BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua gemar bermain terutama saat kita masih kanak-kanak. Bermain adalah aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini adalah bekerja atau aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil. Bermain tidak memperdulikan hasil akhir tetapi yang lebih penting disini adalah proses bermain itu sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban. Bila anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ialakukan bukanlah bermain. Orang dewasa mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”.Kendati bukan bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai bagian dari keseimbangan kehidupannya.Anak-anak dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain.Hal ini disebabkan perbendaharaan antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis.Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan.Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita perhatikan saja wajah anak-anak bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang cerah dan berseri-seri, itulah bermain.Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka itu bukan lagi bermain. Dengan ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melakukan aktivitas bermain (justru) untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya serta tentang siapa dirinya.Bermain memungkinkan anak-anak mengeksplorasi berbagai pengalaman dalam berbagai situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan bermain merupakan bagian yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua bidang kehidupan diantaranya mencakup fisik, intelektual, emosi,sosial. Kegiatan bermain memberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah dan menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan.Dengan demikian diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang dewasa yang optimistic dan kreatif dalam menghadapi kendala-kendala kehidupan. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting.Dapat dikatakan bahwa setiap anak yangsehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah maupun rohaniah. Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis.Kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian besar dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu merupakan kebutuhan anak.Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan untuk mengembangkan daya cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi, dalam suasana riang gembira.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Bermain?
2. Apa Definisi Bermain menurut para pakar? 3. Apa Saja Kategori Bermain ? 4. Bagaimana Ciri-Ciri bermain? 5. Bagaimana Klasifikasi Bermain Menurut Isi? 6. Bagaimana Karateristik Bermain Menurut Sosial? 7. Apa Fungsi Bermain? 8. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain? 9. Bagaiman Tahap Perkembangan Bermain 10. Bagaiman Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan? 11. Bagaiman Bermain Di Rumah Sakit? 12. Bagaimana Contoh Proposal Terapi Bermain ?
C. Tujuan 1.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang terapi bermain
2.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang definisi bermain menurut para pakar
3.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang kategori bermain
4.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang ciri-ciri bermain
5.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang klasifikasi bermain menurut isi
6.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang karateristik bermain menurut sosial
7.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang fungsi bermain
8.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain
9.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaimana tahap perkembangan bermain
10. Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaiman karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan 11. Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaiman bermain di rumah sakit 12. Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaimana contoh proposal terapi bermain.
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. B. Pendapat Pakar Tentang Bermain a. Aristoteles Berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang mereka tekuni dewasa nanti. Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta tahap perkembangan anak. b. Frohel (abad 18) Menekankan pentingnya bermain dalam belajar.Menurutnya kegiatan bermain dan mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka. c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995) Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan emosional. d. Montessori (1961) Menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan merekontroksi sebuah kreativitas. e. Sigmund Freud Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik pribadi. Dengan demikian bermain mempunyai efek katarsis yaitu anak dapat mengambil peran aktif sebagai pemasaran dalam memindahkan perasaan negatif ke objek atau orang pengganti.. Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap masalah dan sarana mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain. f.Singer Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan manusia, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.
C. KATEGORI BERMAIN 1. Bermain aktif Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri. Contoh : bermain sepak bola. 2. Bermain pasif Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat) Contoh : memberikan support. D.Ciri-Ciri Bermain a.Bermain Bebas Dalam permainan bebas anak boleh memilih sendiri kegiatan yang diinginkannya serta alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas merupakan bentuk bermain aktif baik dengan alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan.Saat bermain bebas anak-anak membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan.Kebebasan yang diberikan adalah kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab.Kebebasan tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.Tugas guru dalam kegiatan bermain bebas adalah melakukan observasi terhadap anak-anak dan mendorong atau memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas baik didalam maupun diluar ruangan : Didalam Ruangan –Bermain Balok Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif. Di hendaknya disediakan beberapa set dan jenis balok, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang dapat dimainkan dimeja (table blocks) Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak. –Bermain Alat Manipulati Alat manipulatif adalah semua alat permainan yang kecil dan dapat diletakkan diatas meja sehingga membuat anak terampil bekerja dan mengembangkan daya pikirnya. Berbagai macam alat permainan manipulatif adalah papan hitung, puzzle, mozaik, balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-manik, roncean, biji-bijian, tutup botol, sendok es krim, benda-benda plastik. Diluar Ruangan Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan alat lain yang disediakan seperti : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat, jembatan goyang, jaring-jaring labalaba dan lain-lain. Ketika anak-anak bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat
diperlukan.Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi anak-anak saat bermain yang juga disesuaikan dengan luasnya area bermain. Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan mempunyai banyak manfaat, antara lain : 1. Dapat dipindah-pindahkan 2. Tidak terlalu berat 3. Menarik untuk anak-anak yang tidak berani memulai sesuatu 4. Membantu anak-anak belajar dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan gerakannya secara berurutan 5. Memberi kesadaran akan ruang bagi tubuh anak sendiri 6. Mendorong anak mengambil resiko 7. Membantu guru mengenali anak-anak yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk memanjat, menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam program motorik telah disusun. b.Bermain Terpimpin Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan dan alat permainan diciptakan oleh guru sendiri.Oleh karena itu gru TK harus kreatif mencipta (permainan dan alat) agar kegiatan pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami kejenuhan. Aktifitas permainan terpimpin yang dapat membantu guru mencipta permainan, antar lain sebagai berikut : 1. Permainan dalam lingkaran 2. Permainan dengan alat 3. Permainan tanpa alat 4. Permainan dengan angka 5. Permainan dengan nyanyian 6. Permainan bentuk lomba 7. Permainan mengasah panca indra Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi perkembangan anak, yaitu berikut ini : 1. Permainan yang dirancang dengan baik dapat menjadi sarana pengembangan kemampuan anak 2. Setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengalaman yang sehat dan bersifat positif 3. Anak-anak merupakan unsur terpenting dalam setiap permainan anak.
4. Anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. 5. Perilaku bermain dapat mempengaruhi pandangan anak mengenai dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekelilingnya 6. Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya bagi perkembangan anak (baik positif maupun negatif) Contoh aktifitas bermain terpimpin : Permainan dalam lingkaran – Sapu tangan dan bola 1. Bola yang digunakan adalah bola besar (ukuran bola kaki) 2. Anak-anak berdiri dalam lingkaran dengan jarak sekitar 1 meter 3. Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang berada dalam lingkaran 4. Anak yang berada diluar lingkaran berusaha menyentuh bola dengan sapu tangan yang dipegangnya, namun tidak boleh menyentuh anak-anak yang mengoperkan bola 5. Anak yang mengoperkan bola berusaha agar bola yang dipegangnya tidak dapat disentuh saputangan sehingga suasana menjadi riuh. 6. Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau sedang dioper ) atau anak yang tidak dapat menangkap bola yang dioper kepadanya harus keluar dari lingkaran dan menggantikan anak yang memegang saputangan. 7. Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran. Permainan dengan alat – Mana Sepatuku 1. Alat yang digunakan adalah sepatu anak-anak dan guru 2. Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan diletakkan diujung ruangan. Diujung lainnya dibuat garis memanjang. 3. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis 4. Dengan adanya aba-aba guru anak terdepan berlari kearah sepatu berada, mencari dan memakai sepatunya 5. Demikian seterusnya sampai anak terakhir memakai sepatunya 6. Kelompok yang anggotanya terakhirnya selesai labih dulu memakai sepatu adalah kelompok yang menang. 7. Sepatu dapat ditambahkan dengan sepatu anak-anak yang menonton. Guru selalu mengumpulkan kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari sepatunya. Permainan tanpa alat – Kata ibu guru
1. anak-anak duduk dalam lingkaran menghadap ke tengah 2. Ditengah berdiri seorang anak menjadi pemimpin 3. Anak tersebut memberi perintah kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah tersebut didahului dengan “kata ibu guru”. Misalnya, “kata ibu guru tepuk tangan 3 kali” 4. Bila pemimpin hanya mengatakan “tepuk tangan 3 kali” anak-anak tidak boleh mengikutinya 5. Bila ada yang melakukan perintah tersebut dia harus keluar dari lingkaran atau anak yang tidak melakukan perintah sesuai aba-aba atau salah melakukan “kata ibu guru” juga harus keluar dari lingkaran. 6. Begitu seterusnya sampai anak-anak habis Permainan dengan angka – Berbasis menurut angka 1. Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak 2. Alat yang digunakan adalah kartu angka (1-10) 3. 10 anak maju masuk ke dalam lingkaran yang sudah disiapkan 4. Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai 5. Setelah anak mendengar aba-aba, anak-anak mengambil satu kartu angka, kemudian mulai mengatur barisan berderet ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang didapatnya 6. Kerjasama antar peserta sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik 7. Agar ada tantangan dapat dimainkan oleh 2 dan atau 3 kelompok sekaligus dan guru harus mempersiapkan beberapa set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun barisan dengan urutan yang benar merupakan kelompok pemenang Permainan dengan nyanyian – Bermain sepatu 1. Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk lingkaran menghadap ke dalam dengan jarak 1,5 m 2. Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah satu anak sepatunya diganti sepatu guru 3. Dengan aba-aba guru, anak-anak mulai menyanyi dengan tempo biasa sambil menggeser sepatumya mengikuti irama lagu. Setelah lagu berakhir sepatu juga berhenti (satu putaran, lagu dinyanyikan 2 kali) 4. Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus berhenti bermain 5. Permainan dilanjutkan sampai hanya tertinggal satu pemain lagi. Makin sedikit jumlah pemain, lagu makin dipercepat. E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI 1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir. 3. Skill play Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda. 4. Dramatika play role play Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu F. MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL BERMAIN 1. Solitary play Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler. 2. Paralel play Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preischool Contoh : bermain balok 3. Asosiatif play Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya. 4. Kooperatif play Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen G. FUNGSI BERMAIN Anak dapat melangsungkan perkembangannya 1. Perkembangan Sensori Motorik Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil. 2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan) 3. Kreatifitas Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok. 4. Perkembangan Sosial Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok. 5. Kesadaran Diri (Self Awareness) Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain. 6. Perkembangan Moral Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran. 7. Terapi Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya : marah,takut,benci. 8. Komunikasi Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran. H.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN 1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan 2. Status kesehatan,anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif terganggu 3. Jenis kelamin 4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur. 5. Alat permainan → senang dapat
menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi I. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN 1. Tahap Eksplorasi Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain 2. Tahap Permainan Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan. 3. Tahap Bermain Sungguhan Anak sudah ikut dalam perminan. 4. Tahap Melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
J. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN 1. Usia 0 – 12 bulan Tujuannya adalah : 1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam. 2) Melatih kerjasama mata dan tangan. 3) Melatih kerjasama mata dan telinga. 4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan. 5) Melatih mengenal sumber asal suara. 6) Melatih kepekaan perabaan. 7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang. 2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. 3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang. 4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara. 5) Alat permainan berupa selimut dan boneka. 2. Usia 13 – 24 bulan Tujuannya adalah : 1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara. 2) Memperkenalkan sumber suara. 3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik. 4) Melatih imajinasinya. 5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik Alat permainan yang dianjurkan: 1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya. 2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik. 3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal:cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya adalah ; 1)
Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2)
Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3)
Melatih motorik halus dan kasar.
4)
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
5)
Melatih kerjasama mata dan tangan.
6)
Melatih daya imajinansi.
7)
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan : 1)
Alat-alat untuk menggambar.
2)
Lilin yang dapat dibentuk
3)
Pasel (puzzel) sederhana.
4)
Manik-manik ukuran besar.
5)
Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6)
Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan Tujuannya adalah : 1)
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2)
Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3)
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4)
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
5)
Membedakan benda dengan permukaan.
6)
Menumbuhkan sportivitas.
7)
Mengembangkan kepercayaan diri.
8)
Mengembangkan kreativitas.
9)
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar. 11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam. 13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll. 2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Prasekolah Alat permainan yang dianjurkan : 1. Alat olah raga. 2. Alat masak 3. Alat menghitung 4. Sepeda roda tiga 5. Benda berbagai macam ukuran. 6. Boneka tangan. 7. Mobil. 8. Kapal terbang. 9. Kapal laut dsb 6. Usia sekolah Jenis permainan yang dianjurkan : 1) Pada anak laki-laki : mekanik. 2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu. 7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah. 8. Usia remaja Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
Bermain di Masa Bayi Usia
Stimulasi Visual
(bulan) Aktivitas yang dianjurkan Lahir-1
Lihatlah bayi pada jarak dekat Gantungkan objek terang berkilat dalam jarak 20-25
cm dari wajah bayi dan di garis tengah Gantungkan mobil-mobilan dengan desain hitam dan
putih Bicara pada bayi, bernyanyi dengan suara lembut Mainkan kotak musik, radio, televisi Latakkan jam berdetik atau metronom di dekatnya Gendong, belai, dan sayang Pertahankan agar bayi hangat Mungkin suka dibedong Ayun bayi, tempatkan di kereta Gunakan carriage untuk berjalan-jalan
2-3
Berikan objek terang Buat agar ruangan terang dengan gambar dan cermin Bawa bayi ke berbagai ruangan sambil melakukan
tugas Tempatkan bayi di kursi bayi untuk pandangan vertikal
pada lingkungan Bicara pada bayi Masukkan dalam kebersamaan keluarga Pajankan pada berbagai kebisingan lingkungan selain
kebisingan rumah saja Gunakan mainan yang jika digoyangkan akan
mengeluarkan suara (mis: kerincingan)
Stimulasi Auditoris
Stimulasi Taktil
Stimulasi Kinetik
Belai bayi sambil mmandikan, pada penggantian popok Sisir rambut dengan sikat halus Gunakan pengayun bayi Bawa ke mobil untuk berkendara Latih tubuh dengan menggerakkan ekstremitas dalam
gerakan berenang Gunakan ayunan gim
4-6
Tempatkan bayi di depan cermin tidak dapat pecah Berikan mainan berwarna terang untuk di pegang
(cukup kecil untuk di genggam) Bicara pada bayi, ulangi bunyi yang dibuat bayi Tertawa bila bayi tertawa Panggil bayi dengan namanya Remas kertas yang berbeda di telinga bayi Tempatkan mainan yang jika digoyangkan akan
mengeluarkan bunyi atau bel di tangan bayi Berikan pada bayi mainan remasan yang lembut
dengan berbagai tekstur Biarkan mencebur di saat mandi Tempatkan tubuh bayi yang telanjang di atas
permadani yang lembut dan halus dan gerakkan ekstremitas Gunakan ayunan atau stroller Lambungkan bayi dipangkuan sambil memegangnya
dalam posisi berdiri Sokong bayi dalam posisi duduk, biarkan bayi condong
ke depan untuk keseimbangan diri Tempatkan bayi di lantai untuk merangkak, berguling,
duduk 6-9
Berikan pada bayi mainan yang besar dengan warna
terang, bagian yang dapat bergerak, dan dapat berbunyi Tempatkan cermin yang tidak dapat pecah dimana
bayi dapat melihat dirinya Mainkan ciluk ba, khususnya menyembunyikan wajah
di balik handuk Buat wajah lucu untuk mendorong imitasi Berikan bola rajutan atau benang untuk ditarik Panggil bayi dengan namanya Ulangi kata sederhan seperti “dada” “mama” “daag-
daag” Bicara dengan jelas Sebutkan nama bagian tubuh, orang, dan makanan Beri tahu bayi apa yang anda lakukan Gunakan “tidak” hanya bila perlu Berikan perintah sederhan Tunjukkan bagaimana menepuk yangan, memukul
drum Biarkan bayi bermain dengan kain dari berbagai
tekstur Berikan mangkuk yang berisi makanan dengan ukuran
dan tekstur yang berbeda untuk dirasakan Biarkan bayi “menangkap” air mengalir Anjurkan anak untuk “berenang” di bak besar atau
kolam dangkal Berikan gumpalan plester yang lengket untuk
memanipulasi Pegang tegak untuk merasakan beban berat badan
dam lambungkan Naikkan, kata “naik” Turunkan, kata “turun” Tempatkan mainan di luar jangkauan, dorong bayi
mengambilnya Mainkan pat-a-cake
9-12
Tunjukkan pada bayi gambar yang besar di dalam buku Bawa bayi ke tempat dimana ada bintang, banyak
orang, objek berbeda (pusat perbelanjaan) Mainkan bola dengan menggelindingkannya ke anak,
dan ajarkan untuk melakukan “lemparan” kembali Demonstrasikan cara pembangunan menara dua-blok Bacakan untuk bayi cerita nina bobo sederhana Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan salah satunya Tiru bunyi binatang Berikan pada bayi makanan yang dipegang dengan
tekstur yang berbeda-beda Biarkan bayi menghancurkan dan memberantakkan
makanan Biarkan bayi merasakan objek dingin (es batu) atau
hangat, katakan berapa suhu masing-masing objek tersebut Berikan bayi merasakan angin sepoi-sepoi (tiupan kipas angin) Berikan mainan besar yang dapat ditarik dorong Tempatkan perabot dalam lingkaran untuk mendorong
pengeksplorasian Kembalikan pada posisi yang berbeda
Mainan yang dianjurkan Lahir-6
Mobil mainan anak-anak Cermin yang tidak dapat pecah Lihat pelindung benturan Selimut berwarna kontras Kotak musik Mobil musik Bel keranjang bayi
Mainan kecil yang jika digoyangkan akan
mengeluarkan bunyi dan dapat dipegang · Mainan binatang · Pakaian halus · Selimut kapas lembut atau halus · Mobil halus · Keranjang/ayunan · Mainan yang diperberat atau dihisap · Ayunan bayi
6-12
Berbagai blok berwarna Kotak atau cangkir berjaring Buku dengan cerita dan gambar yang terang Benang dengan diameter besar Mainan dengan bagian yang mudah dilepas Bola besar Cangkir dan sendok Puzzle besar Jack-in-the-box Mainan yang jika digoyangkan akan menumbulakan
bunyi (kerincing) dengan ukuran, bentuk, dan suara yang berbeda serta berwarna terang Binatang dan boneka yang berdecit Rekam musik yang ringan dan berirama · Binatang-binatangan dan boneka dengan tekstur
yang lembut dan berbeda-beda · Mainan beringga, mainan yang mengapung · Mainan yang dapat diremas-remas · Mainan yang untuk digigit · Buku-buku dengan tekstur atau objek seperti bulu
binatang dan resleting
· Boks aktivitas untuk keranjang bayi · Mainan yang dapat didorong dan ditarik · Ayunan angi
Bermain Selama Masa Todler Perkembangan Fisik Aktivitas yang dianjurkan Beri ruang untuk mendorong
aktivitas fisik Beri kotak mainan, ayunan,
dan alat bermain lain Berikan replika alat-alat
orang dewasa dan alat untuk bermain imitatif Izinkan anak untuk
“membantu” tugas orang dewasa Anjurkan untuk bermain
imitatif Berikan mainan dan aktivitas
yang memungkinkan ekspresi perasaan Izinkan anak untuk bermain
dengan bebrapa hal aktual yang digunakan di dunia orang dewasa, misalnya: biarkan anak untuk membantu mencuci piring atau bermain dengan panci dan penggorengan atau alat-alat lain (periksa keamana) Berikan permainan air Anjurkan untuk membentuk,
menggambar dan mewarnai Berikan tekstur yang berbeda
Perkembangan Sosial
Perkembangan mental dan Kreativitas
pada objek untuk bermain Berikan kotak yang besar dan
wadah lain yang aman untuk permainan imajinatif Bacakan cerita yang sesuai
dengan usia Mainan yang dianjurkan Mainan yang dapat ditarik
atau didorong Kuda-kudaan yang dapat
bergoyang Mainan yang dapat
dikendarai Bola Balok (yang tidak dicat) Papan ketuk Gym yang rendah dan
seluncur Ember dan sekop kecil Containers Adonan mainan Musik dan rekaman mainan
atau tape recorder Dompet Mainan rumah tangga Telepon mainan Piring, kompor, meja, dan
kursi mainan cermin Wayang, boneka-bonekaan Puzzle kayu Buku yang berisi gambar
pakaian
Kertas, cat jari, kerayon tebal Balok Manik-manik besar bertali Sepatu kayu Program TV yang tepat
Bermain Selama Usia Pra-sekolah
Perkembangan Fisik Aktivitas yang dianjurkan Memberikan ruang untuk
anak untuk belari, melompat, dan memanjat Ajarkan anak untuk berenang Ajarkan olahraga dan
aktivitas yang sederhana Anjurkan interaksi dengan
anak-anak tetangga Halangi anak jika ia menjadi
destruktif Daftarkan anak ke sekolah
khusus untuk anak-anak prasekolah Anjurkan usaha yang kreatif
dengan bahan mentah Membaca cerita Pantau tontonan televisi Hadirkan teater dan
peristiwa budaya lainnya yang sesuai dengan usia anak Ajaklah anak berjalan-jalan
sejenak ke taman, pantai, museum
Perkembangan Sosial
Perkembangan Mental dan Kreativitas
Mainan yang dianjurkan Papan jungkat-jungkit Perosotan dengan tinggi
sedang Ayunan yang dapat diatur Kendaraan yang dapat
dikendarai Sepeda roda tiga Mengurangi kolam Kereta sorong Kereta luncur Wagon Roller skates Rumah mainan berukuran
anak Boneka Piring,meja Papan setriks dan setrikanya Mesin kasir dan mesin tulis
mainan Truk, mobil, kereta, pesawat Baju-baju mainan untuk
berdandan Carriage boneka, tempat
tidur, dan kursi tingginya Peralatan dokter dan
perawat Paku, palu, dan gergaji Alat-alat berdandan, alat tata
rias dan alat cukur mainan Buku-buku
Puzzle jigsaw Mainan bermusik (xilophone,
piano maianan, drum, terompet) Permainan gambar Guntuing tumpul, lem, kertas Kertas koran, krayon, cat
poster, kuas besar, cat jari easel Mainan bermusik dan
berirama Papan flanel dan secarik kain
yang berwarna dan berbentuk Pregummed berbentuk
geometrik (berwarna) Rekaman, tape Papan tuli dan kapur
(berwarna dan putih) Rangkaian konstruksi kayu
dan plastik Kaca pembesar, magnet
K. BERMAIN DI RUMAH SAKIT Fungsi bermain di rumah sakit Fasilitasi penguasaan situasi yang tidak familiar Beri kesempatan untuk membuat keputusan dan control Bantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan Beri kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh, fungsinya, dan penyakit atau
kecacatan sendiri Perbaikai konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis Beri peralihan dan relaksasi Bantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
Beri cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan Anjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-aikap yang positif terhadap orang lain Beri cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik
Menggunakan bermain dalam prosedur PROYEK-PROYEK YANG MELIBATKAN RUTINITAS RUMAH SAKIT DAN LINGKUNGAN BERMAIN BAHASA Sebutkan kata kerja yang ditemukan di rumah sakit dan apa yang mereka laukukan atau bagaimana
mereka digunakan ; kenali gambar dan kata peralatan rumah sakit dan atau cocokan kata kerja tersebut. Susun kata kerja rumah sakit ( kata – kata pada kartu ) ke dalm orang, tempat, dan barang. Sebutkan peralatan yang ditemukan dirumah sakit. Salah satu anak memberi gambaran
penggunannya, dan anak yang lain menebak alat mana yang digambarkan. Minta anak menulis, mengilustrasikan cerita:”rumah sakit di masa depan”,sesuatu yang saya suka dan
tidak saya suka di rumah sakit.” Simpan jurnal dengan gambar ( hanya dengan keterangan atau cerita ),”Saya di Rumah Sakit,” “ Bagian
tubuh saya yang sakit,” “Dokter saya” “Perawat Saya” “Ruangan Saya”, “ Ruangan Saya” “Saya di Rumah dan Keluarga Saya.”Teman Sekamar Saya” “Sebelum Saya Sakit” “Setelah Saya Sakit”. ILMIAH Pelajari tentang sistem tubuh. Sebutkan, urutkan berdasarkan abjab, buat sebuah gambar, buat organ
dari tanah lempung atau lilin mainan, minta anak untuk mengidentifikasi bagian sistem tubuh mana yang terlibat dalam masalah medis. Pelajari tentang nutrisi secara umum dan alasan diet khusus. Diskusikan bagaiman cara kerja obat, traksi, dan gips, bagaimana kesembuhan itu memerlukan waktu.
MATEMATIKA Gunakan materi rumah sakit untuk mendiskusikan, sistemmetrik dan membuat anak semakin familiar
dengan berat, panjang, dan volume badan. Untuk secara rutin dalam satuan dan objek rumah sakit yang tepat.
Masalah kata rumah sakit, gunakan situasi rumah sakit ( mis, Jika setiap perawat bekerja 8 jam per
shift dan anak perlu enam perawat pad setiap shift berapa banyak perawat yang kamu perlukan untuk satu hari) ILMU SOSIAL Berapa banyak jumlah pekerjaan yang ada di rumah sakit?. Anak yang lebih tua usianya dapat
menjelaskan dengan detail tentang keahlian dan pendidikan yang diperlukan untuk pekerjaan – pekerjaan tersebut. GEOGRAFI Buat peta tentang unit atau rumah sakit. Buat peta tentang apa yang dilihat dari jendela rumah sakit-cari pada peta letak kota/desa/propinsi.
RIWAYAT Teliti sejarah rumah sakit, sejarah cabang ilmu kedokteran atau profesi kedokteran, cari tahu
lebihbanyak tentang orang terkenal Dallam sejarah kedokteran ( hipocrates, Florence Nightingale, Clara Barton, Roentgen ) atau penemuan-penemuan dan kemajuan di bidang medis ( lensa pertama, penemuan penisilin ) INTERAKSI DENGAN DEPARTEMEN DAN KARYAWAN RUMAH SAKIT Lakukan kunjungan lapangan ke kafetaria, dapur, laboratorium hewan, tempat bersejarah di rumah
sakit, kantor (catatan medis,dll) Minta karyawan rumah sakit untuk bercerits tentang profesi mereka (insinyur listrik, keamanan, rumah
tangga, perawat, dokter, teknisi, humas, pekerja social, ahli farmasi, ahli terapi okupasi dan fisik) Minta staf mengajarkan bagian dari pelajaran (perawat atau dokter mendiskusikan bagaimana obat-
obat tersebut bekerja, teknisi menjelaskan tentang sinar-x, ahli diet menjelaskan tentang aspek nutrisi) AKTIVITAS BERMAIN UNTUK PROSEDUR KHUSUS Masukan cairan Buat es lollipop dengan menggunakan jus kesukaan anak. Potong agar-agar menjadi bentuk-bentuk yang lucu (untuk membuat agar-agar yang cukup keras,
gunakan setengah dari jumlah air yang dianjurkan) Buat permainan menghisap bila membalikkan halaman buku atau dalam permainan seperti permainan
“Simon Says “ Gunakan cangkir obat yang kecil, gambari cangkir tersebut Warnai air dengan pewarna makanan atau campuran bubuk minuman Buat pesta teh ; lakukan di meja kecil
Minta anak mengisi spuit dan menyemprotkannya ke dalam mulutnya atau gunakan untuk mengisi
cangkir kecil yang didekorasi Potong sedotan menjadi dua dan tempatkan dalam wadah kecil (agar anak lebih mudah untuk
menghisap cairan) Hiasi sedotan tersebut – potong rancangan kecil dengan dua lubang dan masukan sedotan
melewatinya; tempatkan stiker kecil di sedotan Gunakan sedotan “gila” Buat “ poster kemajuan “ ; berikan pujian bila anak mau minum dalam jumlah yang telah ditentukan.
Nafas Dalam Tiup gelembung dengan peniup gelembung Tiup gelembung dengan sedotan (tanpa sabun) Tiup pinwheel, bulu ,peluit, harmonica, balon, terompet mainan,peniup pesta Praktikan instrument band Lakukan kontes meniup dengan menggunakan balon, kapal, bola kapas, bulu, kelereng, bola pingpong,
selembar kertas; tiup suatu objek di permukaan meja, air, melalui lubang, ke udara, terhadap penahan, atau ke atas dan ke bawah suatu benang Hisap kertas atau kain dari satu wadah ke awadah lain dengan menggunakan sedotan Gunakan botol tiupan dengan air berwarna untuk memindahkan air dari satu sisi ke sisi lain Cerita drama, seperti “ Saya akan marah dan akan saya tiup rubuh rumah kamu “ dari “ The three little
pigs “ Lakukan menggambar dengan tiupan sedotan Tarik nafas dalam dan “tiup lilin” pada kue ulang tahun Gunakan kuas kecil untuk “ mengecat” kuku dengan air dan tiup kuku sampai kering
Rentang gerak dan penggunaan ekstremitas Lemparkan kantong kacang pada target yang diam atau dapat bergerak, gulung kertas ke dalam
keranjang sampah Sentuh atau tendang balon Mylar yang digantung atau dipegang dalam posisi yang berbeda (bila anak
memakai traksi, balaon digantung pada trapeze) Mainkan “ tickle toes “ lakukan sesuai permintaan Mainkan permainan Twister atau “Simon Says” Mainkan permainan pura-pura atau tebak-tebakan, seperti mengikuti seekor burung, kupu-kupu, kuda Lakukan lomba balap sepeda roda tiga atau kursi roda di area yang aman
Lakukan permainan menendang dan melempar bola dengan bola busa yang lembut di tempat yang
aman Posisikan tempat tidur sehingga anak harus memutar badannya jika ingin melihat televisi atau pintu
keluar Memanjat didnding seperti “laba-laba“ Objek-objek kecil seperti koin dan kelereng serta sarung tanagn yang seperti karet atau balon tidak
aman untuk digunakan anak kecil karena adanya kemungkinan bahaya aspirasi dan sufokasi Berpura-pura mengajarkan dansa “aeorobik” atau latihan ; anjurkan orang tua untuk berpartisipasi Anjurkan unuk berenang, bila mungkin Mainkan video games atau pinball (gerakan motorik halus) Mainkan permainan “ petak-umpet” sembunyikan mainan di mana saja di tempat tidur (atau ruangan,
bila anak mampu berambulasi) dan minta anak mencarinya dengan menggunakan tangan atau kaki Berikan tanah liat untuk dimainkan dengan jari Cat atau buat gambar di kertas besar yang diletakkan di lantai atau dinding Anjurkan untuk menyisir rambutnya sendiri : bermain “salon-salonan” dengan “ pelanggan” dalam
posisi yang berbeda. Berendam Bermain dengan mainan atau objek kecil( cangkir, spuit, sabun cuci ) dalam air. Cuci boneka atau mainan Tambahkan gelembung-gelembung pada air mandi bila diijinkan, gerakkan gelembung untuk membuat bentuk atau “monster” Mengambil kelereng, koin dari dasar wadah. Buat design dengan koin di dasar wadah Berpura – pura untuk membuat perahu atau kapal selam dengan menjaganya agar tetap tercelup. Potong suatu design dalam spon kering atau gunakan kapsul mainan yang dijual yang berisi design dan direndam agr air hangat agar design tersebut menjadi besar ( gunakan kapsul untuk anak di atas usia 3 tahun ) Bacakan cerita untuk anak selama berendam, bernyanyilah bersama anak, atau laskukan permainan seperti kartu, checker, atau permainan papan lainnya ( bila kedua tangan direndam, gerakkan potongan papan tersebut untuk anak) Berikan pada anak sesuatu untuk didengar ( music, cerita ) atau dilihat ( viewmasker, buku, dll) Isi sebuah cangkir plastic yang sebagian bawahnya dilubangi, dan buatlah “hujan” dia tas anak tersebut.
Injeksi Biarkan anak memegang spuit, vial, swab alcohol dan berikan injeksi pada boneka atau binatang mainan. Gunakan spuit untuk menggambari kue dengan frosting, cat semprot, atau target tusukan ke dalam wadah. Gmbarkan “lingkaran ajaib” di area injeksi sebelum injeksi dilakukan, gambarkan wajah tersenyum dalm lingkaran setelah injeksi, tetapi hindari menggambar pada sisi yang disuntik. Biarkan anak mempunyai “koleksi” spuit (tanpa jarum), buat objek-objek kreatif yang “liar” dengan spuit-spuit tersebut. Bila dilakuakn injeksi multiple atau pungsi, buatlah “poster kemajuan” , beri pujian atas jumlah injeksi yang sudah ditentukan sebelumnya. Minta anak menghitung sampai 10 atau 15 selama injeksi. Ambulasi Berikan pada anak sesuatu untuk didorong Toddler-mainan tarik dorong Usia sekolah-mendekorasi tiang infuse. Remaja-seorang bayi di kursi roda atau stroller. Membuat parade membuat topi, drum, dll Memperluas lingkungan ( pasien ditraksi dll ) Buat tempat tidur menjadi bentuk kapal atau pesawat dengan dekorasi. Tempatkan cermin agar pasien dapat melihat sekeliling pasien. Gerakkan tempat tidur pasen dengan sering, khususnya ke ruang bermain, koridor atau keluar.
L. CONTOH PRPOSAL TERAPI BERMAIN PROPOSAL TERAPI BERMAIN “ULAR TANGGA” DI RUANG BERMAIN ANAK RSUP SANGGLAH DENPASAR
Pokok Pembahasan
: Terapi Bermain Pada Anak Usia Prasekolah.
Sub Pokok Pembahasan
: Bermain Ular Tangga.
Tanggal/ Jam
: 30 April 2012.
Tempat
: Ruang Bermain Anak RSUP Sangglah Denpasar.
Sasaran
: Anak Usia Prasekolah ( Usia 3-5 tahun).
Waktu
: 70 menit.
Deskripsi waktu Persiapan
: 10 menit.
Perkenalan
: 5 menit.
Permainan
: 30 menit.
Menyimak
: 5 menit.
:
Tanya jawab : 10 menit. Terminasi
: 10 menit
I. LATAR BELAKANG Bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain merupakan kegiatan gerak darianak baik pasif maupun aktif untuk menyalurkan kreasinya dan menghilangkan konflik daridalam diri anak yang disardari atau pun yang tidak disadari. Selain sebagai cara penghilangkonflik bagi anak, bermain juga merupakan terapi dalam proses keperawatan. Melalui proses bermain, tanpa disadari semua aspek perkembangan anak bisa tumbuh dengan optimal sehingga bisa menjadi anak yang cerdas. Aspek perkembangan anak dapat ditimbulkan secara optimal dan maksimal melalui kegiatan bermain. Mengajak bermain diusia dini / prasekolah dapat membantu perkembangan mental dan kecerdasan anak. Dalam sub pokok bahasan yang kita angkat padaterapi bermain ini adalah bermain ular tangga dengan sasaran anak usia prasekolah, dimanadengan bermain ular tangga dapat melatih kreatifitas dan kesabaran anak. II. TUJUAN A. Tujuan Umum. Setelah dilakukan pemainan, diharapkan pada anak dapat mengembangkankreativitas dan kesabaran melalui pengalaman, dapat beradaptasi efektif terhadap stresskarena penyakit dan di rawat di rumah sakit. Serta dapat meningkatkan optimis pada dirinyauntuk sembuh agar pengobatan dapat berjalan dengan baik. B. Tujuan khusus Setelah bermain anak diharapkan: 1.Bisa berinteraksi dengan sesama pasien dan dengan perawat. 2.Dapat mengembangkan sosial , motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. 3.Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri. 4.Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan. III. METODE
Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu di dalam kelompok, dimanasejumlah anak prasekolah dikumpulkan dalam satu permainan ular tangga terdiri dari 2-3orang. Namun di dalam permainan ini seorang anak diharapkan bermain secara individudalam bentuk perlombaan. Tujuannya: seorang anak dapat berperan individu dalam sebuah permainan dan beradaptasi dengan sterss yang dialami dan lingkungan. Selain itu diharapkan pada anak dapat mengasah daya kreatifitas kesabaran antara sesama melalui permainan ular tangga.
VI. MEDIA DAN ALAT 1.Meja 2.Kursi 3. Permainan ular tangga V. KEGIATAN PERMAINAN NO
KEGIATAN
RESPON ANAK
WAKTU
1.
Persiapan
Ruangan, alat, anak dan keluarga siap.
10 menit
Menjawab salam, memperkenalkan diri
5 menit
Menyiapkan ruangan.Menyiapkan alatalat.Menyiapkan anak dan keluarga
2.
Pembukaan : Membuka proses terapi bermaindengan mengucapkan salam,memperkenalkan diri. Isi:
3.
Menjelaskan kepada anak & keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan Mengajak anak bermain ( bermain ular tangga )
5 menit
Mengevaluasi respon anak dan keluarga
30 menit
10 menit 4.
Penutup Menyimpulkan, mengucapkansalam
Memperhatikan dan menjawab salam
10 menit
VI. PENGORGANISASIAN 1. Leader
: Wawan Sanjaya
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan menutupkegiatan ini. 2. Co Leader : Hengki Saputra Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam terapi bermain. 3. Fasilitator : Yoga, Windu, Suamba Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam terapi bermain. 4. Observer : Ngakan Mempasilitasi pelaksanaan terapi bermain, mengobservasi, mengamati dan mencatat jalannya terapi bermain.
VII. SETTING TEMPAT Terapi bermain ini dilakukan di ruang terapi bermain dengan setting tempat sebagai berikut :
VIII. EVALUASI Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya
Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar untuk sabar dansaling menghargai. Anak mampu mengatur dalam tingkah lakunya, misalkan jika anak A mendapat giliran,maka anak B memberikan kesempatan dalam melempar dadu. Anak dapat mmpelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari orang tua dan guru Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapatmengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distruksi dan relaksasi) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat
1. Struktur Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukana. a. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator b. Fasilitator memberikan permainan ular tangga. c. Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak(RSUP Sanglah) d. Minta anak untuk bermain ular tangga bersama. e. Berikan waktu 30 menit untuk bermain ular tangga2.
2. Evaluasi Prosesa. a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur. b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik. c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan. d. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3.
3. Evaluasi Hasil a. 100 % anak merasa aman dan nyaman b. 100 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan c. 63,3 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.
B.
Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit.Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock E B,1991,Perkembangan Anak Jilid I,Erlangga Jakarta. Markum dkk,1990,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,IDI Soetjiningsih,1995,Tumbuh Kembang
Jakarta.
Anak,EGC,Jakarta.
Noname. (2006). Pengaruh permaianan pada perkembangan anak. Terdapat pada :http://info.balitacerdas.com.Diakses pada tanggal 10 Juli 2006.