Merajut Masa Depan

  • Uploaded by: Raga Candradimuka
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Merajut Masa Depan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,570
  • Pages: 28
MERAJUT MASA DEPAN Faisal Basri 8 Agustus 2008

Mendefinisikan kembali Indonesia sebagai negarabangsa 

USA = Σ (States)i ; i = 1, 2, …, n = 50 USA = Σ (States)i + Kapitalisme/Liberalisme



USSR = Σ (Republics)i  i = 1, 2, ……., n = 14 USSR = Σ (Republics)i + Komunisme/Sosialisme



Indonesia = Σ (Propinsi)i + ? ; i = 1, 2, ……., n = 33



Indonesia = Σ (Propinsi)i + Mitos (!)



Indonesia = Σ (Propinsi)i + Pancasila (?) Indonesia = Σ (Propinsi) + Pancasila + KEADILAN (?)

Tujuan (common goals/ends)  Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia  Memajukan kesejahteraan umum  Mencerdaskan kehidupan bangsa  Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kesejahteraan sosial  Tidak boleh ada kemiskinan di bumi Indonesia Merdeka.  Tidak didominasi oleh Kaum Kapitalis  Kesejateraan yang merata ke seluruh rakyatnya (kesejahteraan bersama = kesejahteraan sosial) —Bung Karno

Quarterly GDP growth, y-o-y, % 7 5

6.5 6 363 6.2*

5.0 6.6

Indonesia’s post-crisis journey

3 1 -1 -3

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 -9 -9 8 8 99 99 00 00 01 01 02 02 03 03 04 04 05 05 06 06 07 07 08

-5 -7

Gus Dur: “Erratic/shaky”

-9 -11

Megawati: Consolidation and acceleration

-13 -15

SBY: Throws away Momentum, and then made correction

-17 -19 -21

Crisis peak

•Estimate Source: BPS.

Low quality — Sectoral growth rate

(2000 base year, year-on-year growth rate, %)  

Tradable Agriculture Mining & Quarrying

Manufacturing Non-Tradable Electricity, Gas & Water Construction Trade, Hotel & Rest. Transport & Comm. Finance Services GDP  Source: BPS.

20 06

20 Q1- Q2- Q3- Q4- Q107 07 07 07 07 08

3.7 3.0

3.8 3.5

3.9 -0.5

4.2 2.4

5.2 8.9

2.3 3.1

3.4 6.0

2.2

2.0

5.6

3.4

1.8

-2.1

-2.3

4.6 7.4 5.9 9.0 6.1 13.6 5.7 6.2 5.5

4.7 9.0 1 0.4 8.6 8.5 1 4.4 8.0 6.6 6.3

5.4 8.3 8.2 9.3 8.5 11.1 7.1 7.0 6.0

5.5 8.5 10.5 7.8 8.3 11.9 7.7 7.1 6.3

4.5 3.8 7.9 10.6 11.7 11.8 7.5 9.9 6.9 9.1 12.5 17.4 8.0 8.6 5.7 7.2 6.5 6.3

4.3 9.5 12.1 8.3 7.2 19.7 8.3 5.7 6.3

Low quality growth, 2000-2008* (%) 10

8

6

4

2 2000

2001

2002

2003

Tradable  * First quarter Source: BPS.

2004

2005

2006

Non-tradable

GDP

2007

2008

1 1 Poverty and unemployment 996 997 Indicators National poverly 1/ line Internat’l poverty lines:  1 dollar a day  2 dollars a day Unemployment

2/

20

20

20

20

20

20

1 5.7

2 02 031 041 051 061 07 1 7.1 16 5.1 5.2 6.0 7.8 6.6

7.8 5 0.5

1 2.0 6 7.2 5 6.6 5 7.4 4 6.0 4 8.5 4 6.7 4 5.1 3.5 0.1 9.0 5.2 9.6 5.2

4.9

1 1 6.4 9.1 9.5 9.9 1.2 0.3 9.1

Poverty headcount, in percent of population. In percent of labor force. Sources: BPS, and World Bank, November 2006.

1/

2/

   

Penduduk miskin absolut dan yang nyaris miskin masih relatif sangat besar. Jumlahnya sangat rentan terhadap gejolak harga, terutama harga pangan. Kenaikan harga BBM mulai 1 Oktober 2005 yang keterlaluan mengakibatkan jumlah orang miskin melonjak, sebagiannya dikompensasikan dengan BLT. Perbaikan 2007 lebih disebabkan oleh cash transfer (BLT) dalam jumlah yang paling besar di dunia. Penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas sektor pertanian, dan pembangunan infrastruktur, terutama di pedesaan, menjadi kunci peningkatan kesejahteraan rakyat.

Poverty Incidence, 19962008 Sebagian besar penduduk miskin (63.5 persen pada tahun 2008) Year

TotalRura (Million) Percentage (%) Urba Urba berada di perdesaan n l U+R n Rural U+R

1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

9.6 17.6 15.7 12.3 8.6 13.3 12.2 11.4 12.4 14.3 13.6 12.8

Sources: BPS,

24.9 31.9 32.7 26.4 29.3 25.1 25.1 24.8 22.7 24.8 23.6 22.2

34.5 49.5 48.4 38.7 37.9 38.4 37.3 36.1 35.1 39.1 37.2 35.0

13.6 21.9 19.5 14.6 9.8 14.5 13.6 12.1 11.4 13.4 12.5 11.6

19.9 25.7 26.1 22.4 24.8 21.1 20.2 20.1 19.5 21.9 20.4 18.9

17.7 24.2 23.5 19.1 18.4 18.2 17.4 16.7 16.0 17.8 16.6 15.4

Poverty: headcount index ($1-a-day) 60 50 40 30 20 10 0

1990

1996

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Vietnam

Thailand

Philippines

Indonesia

China

Cambodia

2005

Laos

Source: World Bank, East Asia & Pacific Update, November 2007.

2006

2007

2008

Poverty: headcount index ($2-a-day) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

1990

1996

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Vietnam

Thailand

Philippines

Indonesia

China

Cambodia

2005

Laos

Source: World Bank, East Asia & Pacific Update, November 2007.

2006

2007

2008

Kesenjangan memburuk Gini coefficient 38 37 36 35 34 33 Gini coefficient

2002

2003

2004

2005

2006

2007

34.3

34.1

34.7

34.9

35.4

37.4

Source: World Bank, November 2007.

Pancasila sebagai dasar negara  Pancasila sebagai landasan pijak mendirikan negara-bangsa.  Merupakan elemen-elemen perekat utama Indonesia sebagai negara-bangsa.  Merupakan komitmen politik bagi segenap unsur yang bhineka untuk hidup bersama dengan menjungjung tinggi humanisme.  Pancasila berisikan prinsip-prinsip dasar yang seharusnya menjadi acuan untuk mengembangkan sistem, mekanisme dan strategi untuk mencapai tujuan.

Tapi Pancasila tak pilih kendaraan  Karena Pancasila bukan merupakan ideologi negara, maka bisa dipahami kalau Pancasila tak mengamanatkan jenis kendaraan apa yang harus dipakai untuk mencapai tujuan.  Adalah kewajiban kita bersama untuk mendisain kendaraan yang hendak kita gunakan itu dan segala sesuatu yang terkait dengannya.

Sistem-sistem ekonomi Perencanaan

i g o

i r i k

Communism

l

eo d I

Socialism

Market Socialism Welfare Economy Market Mekanis- Capitalism me Pasar Swasta

e

d I

o ol

a k i

n a n

g

Negara/etatisme

Kepemilikan

Undang-Undang Dasar 1945  Bersifat sementara sebagai salah satu prasyarat bagi berdirinya negara Republik Indonesia.  Jika MPR hasil pemilu—sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat— sudah terbentuk, maka mereka akan menyusun konstitusi baru yang komprehensif.  Namun baru setelah reformasi bisa diutik-utik sebatas amandemen yang tambal sulam.

Sistem kenegaraan  Jangan serba tidak, karena akan menciptakan ketaktertataan:  Presidensial vs parlementer  Unikameral vs bikameral  Kesatuan vs federalisme  Liberalisme vs. etatisme  Negara vs pasar  Penataan konstitusi

 Penataan konstitusi

Konstitusi baru?  Ultimate goal: HAPPINESS  Mengokohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terintegrasi sebagai kesatuan politik, sosial, dan ekonomi  Kendaraan mencapai tujuan  Mekanisme baku perwujudan kedaulatan rakyat  Checks and balances  Kewajian dan hak warganegara 

Pemaknaan nasionalisme  Semangat untuk mendayagunakan segala potensi nasional bagi sebesarbesarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat (memajukan kesejahteraan umum), bukan orang seorang.  Tak boleh ada eksploitasi dan dominasi oleh kaum kapitalis.  Kemampuan daya saing nasional yang menghasilkan peningkatan taraf hidup rakyat dan perluasan lapangan kerja.  Berdikari yang tidak berlandaskan

Konsep ketahanan ekonomi  Kemampuan untuk tumbuh berkelanjutan dengan memobilisasikan segala sumber daya yang tersedia bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.  Kemampuan untuk menghadapi gejolak internal maupun eksternal  Kemampuan bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar internasional

Pemanfaatan kekayaan alam  Kita secara tak sadar “saling bunuh”  Industri pupuk terkapar karena tak dapat pasokan gas  Industri petrokimia sebagai “ibu industri” tertatih-tatih kekurangan feed stock  Demikian pula dengan industri mebel kayu dan mebel rotan, pengolahan ikan, cokelat.  Kita masih saja terbelenggu dengan “the

Perbankan kita “tersesat”  Praktis semua indikator perbankan membaik, bahkan “jempolan” jika dibandingkan dengan negara tetangga.  Semakin besar ukuran bank, semakin “kikir” salurkan kredit, terutama bankbank rakap  kian tak sehat.  Dana masyarakat “diendonkan” di SBI dan investasi portfolio lainnya (?)  Bank menengah-kecil tak tertarik perbesar modal untuk penuhi persyaratan API (Arsitektur Perbankan Indonesia), walau pemiliknya punya

Otda salah kaprah?  Otonomi politik tak diimbangi dengan perimbangan keuangan pusat-daerah  ketimpangan hubungan keuangan vertikal.  Praktis tak ada pengalihan pajakpajak pusat. Format sekarang hanya untungkan DKI Jakarta.  Daerah terpaksa mengais dari pajak daerah dan retribusi daerah  kian membebani masyarakat dan dunia usaha.

Peran pasar vs. negara  Jangan mempertentangkan peran keduanya:  Mewujudkan kemakmuran lewat mekanisme pasar.  Mewujudkan keadilan melalui mekanisme politik.

 Semakin besar peran diberikan kepada pasar, semakin besar pula tuntutan bagi adanya kerangka

Perubahan pola pikir  Good is not good enough  Harus cerdik dan melaju dengan kecepatan yang setidaknya sama dengan negara-negara tetangga.  Keberhasilan masa lalu belum tentu menjamin keberhasilan masa depan.  Tantangan masa depan tak bisa dihadapi dengan mindset masa lalu.  Kemajuan masa depan dibangun bukan lagi hanya mengandalkan sumber daya alam melainkan modal maya (virtual capital):  Intellectual capital  Social capital

The role of institutions  Institutions are a major determinant of wealth and longterm growth [Hall and Jones (1999); Acemoglu, et.al (2001)].  Countries/regions that had better political and economic institutions in the past are richer today.  A new measure of institutional quality: business regulations.

Good institutions have 3 characteristics  Enforcements of property rights for a broad cross section of society, so that a variety of individuals have incentives to invest and to take part in economic life.  Constraints on the actions of elites, politicians, and other powerful groups, so that these people cannot expropriate the incomes and investments of others or create a highly uneven playing field.  Some degree of equal opportunity for broad segments of society, so that individuals can make investments, especially in human capital, and

Terima Kasih Email: [email protected] Blog: www.faisalbasri.blogs.friendster.com

Related Documents


More Documents from "parnatal"