaitu taqdir yang tidak bisa dirubah dan tidak dapat dielakan lagi kejadaiannya. Contoh : jenis kelamin, kematian, jodo, kelahiran dan lain-lain. Taqdir Mu’alaq, yaitu taqdir yang pelaksanaannya tergantung pada usaha manusia atau dengan kata lain taqdir yang bisa dirubah dengan ikhtiar dan do’a yang diakhiri dengan tawakal. Contoh : Jika ingin kaya maka bekerjalah, jika ingin jadi juara berlatihlah dengan keras, jika ingin sembuh dari sakit berobatlah. 3.

Unsur Takdir

ILMU : Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara global maupun terperinci, azali dan abadi, baik yang berkaitan dengan perbuatan-Nya maupun perbuatan para hamba-Nya. KITABAH: Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu di “Lauh Mahfudz”. َ‫َللا أَناَ تَ ْعلَ ْمَ أَلَ ْم‬ ََ‫س َماءَِ فِي َما يَ ْعلَ َُم ا‬ َ ِ ْ‫َللاِ َعلَى ذَلِكََ إِناَ ِكتَابَ فِي ذَلِكََ إِناَ َواألر‬ َ‫يَسِيرَ ا‬ ‫ض ال ا‬ “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudzh)? Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”(QS. Al Hajj [22]: 70). ‫سنة ألف بخمسين واألرض السماوات يخلق أن قبل الخلق مقادير للا كتب‬ “Allah telah menulis (menentukan) takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi

lima

puluh ribu tahun.” (HR. Muslim). MASYI’AH: Iman kepada masyi’ah (kehendak) Allah dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi atas kekuasaan-Nya. ‫شيْئا أَ َرا ََد إِذَا أَ ْم ُرَهُ إِنا َما‬ َ َْ‫ل أَن‬ ََ ‫فَيَ ُكونَُ ُكنَْ لَ َهُ يَقُو‬ “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yasin [36]: 82) KHOLIQ: Mengimani bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Tidak ada Kholiq selain-Nya, dan tidak ada Robb (Tuhan) selain-Nya. َ‫ل خَا ِل ُقَ ا‬ َِ ‫َي َء ُك‬ َِ ‫َي َء ُك‬ ُ‫َللا‬ ْ ‫ل َعلَى َوه َُوَ ش‬ ْ ‫َوكِيلَ ش‬ “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar [39]: 62)

Apakah Kita Harus Pasrah pada Taqdir? Hadits yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim, dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi I bersabda: ” ‫الجنة أو النار من مقعده كتب قد إال أحد من منكم ما‬، ‫القوم من رجل فقال‬، ‫قال للا؟ رسول يا نتكل أال‬: ‫ميسر كل إعملوا ال‬، ‫قرأ ثم‬ “Setiap diri kalian telah ditulis (ditetapkan) temmpatnya di sorga atau di neraka. Ada seorang sahabat bertanya : “Mengapa kita tidak tawaakal (pasrah) saja, wahai Rasulullah?” beliau mejawab : “tidak, berbuatlah karena masing-masing akan dimudahkan.” Lalu beliau membaca surat Al lail ayat 4-7 : َ ‫ َواتاقَى أَ ْع‬، ََ‫صداق‬ َ‫س ْعيَ ُك َْم إِنا‬ َ َ‫(ل‬٤)، ‫طى َمنَْ فَأ َ اما‬ َ ‫شتاى‬ َ َ‫ل ِْليُس َْرى ف‬ َ ‫بِال ُح ْسنَى َو‬، ُ‫سنُيَس ُِرَه‬ “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan

yang mudah.” (QS. Al-Lail: 4-7)

Selain itu, Allah SWT juga berfirman: “…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri….” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11) Hikmah Iman kepada Qodho dan Qodar

     

Manusia senantiasa berusaha/ikhtiar. Giat beribadah dan berdo’a. Bersandar kepada Allah SWT (tawakkal) ketika ikhtiar, karena segala sesuatu ditentukan dengan takdir-Nya. Agar seseorang tidak lagi mengagumi dirinya/sombong ketika tercapai apa yang dicita-citakan. Sabar dalam menghadapi cobaan. Menumbuhkan sikap optimis.

Related Documents


More Documents from "LITA"