MAKALAH
TUJUAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN BERBAGAI TEORI PEMBELAJARAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “PEMBELAJARAN TERPADU”
Dosen Pengampu : Nurul Fuad, M.Pd
Disusun oleh : SITI KHOTIMAH
PROGRAM STUDI PIAUD SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ULA” NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maka kuasa karena atas segala kemudahan yang ia berikan sehingga makalah ini selesai disusun tepat waktu. Dalam proses penyusunan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dan tantangan namun karena semangat pantang menyerah serta motivasi untuk terus belajar akhirnya makalah ini selelsai tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak akan bisa terealisasi tanpa bantuan pihak yang terlibat dan memberi support dan bantuan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah menemani baik dalam keadaan suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak hal yang mesti diperbaiki oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk menjadi bahan instrosfeksi serta masukan agar tulisan-tulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Nganjuk, 16 Maret 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 C. Tujuan ........................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2 A. Pengertian Pembelajaran ............................................................................ 2 B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 3 C. Teori-teori Belajar ...................................................................................... 4 BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12 A. Kesimpulan .............................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah lebih baik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat terjadi melalui usaha mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih, atau mencoba sendiri dengan pengajaran atau latihan. Adapun perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tersebut relatif tetap bukan hanya perubahan yang bersifat sementara. Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut semua aspek kepribadian, baik perubahan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek perilaku lainnya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perencanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.Namun teori belajar ini tidaklah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang seperti: lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Belajar sebenarnya telah dimulai sejak Nabi Adam, sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 31-33. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran? 2. Macam-macam prinsip-prinsip yang ada dalam pembelajaran? 3. Bagaimana pandangan belajar dan pembelajaran dari berbagai aliran? C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui pengertian belajar dan pembelajaran 2. Macam-macam prinsip-prinsip yang ada dalam pembelajaran? 3. Bagaimana pandangan belajar dan pembelajaran dari berbagai aliran?
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Beberapa ahli merumuskan pengertian pembelajaran: 1. Menurut
Syaiful
Sagala,
pembelajaran
ialah
membelajarkan
siswa
menggunakan asas pendidikan meupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.1 2. Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material pasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium. Materil meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal, dan metose penyampaian informasi, praktek, balajar, ujian dan sebagainya.2 Dari teori-teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran Oemar Hamalik mengemukakan tiga rumusan yang dianggap lebih maju dibandingkan dengan rumusan terdahulu yaitu:3 1. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. 2. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 3. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabexta,2005), Hal.61 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2003), Hal.61 3 Ibid ,Hal.61-65 2
2
Proses pembelajaran dalam pendidikan Islam sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakan bahwa dalam pendididikan Islam proses maupun hasil belajar selalu inhern, dengan keislaman.Keislaman melandasi aktivitas belajar, menafsirkan perubahan yang terjadi serta menjiwai aktifitas berikutnya.4 B. Tujuan Pembelajaran Tujuan institusional/goal dan tujuan kurikuler dijabarkan lagi dalam tujuan pembelajaran, tujuan ini lebih konkret dan lebih operasional yang pencapaiannya dibebankan kepada tiap pokok bahasan yang terdapat dalam tiap bidang studi. Menurut Suryosubroto, (1990: 20-21) tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta belajar sesudah ia melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan berhasil. Kita dapat membedakan dua macam tujuan pembelajaran, yaitu: (1) Tujuan Pembelajaran Umum (TPU), tujuan instruksional umum kata-katanya masih umum, belum dapat diukur. Contohnya Siswa memahami konsep zakat dalam ajaran agama Islam. (2) Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). Rumusan tujuan ini ditujukan pada (siswa), dengan langsung dapat diketahui (diukur) pada setiap kegiatan pengajaran berlangsung, dengan kata dan sayrat-syarat tertentu. Seperti kata kerja operasional, mengandung satu tingkah laku, berorientasi pada siswa, dapat
diukur.
Contoh.
Melalui
demonstrasi
dan
latihan
siswa
dapat
mempraktekkan shalat maghrib dengan benar dan tertib. Menurut Kaber tujuan instruksional spesifik dapat ditarik dari sumber pokok:5 a. Dari tujuan umum, seluruh kegiatan sekolah b. Dari tema (organizing center), topik yang dipelajari c. Dari perkembangan keterampilan yang dipelajari secara kontinu, misalnya dalam bahasa.
4
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia,2005), Cet ke-4, Hal.345 Kaber, Achacius, (1988) Pengembangan Kurikulum, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga dan Tenaga Kependidikan, Jakarta,11 5
3
Tujuan instruksional mengandung dua komponen yaitu komponen isi dan komponen proses. Komponen isi berfokus pada memperoleh fakta, konsep, prinsip-prinsip yang berhubungan dengan topik yang dipelajari. Sedangkan komponen proses menitik beratkan perhatian pada kegiatan, pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan topik. Jenis-jenis tujuan instruksional dapat digolongkan atas: a. Tujuan yang berbetuk tingkah laku (behavioral objectives) b. Tujuan yang berupa penampilan (peformance objective) c. Tujuan yang bersifat mengungkapkan diri (expressive objectives) d. Tujuan yang mengacu kepada ranah perilaku (domain refence objectives). Dari sejumlah uraian tentang konsep tujuan tersebut secara garis besar yang dimaksud dengan tujuan adalah Suatu pernyataan atau rumusan tentang deskripsi tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat diperoleh dan dimiliki
seseorang
setalah
melakkukan
atau
menyelesaikan
kegiatan
pendidikan/belajar (sesuai dengan hirarkisnya). C. Teori-teori Belajar6 1. Teori belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.Teori ini memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental.Sehingga dengan kata lain behavioristik tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaaan individu dalam suatu belajar. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.Sedangkan apa yang terjadi antara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak bisa diamati.Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
6
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hal 36-59
4
a. Edward Lee Thorndike (Teori Koneksionisme) Percobaan Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah dipaparkan dan diletakan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh.Percobaan tersebut menghasilkan teori“trial and error” atau “selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah. Oeh karena itu, teori yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi yang aman teori ini sudah diterapkan dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan teori belajar yang dikemukakannya kemudian Thorndike mengajukan tiga kelompok hukum atau prinsip-prinsip yangf memberikan keterangan tentang proses belajar, yakni tiga macam hukum primer dan lima macam hukum subsider. Tiga macam hukum primer yang dimaksud adalah hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum efek. Sedangkan lima macam hukum subsider adalah berupa prinsip-prinsip terjadinya respon ganda, prinsip kesiapan mental, prinsip aktivitas bagian, prinsip analogi atau asimilasi dan prinsip penukan asosiasi. Isi pokok dari masing-masing hukum atau prinsip tersebut dikemukakan berturut-turut sebagai berikut: 1. Hukum Kesiapan (low of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh
suatu
perubahan tingkah laku, maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasaan individu secara asosiasi cenderung diperkuat. 2. Hukum Latihan (law of exercise), semakin sering tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. 3. Hukum Akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.7 7
Purwa Atmaja Praiwa, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hal. 267
5
Dari bebebrapa hukum diatas dapat disimpulkan bahwa teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan pancaindra dengan kecenderungan bertindak. b. Ivan Petrovich Pavlov (Teori Classical Conditioning) Dalam pemikiran Pavlov yang dikutip dalam buku Muhibbin berasumsi bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Classical Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Strategi Pavlov dengan menerapkan individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. c. Burhus Frederic Skinner (Teori Operant Conditioning) Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku.Dalam
perkembangan
psikologi
belajar,
ia
mengemukakan
teori operant condotioning.Dimana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme
melalui
pemberian reinforcement yang
bijaksana
dalam
lingkungan relatif besar.Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel dari pada conditioning klasik. Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku atau penghargaan.Bnetuk-bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau
6
tidak memberi penghargaan, memberi tugas tambahan atau menunjukan perilaku tidak senang. d. Robert Gagne (Teori Condition of Learning) Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Keterampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki keterampilan intelektual. Guru
harus
mengetahui
kemampuan
dasar
yang
harus
disiapkan.Belajar dimulai dari hal yang sederhana dilanjutkan pada yang lebih kompleks (belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah).Praktiknya gaya belajar mengacu pada asosiasi stimulus respon. e. Albert Bandura (Teori Belajar Sosial) Bandura lahir pada 4 Desember 1925 di Mondare Alberta berkebangsaan kanada.Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial dan kognitif sosial serta efikasi diri.Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa diseitarnya. Faktor-faktor yang berproses dalam belajat observasi adalah: 1. Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat. 2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik. 3. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik. 4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri. Selain itu, juga harusdiperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
7
1. Tingkat belajar tertinggi dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal atau mengulangi perilakusecara simbolik kemudian melakukannya. 2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya. 3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunya nilai yang bermanfaat. Karena melibatkan atensi, ingatan dan motivasi, teori Bandura dilihat dalam kerangka Teori Behaviour Kognitif.Teori belajar sosial membantu memahami terjadinya perilaku agresi dan menyimpang psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku.Teori Bandura menjadi dasar perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara masal. 2. Teori belajar Kognitif Beberapa ahli yang berasa belum puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajar sebagai proses hubungan stimulusrespon-reinforcement.Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward dan reinforcement.Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenai atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Menurut teori ini, suatu informasi yang berasal dari lingkungan pembelajar, pada awalnya diterima oleh reseptor.Reseptor-reseptor tersebut memberikan simbol-simbol informasi yang ia terima dan kemudian diteruskan ke registor pengindraan yang terdapat pada saraf pusat.Dengan demikian, informasi-informasi yang diterima oleh registor pengindraan telah mengalami transformasi. Prinsip-prinsip belajar teori kognitif: a. Gambaran perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukan kepada siswa adalah kondisi belajar yang penting.
8
b. Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu mendasar bagi guru atau perencana pendidikan. c. Belajar dengan pemahaman (understanding) adalah lebih permanen (menetap)
dan
lebih
memungkinkan
untuk
ditransferkan,
dibandingkandengan rate learning atau belajar dengan formula. d. Umpan balik kognitif mempertunjukan pengetahuan yang benar dan tepat dan mengoreksi kesalahan belajar. e. Penetapan tujuan (goal setting) penting sebagai motivasi belajar. 1) Kurt Lewin (Teori Cognitive Field) Kurt
Lewin
mengembangkan
suatu
teori
belajar cognitive
field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial.Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam sautu medan kekuatan, yang bersifat psikologis.Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life space. 2) Piaget (Teori Komprehensif) Dalam teorinya Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.Piaget adalah seorang psikolog developmental karena penelitiannya mengenai tahap-tahap
perkembangan
pribadi
serta
perubahan
umur
yang
mempengaruhi kemampuan belajar individu.Dia adalah seorang psikolog suatu teori komprehensif tentang perkembangan inteligensi atau proses berfikir. Pertumbuhan intelektual terjadi karena adanya proses yang kontinu dari
adanyaequlibrium-equilibrium.Bila
individu
depat
menjaga
adanya equilibrium, individu akan dapat mencapai tingkat perkembangan intelektual yang lebih tinggi.Jadi secara singkatsapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek, yaitu structure, content, dan function.Anak yang sedang mengalami perkembangan struktur dan content intelektualnya berubah/berkembang.Maka Piaget mengartikan intelegensi adalah sejumlah struktur psikologi yang ada pada tingkat perkembangan khusus.
9
3) Jerome Bruner (Teori Discovery Learning) Yang menjadi dasar ide J.Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner memkai cara dengan apa yang disebut discovery learning, yaitu murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan reception learning atau expository teaching, dimana guru menerangkan informasi dan murid harus mempelajari semua bahan/informasi itu. Jadi, dari hal tersebut kurikulum dari suatu mata pelajaran harus ditentukan oleh pengertian yang sangat fundamental bahwa hal itu dapat dicapai berdasarkan prinsip-prinsip yang memberikan struktur dari mata pelajaran itu, murid harus mempelajari prinsip-prinsip itu sehingga terbentuklah suatu disiplin, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep bahasa yang dimengerti mereka 3. Teori belajar Humanistik Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi
mereka
hubungkan
kepada
pengalaman-pengalaman
mereka
sendiri.Menurut para pendidik aliran humanistik penyususnan dan penyajian meteri pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan
utama
para
pendidik
ialah
membantu
siswa
untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. a.
Combs Combs dan kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu.Apabila kitaingin mengubah perilaku seseorang, kita harus berusaha mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku dalamlah yang membedakan seseorang dari orang lain.
10
Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti, bahwa siwa itu tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki guru itu.Apabila guru itu memberikan aktifitas yang lain, mungkin sekali siswa akan memberikan reaksi yang positif. b. Maslov Teori didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri kita ada dua hal: 1.
Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
2.
Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslov yang dikutip dalam
buku Wasty Soemanto ini mempunya implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak.Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar tidak mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi. c. Carl Rogers Salah seorang tokoh psikologi humanistik adalah Carl Rogers, seorang ahli psikoterapi.Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas.Tidak itu saja, siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang ia ambil atau pilih. Dalam belajar demikian, anak tidak dicetak menjadi orang lainmelainkan dibiarkan dan dipupuk untuk menjadi dirinya sendiri.Ia tidak direkayasa agar terikat kepada orang lain, bergantung kepada pihak laindan memnuhi harapan orang lain.Ia dibiarkan agar tetap bisa menjadi arsitek dirinya sendiri.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Proses pembelajaran dalam pendidikan Islam sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakan bahwa dalam pendididikan Islam proses maupun hasil belajar selalu inhern, dengan keislaman.Keislaman melandasi aktivitas belajar, menafsirkan perubahan yang terjadi serta menjiwai aktifitas berikutnya Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material pasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium. Konsep tujuan tersebut secara garis besar yang dimaksud dengan tujuan adalah Suatu pernyataan atau rumusan tentang deskripsi tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat diperoleh dan dimiliki seseorang setalah melakkukan atau menyelesaikan kegiatan pendidikan/belajar (sesuai dengan hirarkisnya). Teori-teori Belajar : 1. Teori belajar Behavioristik.Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. 2. Teori belajar Kognitif. Menurut teori ini, suatu informasi yang berasal dari lingkungan pembelajar, pada awalnya diterima oleh reseptor. 3. Teori belajar Humanistik. Tujuan utama para pendidik ialah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
12
DAFTAR PUSTAKA Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabexta,2005) Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2003) Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia,2005), Cet ke-4 Kaber, Achacius. (1988) Pengembangan Kurikulum, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga dan Tenaga Kependidikan, Jakarta Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016) Praiwa, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012)
13