MASA DEPAN PARIWISATA Putri Sari Ferdian Hospitality B Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta Yogyakarta Abstrak Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, ini merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai salah satunya oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang wisatawan. Pendapatan yang cukup besar yang didapat dari industri pariwisata ini ,membuat industri pariwisata diperhitungkan di masa depan, salah satunya di Negara Indonesia.
Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini banyak digalakkan pada Negaranegara di dunia salah satu contoh-nya yaitu Negara Indonesia. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan “Usahausaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan Negara” (Yoeti, 1996: 151).Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya. Serta memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Selain itu juga meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional. Dalam tujuan di atas, jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di Indonesia dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara (state revenue). Dengan kata lain, segala usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat komersial dengan tujuan utama menambah devisa negara. Di samping itu, pengembangan kepariwisataan juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Ini berarti, pengembangan pariwisata di Indonesia tidak telepas dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk mendukung pariwisata tersebut. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Hal ini dapat
memicu berkembang nya industri pariwisata di masa depan, karena Indonesia memiliki keragaman agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.
Industri Pariwisata di Indonesia Industri Pariwisata di Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya. Pasalnya, industri ini terbukti bisa memenangkan persaingan di kancah global dan dapat diandalkan di masa depan, pada saat ini pariwisata masuk menjadi kategori industri kreatif. Perkembangan Industri Pariwisata ditandai dengan perolehan devisa pariwisata berada di nomor 4 penyumbang devisa nasional, yakni sebesar 9,3 persen , Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata menjadi yang tertinggi, yaitu 13 persen, dibandingkan dengan industri minyak gas bumi, batu bara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.menurut lapangan usaha, jenis komoditas batu bara, serta minyak dan gas bumi cenderung turun drastic. Sedangkan, industri pariwisata naik drastis, contohnya saja dari tahun 2013 sampai 2015,pendapatan devisa Negara dari industri pariwisata yaitu dari US$ 10 juta di tahun 2013 sampai US$ 12,6 juta di 2015. Kenaikkan ini karena pariwisata merupakan industri berkelanjutan. Pariwisata menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB), devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Terkait PDB, pariwisata menyumbangkan 10 persen PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan tren naik sampai 6,9 persen. Pariwisata juga menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional, dan menempati urutan ke-4 dari semua sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun. Semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat kebutuhannya utntuk melakukan perjalanan wisata. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan pengaturan yang baik. Sarana penunjang penyediaan infrastruktur perhubungan seperti bandar udara, pelabuhan, jalan akses ke destinasi wisata menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah, demikian pula keamanan harus dijaga bersama. Sarana penunjang kepariwisataan tidak hanya terbatas pada akses perhubungan, tetapi meliputi banyak hal, seperti kemudahahan pemeriksaan imigrasi, kepabeanan, karantina, money changer, tourism information, kemudahan akses telekomunikasi dan lainlain sebagainya. Penyediaan sarana infrasruktur kepariwisataan tidak hanya disiapkan pemerintah. Sebagian infrastruktur kepariwisataan justru lebih efesien dikelola oleh pihak swasta. Sarana akomodasi perhotelan, restaurant, tempat hiburan, wahana wisata, kawasan pariwisata dan daya tarik wisata lainnya selama ini telah menjadi bidang usaha yang memiliki prospek cerah. Menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Pemerintah lebih ideal berada pada domain regulation dan tax. Kecuali untuk hal-hal yang masih memerlukan dorongan pemerintah agar bisa berjalan. Promosi pariwisata merupakan tugas yang harus dikerjakan bersama baik oleh pelaku usaha maupun pemerintah. Pemerintah saat ini gencar melakukan promosi melalui berbagai media. Jingle pesona Indonesia dengan mengambil panorama alam dan atau atrakssi budaya diberbagai daerah setiap saat muncul diberbagai televisi nasional. Demikian juga tagline wonderfull Indonesia hadir pada beberapa even untuk menggaet turis mancanegara. Beragam media dan cara dilakukan pemerintah untuk
memajukan pariwisata Indonesia. Lantas swasta,sebagai pelaku usaha dibidang industri kepariwisataan wajib mengambil inisiatif dan proaktif melakukan promosi usahanya. Hal ini harus dilakukan karena paling tidak mempunyai tiga alasan utama yaitu pertama jika pemerintah yang melakukan promosi maka belum tentu terpromosi usaha yang bersangkutan, kedua jika wisata datang berkunjung maka yang menerima benefit yang paling pertama adalah para pelaku usaha. Dan ketiga untuk mengembalikan investasi modal usaha tidak ada jalan lain kecuali dengan melakukan promosi usaha. Berdiam diri dan menunggu adalah pilihan keliru dalam mengembangkan usaha, apalagi usaha dibidang kepariwisataan yang membutuhkan pelayanan terbaik serta kepuasan pelanggan menjadi syarat utama. Tantangan promosi pariwisata kita adalah konektivitas. Kita belum melakukan promosi konektivitas antar destinasi wisata. Masih masing-masing daerah jalan sendiri-sendiri. Masih asyik mempromosikan daerahnya masing-masing. Ini yang harus digarap kedepan, sehingga dapat memperpanjang stay turis di Indonesia. Seperti ketika seseorang berwisata ke Eropa. Jarang sekali hanya mengunjungi satu kota atau satu negara saja. Sekali menginjak kaki di Eropa biasa akan mengunjungi beberapa kota bahkan melampaui beberapa negara. Konektivitas promosi antar destinasi tidak hanya pasar dalam negeri, tetapi intra negara ASEAN juga perlu dipikirkan. turis mancanegera yang sudah datang hingga disekeliling negara Indonesia (Malaysia, Thailand dan Singapura) lebih potensial dalam melakukan promosi pariwisata. Masa depan kepariwisataan menjanjikan. Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi-JK telah menetapkan sektor kepariwisataan sebagai salah satu dari lima program strategis dibidang pembangunan ekonomi. Target angka kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang pada tahun 2019 bukanlah pekerjaan ringan. Bandingkan pada awal kepemimpian Pak Jokowi angka kunjungan wisatawan asing baru kurang lebih 9 juta orang saja. Tahun 2016 ini target kunjungan wisatawan asing sebanyak 12 juta orang dan perjalanan wisatawan nusantara sekitar 260 juta orang. Keberhasilan pembangunan dibidang kepariwisataan memerlukan partisipasi semua pihak. Kecerdasan pemerintah dalam mengcreate program dan menggunakan sumber daya sebagai syarat utama. Peran masyarakat luas juga tidak kalah pentingnya. Masyarakat dapat menerapkan sapta pesona dalam kesehariannya yaitu dengan menjaga keamanan, ketertiban, lebersihan, keindahan, kesejukan, keramahan sehingga memberikan kenangan yang baik bagi wisatawan. Seorang wisatawan kembali ke destinasi yang telah pernah dikunjungi adalah bukti pembangunan dibidang kepariwisataan dapat dikatakan berhasil.
Kesimpulan Dari data diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa dunia pariwisata sangat menjanjikan di masa depan khusunya di Indonesia.karna menjadi sektor pendapatan Negara yang tidak kalah dengan sektor lain,bahkan bisa menjadi paling utama ,seperti di Negara Swiss dan Negara Eropa lainnya. Karena pariwisata adalah multi dimensional yang meilbatkan berbagai sektor kegiatan usaha dan bisnis yang ada,sehingga semua peluang usaha dapat dilibatkan dan dikembangkan sejalan dengan perkembangan pariwisata itu sendiri. Bahkan saat ini banyak Negara yang mulai mengosentrasikan pendapatan devisa bukan lagi dari sektor pendapatan produksi alam yang pasti lama-kelamaan akan habis, tetapi justru mengosentrasikan pada produk wisatanya .
Daftar Pustaka http://www.tribunnews.com/video/2015/11/04/dunia-pariwisata-kini-sangat-menjanjikan ( online ) diakses pada tanggal 6 Desember 2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata (online ) diakses pada tanggal 6 Desember 2016 Hamid Amren. 2016. http://www.kompasiana.com/hamidamren/menilik-masa-depan-pariwisataindonesia_57d7543e347b61123f0f018c . (online) diakses pada tanggal 7 Desember 2016