Materi 3-4 Konsep Penyebab Penyakit.docx

  • Uploaded by: Iin Suhartini
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi 3-4 Konsep Penyebab Penyakit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,774
  • Pages: 19
KONSEP PENYEBAB PENYAKIT Hand out 5 Muntohari, S.Pd. M.Kes.

Konsep Sehat Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan social tida k terbatas bebas dari penyakit dan kelemahan saja (WHO,1947). Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan,

mental dan social dan bukan

hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat kelemahan (Undang-undang No. 9/1960 Pasal 2 tentang Pokok-pokok Kesehatan). Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social

yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonoinis (Undang-undang RI no 23/1992 Pasal I tentang Kesehatan). Sedangkan menurut Flether, sehat mempunyai pengertian tentang sehat fisik, sehat mental dan sehat social yang meliputi 6 D, yakni : Death (kematian), Desease (Peyakit), Disability (Kecacatan), Discomfort ( kekurang nyamanan), Dissatisfaction (kekurang puasan ) dan Destitution ( kelemahan). Ruang lingkup epideiniologi dalam masalah kesehatan meliputi 6 E, yaitu : 1. Etiologi Berkaitan dengan lingkup kegiatan yang mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Inisalnya : etiologi dari malaria adalah parasit plasmodium b 2. Efikasi Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Inisalnya : etifikasi pemberian faksin malaria adalah 40 %

3. Efektifitas Adalah besarnya hasil yang diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya. 4. Efisiensi Adalah sebuah konsep ekonoimi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. 5. Evaluasi Adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau tindakan keperawatan atau masalah kesehatan masyarakat. 6. Edukasi Adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan kesehatan sebagai upaya pencegahan penyakit.

Ada beberapa konsep model yang diajukan tentang status kesehatan dan terjadinya penyakit antara lain : 1. The Traditional (Ecological) Model Host

Agent

Environment

Pada model ekologi diajukan konsep keberadaan status kesehatan ditentukan oleh hasil interaksi antara tuan rumah (host), agent dan

lingkungan (environment) yang menghasilkan keadaan seimbang dalam kondisi normal atau sehat. Jika terjadi gangguan atau interaksi negative dimana salah satu diantara merugi atau menurun kemampuannya, maka terjadilah keadaan sakit.

Ada empat kemungkinan gangguan keseimbangan yakni : a. Peningkatan kesanggupan agen sakit, misalnya

virulensi kuman

bertambah atau resistensi meningkat. b. Peningkatan kepekaan host terhadap penyakit, misalnya karena gizi menurun. c. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan penyebaran penyakit, misalnya lingkungan yang kotor. d. Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host, inisalnya : kepadatan penduduk di daerah kumuh.

2. The health Field Concept ( H.L. Laframbiose, 1973) Sehat

Lingkungan Gaya Hidup

Biologi

Sistem pelayanan Kesehatan

Pada model ekologi tidak jelas bagian mana dari factor-faktor yang berperan. Selanjutnya The health field

concept dikemukakan sedikit

lebih rinci dimana dikatakan bahwa ada empat factor penting yang berperan, yaitu : a. Lingkungan b. Gaya hidup c. Biologis d. System pelayanan kesehatan 3. The environment of health ( Hendrik L. Blum, 1974: The Force Field and Well- Being Paradigms of Health)

Hereditas

Health

Lingkungan

Pelayanan Kesehatan

Gaya Hidup The

environment

of

health

yang

diajukan

oleh

H.K

Blum

mengemukakan bahwa terdapat empat factor yang berperan seperti pada konsep sebelumnya, tetapi ini lebih diperjelas masing-masing factor hereditas, pelayanan kesehatan, gaya hidup dan lingkungan ( peran paling besar). Konsep Blum inilah yang banyak dipakai dewasa ini bahkan sangat mempengaruhi kebjiaksanaan pemerintah dimana kegiatan perbaikan lingkungan menajdi prioritas utama pembangunan bidang kesehatan.

KONSEP SAKIT Perubahan

status

sehat

ke

status

sakit

berkaitan

dengan

adanya

keTERPAPARan yang dialaini dan keRENTANan tubuh manusia dalam menghadapi keterpaparan itu. Pada umumnya peralihan dari suatu keadaan sehat ke dalam sakit hanya pada batas yang tidak jelas, tetapi melalui proses yang pada umumnya didahului dengan kondisi keterpaparan (exposure)

terhadap unsure tertentu

(primer maupun sekunder) yang sekaligus

disertai dengan keadaan penjamu dalam kondisi kerentanan untuk menjadi sakit. Konsep ini sekaligus memberikan gambaran bahwa untuk mencegah penyakit dapat dilakukan

dengan menghindari keterpaparan ( misalnya

memberikan desinfektan) dan menurunkan

kerentanan ( misalnya dengan

peningkatan daya tahan tubuh melalui imunisasi). Hubungan antara derajat keterpaparan dengan kondisi keterpaparan dalam proses terjadinya penyakit dapat digambarkan sebagai berkut :

Kondisi Keterpaparan Positif Negatif

Keadaan Kekebalan Rentan Kebal SAKIT Tidak Sakit tidak Sakit Tidak Sakit

Sesorang menjadi sakit apabila orang tersebut mengalaimi keterpaparan terhadap unsur penyebab tertentu dan dilain pihak orang tersebut sekaligus berada pada tingkat kerentanan tertentu. Seorang menjadi sakit apabila orang tersebut mengalaimi keterpaparan unsur penyebab tertentu dan dilain pihak orang tersebut sekaligus berada pada tingkat kerentanan tertentu.

Keterpaparan adalah suatu keadaan dimana penjamu berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab primer maupun sekunder atau dengan lingkungan yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit. Untuk menilai tingkat keterpaparan harus selalu dihubungkan dengan sumber dan sifat unsure penyebab, keadaan penjamu yang mengalaini keterpaparan serta cara berlangsungnya proses keterpaparan. Faktor penyebab keterpaparan dapat berupa :

1. Lingkungan

dimana unsur penyebab berada atau lingkungan dimana

penjamu dan penyebab berinteraksi. Apakah

keadaan

lingkungan

lebih

menguntungkan

penjamu

atau

sebaliknya. 2. Sifat dan jenis unsure penyebab tersebut Apakah prosesnya hanya terjadi satu kali atau beberapa kali atau terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang 3. Unsure penjamu sebagai sifat individu yang bervariasi dalam hubungannya dengan unsure penyebab, sifat (patologis karakteristik antara penjamu terhadap penyebab intimasi kontak penjamu dengan penyebab) dan bentuk keterpaparan. 4. Keadaan unsure penjamu antara lain sifat karakteristik penjamu secara perorangan ( individu) dan karakteristik social Kerentanan adalah dimana penjamu mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsure penyebab sehingga memungkinkan timbulnya penyakit. Peranan kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil akhir suatu proses kejadian penyakit, Peranan kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil akhir suatu proses kejadian penyakit, apakah proses tersebut akan berakhir sebagai penderita (sakit), meninggal atau tidak ada perubahan yang jelas. Keadaan deinikian bukan hanya berlaku pada penyakit menular/infeksi, non infeksi dan penyakit gangguan perilaku sosial. Pada penyakit infeksi hasil akhir suatu proses kejadian penyakit dapat berupa: 1. Penderita Meninggal 2. Penderita dengan gejala klinis yang jelas 3. Penderita dengan gejala kilnis ringan atau tidak jelas/tidak spesefik untuk penyakit tertentu sehingga suilt untuk didiagnosis 4. Terjadi proses infeksi tetapi tanpa gejala sama sekali

Pada penyakit non infeksi akan terjadi hasil akhir yang mungkin dalam bentuk 1. Penderita meninggal 2. Penderita sakit berat/sakit dengan gejala yang berat atau sampai mengalaimi cacat 3. Penderita yang hanya gejala ringan, sehingga mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari 4. Penderita tanpa gejala sama sekali dan tidak mengalaini perubahan baik secara struktural/anatoinis maupun secara faal/filosofis Penyakit yang berkaitan dengan perilaku sosial, kemungkinan hasil

akhir

proses kejadian penyakit akan berbentuk: 1. Penderita meninggal karena gangguan jiwa 2. Penderita berbuat tingkah laku anti sosial atau menunjukkan gejala-gejala psikopatologi 3. Penderita dengan gejala yang sangat ringan, sehingga mampu melakukan konpensasi psikologis 4. Penderita yang hanya mengalaini penurunan hubungan/keadaan social yang tidak jelas (tanpa gejala) Keterpaparan dan kerentanan sangat penting

dalam pengamatan/penelitian

epideriniologi, faktor resiko, frekuensi penyakit, proses terjadinya penyakit menular dan tidak menular. Diagnosis Sakit Diagnosis adalah upaya untuk menegakkan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang. Untuk menentukan adanya penyakit dapat dilakukan dengan cara (Ahlborn, 26): 1. Anamnesia

Berkaitan dengan keluhan berupa gejala (symptom) yang dirasakan oleh penderita pasien. Di sini informasi berdasarkan hasil observasi subjektif pasien terhadap dirinya 2. Tanda (sign) Berupa hasil pengamatan dokter atau pemeriksaan kesehatan yang boleh dikatakan merupakan suatu observasi objekif yang dilakukan terhadap penderita. 3. Test (pemeriksaan) Berupa pemeriksaan dengan mempergunakan alat-alat laboratorium atau teknik pemeriksaan lainnya seperti rontgen atau EGC. Penegakan diagnosis suatu penyakit. menggunakan ketiga cara tersebut merupakan prosedur yang lengkap untuk mencapai diagnosis pasti, namun tidaklah mudah untuk harus melakukan ketiganya karena memerlukan waktu yang lama, biaya mahal, tidak setiap penyakit harus dengan ketiga cara tersebut dan adanya subyektifitas serta masing-masing cara meiniliki kelemahan. Untuk. suatu kegiatan penelitian epideiniologi, melakukan ketiganya sangat sulit dan hampir jarang diakukan karena penetitian epideiniologi merupakan penelitian observasional berdasarkan anamnesti yang notabene meiniliki subyektivitas (Ahlbom, 20). Berikut ini sebagai perbandingan hasil

wawancara dokter dengan survei

mengenai sakit kepala dan lelah:

SURVEY

WAWANCARA DENGAN DOKTER SAKIT KEPALA LELAH Tidak Ringan Berat Tidak

Ringan Berat

Tidak

20

5

0

30

5

0

Ringan

3

12

1

0

4

1

Berat

0

4

1

0

2

5

HASIL

Sebagai pembanding bagaimana melakukan diagnosis pasien perorangan dan komunitas dapat terlihat sebagai berikut : PERORANGAN

KOMUNITI

(pengobatan) Anamnesis

(promkes) Interview

Sign

Observasi Lapangan

Test/Uji/penegakan

Intervensi / Ekperimental

Tindakan medis

Saran pencegahan

Definisi Kasus Kasus adalah mereka yang menderita suatu penyakit atau masalah. Upaya diagnosis adalah upaya mendefinisikan kasus menemukan penyakit. Perlunya melakukan diagnosis: 1. Untuk klinis Berarti langkah untuk mengetahui etiologi penyakit untuk selanjutnya dipakai guna mengarahkan pengobatan Contoh, kalau diagnosis adala malaria maka etiologi adalah plasmodium dan pertobatan adalah anti malaria.

2. Untuk epideiniologis Berarti perumusan masalah untuk dijadikan mencari penyebabnya dalam upaya untuk mendapatkan strategi percegahan. Definisi kasus adalah keharusan karena kasus adalah salah satu variabel penting, dalam penelitian dan dimaksudkan untuk: a. Mengetahui luaran (outcome ; variabel dependen) dan peneilitian b. Untuk membandingkan batasan kasus yang digunakan dengan batasan kasus peneilitian sebelumnya.

Untuk mendefinisikan kasus diperlukan kriteria diagnosis dan hasil kriteria yang obyeklif seperti : 1. Peimisahan sakit dan sehat 2. Status mungkin (possible), barangkali (probable) dan jelas (definitive) sakit 3. Status sakit ringan, sedang dan berat 4. Kategori tingkat penyakit; tingkat I, II, III dan seterusnya. Sebagai

contoh

dalam

diagnosis

malaria

maka

kemungkinan

dapat

dikembangkan tiga jenis diagnosis malaria, yakni: Possible malaria, yaitu jika ada fewer (sakit kepala dan pegal) Probable malaria, yaitu jika ada respon terhadap penberian terapi anti-malaria Definitive malaria. Yaitu jika hasil pemeriksaan blood slide positif

Konsep Penyebab Penyakit Pengertian peyebab penyakit dalam epideiniologi berkembang dan rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (penjamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (environthent). A. Unsur Penyebab (agent) Pada dasarnya tidak satupun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab tunggal semata. Umumnya disebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, unsure penyebab penyakit dibagi dalam dua bagian utama: 1. Penyebab Kausal Primer

Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya. Unsur penyebab kausal dikelornpokkan menjadi lima golongan sebagai berikut: a. Unsur penyebab biologis Yakni semua unsur penyebab yang tergolong mahluk hidup termasuk kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing dan insekta. Pada umumnya dijumpai pada penyakit infeksi dan penyakit menular. b. Unsur penyebab nutrisi Yakni semua unsur penyehab yang termasuk zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.

c. Unsur penyebab kimiawi Yakni semua unsur dalam bentuk senyawa kiinia yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan penyakit tertentu. Unsur ini biasanya berasal dari luar tubuh termasuk racun, obat-obatan keras berbagai senyawa kiinia tertentu. Tetapi juga terdapat senyawa kimia hasil produk tubuh yang dapat menimbulkan penyakit seperti ureum, kolesterol dan lain sebagainya. d. Unsur penyebab fisika Yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika umpamanya panas bakar, irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa). Penyebab ini sangat mungkin menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan. e. Unsur penyebab psikis

Yakni semua unsur yang bertalian dengan kejadian penyakit gangguan jiwa dan tingkah laku sosial. Prosesnya secara mekanisme belum jelas bahkan sekelompok ahli menitikberatkan disebabkan karena genetik, oleh karena itu harus berhati-hati terhadap kehidupan sosial yang bersifat nonkausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungan dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan. 2. Penyebab Nonkausal (Skunder) Penyebab ini menjadi unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa secara umum kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut. dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberculosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain, kejadiannya tidak dibatasi hanya ada penyebab kausal saja, tetapi harus dianalisis dalam bentuk satu rantai sebab akibat dimana peranan unsure penyebab skunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk bersama-sama menimbulkan penyakit. B. Unsur Penjamu (Host) Manusia sebagai unsur penjamu (host) dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Manusia sebagai mahluk biologis meiniliki sifat seperti a. Umur, jenis kelainin, ras, dan keturunan b. Bentuk anatoinis tubuh c. Fungsi fisiologis/faal tubuh d. Imunitas reaksi tubuh terhadap berbagai unsur luar maupun dalam tubub sendiri e. Kemampuan interaksi antara penjamu dengan penyebab biologis

f. Status kesehatan dan status gizi secara umum 2. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai sifat khusus seperti: a. Kelompok etnik termasuk adat istiadat, kebiasaan, agama dan huhungan keluarga serta social kemasyarakatan b. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasan hidup sehat C. Unsur Lingkungan (Environment) 1. Lingkungan biologis Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia, antar lain: a. Berbagai mikroorganisme patogen maupun yang tidak pathogen b. Berbagal binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai reservoar/ sumber penyakit atau penjamu antara (intermedia) c. Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vector penyakit tertentu terutama penyakit menular 2. Lingkungan fisik Keadaan fisik manusia yang berpengaruh terhadap manusia secara langsung, maupun tidak langsung seperti: a. Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis b. Air c. Tanah d. Unsur kimiawi pencemar 3. Lingkungan sosial Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonoini, politik, sistem organisasi, serta institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Adapun lingkungan sosia1 meliputi:

a. Sistem hukum, adininistrai dan kehidupan sosial politik serta sistem ekonoini yang berlaku b. Bentuk organsasi masyarakat setempat c. Sistem pelayanan kesehatan dan kebiasaan hidup sehat d. Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga serta kehidupan sosial Iainnya. Riwayat Alamiah Penyakit Adalah perkembangan penyakit itu tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi

lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural

(Flecher, 22). Manfaat mempelajari riwayat alamiah penyakit: 1. Untuk diagnostik Masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, inisalnya dalam KLB 2. Untuk pencegahan Dengan mengetahui rantai perjalanan peyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit 3. Untuk terapi Biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah dilakukan, sehingga berprinsip lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan. Tahap-tahap riwayat alamiah suatu penyakit secara umum sebagai berikut: 1. Tahap Prepatogenesis Tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat, walaupun demikian telah terjdi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit tetapi interaksi masih terjadi di 1uar tubuh penjamu. Belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh masih kuat, namun jika lengah atau bibit

penyakit menjadi ganas atau lingkungan memberikan kondisi yang kurang menguntungkan

penjamu,

maka

keadaan

dapat

berubah sehingga memasuki fase patogenesis. 2. Tahap patogenesis Tahap patogenesis dibagi menjadi empat sub bagian sebagai berikut: a. Tahap inkubasi Merupakan waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit lainnya. Masa inkubasi ini bervariasi pada setiap jenis penyakit. Pentingnya mengetahui masa inkubasi adalah untuk informasi diagnosis dan dapat dipakai untuk identifikasi penyakit. b. Tahap penyakit dini Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan dan telah dianggap sehagai masalah kesehatan

c. Tahap penyakit lanjut Merupakan tahap dimana penyakit

dengan segala kelainan patologis

dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik d. Tahap penyakit akhir Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan : 

Sembuh sempurna Yakni bibit penyakit menghilangkan dan tubuh menjadi pulih dan sehat kembali.



Sembuh dengan cacat Yakni bibit penyakit menghilang,

penyakit udah tidak ada,

tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya dan meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat. 

Karier Dimana tubuh penderita pulih kembali namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh memperlihatkan gangguan penyakit.



Kronis Dimana penyakit tetap ada dalam tubuh penderita, sangat sulit untuk penyebuhan dan berlansung pada waktu yang sangat panjang.



Meninggal Dimana penyakit tidak tersembuhkan, sedangkan penderita tidak mampu lagi menahan keadaan penyakit hingga tidak mampu bertahan untuk hidup.

Upaya Pencegahan Merupakan salah satu kegunaan dan pengetahuan riwayat alamiah penyakit, upaya ini dikenal ada empat tingkat yaitu: 1. Primordial prevention (pencegahan awal) Diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1993 sebagai salah satu usaha

pencegahan

yang

didapatkan

berdasarkan

pengalaman

epidemiologi waktu menangani masalah kardiovaskuler. Terjadinya penyakit jantung pada masyarakat jika hanya terdapat hasil kausal dasar (basic underlying cause) berupa makanan,Tinggi lemak binatang. Jika bentuk penyebab dasar ini tidak ada seperti di Jepang dan Cina, penyakit jantung jarang ditemukan meskipun banyak ditemukan faktor resiko lainnya seperti merokok dan tekanan darah tinggi (stroke).

Tujuan pencegahan awal adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultur yang mendorong peningkatan resiko penyakit (terutama penyakit tidak menular). Upaya primordial penyakit jantung koroner dapat berupa kebijakan nasional mengenal nutrisi dalam sektor agrikultural, industri makanan, impor dan ekspor makanan, penanganan komprehensif, rokok, pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas-fisik/olah raga. Contoh bentuk pencegahan awal seperti gizi rendah lemak jenuh dan pengendalian rokok. 2. Primari prevention (pencegahan pertama) Dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa: a. Pendidikan kesehatan b. Imunisasi c. Kontrol lingkungan/sanitasi d. Konsul genetika

3. Secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) Diusahakan dilakukan pada awal masa sakit yang berupa: a. Penyaringan (screening) b. Pemberian pengobatan sejak dini

4. Tertiary prevention (pencegahan tingkat tiga ) Upaya ini dilakukan pasca sakit seperti : a. Rehbilitasi b. Rumah perawatan tua / jompo

Related Documents


More Documents from "Linda Zainal"

Bab Organis.docx
December 2019 25
Data Dan Variabel
December 2019 26
Budaya Gastritis.docx
December 2019 22
Doc2 - Copy.docx
November 2019 39
8842-17479-1-sm(1)
October 2019 35