Manajemen Strategis

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Strategis as PDF for free.

More details

  • Words: 2,504
  • Pages: 9
A. Pengertian Prospek Ekonomi Prospek merupakan ramalan, forecasting mengenai suatu kondisi yang akan terjadi pada suatu mendatang dengan memperhatikan berbagai faktor yang berkaiatan. Jadi prospek ekonomi merupakan ramalan mengenai kondisi ekonomi di suatu tempat, wilayah, negara/dunia di masa yang akan dating dengan melihat berbagai indicator saat ini maupun masa lalu yang berkaitan. Lalu, mengapa kita perlu mengetahui prospek ekonomi (dalam hal ini prospek ekonomi Indonesia)?. Seorang pengusaha harus selalu sigap mengambil kesempatan dan tantangan dalam setiap waktu yang kadang hampir bersamaan. Dengan mengetahui prospek ekonomi seorang pengusaha dapat memeprediksikan kesepatan serta tantangan yang ada, sehingga factor tantangan yang dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha mampu diantisipasi. B. Indikator Prospek Ekonomi Indonesia 09/10 Telah disebutkan di atas bahwa sebelum kita dapat melihat prospek ekonomi, terlebih dahulu kita perlu megetahui berbagai indicator yang memepengaruhi prospek ekonomi di suatu negara. Jadi sebelum kita membahas lebih jauh prospek ekonomi Indonesia, dan untuk mendapatkan wawasan yang utuh mengenai prospek ekonomi Indonesia. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai indikator-indikator perekonomian. Indikator perekonomian adalah data yang digunakan untuk menentukan perkembangan ekonomi suatu Negara yang dikeluarkan oleh pemerintah di Negara bersangkutan. Indikator ekonomi digunakan sebagai pertanda tentang perkembangan pembangunan di masa lampau maupun untuk masa mendatang . Indicator ekonomi memberikan gambaran secara makro dan terkadang juga menjadi penentu aspek pemerataan pembangunan. Secara umum indikator perekonomian suatu negara antara lain (1) I.

Gross Domestic Product GDP atau PDB ( Produk Domestik Bruto ) adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. PDB terbagi atas dua yaitu PDB real dan PDB nominal. PDB real adalah salah satu indikator yang paling banyak membicarakan mengenai kondisi perekonomian dan kondisi pasar. Selain itu, PDB real merupakan indikator yang paling banyak diamati, didiskusikan, dan diestimasi oleh para ahli ekonomi, analisis pasar, investor, dan pembuat kebijakan. Rumus menghitung PDB : PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor – impor) Manfaat PDB Antara Lain sebagai berikut : a) Untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional.

b) Pendapatan per kapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan per kapita dengan harga konstan (pendapatan per kapita riil) semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan jugaproduktivitasnya. c) Sebagai dasar pembuatan proyeksi/perkiraan penerimaan negara untuk perencanaanpembangunannasonal/sektoral®ional. d) Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh bank duniaataulembagainternasionalainnya. e) Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya peramalan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perencanaan sumber daya (tenaga kerja & modal). II.

Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi.Inflasi dapat terjadi karena dua hal yaitu karena tarikan permintaan dan desakan biaya. Untuk tarikan permintaan, akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Selain itu inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. selanjutnya, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah (6). Jadi merupakan al yang wajar jika inflasi dijadikan indikator perospekekonomi Indonesia. Pada kasus desakan biaya, inflasi terjadi karena meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Untuk melakukan hal tersebut bank indonesia memegang teguh prinsip kebijakan moneter bank indonesia, yakni :

1. Mempunyai satu tujuan akhir yang diutamakan (overriding objective), yaitu sasaran inflasi, sebagai kontribusi pokok kebijakan moneter dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, sasaran inflasi ditetapkan dengan mempertimbangkan pengaruhnya (trade-off) dengan pertumbuhan ekonomi. 2. Kebijakan moneter bersifat antisipatif atau forward looking, yaitu dengan mengarahkan kebijakan moneter yang ditempuh saat ini diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan pada periode yang akan datang mengingat adanya efek tunda (lag) kebijakan moneter. 3. Mengikatkan diri kepada suatu mekanisme tertentu dalam membuat pertimbangan penentuan respon kebijakan moneter (constrained discretion). Dalam penetapan respon kebijakan moneter, bank sentral mempertimbangkan prakiraan inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta berbagai variabel lain. Termasuk pertimbangan mengenai kebijakan ekonomi Pemerintah dalam kerangka koordinasi kebijakan moneter dengan kebijakan makro lain. 4. Sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat (good governance), yaitu berkejelasan tujuan, konsisten, transparan, dan berakuntabilitas. III.

Pengangguran Pengangguran dapat dihubungkan dengan indicator pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi merupakan akibat dari adanya peningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari peningkatan investasi. Jadi jelas bahwa, pertumbuhan ekonomi berhubungan erat dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja, begitu pula dengan investasi. Dengan meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan bertambah, sehingga dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya peningkatan investasi berpengaruh terhadap penurunantingkatpengangguran,demikiansebaliknya. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka daya beli produk yang dihasilkan akan mengalami penurunan, yang berarti pergerakan perekonomian akan mengalami hambatan. Tingkat pengangguran yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. (wikipedia) Selain indikator-indikator diatas terdapat beberapa indikator lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Yakni ; 1. Nilai Tukar Rupiah Ketahanan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing merupakan indicator ekonomi Indonesia. Betapa tidak, penurunan nilai tukar akan membawa dampak pada berbagai sector seperti sector eksport & Import. Pembayaran barang2 import akan melebihi nilai dari mata uang sebelumnya. Kemudian hal ini akan berdampak pada industri nasional yang mengimport bahan mentah dari luar juga harus mengeluarkan biaya lebih besar dari sebelumnya. Pada sisi anggaran pemerintahan penurunan nilai tukar akan memeperbesar anggaran penegeluaran pemerintah untuk subsidi. 2. Investasi

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi diperlukan adanya investasi. Investasi tersebut akan memacu perekonomian sector riil, yang pada tahapan selajutnya akan membuka lapangan pekerjaan sehingga arus pendapatan akan terjadi dan meningkatakan arus peputaran uang di Negara tersebut. 3. Suku Bunga Bank Indonesia Peran bank Indonesia yakni menjaga nilai rupiah, yang secara operasional juga bisa disebut menjaga rendahnya inflasi dengan instrumenya disebut Suku Bunga Bank Indonesia(SBI). SBI perlu ditetapkan secara bijak agar tidak menaikkan tingkat inflasi namun tetap dapat menggairahkan sector riil. Jika SBI ditetapkan terlalu tinggi akan menurunkan kredit pengusaha untuk membuka lapangan kerja baru yang berdampak pada lesunya perekonomian. Namun jika ditetapkan terlalu rendah jumlah uang yang beredar akan berlebih, dikarenakan bunga yang didapat sangat rendah saat menabung yang pada akhirnya memicu kenaikan inflasi. C. Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Prospek Ekonomi Indonesia 09/10 1. Subprime Crisis Mortage Subprime crisis mortagae merupakan krisis yang disebabkan oleh peningkatan jumlah hipotik, penggadaian asset-aset rumah pada bank yang dalam jangka waktu 2003 – 2007. Bahakan hingga akhir tahun 2007 diperkirakan terjadi kenaikan hipotik sebesar 292 %. Dengan agunan hipotik tersebut terdapat banyak kredit macet yang mengancam perbankan. Hingga puncaknya ketika perbankan di AS kehilangan dana sebesar US$435 billion pada 17 July 2008 lalu. Dampak ini kemudian juga dialami oleh perusahaan asuransi berskala multinasional seprti American International Group (AIG).AIG mengalami kerugian US$85 billion untuk pemabaaran bunga saham. Perusahaan asuransi akan ikut terimbas dengan kondisi seperti ini dikarenakan pihak perbankan banyak menggunakn jasa asuransi untuk mengantisipasi resiko. Ketika subprime crisis mortgagae terjadi akan terjadi klaim dilakukan oleh pihak perbankan dalam waktu yang bersamaan. Kemudian mengapa dampak krisis ini dapat dirasakan hingga ke seluruh dunia? Hal ini tak terlepas dari konsekuensi penggunaan mata uang dollar sebagai alat pembayaran yang syah dalam perdagangan internasional. Ketika terjadi kondisi Subprime Crisis Mortgage di negara asalnya amerika, negara tersebut akan segera menarik uangnya dri negara-negara lain untuk menutupi kisis yang terjadi . Hal ini akan mengkibatkan terjadinya Capital flight dari negara lain ke Amerika, sehingga krisis ini juga dialami oleh negara-negara lain. . Kesigapan negara-negara regional maupun internasional dalam menghadapi subprime crisis mortgage ini membuat kondisi perekonomian internasional tidak perlu mengalami koreksi yang berkepanjangan. Kerjasam yang dilkukan adalah sebagai berikut ; a. Emergency Economic Stabilization Act of 2008 Amerika serikat sebagai negara penyebab krisis ini segera mengambil

tindakan agar krisis ini tidak terlalau lama mempengaruhi sistem finanacial mereka terutama dunia. Salah satu bentuk tindakan mereka ialah Emergency Economis Stabilization Acr of 2008. Hal ini merupakan sebuah kesepakatan yang dikeluarkan oleh departement keuangan amerika serikat untuk menyelamatkan sistem keuangan di US. Kesepakatan itu membahas 3 hal yakni, pembelian aset-aset bermasalah, mengurangi aset-asets yang sisa yang tidak produktif, dan memulihkan pasar kredit. Dalam perjanjian tersebut juga akan dikucurkan dana sebesar $700 billion untuk pembelian asets bank bermasalah. b. American Recovery and Reinvestment Act of 2009 Kebijakan ini merpakan kelanjutan dari paket kebijakan sebelumnya. Kebijakan ini dicetuskan pada saat congress ke 11 amerika serikat. Kebijakan yang ditandatangani oleh presiden Barack Obama pada 17 febuari 2009 berisikan tentang keringan pajak pemerintah, pertanggungan terhadap pengangguran, peningkatan kesejahteraan Negara-negara federal, pendidikan kesehatan dan pembangunan infrastructure. Dana yang dikucurkan untuk kebijakan ini berjumlah $ 787 billion. c. The Banking (Special Provisions) Act 2008 Praktisi perbankan dalam menghadapi krisis ini juga tak tinggal diam, kebijakan yang dikeluarkanya berupaya membujuk pemerintah agar mau menasionalisasikan asets-aset perbankan yang terkena dampak krisis. Melihat penjelasan dia atas, dapat terlihat bahwa sebenarnya subprime crisis mortgage merupakan krisis system financial (sector moneter). Terlihat dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan untuk memulihan perkonomian US. Lau apa pengaruhnya di Indonesia ?. ekonomi Indonesia lebih banyak bergerak dari sector riil daripada sector moneter. Mengapa demikian?hal ini tak terlepas dari sumber daya alam Indonesia dan banyaknya penduduk indoesia sehingga Indonesia merupakan negara yang potensial untuk dijadikan daerah pemasara. Sedangkan tipologi sector moneter dimilki oleh negara padat modal, sehingga kecendrungan negara tersebut adalah mnginvestasikan modal mereka pada perbankan,, saham, asuransi. Berbeda dengan Indonesia yang pertumbuhan ekonominya bertumpu pada konsumsi, sector perdagangan (eksport-import) dan pertambangan. Jadi, pengaruh crisis ini terhadap perekonomian Indonesia tidak begitu berpengaruh, walaupu pasti menimbulkan peurunan perekonomian Indonesia tapi tak terkoreksi begtu parah dibandingkan jepang, eropa. Akan tetapi, bukan berarti factor ini tidak bisa menjadi pemicu krisis di Indonesia. Marilah kita lihat sector property di Indonesia sedang mengalami ekspansi sebesarbesarnya. Hal ini perlu dicermati apakah pengembang sector-sektor property tersebut memlki kekuatan modal atau hanya menggantunkan garansi modal dari pihak perbankan ?dengan resiko yang cukup tinggi. Mengingat kejadian Subprime Crisis Mortgage juga disebabkan hal yang serupa.

D. Pengaruh Faktor Internal terhadap Prospek Ekonomi Indonesia 09/10 1. Kondisi Politik dalam Negeri Pada dasarnya para pelaku ekonomi menhindari unsure ketidakpastian. Ketidakpastian dalam berusaha mengandung suatu resiko (9) . Begitu pula sikap pelaku ekonomi dalam berurusan dengan birokrat, pelaku ekonomi lebih memilih unsure kepastian. Dalam situasi politik 2009 ini didominasi dengan pmilihan alon legisltif dan presiden baru, yang berarti mengandung unsure ketidakpastian mengenai siapa yang akan memimpin dan bagaimana peraturan yang akan ditetapkan akan membuat pelaku usaha bertinak defensive hingga 2/3 blan pemilihan presiden terjadi. Pelaku usaha akan cenderung “wait & see”sehingga prospek usaha akan mengalami keterlambatan. Pelaku usaha akan menahan dulu modalnya, akan menahan dulu proses perdaganganya, menahan dulu perluasan pasarnya. Hal ini pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi, paling tidak hingga akhir tahun 2009 nanti. Namun, pengaruh kemunduran ekonomi akibat factor ini tak akan mengkoreksi kemunduran ekonomi terlalu tinggi. Moment politik juga memilki factor positif bagi perekonomian. Betapa tidak, Negara melakukan konsumsi yang begitu besar untuk melaksanakan pemilu, biaya pengadaan kotak suara, pembuatan surat suara untuk tiap daerah di Indonesia. Hal ini belum lagi konsumsi para calon legislative untuk mempromosikan diri mereka. Beberapa hal ini membuat pergerkan ekonomi sangat terasa. Jadi pada kesimpulanya prospek ekonomi berdasar factor ini ialah pada awl proses pemilau yaitu pada kuartalan I ekonomi Indonesia hanya sedikit terpengaruh dikarenakan fakor-faktor yang telah dibahas di atas. E. Gambaran Umum Prospek Ekonomi Indonesia 09/10 Setelah kita mengetahui indicator-indikator ekonomi suatu negara, barulah kita akan menganalisis prospek ekonomi Indonesia 09/10 dengan melihat kondisi indikator-indikator yang telah dijelaskan tadi. Pengukuran indikator-indikator ini penulis ambil dalam jangka waktu 5 tahun ke belakang untuk mengoptimalkan gambaran kondisi ekonomi secara lebih luas. Kemudian agar pengaruh krisis global yang dimulai pada tahun 2008 dapat kita lihat pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. I. Gross Domestic Product Berdasarkan indikator ini angka GDP Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami penurunan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Tahun Dasar Tingkat GDP (%) Perubahan tingkatGDP (%) 1. 2005 2. 2006 3. 2007 4. 2008 5. 2009

II. Inflasi Berdasarkan indikator ini angka GDP Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami penurunan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Bulan tahun Tingkat inflasi Perubahan tingkat inflasi (%) (%) 6.51 % 1. Agustus, 2007 6.95 % 2. Sepember, 2007 3. Oktober,2007 6,88 % 4. November, 2007 6,71 % 5. Desember, 2207 5. Januari, 2008 6,59 % 6. Februari, 2008 7,36 % 7. Maret, 2008 7,40 % 8. April, 2008 8,17 % 9. Mei, 2008 8,96 % 10. Juni, 2008 10,38 % 11. Juli ,2008 10, 38% 12.

Agustus, 2008

11,03 %

13.

September, 2008

11, 90 %

14.

Oktober, 2008

15. 16.

November, 2008 Desember, 2008

17.

Januari, 2009

18. 19.

Februari, 2009 Maret, 2009 Tekanan inflasi selama triwulan I-2009 masih cenderung menurun mencapai 0,36% (secara triwulanan, qtq) atau 7,92% (secara tahunan, yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh masih berlanjutnya dampak langsung dan tidak langsung dari penurunan BBM. Selain itu membaiknya ekspektasi inflasi serta melemahnya permintaan domestik juga menjadi penyumbang dari rendahnya tekanan inflasi. Sementara itu, tekanan dari harga-harga barang yang dikendalikan pemerintah (administered prices) dan harga makanan bergejolak (volatile food) juga masih rendah terkait dengan terjaganya produksi pangan domestic. (11). Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia)

III. Pengangguran Berdasarkan indikator ini angka pengangguran di Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami perbaikan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Tahun Dasar Tingkat Perubahan (%) Pengangguran(%) 1. 2005 2. 2006 3. 2007 4. 2008 5. 2009 IV. Nilai tukar rupiah Berdasarkan indikator ini angka nilai tukar rupiah Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami perbaikan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Tahun Dasar Tingkat nilai tukar Perubahan (%) rupiah (%) 1. 2005 2. 2006 3. 2007 4. 2008 5. 2009 V. Investasi Berdasarkan indikator ini angka investasi Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami perbaikan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Tahun Dasar Tingkat investasi Perubahan (%) (%) 1. 2005 2. 2006 3. 2007 4. 2008 5. 2009 VI. Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) Berdasarkan indikator ini angka suku bunga bank Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus mengalami perbaikan seperti terlihat dalam table di bawah ini : No. Tahun Dasar Tingkat SBI (%) Perubahan (%) 1. 2005 2. 2006 3. 2007 4. 2008

5.

2009

Related Documents