GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP LANJUT USIA PADA KELUARGA BINAAN
Disusun Oleh: KELOMPOK 2
Aguswan Purwendo
1102012010
Rizki Fauzi Rahman
1102013254
Silvi Nadia
1102013272
Vindi Athira
1102013297
Sri Wahyuningsih
1102011265
Pembimbing: DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2019
Pendahuluan Organisasi kesehatan dunia WHO telah memperhitungkan pada tahun 2020 Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah lansia tertinggi di dunia. Tahun 2050, presentasi lansia di dunia diperkirakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, akan melampaui populasi anak-anak berusia 14 tahun ke bawah. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat pada populasi lansia akan terjadi di Indonesia (Papalia, 2009). Usia yang dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Menurut organisasi kesehatan dunia WHO ada empat tahap batasan umur yaitu usia pertengahan (middle age) antara tahun 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun dan usia tua (old) antara 75-90 tahun, serta usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008) Peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia dimulai pada tahun 1971 sebesar 4,48%, pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia sebesar 7,28%, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,77%, dan pada tahun 2020 diproyeksikan menjadi sebesar 11,34% (Astuti et al, 2007). Dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%), Jawa Tengah (10,34%), sedangkan Sumatera Barat menduduki posisi ke tujuh yaitu 8,09% (Susenas, 2012). Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008). Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Kondisi kesehatan mental lanjut usia pada umumnya menunjukan bahwa mereka tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, mereka mengeluh mengalami gangguan tidur. Mereka merasa tidak senang dan bahagia dalam masa tuanya karena berbagai kebutuhan hidup dasar tidak terpenuhi, dan merasa sedih maupun khawatir terhadap keadaan lingkungannya. Dalam sosialisasi
dengan masyarakat pun menjadi kurang aktif. Dengan demikian dukungan sosial keluarga menjadi penting pada masa lansia. Menurut Sudiarto Kusumoputro (2002) bahwa setelah seseorang memasuki masa lansia, maka dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya. Namun demikian dengan adanya dukungan sosial tidaklah berarti bahwa setelah memasuki masa lansia seseorang hanya tinggal duduk, diam, tenang dan berdiam diri saja. Untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun kejiwaannya lansia justru harus tetap melakukan aktivitasaktivitas yang berguna bagi kehidupannya. Lansia tidak boleh duduk diam, enak dan semua dilayani oleh orang lain. Hal ini justru akan mendatangkan berbagai penyakit dan penderitaan, sehingga bisa menyebabkan para lansia tersebut cepat meninggal (Azizah, 2011). Dukungan sosial bagi lansia sangat diperlukan selama lansia masih mampu memahami makna dukungan sosial tersebut sebagai penyokong atau penopang kehidupannya. Namun dalam kenyataannya ada sebagian lansia yang mampu memahami dan memanfaatkan dukungan sosial dengan optimal dan ada pula lansia yang kurang mampu memahami adanya dukungan sosial dari orang lain, sehingga meskipun lansia telah menerima dukungan sosial tetapi masih saja menunjukan adanya ketidakpuasan, yang ditampilkan dengan perilaku yang maladaptif seperti kecewa, kesal dan perilaku menyimpang lainnya (Kuntjoro, 2002). Dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlied (1983) dalam Fatimah (2010), sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Keluarga berperan penting dalam kehidupan lansia, 80% keluarga akan mendukung lansia dan biasanya anak yang sudah dewasa yang menjadi sumber support lansia. Setiap hari manusia selalu berhubungan dan tidak lepas dari kehangatan sebuah keluarga, keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga yang lainnya, jika ada satu anggota keluarga yang bermasalah kesehatannya pasti akan mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi keluarga tersebut. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Meningkatnya jumlah lansia
menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Sampai saat ini keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lansia (Suprajitno, 2004). Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan keluarga, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang akan terjadi akan meningkat (Tamher, 2011). Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan fasilitasi kebutuhan lansia (Maryam, 2008). Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap lanjut usia pada keluarga binaan.