MANAJEMEN STRATEGIS INTERNATIONAL
Kasus Mickey Global
(mickey mouse) sangat terkenal di seluruh dunia, seperti minuman ringan coca cola dan burger mc donalds. Namun secara mengejutkan, kinerja walt disney company sangat buruk dalam menanamkan modalnya ke potensi global produknya Pada tahun 2002, misalnya sebesar 86 % pendapatan Disney yang senilai $ 25.4 miliar berasal dari Amerika Serikat, Negara dengan populasi hanya 5 % dari seluruh populasi dunia. Hal ini sangat kontras jika dibandingkan dengan Coca Cola dan Mcd yang masing-masing perusahaan itu memperoleh sekitar dua per tiga pendapatannya di luar Amerika.
Usaha internasionalisasi pertamanya adalah taman hiburan. popularitasnya, walt disney memutuskan untuk melakukan ekspansi
Karena
operasi taman hiburan ini ke pasar luar negeri. Taman hiburan pertama di pasar luar negeri, Tokyo Disneyland dibuka pada tahun 1984. Penelitian pasar juga menunjukkan bahwa orang Jepang sangat antusias dalam mendukung ide keberadaan taman hiburan Disney di Jepang.
Namun, untuk mengurangi resiko, waltdisney tidak langsung menanamkan modalnya untuk pendirian taman hiburan ini yang pada akhirnya menjadi keputusan yang disesali para manajer disney, yang pada akhirnya sekelompok investor jepang yang membiayai keseluruhannya dan mengalami sukses besar.
Kesuksesan Tokyo Disneyland member inspirasi bagi perusahaan itu mencari peluang di pasar luar negeri lainnya.
Kasus Mickey Global
Akhirnya waltdisney memutuskan membangun taman hiburan lainnya di Paris dan menamakannya Euro Disney.
Namun sangat disayangnya, pilihan Disney sangatlah tidak tepat resesi melanda seluruh Eropa sesaat pembukaan taman hiburan. Ketika pendiriannya, banyak halangan yang terjadi mulai dari turunnya tingkat pembelian masyarakat hingga regulasi pemerintah. Pada titik ini, Euro Disney tampaknya hanya menghabiskan keuangan saja, dan sebenarnya taman hiburan ini akan ditutup. Akhirnya rencana restrukturisasi keuangan yang komplek mahal, yang dilaksankan pada tahun 1994 hampir saja tidak berhasil menyelematkan taman hiburan ini dan rencana ini dilakasanakan dalam beberapa tahun setelah Disneyland Paris, nama baru taman hiburan ini, mulai menghasilkan keuntungan..
Untungnya disney mulai mampu menangani krisis ini pada tahun 2001. perusahaan ini membuka Tokyo Disney sea yang berdekatan dengan tokyo disneyland . perusahaan ini membuka Tokyo Disney sea yang berdekatan dengan tokyo disneyland .Tingkat kunjungan dan belanja Disneyland Paris juga semakin membaik, dan taman hiburan Disney studio dibuka disana pada tahun 2002 dan mampu menarik pengunjung lebih banyak lagi. Kesuksesannya terus berlanjut seiring dengan meningkatnya tingkat pembelian di Paris dan dibukanya cabang baru di Hongkong Namun Disney terus berusaha di wilayah lain untuk operasi internasionalnya. Tujuannya untuk meningkatkan pendatan internasional . Para eksekutif perusahaan telah menghitung bahwa jika mereka dapat meningkatkan belanja konsumen per kapita atas produk Disney hanya lima Negara – Inggris, Italia, Jerman, Perancis, dan Jepang sampai 80 % tingkat belanja pelanggan Amerika
Kasus Mickey Global
Keputusan disney untuk membuka cabang-cabang tersebut memang sesuai dengan strateginya untuk menjadi perusahaan global yang mampu memanfaatkan segala potensi walaupun dihadapkan pada banyak masalah. Agar dapat bertahan di pasar global saat ini, perusahaan harus cepat memanfaatkan kesempatan yang tersedia dimana saja di seluruh dunia dan memberikan respon untuk melakukan perubahan yang muncul di pasar domestic dan luar negeri. Untuk memperoleh pemahaman ini, perusahaan harus membandingkan kekuatan dan kelemahannya dengan pesaing di seluruh dunia menilai perubahan politik, ekonomi, dan social yang mungkin terjadi di antara pelanggan maupun calon pelanggan dan menganalisa dampak teknologi baru terhadap cara berbisnis perusahaan. Keputusan Disney membangun Tokyo Disneyland, Disneyland, Disneyland Paris, Tokyo Disney sea, Disney studio paris dan hong kong Disneyland sesuai dengan strateginya untuk menjadi perusahaan hiburan global. Para manajer tingkat atas di Disney menyadari bahwa mereka sedang bersaing dalam memperebutkan dolar hiburan (euro, yen, dan pound) dari konsumen di seluruh dunia dan keputusan untuk mengelola sumber daya perusahaan untuk mencapai tingkat profitabilitas, dan pangsa pasar yang diinginkan tergantung pada mereka.
Tantangan manajemen strategis internasional
1. 2.
3. 4.
5.
Manajemen strategis internasional : proses perencanaan manajemen yang komprehensif dan terus berlangsung yang bertujuan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi yang membuat perusahaan mampu bersaing secara efektif di dunia internasional. Secara konseptual, ada banyak kesamaan antara mengembangkan strategi kompetisi di suatu negara dan mengembangkan strategi untuk bersaing di banyak negara, dimana para perancang strategi perusahaan harus menjawab pertanyaan fundamental yang sama : Produk jasa apa yang akan dijual perusahaan? Dimana dan bagaimana perusahaan akan membuat produk atau jasa tersebut ? Dimana dan bagaimana perusahaan akan menjual produk dan jasa tersebut? Dimana dan bagaimana perusahaan akan memperoleh sumber daya yang diperlukan? Bagaimana perusahaan akan mampu mengalahkan para pesaingnya?
3 sumber daya keunggulan bersaing yang dimiliki bisnis internasional
1. 2. 3. 4.
Efisiensi global Fleksibilitas multinasional Pembelajaran seluruh dunia Strategi dalam usaha menyeimbangkan 3 sumber daya tersebut : Strategi peniruan negara asal Strategi multi domestik Strategi global Strategi transnasional
Komponen-Komponen strategi Internasional 4 komponen dasar dalam pengembangan strategi : 1. Kompetensi Unik (distinctive competence) Komponen yang menjawab pertanyaan “apa yang dapat kita lakukan dengan luar biasa, terutama dibandingkan dengan para pesaing kita?” 2. Lingkup operasi (scope of operation) Komponen yang menjawab pertanyaan “dimana kita akan melakukan bisnis?” 3. Penggunaan Sumber Daya (resource deployment) Komponen yang menjawab pertanyaan “dengan adanya situasi pasar yang akan kita masuki, bagaimana cara kita mengalokasikan sumber daya kita ke pasar tersebut?” 4. Sinergi (synergy) Komponen yang menjawab pertanyaan “bagaimana elemen-elemen bisnis kita yang berbeda-beda dapat saling menguntungkan?”
Menyusun strategi internasional Langkah-langkah dalam menyusun strategi internasional : 1. Menyusun pernyataan misi Menentukan nilai, sasaran, dan arah perusahaan 2. Melakukan analisa SWOT Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan untuk mengidentifikasi SWOT 3. Menyusun sasaran strategis Mengeksploitasi kekuatan perusahaan dan peluang yang tersedia di lingkungan tempat perusahaan beroperasi 4. Menyusun sasaran dan rencana taktis Menyusun cara untuk mencapai sasaran strategi dan memeberikan pedoman untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari 5. Menyusun kerangka kerja pengendalian merumuskan sistem dan proses manajerial dan organisasional
Level-Level strategi Internasional 1. Strategi korporat berusaha menjelaskan wilayah bisnis yang ingin dimasuki perusahaan. Bentuk strategi korporat : - Strategi Bisnis Tunggal menghendaki agar perusahaan hanya mengandalkan pada satu bisnis, produk, atau jasa untuk memperoleh seluruh pendapatannya - Diversivikasi yang berhubungan strategi korporat yang paling banyak digunakan, menghendaki agar perusahaan beroperasi di beberapa bisnis, industri, dan pasar berbeda namun secara fundamental masih berhubungan
2. Strategi Bisnis strategi bisnis berfokus pada bisnis khusus, anak perusahaan, atau unit operasi khusus dalam perusahaan. Bentuk strategi bisnis : Diferensiasi strategi ini berusaha membangun dan mempertahankan citra bahwa barang atau jasa SBU pada dasarnya unik dibandingkan dengan barang atau jasa lain di segmen pasar yang sama Kepemimpinan dalam biaya perusahaan berfokus pada pencapaian prosedur operasi yang sangat efisien sehingga biayanya lebih rendah dibandingkan dengan biaya para pesaingnya Fokus perusahaan membuat target atas tipe produk tertentu untuk kelompok pelanggan atau wilayah tertentu
3. Strategi Fungsional bentuk-bentuk dari strategi fungsional : Keuangan Pemasaran Operasi Manajemen Sumber Daya Manusia R&D
……..The End……