Makalah_precede_proceed[1].docx

  • Uploaded by: randa abdi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_precede_proceed[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,064
  • Pages: 14
MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA TEORI PRECEDE PROCEED

Disusun oleh : Rifki Yulinanda

(J210171056)

Heri Prasetyo

(J210171117)

Fauziyah Nurmalita H (J210171061)

Muhammad Hanif

(J210171171)

Noni Agustiya

(J210171188)

Widya Meilina

(J210171172)

Nurul Syifa

(J210171097)

Sarwedi Dwi A

(J210171174)

Annisa Nurul F

(J210171100)

Enggar Fitria

(J210171181)

Ana Okta Risa

(J210171099)

Novia Puji L

(J210171184)

S1 KEPERAWATAN TRANSFER FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “TEORI PRECEDE PROCEED“ guna untuk memenuhi tugas Konsep Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak , karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Abi Muhlisin S.KM, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Keperawatan Komunitas dan Keluarga. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara material maupun spiritual. Akhirnya tak ada gading yang tak retak. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan siapa saja yang membaca makalah ini. Bisa menjadikan referensi atau bahan tambahan pengetahuan untuk semuanya. Kami mengakui jika dalam penulisan asuhan keperawatan ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun. Guna memperlancar dan dapat memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.

Surakarta, 20 Maret 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………...1 B. Tujuan…………………………………………………………………1 C. Rumusan masalah……………………………………………………...2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Teori PRECEDE-PROCEED……………………………….3 B. Penemu Teori PRECEDE-PROCEED……………………………….3 C. Isi dan Gambar Teori PRECEDE-PROCEED……………………….4 D. Contoh penerapan dalam kasus……………………………………….7 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Promosi kesehatan berarti upaya memperbaiki kesehatan dengan cara memajukan, mendukung, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi dari agenda, baik secara perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu aspek promosi kesehatan yang mendasar adalah melakukan pemberdayaan sehingga individu lebih mampu mengontrol aspek-aspek kehidupan

mereka

yang

mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Banyak model yang dikembangkan untuk mencoba menerangkan bagaimana faktor-faktor dapat mempengaruhi kesehatan serta bagaimana pengetahuan membantu memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan.

Salah

satu

model

promosi

kesehatan

yang

dapat

mengoperasionalisasikan promosi kesehatan adalah model PRECEDEPROCEED (Notoatmodjo, 2012). Model

PRECEDE-PROCEED

terdiri

dari

sembilan

langkah.

PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) dikembangkan oleh Green dan Kauter pada tahun 1980, digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, penetapan prioritas masalah, dan tujuan program, sedangkan PROCEED digunakan

untuk

menetapkan

sasara

dan

kriteria

kebijakan,

implementasi dan evaluasi B. Tujuan 1. Mengetahui Definisi dari model teori PRECEDE PROCEED 2. Mengetahui penemu teori PRECEDE PROCEED 3. Mengetahui isi teori dan gambar teori PRECEDE PROCEED 4. Menerapkan teori PRECEDE PROCEED dalam kasus

serta

C. Rumusan Masalah 1. Apa definisi model teori PRECEDE PROCEED ? 2.

Siapa penemu teori PRECEDE PROCEED ?

3. Apa isi teori dan bagaimana gambar dari teori PRECEDE PROCEED ? 4. Bagaimana aplikasi teori PRECEDE PROCEED dalam kasus ?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Teori PRECEDE-PROCEED Model

PRECEDE-PROCEED

adalah

model

perencanaan

program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan perilaku. Yang penting untuk model perencanaan PRECEDE -PROCEED adalah peran teori dalam menciptakan sebuah kerangka pikir konseptual yang mengarahkan pembentukan intervensi dan evaluasi (Green & kreuter, 2005). B. Penemu Teori PRECEDE-PROCEED Dikutip dari Fertman pada tahun 2010 bahwa pendekatan terkenal untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam program promosi kesehatan adalah model Precede-Proceed yang dikemukakan oleh Green dan Kreuter pada tahun 1999. Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal PRECEDE. PRECEDE adalah singkatan Predisposising (predisposisi), Reinfocing (memperkuat), Enabling (mengaktifkan),

Causes

(penyebab),

Educasional

diagnosis

(pendidikan diagnosa), dan Evaluation (evaluasi). PRECEDE memberikan serial langkah yang menolong perencana untuk mengenal

masalah

pengembangan Namun kerangka

mulai

dari

programuntuk

demikian tersebut

pada

memenuhi

tahun

menjadi

kebutuhan

1991

pendidikan sampai kebutuhan

Green

te rsebut.

menyempurnakan

PRECEDE-PROCEED.

PROCED

(Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Environmental

Development).

dilakukan secara bersama.

PRECEDE-PROCEED

harus

C. Isi dan Gambar Teori PRECEDE-PROCEED Bagian PRECEDE (Predisposising, Reinforcing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) pada model (fase 1–4) berfokus pada perencanaan program dan bagian PROCEDE (Policy, Regulatory Organizational

Construct

in

Ediucational

and

Environmental

Development) (fase 5–8) berfokus pada pelaksanaan dan evaluasi. Delapan fase dari model pedoman perencanaan dalam membuat program promosi kesehatan, dimulai dengan keluaran yang lebih umum dan berubah menjadi keluaran yang lebih spesifik. Pada akhirnya, membuat program, menghantarkan program dan mengevaluasi program. (Gambar 3. Menampilkan model Precede-Proceed untuk perencanaan program kesehatan dan evaluasi; tanda panah menunjukan jalur utama kegiatan menuju masukan program dan determinan kesehatan untuk hasil).

Gambar teori PRECEDE PROCEED

Gambar 1. Model Precede-Proceed (Green dan Kreuter, 2005)

1.

Fase 1: Penilaian Sosial Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran secara spesifik, indikator utama penilaian sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, rata-rata kriminalitas atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup.

2. Fase 2: Penilaian Epidemiologi Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase pertama, selanjutnya program mengidentifikasi masalah kesehatan atau faktor lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Masalah kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor: hubungan masalah kesehatan dengan indikator sosial di dalam penilaian sosial dan menerima untuk merubah masalah kesehatan yang ada. Setelah prioritas utama masalah kesehatan stabil, selanjutnya mengidentifikasi dari determinan yang mengarah pada munculnya masalah kesehatan. Langkah selanjutnya dalam penilaian ini adalah akan mengidentifikasi penyebab utama dari penyakit tersebut, seperti faktor lingkungan (contohnya racun, kondisi kerja yang penuh tekanan atau kondisi pekerjaan yang tidak terkontrol), faktor prilaku (contohnya sedikitnya aktivitas fisik, diet yang buruk, merokok atau konsumsi alkohol) dan faktor genetik (contohnya riwayat keluarga). Pentingnya perubahan data akan dianalisis dan kemudian satu atau beberapa dari faktor resiko ini akan dipilih menjadi fokus. Untuk melengkapi fase ini, tujuan status kesehatan, perilaku objektif dan lingkungan objek akan disusun.

3. Fase 3: Penilaian Pendidikan dan Ekologis Fokus dalam fase 3 berganti menjadi faktor mediasi yang membantu atau menghindarkan sebuah lingkungan positif atau prilaku positif. Faktor-faktor ini dikelompokan kedalam tiga kategori: faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Green dan Kreuter, 2005). Faktor predisposisi adalah faktor yang dapat mendukung atau mengurangi untuk memotivasi perubahan, seperti sikap dan pengetahuan. Faktor pemungkin adalah faktor yang dapat mendukung atau mengurangi dari perubahan, seperti sumber daya atau keahlian. Faktor penguat adalah faktor yang dapat membantu melanjutkan motivasi dan merubah dengan memberikan umpan balik atau

penghargaan.

Faktor-faktor

ini

dianalisis

berdasarkan

kepentingannya, perubahan dan kemungkinan (adalah, seberapa banyak faktor yang mungkin dapat dimasukan dalam sebuah program). Faktor-faktor kemudian dipilih untuk disajikan sebagai dasar untuk pengembangan program dan keobjektifitasan pendidikan yang telah disusun. 4. Fase 4:Administrasi dan Penilaian Kebijakan dan Keselarasan Intervensi Pada fase ini berisi tentang upaya untuk memperbaiki status kesehatan yang dapat didukung atau dihambat oleh peraturan dan kebijakan yang ada. Sehingga dapat dilihat bahwa fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi dalam fase ke empat adalah pemastian kenyatan, untuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempat kerja, organisasi pelayanan kesehatan atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan, pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan program.

5. Fase 5: Implementasi atau Pelaksanaan Penyampaian program terjadi selama fase 5 dan proses evaluasi (fase 6), dalam fase evaluasi yang pertama terjadi secara simultan dengan pelaksanaan program. 6. Fase 6: Proses Evaluasi Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif, sesuatu yang muncul

selama

pelaksanaan

program.

Tujuannya

adalah

untuk

mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif untuk menilai program yang sudah berjalan berkualitas. Pencapaian pendidikan dari tujuan juga diukur dalam fase ini. 7. Fase 7: Pengaruh Evaluasi Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah program selesai, untuk mencari tahu pengaruh intervensi dalam prilaku atau lingkungan. Waktunya akan bervariasi mulai dari sesegera mungkin setelah selesai dari menyelesaikan aktivitas intervensi sampai beberapa tahun kemudian. 8. Fase 8: Hasil atau Keluaran Evaluasi Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua proses berjalan – indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan. D. Contoh penerapan dalam kasus Berdasarkan jurnal penelitian yang berjudul “Aplikasi model PRECEDEPROCEED Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat” didapatkan hasil : Tahap 1 penilaian sosial : menganalisis kualitas hidup individu bermasyarakat menurut penilaian masyarakat. Bagian precede dari model ini dimulai melalui kegiatan diagnostik dengan mengidentifikasi hasil-hasil yang telah dicapai dari intervensi dengan menanyakan”apa yang telah dicapai dalam kualitas hidup seseorang dan komunitas?” Sebagian besar informan menjelaskan bahwa kualitas hidup seseorang dinilai dari aspek tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, penghasilan dan

ketaatan dalam beragama. Sebagian besar aspek kesehatan

sangat

berpengaruh terhadap kualitas hidup baik pada individu maupun masyarakat. Tahap 2 penilaian epidemiologi : mengidentifikasi masalah kesehatan spesifik yang berkontribusi pada kualitas hidup dan menetapkan prioritas masalah kesehatan. Masalah kesehatan spesifik yang memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang dirasakan oleh masyarakat dilokasi penelitian adalah penyakit menular yaitu penyakit Demam Berdarah (DB), Tuberculosis (TB) dan Kusta. Penyakit tersebut menurut masyarakat sering terjadi dan mengganggu kesehatan warga masyarakat. Tahap 3 penilaian perilaku dan lingkungan yang berhubungan dengan masalah

kesehatan

yang

spesifik

:

tahap

ini

berperan

dalam

mengidentifikasi faktor yang perlu diintervensi oleh strategi program pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. Semua informan menjelaskan bahwa masalah kesehatan dan penyakit dimasyarakat berkaitan dengan perilaku kesehatan dan lingkungan. Patisipan menjelaskan bahwa masih ada sebagian masyarakat yang belum mempunyai kesadaran atas pentingnya kesehatan, belum membiasakan memeriksa sedini mungkin penyakit yang diderita, kurang kesdaran menjaga kebersihan lingkungan, belum membiasakan melakukan gerakan 4M (menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua penampungan air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, memantau semua tempat penampungan yang dapat menjadi tempat nyamuk aedes berkembang biak) dan plus (tidak menggantung baju, memelihara ikan, menghindari gigitan nyamuk dan membubuhkan abate) serta masih ada warga yang berobat kedukun. Masalah perilaku dan lingkungan yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasitif (TB dan DBD) adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, adanya stigma negatif terhadap penyakit TB, kepercayaan kepada tahayul, buruknya snitasi lingkungan, kurangnya sosialisasi, penyuluhan dan rendahnya pendidikan masyarakat, serta tingginya populasi penduduk.

Tahap 4 penilaian pendidikan dan ekologi : menganalisis pendidikan, keterampilandan lingkungan kesehatan serta mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor predisposisi pendukung dan penguat. Berdasarkan penelitian faktor kecenderungan meliputi pengetahuan, tingkat pendidikan, sikap, adanya kepercayaan kepada tahayul dan dukun yang dianut pada sebagaian masyarakat. Faktor pendukung melipyti sarana kesehatan, penyuluhan dan pelatihan, sumber daya lokal, dukungan dana, dukungan alam. Faktor penguat adalah adanya kepemimpinan, modal sosial, akses informasi kesehatan, model sosial, partisipasi masyarakat dan keteladanan. Upaya masyarakat dalam menanggulangi kesehatan dipengaruhi oleh kepemimpinan ditingkat desa. Upaya kesehatan masyarakat dibina dan di fasilitasi oleh petugas puskesmas. Peran petugas kesehatan dari puskesmas sangat

membantu

meningkatkan

kemamapuan

masyarakat

dalam

mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Modal sosial yang ada dimasyarakat adalah adanya jalinan kekeluargaan, saling berkunjung atau bersilahturahmi antar warga masyarakat, adanya tradisi gotong royong, sebagai wadah ikatan antar warga seperti arisan, pengajian, tahlilan dan paguyupan RT Tahap 5 penilaian sumber daya, organisasi manajemen, kebijakan, serta kesesuaian intervensi Peneliti mengidentifikasikan dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan gaya hidup sehat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan. Diasumsikan bahwa peningkatan kesadaran di kalangan tokoh masyarakat akan lebih baik bila mereka dibekali kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Hal itu akan dicapai melalui penyuluhan dan pelatihan serta kemitraan dengan penyedia layanan kesehatan setempat. Puskesmas diharapkan dapat memobilisasi dukungan masyarakat melalui kerja sama dengan forum kesehatan desa dan kader kesehatan. Kapasitas promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan kunci keberhasilan program. Warga masyarakat pada tingkat lokal lebih baik di informasikan tentang penyebab dan pencegahan penyakit menular tentang TB

dan DBD. Strategi ini diharapkan membantu petugas kesehatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Sementara itu pimpinan desa bersama perwakilan masyarakat dan forum kesehatan desa berperan dalam menyusun kebijakan kesehatan. Tahap 6-8 Evaluasi Pimpinan desa melakukan pemantauan dan evaluasi program kesehatan. Pimpinan desa seperti Kepala Desa, Kepala urusan Kemasyarakatan, PKK Desa, dan kader posyandu melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan kesehatan di tingkat dusun. Setiap bulan dilakukan evaluasi program kesehatan khusunya program Desa siaga dan Posyandu. Forum Kesehatan Desa (FKD) melakukan koordinasi setiap menemukan masalah dan kesulitan atau program kesehatan yang perlu dilaksanakan. Untuk evaluasi posyandu rutin setiap bulan, tetapi kalau FKD terkadang dua bulan sekali karena kader FKD dan posyandu sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan program berbasis penilaian

kebutuhan

kesehatan

masyarakat

yang sistematis

mampu

menyeseuaikan dengan perubahan keadaan. Penggunaan model PRECEDEPROCEED dapat mengatur dengan mudah kesesuaian perencanaan dengan budaya dan tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Green LW dan Kreuter MW 2005. Health Program Planning: An Educational and Ecological Aprroach, 4th Edition. McGraw-Hill, New York Green. 1991. Health Promotion Planning An Aducational and Environmental Approach Second Edition. London.Mayfield publishing company. Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

More Documents from "randa abdi"

Teori_abc_edit-1[1].docx
December 2019 10
Tugas Remed Mater.docx
December 2019 12
15. Bab Iii.docx
December 2019 17
Bab I Diare Lansia.docx
December 2019 12
Isi_fix[1].docx
December 2019 11