MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA AIRLINE
NAMA : NI NYOMAN BULAN SYUGA SAFIRA N I M : 1.17.1.11380 F E B / MANAJEMEN (B)
PROFIL PERUSAHAAN PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kebon Sirih Perusahaan mulai beroperasi komersial pada
tahun
No.
44, 1950.
Jakarta. Jumlah
karyawan Perusahaan Per 30 September 2010, Perseroan memiliki 1 kantor pusat dan 6 Area Manajemen yang mengelola 49 kantor cabang.
Per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah 6.276 dan 5.745 orang. Perseroan memiliki 3 SBU, yaitu SBU Garuda Cargo yang mengelola bisnis kargo, SBU Garuda Sentra Medika (GSM) yang mengelola bisnis kesehatan, dan SBU Citilink yang mengelola bisnis di bidang angkutan udara niaga berjadwal yang berbiaya murah (LCC) PT. Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang berkiprah tidak hanya di Indonesia namun juga luar negeri sehingga berkaitan erat dengan nilai kurs yang bergerak secara fluktuatif.
Dalam hal ini tentu saja risiko suku bunga sangat berkaitan erat dengan perusahaan ini, selain itu bencana alam juga berkontribusi dalam hal ini yakni apabila kondisi cuaca tidak menentu sehingga perusahaan harus mengantisipasi risiko – risiko yang akan dihadapi perusahaan. Perbaikan pesawat terbang merupakan agenda rutin dan telah terdapat dana yang disediakan guna mengantisipasi hal ini, namun apabila perbaikan pesawat secara tiba-tiba juga merupakan risiko yang harus diwaspadai.
IDENTIFIKASI RISIKO Adapun hasil identifikasi risiko yang terdapat pada perusahaan PT. Garuda Indonesia Airlines : 1. Risiko Harga Bahan bakar pesawat = Komposisi biaya bahan bakar untuk saat ini di kisaran 20% -32% dari rata-rata biaya operasional Perusahaan. 2. Risiko Nilai tukar mata uang asing (Kurs) = Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lainnya sangat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan dan entitas anak. 3. Risiko Suku Bunga = Pergerakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap beban biaya bunga yang harus dibayar oleh Perusahaan dan entitas anak 4. Risiko Liquiditas Perusahaan = Perusahaan dan entitas anak tidak dapat me manfaatkan peluang investasi atau tidak dapat memenuhi liabilitas keuanga jangka pendek yang pada akhirnya mengakibatkan defult, pinjaman yang berlebihan atau tingkat suku bunga yang buruk. 5. Risiko Kredit = ketidakmampuan dari pihak-pihak yang berhutang (debitur) untuk memenuhi liabilitas keuangan mereka sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama. 6. Risiko Properti / perbaikan pesawat = Kerusakan pada pesawat memberikan kontribusi risiko yang terjadi pada perusahaan. 7. Risiko Bencana alam = Kondisi cuaca yang kadang berubah – ubah merupakan risiko yang bisa saja terjadi pada perusahaan ini.
MAPPING RISK 50 32
50
32
12
12 9
HASIL PENGUKURAN NoRisiko
Nilai
Klasifikasi Risiko
1.
Liquiditas
9
Risiko Rendah
2.
Perbaikan
12
Risiko Rendah
3.
Kredit
12
Risiko Rendah
4.
Harga Bahan Bakar
32
Risiko Sedang
5.
Suku Bunga
32
Risiko Sedang
6.
Nilai Tukar
50
Risiko Tinggi
7.
Bencana Alam
50
Risiko Tinggi
Alternative dan Strategi Penanggulangan 1. Strategi untuk meminimalisir risiko fluktuasi kenaikan harga yang dilakukan oleh perusahaan pada saat ini adalah dengan melakukan lindung nilai arus kas dengan instrument lindung nilai call option, khusus untuk penerbangan haji. Dan melakukakan Pengelolaan pemakaian bahan bakar secara operasional. 2. Strategi Risiko Suku bunga, dengan mengelola eksposur pada pinjaman bersuku bunga mengambang dengan strategi lindung nilai tingkat suku bunga. 3. Strategi Risiko liquiditas, menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan entitas anak dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. 4. Strategi Risiko Perbaikan Pesawat, dengan melakukan perawatan secara rutin terhadap pesawat–pesawat yang lama mengudara sehingga kondisi pesawat dapat terjaga dan kerusakan yang dimiliki tidak terlalu membengkakan biaya. 5. Strategi Risiko Bencana Alam, dengan bekerjasama dengan BMKG sehingga mengetahui Report cuaca terkini. 6. Strategi Nilai Tukar Mata uang, Perusahaan dan entitas anak memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar Rupiah dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar mata uang asing bisa saling menghilangkan.
Komentar 1 : - Risiko yang paling banyak dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia yakni Bencana Alam dan Nilai Kurs, namun tidak menutup kemungkinan risikorisiko yang lain juga sangat berpengaruh terhadap kinerjanya. Maka dari itu, Manajemen Risiko dilakukan guna meminimalkan risiko yang nanti akan sangat berdampak besar/merugikan perusahaan. - Seperti yang telah dijelaskan pada bagian strategi penanggulangan tersebut, alangkah baiknya jika PT. Garuda Indonesia menerapkan dan meneliti strategi tersebut dengan baik demi kelancaran dan mengurangi risiko yang diterima kemudian hari.