Prinsip Pengembangan Materi Ajar

  • Uploaded by: LITA
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Prinsip Pengembangan Materi Ajar as PDF for free.

More details

  • Words: 5,182
  • Pages: 27
1. Konsep, Prinsip, dan Langkah-langkah Pemilihan Materi Ajar Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang

materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh

peserta didik.

Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut. Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut. a) Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. b) Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri

khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. c) Prinsip;

adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi

terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. d) Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. e) Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran,

kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,

dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Prinsip-prinsip pembelajaran adalah

yang

dijadikan

dasar

dalam

menentukan

materi

kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan

kecukupan (adequacy). a) Relevansi atau kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menganalisis faktor penyebab pencemaran air di lingkungan tempat tinggal” (Biologi kelas VII semester 2) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang pengertian pencemaran air, jenisjenis bahan pencemar dalam pencemaran air, standar pencemaran air, dan lain sebagainya” (materi konsep), bukan langkah-langkah mengantisipasi menanggulangi pencemaran air (materi prosedur).

b) Konsistensi atau keajegan.

dan

Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan populasi dan komunitas dalam ekosistem (Biologii Kelas VII semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus meliputi deskripsi tentang populasi dan komunitas dalam ekosistem. c) Adequacy atau kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). Dalam

pengembangan

materi

pembelajaran

guru

harus

mampu

mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional. 2) Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan

agar selaras dengan kondisi

masyarakat pantai 3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4) Kebermanfaatan

bagi peserta didik; pengembangan

materi

pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang relatif singkat

setelah suatu materi

pembelajaran tuntas dilaksanakan. 5) Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus didasarkan

pada struktur keilmuan sosiologi. Misalnya:

mengembangkan konsep urbanisasi,

jangan dimaknai secara

geografis (urbanisasi artinya perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan); seharusnya: urbanisasi adalah perubahan pola berpikir, bersikap, dan bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang tradisional menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern, disertai dengan perubahan dalam sarana dan prasarana penunjang kehidupannya. Sebab perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan hanya salah satu cara dalam urbanisasi 6) Aktualitas,

kedalaman,

mengembangkan

materi

dan

keluasan

pembelajaran

materi

pembelajaran;

hendaknya

selalu

mempertimbangkan potensi peserta didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia 7) Relevansi

dengan

kebutuhan

peserta

didik

dan

tuntutan

lingkungan; 8) Alokasi waktu. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran a) Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek- aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif. 

Ranah

Kognitif

jika kompetensi

pengetahuan, pemahaman,

yang

ditetapkan

meliputi

aplikasi, analisis, sintesis,

dan

penilaian. 

Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.



Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian

respons, 

apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

b) Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif

ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek

intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. 

Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.



Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.



Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.



Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya cara-cara pembuatan telur asin.

Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku

yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,

apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku

yang menekankan aspek

keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.

Misalnya metode pembelajaran materi “jembatan

keledai”,“jembatan

fakta atau hafalan bisa menggunakan

ingatan”(mnemonics),

sedangkan

metode

pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”. c) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik. Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran. 

Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama cagar alam dan suaka margasatwa di Indonesia.



Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Biologi menerangkan tentang keanekaragaman spesies salah satunya variasi bentuk daun pada tanaman, kemudian peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk bentuk daun bulat, lonjong, panjang, jorong, dan lain sebagainya.



Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus

diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Seorang guru Biologi membelajarkan bagaimana proses merancang langkah-langkah untuk menguji apakah fotosintesis menghasilkan karbohidrat . 

Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh: Seorang guru Biologi menjelaskan hubungan antara jumlah intensitas cahaya dengan pertumbuhan kecambah.



Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak merokok walaupun lingkungan sebayanya banyak yang merokok akibat pemahaman terhadap bahaya rokok terhadap kesehatan.



Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam membahas materi persilangan monohibrida, peserta didik

diharapkan

mampu

melakukan

percobaan

imitasi

perbandingan gen. Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkahlangkah penentuan materi pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, diagram di bawah ini juga menunjukkan katakata kunci untuk menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

d) Memilih Sumber Bahan Ajar Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.

Diagram 1. Proses Pemilihan Materi Pembelajaran 2. Penentuan Cakupan Dan Urutan Penyajian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).  Penentuan Cakupan Bahan Ajar Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut a) Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran

maka tiap-tiap jenis uraian materi

tersebut memerlukan strategi dan media

pembelajaran yang

berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan

prinsip-prinsip

menentukan cakupan

yang

perlu

digunakan

dalam

materi pembelajaran yang menyangkut

keluasan dan kedalaman materinya.

b) Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi

yang

dimasukkan

pembelajaran. Kedalaman materi

ke

dalam

suatu

materi

menyangkut rincian konsep-

konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SLTP dan SMU, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbedabeda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. c) Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu

tercapainya penguasaan

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang dampak kepadatan penduduk, maka uraian materinya mencakup: 

Dampak kepadatan penduduk bagi ketesedian udara bersih



Dampak kepadatan penduduk bagi ketersediaan air bersih



Dampak kepadatan penduduk bagi kesejahteraan



Dampak kepadatan penduduk bagi ketersediaan lahan



Dampak kepadatan penduduk bagi lingkungan hidup, dan lain sebagainya

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi

kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai.  Urutan Penyajian Bahan Pembelajaran Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.

Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi

pembelajaran

mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Materi pembelajaran

yang sudah ditentukan

ruang lingkup serta

kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis. a) Pendekatan prosedural. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkahlangkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah dalam melaksanakan “Percobaan Fermentasi Nata De Coco ”. Contoh : Urutan Prosedural (tatacara) Pada mata pelajaran Biologi, peserta didik harus mencapai standar kompetensi ”Melakukan Percobaan Fermentasi Nata De Coco”. Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari persiapan media starter, penyaringan dan pendidihan air kelapa, inokulasi (pencampuran dengan starter), fermentasi (pemeraman), dan pemanenan. Prosedur penelitian tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut: Materi pembelajaran : Menyusun rancangan percobaan Fermentasi Nata De Coco Urutan materi

:



Menentukan judul acara percobaan



Merumuskan tujuan percobaan



Menentukan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan



Menyusun cara kerja

b) Pendekatan hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya

harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang) Menyusun rancangan penelitian. Agar peserta didik mampu menyusun rancangan penelitian, peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsepkonsep dasar ilmu pengetahuan yang mencakup: 

kenyataan,



hipotesis,



fakta,



generalisasi,



fenomena atau gejala,



proposisi,



masalah,



potsulat,



data,



teori , dan



bukti/evidence



konsep.



asumsi,

Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan penelitian. Contohnya, untuk dapat mempelajari persilangan Mendel baik sifat monohibrida maupun dihibrida, maka siswa harus memahami terlebih dahulu konsep/teori mengenai hukum Mendel I dan II. Untuk itu, guru harus mengajarkan prinsip barulah ke persilangan mendel, penyimpangan hukum Mendel dan seterusnya. Contoh lainnya, untuk mempelajari materi tentang fermentasi, siswa terlabih dahulu diajarkan tentang apa pengertian dari metabolisme, enzim sebagai biokatalisator, jenis metabolisme (anabolisme dan katabolisme), pembagian pada anabolisme dan katabolisme, barulah kemudian fermentasi didalami pada katabolisme bagian respirasi anaerobik. 3. Sumber Materi Pembelajaran Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada

setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain:



Buku

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. 

Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir. 

Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. 

Majalah ilmiah



Kajian pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya. 

Karya profesional

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan ilmuwan di bidang mikrobiologi misalnya tentu ahli di bidang mikrobiologi. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan mikrobiologi dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di laboratorium mikrobiologi, atau dosen bidang tersebut. 

Buku kurikulum

Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum

hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. 

Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan

Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar. 

Situs-situs internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. 

Narasumber (orang/manusia)



Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)

Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. 

Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)

Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber. Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis

sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah

rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan

ajar dapat berpedoman dengan panduan pengembangan bahan

ajar yang

diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. 4. Langkah-Langkah Pemanfaatan Bahan Ajar (Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru Dan Strategi Mempelajari Baha Ajar Oleh Siswa) 1) Strategi Urutan Penyampaian Strategi a) Urutan Penyampaian Simultan Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh: Seorang guru mata pelajaran Biologi akan menyampaikan materi tentang interaksi dalam ekosistem yang mencakup hubungan netral, predasi, kompetisi,dan simbiosis. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar mengenai definisi dari pola interaksi dalam ekosistem kemudian memberikan contoh secara umum, kemudian setiap jenis interaksi disajikan secara mendalam; 

pengertian dan contoh hubungan netral,



pengertian dan contoh dari hubungan predasi,



pengertian dan contoh dari hubungan kompetisi



pengertian, macam dan contoh dari masing-masing jenis simbiosis.

b) Strategi urutan penyampaian suksesif Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh; seorang Guru Biologi akan mengajarkan materi tentang pengertian dan tingkatan keanekaragaman hayati, pentingnya keanekaragaman

hayati bagi pelestarian ekosistem, dan manfaat keanekaragaman hayati. Pertama-tama guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar mengenai konsep keanekaragaman hayati serta kaitannya dengan pelestarian ekosistem.

Kemudian guru akan menyampaikan materi secara mendalam

mengenai definisi dari keanekaragam hayati serta tingkatan yang ada didalamnya. Setelah itu, guru akan menjabarkan secara mendalam tentang keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia serta alasan mengapa keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelestarian ekosistem (termasuk manusia di dalamnya). Selanjutnya guru akan membahas secara mendalam mengenai manfaat dari keanekaragam hayati; nilai ekologis, nilai sosial budaya, nilai komersil, nilai rekreasi, nilai pendidikan dan penelitian serta sebagai sumber pangan, pakaian perumahan, dan kesehatan. Dengan demikian guru menyampaikan materi secara terstruktur dan terdapat keterkaitan antara penyampaian materi yang satu dengan yang lainnya. 2) Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi Secara garis besar, langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran sangat bergantung kepada jenis materi yang akan disajikan. Langkah-langkah dan strategi yang dijabarkan dalam panduan ini adalah masih dalam taraf minimal. Pengembangannya, diserahkan pada kreativitas guru, sepanjang tidak menyalahi kaidah-kaidah yang telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya. a) Strategi Penyampaian Fakta Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol,

dan

sebagainya).

Langkah-langkah

membelajarkan

materi

pembelajaran jenis “fakta”: 

Sajikan fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar



Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal. Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dan sebagainya. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna,

misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Bantuan menghafal berupa asosiasi berpasangan (pair association) misalnya untuk mengingat-ingat di mana letak stalakmit dan stalaktit pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di atas atau di bawah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pasangkan huruf T pada atas, dengan T pada tit-nya stalaktit. Jadi stalaktit terletak di atas, sedangkan stalakmit terletak di bawah. Contoh lain penggunaan jembatan keledai atau jembatan ingatan: (1) untuk menghafal warna-warna pada pelangi yaitu MEJIKUHIBINIU (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) (2) Untuk menghafal namanama bulan yang berumur 30 hari digunakan AJUSENO (April, Juni, September, Nopember). 

Berikan soal-soal mengingat kembali (review)



Berikan umpan balik



Berikan tes.

Contoh : seorang guru Biologi akan mengajarkan materi pokok “Sistem Gerak Pada Manusia” sub pokok bahasan “sistem gerak pasif ; susunan tulang tengkorak manusia”. Maka langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru adalah: 

Menyajikan

fakta berupa susunan tulang pada tengkorak manusia

meliputi; tulang dahi, tulang ubun-ubun, tulang tengkorak, tulang pelipis, tulang baji, tulang pipi dengan lengkungan-lengkungannya, tulang rahang atas, tulang rahang bawah, tulang tapis, tulang air mata dan tulang hidung. 

Memberikan bantuan kepada siswa untuk mempermudah cara mengingan

susunan

tulang

pada

tengkorak

misalnya

dengan

menyebutkan nama tulang sambil menunjukkan posisinya pada kepala masing-masing, atau dengan membuat singkatan. 

Menunjuk beberapa orang siswa secara acak untuk menunjukkan letak tulang pada tengkorak smbil menghafalkan nama-nama tersebut di

depan kelas. Dengan demikian siswa akan berusaha mengingat dan menguasai materi karena dapat ditunjuk sewaktu-waktu. Selain itu, siswa dapat dibantu untuk mengingat materi dengan memperhatikan presentasi temannya di depan kelas. 

Mengoreksi hasil presentasi siswa di depan kelas jika terdapat kesalahan, memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti atau untuk menanggapi persentasi dari teman sebayanya.



Memberikan tes tulis pada akhir pembelajaran.

b) Strategi penyampaian konsep Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukkan

ciri-ciri,

unsur,

membedakan,

membandingkan,

menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis ”konsep”: 

Sajikan Konsep



Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh)



Berikan soal-soal latihan dan tugas



Berikan umpanbalik



Berikan tes.

Contoh: Seorang guru biologi akan mengajarkan materi pokok “Klasifikasi Tumbuhan” sub pokok bahasan “Perbedaan antara tumbuhan gymnospermae dan angiospermae”. Maka langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru adalah: 

Menyajikan konsep seperti definisi dari tumbuhan gymnospermae dan angiospermae, kemudian menjelaskan masing-masing ciri umum dari tumbuhan tersebut.



Memberikan inti atau ciri-ciri spesifik yang membedakan antara timbuhan gymnospermae, misalnya dari segi perbungaan, morfologi daun, penampakan biji, dan lain sebagainya.



Memberikan tugas berupa mengidentifikasi tumbuhan yang ada di pekarangann sekolah atau di lingkungan tempat tinggal masing-masing apakah termasuk tumbuhan gymnospermae atau angiospermae berdasarkan ciri yang diamati.



Memeriksa dan membahas (mendiskusikan) kembali tugas yang diberikan bersama siswa.



Memberikan tes lisan atau tertulis pada akhir pembelajaran

Contoh lainnya : Guru Biologi akan menyampaikan materi tentang ciriciri mahluk hidup, maka langkah-langkah yang harus ditempuh adalah : 

Menyajikan konsep berupa pengertian dari mahluk hidup, dan ciri-ciri mahluk hidup



Memberikan contoh ciri mahluk hidup yang dapat diamati pada dirinya sendiri maupun mahluk hidup lain yang berada di sekitarnya. Contohnya; siswa merasakan bahwa dirinya setiap saat bernapas, ayam berlarian, burung terbang, tumbuhan putri malu yang mengatupkan daunnya ketika disentuh, dan lain-lain.



Memberikan tugas berupa mencari contoh lain dari masing-masing ciri selain yang telah disebut oleh guru pada lingkungan sekitar



Mengoreksi jawaban

dari tugas yang diberikan

oleh

siswa,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru menjawab pertanyaan mengenai materi yang disampaikan 

Memberikan tes pada akhir pembelajaran

c) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis “prinsip” :



Berikan prinsip



Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip



Berikan soal-soal latihan



Berikan umpan balik



Berikan tes.

Contoh; Seorang guru biologi akan mengajarkan materi pada pokok bahasan Hereditas sub pokok bahasan; Persilangan Mendel. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru adalah : 

Memberikan prinsip yaitu arti dari istilah-istilah dalam genetika (sifat dominan, resesif, intermediet, monohibrida, dihibrida, fenotip, genotip, alel, gen dan lain-lain), teori Hukum Mendel I dan II serta penjelasan maksud dari hukum tersebut



Memberikan contoh soal mengenai persilangan mendel yaitu persilangan monohibrida dan dihibrida untuk sifat dominan, resesif dan intermediet.



Memberikan soal latihan mengenai persilangan monohibrida dan dihibrida untuk sifat dominan, resesif dan intermediet.



Memeriksa/mengecek

jawaban

siswa

kemudian

mendiskusikan

jawaban siswa di depan kelas, mengoreksi pekerjaan yang salah. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa kemudian membahasnya bersama siswa 

Memberikan soal/tes pada akhir pembelajaran untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada materi persilangan mendel.

d) Strategi Penyampaian Prosedur Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah

mengerjakan suatu tugas secara urut. Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi: 

Menyajikan prosedur



Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur



Memberikan latihan (praktik)



Memberikan umpanbalik



Memberikan tes.

Contoh : Seorang guru biologi mengajarkan materi tentang Mikroskop, sub pokok bahasan; cara menggunakan mikroskop. Untuk itu, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut ; 

Menyajikan prosedur/cara menggunakan mikroskop



Mendemonstrasikan cara menggunakan mikroskop di depan siswa



Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan cara menggunakan mikroskop.



Mengadakan tanya-jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti, mengulas dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama praktikum



Memberikan tes lisan, tulis atau berupa tes unjuk kerja.

e) Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif) Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan

kondisi,

pemodelan

atau

contoh,

demonstrasi,

simulasi,

penyampaian ajaran atau dogma. Contoh: pada mata pelajaran Biologi kelas VII

yaitu

memberikan contoh peran manusia dalam menjaga kelestarian

ekosistem. 

Strategi penciptaan kondisi: misalnya, agar siswa aktif dalam berdiskusi maka dibuatkan peraturan yaitu setiap siswa wajib mengajukan

pertanyaan, menanggapi atau menjawab pertanyaan minimal 1 kali dan siswa yang paling aktif dalam berdiskusi akan mendapatkan penghargaan berupa tambahan skor/nilai. 

Strategi pemodelan atau contoh: agar siswa mampu melakukan kegiatan mencangkok maka guru terlebih dahulu mencontohkan cara mencangkok misalnya pada pohon mangga.



Strategi demonstrasi : guru mendemonstrasikan cara menggunakan autoclave dengan baik dan benar sehingga siswa dapat meniru dan dapat menggunakan autoclave

dengan baik dan benar sesuai dengan yang

didemonstrasikan oleh guru di depan kelas. 

Strategi simulasi : guru membuat contoh simulasi tentang proses pembekuan darah, sehingga siswa mampu mengembangkan contoh simulasi lainnya untuk memvisualisasikan materi tentang fagositosit pada sel darah putih.



Strategi penyampaian ajaran atau dogma : guru menyampaikan bahaya zat aditif bagi kesehatan manusia, salah satunya tar pada rokok dan MSG. dengan demikian siswa yang memahami bahaya

zat tersebut akan

menjauhi rokok dan menghentikan konsumsi MSG yang berlebihan. 4. Strategi Belajar Ditinjau

dari

sisi

guru,

perlakuan

(treatment)

terhadap

materi

pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada peserta didik (teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran (learning activity). Secara khusus dalam belajar, kegiatan peserta didik dapat dikelompokkan menjadi menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih. Penjelasan dan contoh berikut adalah minimal. Guru dipersilakan melakukan pengembangan disesuaikan dengan metode-metode lebih mutakhir yang dimiliki: 

Menghafal Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim)

dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama latin, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan

dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang

penting peserta didik paham

atau mengerti, misalnya paham inti dari

metabolisme, dan sebagainya.



Menggunakan/Mengaplikasi Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan

atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah dipelajari.  Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan putusan. Contoh: berdasarkan hasil percobaan ditemukan fakta/bukti bahwa tumbuhan tidak dapat berfotosintesis

dalam

keadaan

tanpa

cahaya.

Dengan

menggunakan fakta tersebut, siswa dapat menyimpulkan bahwa untuk dapat berfotosintesis selain membutuhkan air dan CO2 tumbuhan juga membutuhkan cahaya sebagai sumber energi dalam fotosintesis.  Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep. Misalnya, jika produsen pada suatu ekosistem musnah, maka hewan yang berada pada tingkatan trofik selanjutnya (konsumen I, konsumen II, sampai konsumen puncak) juga akan ikut musnah. Konsep-konsep dalam interaksi tersebut meliputi satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik (rantai

makanan), keseimbangan ekosistem, piramida ekologi, arus energi. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Contoh, seorang anak yang telah memahami konsep “gen adalah pembawa sifat keturunan”, akan dapat menggeneralisasikan bahwa baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia apapun jenisnya, seluruh sifat yang dibawa oleh suatu individu ditentukan oleh gen, baik yang bersifat dominan maupun resesif.  Penerapan

atau

penggunaan

prinsip

adalah

untuk

memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Contoh: seorang peserta

didik

yang

telah

mampu

membuat

instrumen

pengumpulan data dan analisis data, dapat menentukan kesimpulan hasil penelitiannya. Atau siswa yang telah mampu menghitung kepadatan populasi di suatu wilayah, dapat menghitung menghitung kepadatan populasi di daerah manapun juga.  Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktikkan. Contoh: Seorang peserta didik yang telah menguasai materi klasifikasi tumbuhan dan dapat menggunakan kunci determinasi tumbuhan dapat mengidentifikasi jenis tumbuhan yang ada di lingkungannya.  Penggunaan

prosedur

(psikomotorik)

adalah

untuk

mengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan. Sebagai contoh, peserta didik mampu melakukan sterilisasi setelah mendapatkan materi/mengetahui tentang cara sterilisasi.  Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, setelah mendapatka materi tentang “teknik aseptik” maka siswa dapat selalu berindak secara aseptik baik dalam kegiatan laboratorium maupun dalam kegiatan sehari-hari.



Menemukan Penemuan di sini adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah

baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan, merupakan hasil belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya

sebagai

penerapan

strategi

kognitif.

Misalnya,

setelah

mempelajari materi ”golongan darah pada manusia”, seorang siswa dapat mengetahui atau memprediksi golongan darah keturunan seseorang jika telah diketahui golongan darah yang dimiliki oleh orang tuanya.



Memilih Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan

dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel daripada membaca tulisan ilmiah, siswa

memilih untuk menghindari kontak berlebih dengan kucing setelah

mengetahui bahwa kucing menularkan jenis bakteri Helicobacter phyllory.

DAFTAR PUSTAKA Admin. 2007. Penentuan cakupan dan urutan bahan ajar. mhtml:file://E:\net nich\PENENTUAN CAKUPAN DAN URUTAN BAHAN AJAR«E–IPS Cimahi.mht!http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/23/penentuancakupan-dan-urutan-bahan-ajar/. Accses tanggal 5 Januari 2009. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2001. Kebijakan pendidikan menengah umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Awan Sundiawan. 2008. KTSP: PEMILIHAN BAHAN AJAR in Artikel, Dunia Pendidikan, Pendidikan Tags: Dunia Pendidikan, KTSP, Pemilihan Bahan Ajar, Pendidikan. http:\KTSP_ PEMILIHAN BAHAN AJAR « Awan Sundiawan.mht. Accses tanggal 5 Januari 2009.

TUGAS TELAAH KURIKULUM

“Rambu-Rambu Pemilihan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar”

Oleh : Nurlita Lestariani E1A 006 024 Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2009

Related Documents


More Documents from "ajeng anggara"