MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIVE HIV PADA ANAK
Di susun oleh : Afira khofifah Annisa anggraini Dhea nur arifah Dita veranita Dwi cahyo ismidiyanto Dwi rahayu Karmila Rumi tri hastani Muhammad UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat danhidayah-Nyalah sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas
mata
kuliah Keperawatan Paliative yaitu tentang “Penyakit HIV / AIDS Pada Anak”. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Paliative yang tiada henti membimbing kami dan memberikan waktu untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah keperawatan palliative ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan sarannya agar kami dapat menutupi kekurangan dalam menyusun asuhan keperawatan berikutnya.
Samarinda ,14 februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN B. TUJUAN PALIATIVE CARE C. RUANG LINGKUP D. LAYANAN PALIATIVE CARE 1. PERAWATAN PALIATIVE PADA ANAK a. Kebutuhan Anak yang Terminal b. Menjelaskan Kematian Pada Anak c. Perbedaan Anak Dan Dewasa Dalam Mengartikan Kemtian 2. HIV PADA ANAK a. Pengertian b. Penularan HIV 3. CONTOH KASUS HIV PADA ANAK 4. TINDAKAN PALIATIF DI RS DAN DI RUMAH BAB III PENUTUP KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Perawatan paliatif merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang rasional, realistik dan manusiawi dengan tujuan menghilangkan/meringankan penderitaan penderita, meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarganya. Selain itu, perawatan paliatif juga merupakan perawatan yang bersifat holistik meliputi biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995). Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit terminal khususnya pada anak seperti infeksi saluran nafas bawah, pneumonia, bronchitis, HIV/AIDS, malaria, diare, tuberculosis, campak, tetanus, meningitis, difteri, kanker dan lain-lain memerlukan perawatan paliatif disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabiliatif. Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
1.2.
Tujuan a.
Untuk mengetahui HIV secara umum
b.
Untuk mengetahui konsep teori mengenai palliative care.
c.
Untuk mengetahui konsep teori mengenai perawatan paliatif pada anak.
d.
Untuk mengetahui tindaakan paliatif di rs pada pasien HIV pada anak
e.
Untuk mengetahui perencanaan tindaakan paliatif di rumah
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Paliative Care A. Pengertian Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2002). Paliative Care (perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan, penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masala lainnya (Kemenkes RI 812, 2007). Menurut Children’s Hospice and Palliative Care Coalition’s Professional Advisory Comitte (2007) perawatan paliatif pada anak merupakan filosofi dan organisasi perawatan, sistem yang terstruktur dalam memberikan perawatan pada anak dengan keluarganya. Tujuan perawatan paliatif adalah melindungi dan memperbaiki atau mengatasi keluhan dan memaksimalkan kuaitas hidup anak pada semua tingkatan usia dan dukungan pada anggota keluarganya (Coyle & Ferrel, 2010).
B. Tujuan Palliative Care Tujuan dari perawatan palatif ialah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang hidup dengan HIV dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan paliatif,secara rinci tujuan utamanya adalah untuk : 1. Meningkatkan kapasitas keluarga untuk memberikan perawatan paliatif 2. Mendukung
peningkatan
akses
ke
perawatan
paliatif
untuk
mendapatkan
perawatan secara terus menerus. 3. Mengintegrasikan perawatan paliatif dalam perawatan,dukungan dan layanan pengobatan yang ada. 4. Menganjurkan untuk perawatan paliatif yang berkelanjutan dan holistik. 5. Meningkatkan akses terhadapobat-obatan dan komoditas penting dalam perawatan paliatif.
6. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan paliatif.
C. Ruang Lingkup Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi penatalaksanaan nyeri, keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan sosial, dukungan spiritual, dukungan persiapan, dan selama masa duka cita. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah. (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007). Selain itu menurut WHO, menekankan bahwa dalam memberikan pelayanan paliatif harus berpijak pada pola sebagai berikut: a.
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian c.
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
d. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual e.
Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga (Djauzi, et al, 2003)
D. Layanan Paliative Care a.
Pain Management Perawatan paliatif yang dilakukan dalam hal ini adalah membantu pasien yang merasakan sakit hebat untuk belajar mengontrol sakit tersebut dengan beberapa cara antara lain dengan teknik pernafasan dalam, distraksi, terapi menggambar dan lainnya.
b. Discharge & Home Care Planning Perawat bertugas untuk menentukan perawatan serta peralatan apa saja yang akan dibutuhkan pasien jika pasien akan dilakukan perawatan dirumah. Hal ini membutukan koneksi pada layanan-layanan tertentu untuk membantu memberikan perawatan serta peralatan pasien selama dirumah.
c.
Advance Care Planning Advance Care Planning (ACP) adalah sebuah konsep baru yang mulai popular di Amerika Serikat dan Australia. Dalam hal ini pasien dibantu untuk merencanakan keinginan pasien dan keluarga akan pengobatan medisnya.
d. End of Life Care Pasien paliatif care biasanya akan mengalami gejala-gejala yang berbeda yang bisa menunjukkan perburukan atau kemunduran dari kondisinya. Hal ini membuat anggota keluarga merasa tertekan dengan kondisi tersebut. Perawat berperan dalam mengatasi hal tersebut dengan mengatasi kondisi pasien agar tidak semakin memburuk atau mengontrol agar kondisi pasien tidak mengalami kemunduruan yang drastis. e. Domain Perawatan paliatif 1. Pertama yaitu Komunikasi. Komunikasi menjadi dasar untuk menentukan pasien dan kebutuhan keluarga, menilai efektivitas tim medis dalam menangani kebutuhan tersebut, dan memastikan kesadaran berpartisipasi dalam anggota tim tentang kemajuan kondisi pasien dan keluarga 2. Kedua yaitu nyeri dan kekhawatiran fisik. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan, atau dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut. Pendekatan farmakologis yang diterima secara luas untuk menghilangkan rasa sakit. Terapi dimulai dengan analgesik ringan 3. Ketiga yaitu kekhawatiran psikososial dan spiritual. Selain gejala fisik, perawatan paliatif bertujuan untuk menilai dan mengobati psikososial dan spiritual. Dukungan psikososial bagi orang tua dan keluarga juga berperan penting, tergantung pada sumber daya keluarga, keterhubungan ke keluarga atau masyarakat, dan latar belakang budaya. 4. Keempat yaitu Etika dan Pertimbangan Hukum. Dalam pediatric sebagian besar pasien tidak memiliki kepastian pengambilan keputusan, baik karena mereka masih dalam tahap perkembangan atau kondisi kesehatan mereka yang tidak mendukung.
5. Kelima Dukungan untuk Profesional. Tenaga medis dalam merawat pasien paliatif menghadapi tantangan mental dan emosional. Mampu memanajemen mekanisme koping pribadi untuk mengatasi situasi emosional dan moral yang tidak terkontrol.
2.2 Perawatan Paliatif pada Anak A. Kebutuhan Anak yang Terminal Pertama adalah komunikasi. Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua mengajak anak berkomunikasi/berbicara anak merasa bahhwa ia tidak sendiri dan ia merasa ditemani. Kedua, memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut. Ketiga, berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat, Keempat, social support meningkatkan koping (Arnold, 1998 dalam Fitria, 2010).
B. Menjelaskan Kematian pada Anak Kebanyakan seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak. Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian.
C. Perbedaan Anak Dan Dewasa Dalam Mengartikan Kematian Perbedaan anak dan dewasa dalam mengartikan kematian dalam kehidupan adalah jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian, anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan tentang arti kematian, mekanisme koping pada anak belum terbentuk. Ajak anak berdiskusi mengenai Tuhan, surga, dan benda-benda yang tidak terlihat (Ferrell & Coyle, 2007).
D. Support (Dukungan)
Dukungan sangat diperlukan dan sangat dibutukan oleh anak yang mengidap penyakit terminal, siapa saja yang terlibat harus mendukung disini yaitu orang tua, teman- teman, orang tua yang lainnya (kakek, nenek, tante, paman), dan grief suport group (Doyle, Hanks and Macdonald, 2003).
2.3 HIV pada Anak A. pengertian Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius. B. penularan HIV HIV menular dengan beberapa cara yaitu : 1. Hubungan seksual dengan penderita AID. 2. Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS 3. 4. 5. 6. 7.
Alat-alat untuk menoreh kulit Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi Pemakaian obat oleh ibunya Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
2.4 Contoh Kasus HIV pada Anak Usia 8 thn dengan HIV. Saat ini di rawat dir s rencananya Besok akan pulang. Pasien tidak mengetahui penyakit yang di deritanya saat ini namun keluarganya mengetahui anaknya mengidap HIV stadium 3. Permasalahan perawatan OS pasien makan kurang dari secukupnya, pasien mual muntah akibat efek dari obat , pasien lemah TD 100/70, N 85, RR 22.
PERTANYAAN :
1) Apa saja yang dilakukan dalam perawatan paliatif di RS ? 2) Apa saja yang perlu di persiapkan untuk perawatan paliatif di rumah ?
2.5 Tindakan Paliatif di RS dan di Rumah
BAB III PENUTUP 2.6 Kesimpulan Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Perawatan paliatif merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan
yang
rasional,
realistik
dan
manusiawi
dengan
tujuan
menghilangkan/meringankan penderitaan penderita, meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarganya. kunci perawatan paliatif yaitu komunikasi, rasa sakit dan kekhawatiran fisik, psikososial, spiritual, etika dan pertimbangan hukum.
2.7 Saran 1.
Memberikan support kepada penderita HIV agar tidak putus asa
2.
Mencegah penyebaran HIV dengan pemeriksaan kesehatan anda dan anak secara rutin
3.
Dan kita sebagai perawat terus memberikan asuhan keperawtan kepada penderita agar cepat
sembuh dalam pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA Carpenito. (1995). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dan Dokumentasi. Ed.4. Jakarta: EGC Coyle, N. & Ferrel, B. (2010). Oxford texksbook: Palliatif nursing. 3rd edition. Oxford University : Press LTD. Doyle, Hanks and Macdonald (2003). Oxford textbook of palliative medicine. Oxford Medical Publications (OUP) 3 rd Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York: Oxford University Press Fitria, C.N. (2010). Palliative care pada penderita penyakit terminal. Online. http://www. download.portalgaruda.org/article.php. Diakses pada 14 April 2015 White, P.G. (2002). Word hospice palliative care the loss of child day, Pediatric Heart Network, www.hospiceinternational.com. Diakses pada 14 April 2015