Manuskrip Sakila 3.docx

  • Uploaded by: annisa fitriani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manuskrip Sakila 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,089
  • Pages: 13
LEMBAR PERSETUJUAN MANUSKRIP

HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN JEREWEH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Disusun oleh : ( SAKILA ) NPM. 013.01.2894

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

(Ns. Antoni Eka FM, M.Kep)

(Ns. Robiatul Adawiyah, M.Kep)

Mengetahui Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Ketua

Ni Nyoman Santi Tri Ulandari, S.Si., M.Kes NIDN. 08300384

HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN JEREWEH KABUPATEN SUMBAWA BARAT Sakila1, Antoni Eka FM2, Robiatul Adawiyah3, Ni Made Sumartyawati, M.Kep4 1

Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram (STIKES) Mataram Staf Pengajar Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram (STIKES) Mataram 3 Staf Pengajar Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram (STIKES) Mataram 4 Staf Pengajar Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram (STIKES) Mataram 2

Email: [email protected] ABSTRAK Lansia merupakan kelompok rentan untuk mengalami gangguan stres pasca trauma akibat bencana dibandingan dengan keompok dewasa muda (Jia, 2010). Faktor yang mengganggu kondisi lansia secara tidak langsung ialah kondisi psikologis yang lebih menjadi sangat sensitif dalam pemilihan menu makanan dan berbagai permasalahan fisik, sosial, dan psikologis yang dihadapi oleh lansia ini mengakibatkan menurunnya angka kualitas hidup, khususnya pada lansia (Alfrina, 2011). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan asupan nutrisi dengan kualitas hidup pada lansia pasca bencana gempa bumi di Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Penelitian ini merupakan Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang berada atau tinggal lokasi bencana gempa bumi di 4 Desa, yaitu desa Belo, Beru, Goa, dan Dasan di Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 169 responden dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 119 lansia dengan metode pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan melalui kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan 92 responden (77,3%) memiliki asupan nutrisi dengan kategori cukup yang berarti bahwa sebagian besar lansia masih mampu memenuhi asupan nutrisinya sendiri, dan kualitas hidup lansia di Kecamatan Jereweh terbanyak dengan kategori baik berjumlah 75 responden (63,0%) yang bermakna “Ada hubungan asupan nutrisi dengan kualitas hidup lansia pasca bencana gempa bumi di Kecamatan Jereweh” ditunjukkan dengan tingkat signifikasi 0,05 ≤ α, Didapatkan nilai pvalue 0,029 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha ditrima. Kesimpulan pada penelitian ini adalah asupan nutrisi dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca bencana gempa bumi. Sehingga perlu adanya perhatian yang lebih terutama dari pemenuhan asupan nutrisi agar kualitas hidup lansia tetap dalam kategori baik. Kata Kunci : asupan nutrisi, kualitas hidup

ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL INTAKE AND THE QUALITY OF LIFE ELDERLY IN POST DISASTER OF EARTQUAKE IN JEREWEH SUB-DISTRICT WEST SUMBAWA

Elderly is agroup of people that have the risk of facing stress of post disaster comparing to yaounger people (Jia, 2010). The factors affercting elderly indirectly with bad are psychological condition that makes the sessitive in selecting menu of nutrition and other psychological problems that reduce the quality of life, especially of elderly (Alfrina, 2011). This research is aimed at determining the correlation between nutritional intake and the quality of life of elderlyin post disaster of earthquake in Jereweh Sub-District West Sumbawa. This research is descriptive analytic study with cross-sectional approach. The population of this study were all 169 elderly living in the location of earthquake in four villages of Belo, Beru, Goa and Dasan in the sub-district of Jereweh disaster West Sumbawa. The sample were 119 elderly selected through purposive sampling technique. The data were collected through questionnaires. The research showed that there is correlation between nutritinal intake and the quality of life of elderly in post disaster of earthquake\in Jereweh Sub-District West Sumbawa as denoted by the level of significance of 0,05 ≤ ɑ. The p-value 0,029 < 0,05 meaning that H0 is rejected and Ha is accepted. It is inferred that nutritional intake can affect the quality of life of elderly in post disaster of earthquake. Thus it is nacessary that attention be more paid to provide nutritional intake to improve the quality of life of elderly kept in the catagory of good. Keywords : nutritional intake, life quality

sebanyak 146 orang merupakan lansia

PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu

(Puskesmas Jereweh, 2018).

negara yang rawan dengan bencana alam,

baik

bencana

disebabkan maupun

non

Menurut

catatan

Penanggulangan

satu

kelompok

yang

yang

harus mendapatkan perhatian dari

hidromereorologi

bencana alam adalah, kelompok lanjut

hidrometeorologi.

usia. Kelompok lanjut usia di wilayah

Badan

Nasional

bencana pada umumnya kelompok

bencana

(BNPB)

yang rentan dari

oleh

alam

Salah

dampak buruk,

selama tahun 2002-2014 di Indonesia

mengingat kondisi fisik dan psikis

terjadi bencana alam sebanyak 1.093

yang dimilikinya.

bencana alam dan menelan korban jiwa sebanyak 190.375 jiwa (BNPB, 2014). Salah satu dari bencana itu

Perubahan hidup yang dialami oleh lansia menimbulkan berbagai permasalahan,

diantaranya

berupa

adalah bencana gempa bumi, seperti

ketergantungan terhadap orang lain,

yang terjadi di Pulau Lombok dan

gangguan

Pulau

kemiskinan (Martono, 2008).

Sumbawa,

Propinsi

Nusa

Tenggara Barat sejak bulan Agustus 2018

kesehatan,

Permasalahan

dan

kesehatan

yang berkekuatan 7,0 pada

geriatri dikaitkan dengan perubahan

Skala Richter(SR) dan ratusan gempa

lingkungan dan status gizi mereka.

susulan lainnya yang skalanya lebih

Lansia di Indonesia banyak yang

kecil,

mengalami

yang menewaskan ribuan

orang. (BMKG, 2018). Gempa bumi

gizi

tersebut

kurang

membuat

warga

harus

yaitu

gangguan pemenuhan yang

sebanyak

mengalami

gizi

31%

gizi

dan

mengungsi dan membangun tenda-

lebih sebanyak

tenda pengungsian di wilayah yang

kerentanan terhadap kondisi gizi pada

aman.

di

lansia disebabkan oleh kondisi fisik,

Kabupaten

baik anatomis maupun fungsional.

Sumbawa Barat sejumlah 6.190 jiwa

Faktor lain yang mengganggu kondisi

penduduk mengungsi, sebab sebanyak

lansia secara tidak langsung ialah

1.075

rusak.

kondisi

Kelompok usia pengungsi terdiri dari

menjadi

bayi, remaja, ibu hamil, orang dewasa

pemilihan menu makanan.

dan

makan

Seperti

Kecamatan

rumah

lansia.

yang

terjadi

Jereweh

msayarakat

Dari

data

tersebut

1,8%.

psikologis sangat

Timbulnya

yang

lebih

sensitif

dalam Asupan

berpengaruh terhadap status

gizi seseorang, kalau status gizi buruk

terjadi

jika

tubuh

mengalami

kegagalan

hemeostatis

dan

defek

kekurangan atau kelebihan satu atau

nutrien. Semakin tua umur seseorang,

lebih zat- zat gizi (Saniawan, 2009).

semakin

Berbagai permasalahan fisik,

tinggi

resiko

terkena

malnutrisi, yang bila tidak ditangani

sosial, dan psikologis yang dihadapi

dengan baik

oleh

defisiensi energi protein dan nutrisi

lansia

mengakibatkan

akan

menurunnya angka kualitas hidup,

lainnya.

khususnya

Menurut

berdampak pada terjadinya penurunan

penelitian Pradono (2009), kualitas

kualitas hidup seseorang (Alfrina,

hidup penduduk Indonesia masuk

2011). Status gizi yang baik dapat

dalam kriteria buruk, hal ini lebih

meningkatkan kesehatan lansia yang

banyak

merupakan

pada

lansia.

dijumpai

pada

golongan

lansia, masyarakat yang memiliki tingkat

pendidikan rendah, sosial

Hal

menyebabkan

tersebut akhirnya

salah

satu

indikator

kualitas hidup (Rahmianti, 2014). Status gizi geriatri pada umumnya

ekonomi

tergolong

miskin,

dan

dipengaruhi

oleh asupan makanan,

gangguan

kesehatan

secara

fisik

kurangnya

pengetahuan

maupun psikologis (Alfrina, 2011). Kualitas

hidup

merupakan

akan

pentingnya gizi yang baik. Sedangkan kualitas hidup dipengaruhi oleh empat

indikator yang baik digunakan untuk

domain yang salah satunya

menilai

kesehatan fisik yang termasuk di

keberhasilan

pelayanan segi

kesehatan,

intervensi baik

pencegahan

dari

maupun

dalamnya

adalah

adalah masalah penyakit,

kegelisahan tidur dan

beristirahat,

pengobatan. Dimensi kualitas hidup

energi dan kelelahan, status gizi,

tidak hanya mencakup dimensi fisik

mobilitas,

saja, namun juga mencakup kinerja

ketergantungan

dalam

medis dan kapasitas pekerjaan (Fitri,

memainkan peran sosial,

keadaan

emosional, fungsi-fungsi

intelektual

dan

obat

sehari-hari, dan

bantuan

2012).

serta

Berdasarkan studi pendahuluan

perasaan sehat dan kepuasan hidup.

dengan wawancara pada 20 orang

Usia lanjut

lansia (10%) di Kecamatan Jereweh

selalu

kognitif

aktivitas

dalam keadaan

risiko malnutrisi karena

terjadinya

pada tanggal 20

September 2018,

penurunan asupan makanan akibat

lansia

nafsu

adanya

berkurang

perubahan fungsi usus,

metabolisme

yang

tidak

efektif,

bumi,

mengaku sejak

meskipun

makannya

terjadinya bantuan

gempa dan

kebutuhan pokok tetap disalurkan oleh

Poulasi dalam penelitian ini adalah

pemerintah. Beberapa lansia mengaku

semua lansia yang berada atau

merasa

ditempat

tinggal lokasi bencana gempa bumi

pengungsian, beberapa lagi karena

di 4 Desa, yaitu desa Belo, Beru,

makanan yang disalurkan tidak sesuai

Goa, dan Dasan di Kecamatan

selera mereka karena terbiasa memasak

Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat

sendiri.

sebanyak 169 responden. Sample

tidak

nyaman

Berdasarkan

uraian

di

atas,

dihitung menggunakan rumus Slovin

gempa bumi yang terjadi di Nusa

Sehingga

Tenggara

Barat

khususnya

bulatkan menjadi 119 responden.

Kabupaten

Sumbawa

Barat

Kecamatan

Jerweh

pengalaman

yang

di yaitu

berharga

dihubungkan

bumi

Penelitian ini menggunakan alat

yang

dengan kualitas hidup

ukur kuisioner. Pengukuran asupan nutrisidengan kuisioner food frequency dan

Jereweh

kualitas

hidup

menggunakan

standar kuesioner WHOQOL-BREF Analisa Data

lansia yang terkena gempa bumi di Kecamatan

di

Instrumen Penelitian

untuk

berupa asupan nutrisi pada lansia pasca gempa

responden

memberikan

melihat dampak dari bencana tersebut

bencana

jumlah

Kabupaten

Analisa data pada penelitian ini

Sumbawa Barat. Maka dari itu akan

adalah univariat dan bivariat dengan

diteliti dan dianalisis hubungan asupan

uji korelasi chi-square

nutrisi dengan kualitas hidup pada

HASIL a. KARAKTERISTIK

lansia pasca bencana gempa bumi di Kecamatan

Jereweh

RESPONDEN

Kabupaten

Tabel 1. Distrbusi frekuensi

Sumbawa Barat.

responden berdasarkan usia

BAHAN DAN METODE

dan jenis kelamin

Rancangan Penelitian Penelitian metode

deskriptif

ini

Usia Total 61-75 7590

menggunakan

analitik

pendekatan Cross Sectional

dengan Jenis Kelamin

Populasi dan sample Total

Laki -laki Pere mpu an

28

27

55

46

18

64

74

45

119

d.

b. ASUPAN NUTRISI Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan

Asupan

Nutrisi

Lansia

HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan

Asupan Nutrisi Kurang Cukup

N

%

27 92

22,7 77,3

Total

119

100,0

dengan

Asupan

Kualitas

Nutrisi

Hidup

pada

Lansia Pasca Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Jereweh Kualitas Hidup

To

%

responden, sebanyak 92 responden (77,3%) memiliki asupan nutrisi

Kuran

6

g Cuku

dengan kategori cukup.

5

p

c. KUALITAS HIDUP Tabel 3. Distribusi Kualitas Hidup

Total

11

5,04

4,2

9,24

15

60

75

12,6

49,42

63,02

% Baik

Sangat

119

%

dari

%

atas

Baik

bahwa

di

Sedang

2

Nutrisi

menunjukkan

tabel

Asupan

ta

Berdasarkan

5,04

6

27

33

22,7

27,7

lansia Kualitas Hidup Sangat Buruk Buruk Sedang

N 11

% 9,2

Baik

75

63,0

Sangat Baik Total Berdasarkan

33 27,7 119 100,0 tabel 3.

menunjukkan

bahwa

dari

119

Berdasarkan tabel 4. dapat di lihat bahwa

jumlah

lansia

yang

mengalami Asupan Nutrisi kurang sebanyak 27 responden (22,7%) dengan kualitas hidup sangat baik sebanyak

6

responden

(5,04%),

kualitas hidup baik sebanyak 15 responden

(12,6%)

dan kualitas

responden, sebanyak 33 responden

hidup sedang sebanyak 6 responden

(27,7%) memiliki kualitas hidup

(5,04%).

dengan

PEMBAHASAN

kategori

sangat

baik,

sebanyak 75 responden (63,0%) memiliki

kualitas

hidup

dengan

1.

Identifikasi

Asupan

Nutrisi

lansia di Kecamatan Jereweh

kategori baik, dan sebanyak 11 responden (9,2%) memiliki kualitas

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa

hidup dengan kategori sedang.

dari 119 responden, 92 responden (77,3%) memiliki asupan nutrisi

l

27

92

22 ,7 77 ,3

11

10

9

0

dengan kategori cukup, dan 27

berhubungan nyata dengan status

responden (22,7%) memiliki asupan

kesehatan

nutrisi dengan kategori kurang. Hal

kualitas

ini menunjukkan bahwa sebagian

penelitian

besar

pangan

lansia

masih

mampu

yang hidup

mempengaruhi lansia.

mengenai pada

Beberapa konsumsi

lansia

juga

memenuhi asupan nutrisinya sendiri

menunjukkan hal serupa, tidak ada

dan memahami jenis makanan, serta

lansia

pola

kebutuhan

makan

yang

benar

untuk

yang

memenuhi

energi

dan

100%

zat

gizi

memenuhi asupan nutrisi. Setelah

lainnya. Penelitian yang dilakukan

terjadinya bencana gempa bumi di

oleh Nadhira (2006) menyatakan

Kecamatan

bahwa rata-rata kecukupan energi

Jereweh,

masyarakat

kesulitan mendapat bahan pangan

usia

mentah, karena para pedagang dan

mencapai 85%. Konsumsi makanan

petani yang menyalurkan bahan

haruslah beragam karena tidak ada

makanan terdampak bencana gempa

satu

bumi.

memperoleh

mengandung komposisi zat gizi yang

bahan pangan yang cukup memenuhi

lengkap. Oleh karena itu kekurangan

kebutuhan masyarakat Jereweh dari

zat gizi pada jenis makanan yang

pemerintah setempat.

satu

Gizi merupakan salah satu hal yang

keunggulan susunan zat gizi jenis

berpotensi mengganggu kesehatan

makanan

usia lanjut. Status gizi dan asupan

diperoleh

asupan

gizi yang baik merupakan titik

seimbang.

Selain

masuk

makanan yang lebih beragam dapat

Masyarakat

utama

kemiskinan

untuk

dan

mengakhiri

tonggak

56

tahun

jenis

akan

ke

atas

makanan

yang

dilengkapi

yang

lain

oleh

sehingga

gizi itu

hanya

yang

konsumsi

utama

memperbaiki kecukupan akan zat-zat

untuk mencapai kualitas hidup yang

gizi dan menunjukkan perlindungan

lebih baik. Status giziyang buruk

terhadap serangan berbagai penyakit

adalah perhaian utama pada lansia.

kronik yang berhubungan dengan

Dalam penelitian Islamiyah, dkk

proses penuaan.

(2013), hasil analisis statistik antara

Faktor lain yang mengganggu

asupan nutrisi dan status kesehatan

kondisi lansia secara tidak langsung

menunjukkan bahwa dari beberapa

ialah

zat gizi yang dianalisis, tidak ada

lebih menjadi sangat sensitif dalam

satu komponen gizi tertentu yang

pemilihan menu makanan. Asupan

kondisi psikologis

yang

makan berpengaruh terhadap status gizi seseorang, kalau status gizi

2.

Identifikasi

Kualitas

Hidup

Lansia

buruk terjadi jika tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan satu atau

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa

lebih zat-zat gizi (Saniawan, 2009).

dari 119 responden, 33 responden

Sesuai

di

(27,7%) memiliki kualitas hidup

sampaikan oleh Fatimah (2010)

dengan kategori sangat baik, 75

bahwa

seperti

responden (63,0%) memiliki kualitas

depresi, kecemasan, dan dimensia

hidup dengan kategori baik, dan 11

mempunyai kontribusi yang besar

responden (9,2%) memiliki kualitas

dalammenentukan

hidup dengan kategori sedang.

dengan

faktor

teori

yang

psikologis

asupan

makan

dan zat gizi lansia. Stres diketahui

Data di atas menunjukkan

juga dapat menyebabkan gangguan

bahwa kualitas hidup

lansia di

makan, baik berupa nafsu makan

Kecamatan

terbanyak

berkurang atau meningkat (Tirta,

dengan kategori baik berjumlah 75

2010).

responden Hal

ini

berbeda

Jereweh

(63,0%).

Hal

ini

dengan

menunjukkan bahwa lansia tetap

penelitian Alfrina yang mengatakan

memiliki kualitas hidup yang baik

bahwa usia lanjut

dalam

dengan asupan nutrisi yang cukup

keadaan risiko malnutrisi karena

meskipun telah terjadi gempa bumi

terjadinya

asupan

besar yang mempengaruhi hampir

makanan akibat adanya perubahan

semua aspek kehidupan masyarakat.

fungsi usus, metabolisme yang tidak

Menurut Maryam (2008) banyaknya

efektif, kegagalan hemeostatis dan

permasalahan yang terjadi pasca

defek nutrien. Semakin tua umur

gempa bumi berdampak terhadap

seseorang, semakin tinggi resiko

kehidupan

keluarga,

seperti

terkena malnutrisi, yang bila tidak

kekurangan

bahan

pangan,

ditangani

pelayanan

kesehatan,

sarana

selalu

penurunan

dengan

menyebabkan

baik

defisiensi

protein dan nutrisi lainnya.

akan energi Hal

pendidikan yang hancur, rumah yang rata

dengan

tanah.

Semua

tersebut akhirnya berdampak pada

permasalahan ini terjadi secara tiba-

terjadinya penurunan kualitas hidup

tiba

seseorang.

hidup masyarakat menurun. Masalah

sehingga

membuat

kualitas

ini didukung dengan teori Wu HC

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui

(2006) dan Zahran HS (2005) pasca

bahwa N atau jumlah data penelitian

gempa bumi di Thailand, bahwa

adalah 119, kemudian nilai sig. (2-

semakin tua umur seseorang maka

tailed)

kualitas hidupnya akan cenderung

statistik Chi-Square menunjukkan

menjadi buruk. Sedangkan menurut

bahwa ada hubungan asupan nutrisi

penelitian

(2008),

dengan kualitas hidup lansia pasca

memiliki

bencana gempa bumi di Kecamatan

hubungan yang kuat dengan kualitas

Jereweh dengan tingkat signifikasi

hidup pada masyarakat daerah pasca

0,05 ≤ α, Didapatkan nilai p-value

gempa bumi di Sleman tahun 2006.

0,029 < 0,05, artinya H0 ditolak dan

bahwa

3.

Nurhasanah

tingkat

Analisa

depresi

Hubungan

Asupan

Nutrisi dengan Kualitas Hidup

adalah

0,029.

Hasil

uji

Ha diterima. Yaitu, ada hubungan asupan nutrisi dengan kualitas hidup lansia pasca bencana gempa bumi di

Lansia Pasca Bencana Gempa

Kecamatan Jereweh. Sama dengan penelitian dari

Bumi di Kecamatan Jereweh

Fitri Andaru (2012) oleh Fakultas Dari tabel 4 menunjukkan

kedokteran

Universitas

bahwa dari 119 responden, lansia

Muhammadiyah Surakarta

dengan asupan nutrisi kurang dengan

berjudul “Hubungan Status Gizi

jumlah 27 responden (22,7%), 21

dengan Kualitas Hidup Geriarti di

responden

Posyandu Ngudi Sehat Bibis Baru

diantaranya

memiliki

yang

kualitas hidup dengan kategori baik

Nusukan

dan sangat baik dan 6 responden

menggunakan rancangan penelitian

lainnya (5,04%) memiliki kualitas

Analitic dengan pendekatan cross

hidup

sectional,

dalam

kategori

sedang.

Banjarsari

dan

Surakara,

analisa

data

Kemudian lansia dengan asupan

menggunakan

nutrisi cukup sejumlah 92 responden

didapatkan hasil penelitian bahwa

(77,3%), 87 responden memiliki

ada hubungan status gizi dengan

kualitas hidup dengan kategori baik

kualitas hidup geriarti, nilai p=0,002

dan sangat baik, dan 5 responden

(p
(4,25)

teori yang disampaikan Hickson dan

memiliki

kualitas

dengan kategori sedang.

hidup

frost

yang

uji

chi-Square

mengatakan

bahwa

asupan gizi dan status gizi tidak

secara

langsung

kualitas

hidup.

mempengaruhi

mempengaruhi

dominasi dengan kualitas baik dan

Status

sangan

kualitas

gizi hidup

baik.

Dari

uji

statistik

didapatkan pula nilai yang signifikan

melalui penurunan fungsi fisik yang

pada

terjadi pada lansia. Selain itu faktor

dengan kualitas hidup lansia pasca

yang

gempa bumi di Kecamatan Jereweh

mempengaruhi

makanan

adalah

asupan kemampuan

hubungan

asupan

nutrisi

Kabupaten Sumbawa Barat.

menelan dan nafsu makan lebih mempengaruhi

kualitas

hidup

DAFTAR PUSTAKA

dibandingkan dengan status gizi (Hickson, 2006). Hal

tersebut

bisa

terjadi

karena penyebab baik dan buruknya kualitas hidup setiap orang berbedabeda

dan

status

gizi

bukan

merupakan satu-satunya hal yang dijadikan indikator untuk mengukur kualitas hidup khususnya dimensi kesehatan fisik. Terdapat banyak faktor

lain

yang

mempengaruhi

kualitas hidup diantaranya adanya keluhan dan penyakit kronis, tingkat pendidikan, serta lingkungan fisik dan sosial dimana individu tinggal (Fitria, 2011). SIMPULAN Setelah melakukan penelitian di empat desa, yaitu Desa didapatkan kesimpulan bahwa lebih banyak lansia dengan nutrisi yang cukup dibandingkan dengan yang kurang. Selain itu tidak ada lansia yang memiliki kualitas hidup buruk dan di

1. Almatsier, Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 2. Dahlan, M.Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika 3. Darmojo. (2010). Buku Ajar Geriartri (Ilmu kesehatan Usia Lanjut). FK UI: Jakarta 4. Fitri, Andaru. (2012). Hubungan Status Gizi dengan Kualitas Hidup Geriartri di Posyandu Nyudi Sehat Bibis Baru Nusukan, Surakarta. Skripsi : Fakultas Kedokteran :Universitas Muhammadiyah Surakarta. 5. Gibney,et al. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. (Hartono, H, Penerjemah). Jakarta : EGC 6. Hasdianah, dkk. (2014). Gizi, Pemantapan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta : Nuha Medika 7. Istiany, Ari. (2014). Gizi Terapan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 8. Islamiyah, dkk. (2013). Gaya Hidup, StatusGizi,

dan Kualitas Hidup Manusia Lanjut Usia yang Masih Bekerja di Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 9. Kementrian Kesehatan, RI. (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indosia 10. Kementrian Kesehatan, RI. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indosia 11. Mitayani dan Sartika, W. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media : Jakarta 12. Nursalam, (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 13. Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Edisi Rineka Cipta. 14. Puskesmas Jereweh. (2018). Laporan Bulanan Kegiatan Puskesmas Jereweh 2018, Kabupaten Sumbawa Barat. 15. Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses,dan praktik, Edisi 4. Jakarta : EGC 16. Perry & potter. (2009). Fundamental Keperawatan.Buku 3. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika 17. Santoso,S, Ranti, S, L. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

18. Simanjuntak, Elva. (2010). Status Gizi Lanjut Usia di Daerah Pedesaan Kecmatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara 2010. Tesis: Universitas Indonesia 19. STIKES Mataram. (2017). Buku Panduan Penelitian Skripsi. Stikes Mataram. 20. Suhardjo. (2010).Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara 21. Sugiyono, 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 22. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar. (2016). Penilaian Status Gizi: Edisi 2. Jakarta : EGC

Related Documents

Manuskrip-indo.docx
June 2020 20
Manuskrip 1.docx
November 2019 21
Manuskrip Pak Dwi.docx
April 2020 13
Manuskrip-2!.docx
June 2020 3
Manuskrip Meliza Rizky.pdf
November 2019 24

More Documents from "Citasari Muhusini"