Isi_fix[1].docx

  • Uploaded by: randa abdi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi_fix[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,844
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Health Belief Model ini (HBM) adalah teori yang paling umum digunakan dalam pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan. Ini dikembangkan pada 1950-an sebagai cara untuk menjelaskan mengapa program skrining medis yang ditawarkan oleh US Public Health Service, terutama untuk TBC, tidak begitu sukses (Hochbaum, 1958). Konsep asli yang mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit (Hochbaum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan intrapersonal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Pengertian Health Belief Model 2. Konsep Health Belief Model 3. Penerapan Health Belief Model C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah: Menjelaskan pengertian, konsep dan penerapan “health belief model”

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Health Belief Model Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980. Sejak tahun 1974, teori Health belief model telah menjadi perhatian para peneliti. Model teori ini merupakan formulasi konseptual untuk mengetahui persepsi individu apakah mereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka. Variabel yang dinilai meliputi keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan mereka bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut. Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat atau health adalah suatu kondisi tubuh yang lengkap secara jasmani, mental, dan sosial, dan tidak hanya sekedar terbebas dari suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan. Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurut peneliti belief adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku tertentu. Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalam perilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Atau biasanya mengacu pada teori modeling di umpakan sebuah issue atau pengalaman pengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat sakit yang sama dan memilih serta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil yang positif. Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz& Becker, 1984). Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan. Health belief model ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan

2

juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis. Namun akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

B. Konsep Health Belief Model Model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model) adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosiopsikologis, munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider, kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit (preventif health behavior), yang oleh Becker dikembangkan dari teori lapangan menjadi model kepercayaan kesehatan (health belief model) (Notoatmodjo,2010). Perkembangan dari HBM tumbuh pesat dengan sukses yang terbatas pada berbagai program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di tahun 1950-an. Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variable kunci dua tambahan yang baru-baru ini diungkapkan para ahli yang terlibat didalam tindakan tersebut. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) memiliki empat persepsi inti yang membentuk HBM itu sendiri yaitu kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), Keseriusan yang dirasakan (perceived severity), manfaat yang dirasakan (perceived benefits), dan rintangan yang dirasakan (perceived barrier). Namun dalam perkembangannya faktor lain telah ditambahkan kedalam HBM seperti variabel modifikasi (modifying variable), isayarat untuk bertindak (cues to action), dan juga self efficacy. Setiap persepsi tersebut baik secara sendiri maupun dikombinasikan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku kesehatan (Rosenstock, 1988) Di mana komponenkomponennya disebutkan di bawah ini. Gambaran Health belief model terdiri dari 6 dimensi, diantaranya: 1. Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakan konstruk tentang resiko atau kerentanan (susceptibility) personal, Hal ini mengacu pada persepsi

subyektif

seseorang

menyangkut

3

risiko

dari

kondisi

kesehatannya. Di dalam kasus penyakit secara medis, dimensi tersebut meliputi penerimaan terhadap hasil diagnosa, perkiraan pribadi terhadap adanya resusceptibilily (timbul kepekaan kembali), dan susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakit secara umum. Contohnya seseorang percaya kalau semua orang berpotensi terkena kanker. 2. Perceived severity atau keseriuasan yang dirasa. Perasaan mengenai keseriusan terhadap suatu penyakit, meliputi kegiatan evaluasi terhadap konsekuensi klinis dan medis (sebagai contoh, kematian, cacat, dan sakit) dan konsekuensi sosial yang mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial). Banyak ahli yang menggabungkan kedua komponen diatas sebagai ancaman yang dirasakan (perceived threat). Contohnya individu percaya kalau merokok dapat menyebabkan kanker. 3. Perceived benefits manfaat yang dirasakan. Penerimaan susceptibility seseorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan keseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung kearah perubahan perilaku. Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai upaya yang tersedia dalam mengurangi ancaman penyakit, atau keuntungan-keuntungan yang dirasakan (perceived benefit) dalam mengambil

upaya-upaya

memperlihatkan

suatu

kesehatan

kepercayaan

tersebut. terhadap

Ketika adanya

seorang kepekaan

(susceptibility) dan keseriusan (seriousness), sering tidak diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan yang direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa manjur dan cocok. Contohnya kalau tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker. 4.

Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau apabila individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Sebagai tambahan untuk empat keyakinan (belief) atau persepsi. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam.

4

5. Cause to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku sehat. Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kagawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut, misalnya pesan-pesan pada media masa, nasehat atau anjuran kawan-kawan anggota keluarga lainnya dari si sakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). 6. Self-Efficacy adalah hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan. Bandura Menjelaskan Self efficacy adalah kepercayaan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan sesuatu . Orang-orang pada umumnya tidak akan mencoba sesuatu yang baru tanpa mereka berpikir mereka dapat melakukanya. Jika seseorang percaya perilaku yang baru berguna (manfaat yang dirasakan), tetapi tidak berpikir ia mampu untuk melakukannya (hambatan yang dirasakan), maka kesempatan itu tidak akan dicoba. Self efficacy di tambahkan ke dalam health belief model yang asli pada tahun 1988 (Rosenstock, Strecher, & becker 1988). Rosesnstock (1988) menyatakan, hipotesis Health Belief Model (HBM) tergantung pada terjadinya simultan pada ketiga faktor yaitu: a. Adanya motivasi yang cukup (masalah kesehatan) agar menjadi sebuah masalah kesehatan yang menonjol atau relevan. b. Keyakinan bahwa seseorang rentan terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang serius. Hal ini sering disebut Ancaman. c. Keyakinan bahwa setelah melakukan perilaku kesehatan tertentu akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman dan dengan biaya atau usaha yang dikeluarkan secara subjektif diterima. Biaya mengacu pada hambatan yang diraskan harus diatasi dalam berperilaku kesehatan, namun tidak terbatas pada pengeluaran biaya.

5

Teori perilaku The health belief model menjelaskan perubahan perilaku kesehatan yang terjadi di masyarakat. Beberapa hal yang dikembangkan dalam model The health belief antara lain teori adopsi tindakan (action). Kepercayaan dan persepsi individu terhadap sesuatu menumbuhkan rencana tindakan dalam diri individu (Denison,2004). Teori perubahan perilaku jika dilihat dari aspek individu seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Health Belief Model (Becker,1984 cit.Naidoo dan Wills,1996)

Teori perilaku The health belief model secara umum diyakini bahwa individu akan mengambil tindakan untuk menghindarkan, memeriksa, atau mengendalikan kondisi kesehatan buruk jika mereka memandang rentan terhadap kondisi kesehatan. Individu percaya bahwa tindakan tertentu yang tersedia akan menguntungkan dalam mengurangi kondisi lebih parah dan individu percaya bahwa tindakan yang diambil dipertimbangkan dengan adanya keuntungan. (Perehinets et al.,2006).

6

Teori perubahan perilaku The health belief model menekankan pada persepsi yang kuat dan dugaan yang kuat dari adanya dampak penyakit terhadap pengobatan. Hampir serupa dengan persepsi manfaat dan persepsi kerugian dari

perilaku kesehatan yang efektif. Pada model ini terdapat 4

komponen persepsi yang penting yaitu : 1. Perceived Threat 2. Perceived Suspectibility dan Perceived Severity 3. Perceived Benefits dan Perceived Severity 4. Cues to Action

C. Penerapan Health Belief Model Tarkang & Zotor (2015), memaparkan enam kunci komponen HBM, yang disertai dengan aplikasi dan penerapannya di permasalahan saat ini.

Konsep Perceived susceptibility

Perceived seriousness/severity

Perceived benefits

Perceived barriers

Aplikasi Menentukan populasi beresiko dan tingkat risikonya. Mengukur risiko berdasarkan sifat atau perilaku seseorang, ketinggiannya dirasakan rentan jika rendah Menentukan dan menjelaskan konsekuensi dari risiko dan kondisinya Menentukan tindakan untuk memperjelas efek positif yang diharapkan dan menjelaskan bukti efektivitas Mengidentifikasi dan mengurangi hambatan melalui kepastian

7

Penerapan Kesempatan seseorang merasa terinfeksi HIV/AIDS

Keseriusan yang dirasakan dengan terjangkitnya HIV/ AIDS Manfaat penggunaan kondom yang dirasakan

Hambatan yang dirasakan untuk penggunaan kondom

Cues to action

Memberikan informasi bagaimana caranya? dengan promosikan kesadaran

Peristiwa pribadi dan lingkungan yang memotivasi seseorang untuk menggunakan kondom

Self efficacy

Memberikan pelatihan, bimbingan dan penguatan positif

Keyakinan akan kemampuan seseorang untuk berhasil menggunakan kondom

Selain penerapan HBM diatas, Subagiyo (2014), juga menjelaskan contoh penerapan. Dapat dilihat dalam table berikut.

Konsep

Penerapan

Perceived susceptibility

Perempuan memiliki presepsi bahwa mereka dapat menderita kanker payudara

Perceived seriousness/severity

Perempuan percaya bahwa kanker payudara

adalah

penyakit

yang

membahayakan dan menyakitkan sehingga

diperlukan

langkah

Perempuan

percaya

dengan

melakukan

SADARI

(periksa

pencegahan Perceived benefits

payudara

sendiri)

adalah upaya

preventif yang menguntungkan Perceived barriers

Perempuan harus menghitung masa subur

terlebih

dahulu

sebelum

melaukan SADARI sehingga muncul keengganan dalam melakukanya Cues to action

Melakukan tindakan nyata SADARI dan

8

membuat

jadwal

masa

menstruasi

sehingga

mengetahui

masa subur Self efficacy

Merasa

percaya

melakukan SADARI.

9

diri

setelah

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Health Belief Model (HBM) adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan. Health belief model ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis.

B. Saran Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui Health Belief Model sepeti untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani, karena dengan model ini kita dapat memberikan promosi yang tepat.

10

Daftar Pustaka Denison,J.2004.Behavior Change : A Summary of Four Major Theories, Behavioral Research Unit Arlington.USA. Elvis E. Tarkang, Francis B. Zotor. Application of the Health Belief Model (HBM) in HIV Prevention: A Literature Review. Central African Journal of Public Health. Vol. 1, No. 1, 2015, pp. 1-8. doi: 10.11648/j.cajph.20150101.11. https://www.researchgate.net/publication/317493239_Application_of_the_ Health_Belief_Model_HBM_in_HIV_prevention_a_literature_review diakses 18 Maret 2018 Hocbaum,

1958,.

“Health

Belief

Model

Review



di

akses

dari

http://www.med.uottawa.ca/courses/epi6181/images/Health_Belief_Model_re vie w.pdf pada 18 Maret 2018. Janz NK, Becker MH. 1984. “The Health Belief Model a decade later”. Health Education

Quarterly

di

akses

dari

http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/66877/10.1177_1090 1981 8401100101.pdf%20?sequence=2 pada 18 Maret 2018. Nadioo, J. & Wills. 1996. Health Promotion. Foundation for Practice. London : Baillere Tindal. Notoadmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta Perehinets,I., Mamary, E.,& Rose,V. 2006. Conducing HIV Prevention Programs for the Severely Mentally Ill : An Assesment of Capacity Among HIV Prevention Program Providers in the City and County of San Fanscisco, Californian. Journal of Health Promotion, vol.4, Isuue 2, 76-80. Rosenstock, Irwin.M. Strecher, Victor J. Becker, Marshall.H. 1988 “social learning theory

and

the

belief

health

model”

diakses

dar

http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/67783/10.1177?seque nce=2 pada 18 Maret 2018. Subagiyo, A.A.A. 2014. Health Belief Model sebagai pembentuk perilaku sehat. Website:https://ariqaaynifpsi13.web.unair.ac.id/artikel_detail_112374peri laku%20sehathealth%20belief%20model%20sebagai%20pembentuk%20p erilaku%20sehat.html diakses 18 Maret 2018 11

More Documents from "randa abdi"

Teori_abc_edit-1[1].docx
December 2019 10
Tugas Remed Mater.docx
December 2019 12
15. Bab Iii.docx
December 2019 17
Bab I Diare Lansia.docx
December 2019 12
Isi_fix[1].docx
December 2019 11