Makalah Tata Cara Sholat Kel 2.docx

  • Uploaded by: nadia hanifa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Tata Cara Sholat Kel 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,123
  • Pages: 30
TUGAS MATA KULIAH STUDY ISLAM I “Tata Cara Sholat Dan Kiat-Kiat Memperoleh Sholat Yang Khusyuk”

Disusun Oleh : Kelompok 2 1. Livia Permata Gita

(1710142010012)

2. Liza Anggraini

(1710142010013)

3. Martha Nia Putri

(1710142010014)

4. Mayang Afriolla

(1710142010015)

5. Meri Ardianti

(1710142010016)

6. Mesi Kartika Sari

(1710142010017)

7. Mulya Ulfa Kaswati (1710142010018) 8. Munzir Mubarak

(1710142010019)

9. Nadia Hanifa

(1710142010020)

10. Nesti Kurnia

(1710142010021)

Prodi S1 Keperawatan Dosen Pembimbing : Dra.Biswarni STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI T.A 2018/2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Study Islam ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Tata Cara Sholat dan Kiat-Kiat memperoleh Sholat yang Khusyuk” . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bukittinggi,25 Maret 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Shalat ........................................................................................... 3 2.2 Tata Cara Shalat ............................................................................................ 4 2.3 Kiat-Kiat agar memperoleh shalat khusyuk .................................................. 18 2.4 Nilai-Nilai Kesehatan .................................................................................... 22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 24 3.2 Saran .............................................................................................................. 24 DAFTAR PUSATAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sholat merupakan salah satu tiang islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna batin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu : kehadiran hati, tafahhum ( kefahaman terhadap makana pembicaraan), ta’dzim( rasa hormat), mahabah, raja’ (harap) dan haya( rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilahi. Sesungguhanya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna yang meliputi (kebutuhan) fisik,akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsipprinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang

membuka

atap

masjid

menjadi

terus

terbuka

sehingga

nilai

persaudaraan,persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a yaitu Tsauban,Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a telah meriwayatkan hadist ini : “sholat adalah sebaik-baiknya amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun dengan maksud hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a. Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakn ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Sholat sebagai salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian sholat? 2. Bagaimana tata cara sholat? 3. Bagaimana kiat-kiat memperoleh sholat yang khusyuk?

1

4. Bagaimana nilai kesehatan dalam melakukan sholat? 1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui maksud dari sholat 2. Untuk memahami tata cara sholat yang baik dan benar 3. Untuk memahami kiat-kiat memperoleh sholat yang khusyuk 4. Untuk mengetahui nilai kesehatan yang terkandung dalam mengerjakan sholat

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sholat Shalat ialah berhadap hati dengan Allah

sebagai ibadat, dalam bentuk

beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat adalah rukun islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang sangat ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat. Telah disyariatkan sebagai sesempurna dan sebaik-baiknya ibadah. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah : dzikir kepada Allah, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap Allah, Ruku’,sujud,tasbih,doa dan takbir. Shalat merupakan pokok semua macam ibadah badaniah. Allah telah menjadikannya fardhu bagi Rasulullah SAW sebagai penutup aurat para rasul pada malam Mi’raj di langit, berbeda dengan semua syari’at. Hal ini tentu menunjukkan keagungannya, menekankan tentang wajibnya dan kedudukannya di sisi Allah. Arti shalat secara terminologis adalah ucapan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takdir dan diakhiri dengan salam. Dinamakan demikian karena mengandung do’a. Orang yang melakukan shalat tidak lepas dari do’a , ibadah, pujian dan permintaan. Itulah sebabnya dinamakan shalat.  Syarat-syarat Sholat a. Beragama Islam b. Sudah baligh dan berakal c. Suci dari hadats d. Suci seluruh anggota badan,pakaian dan tempat e. Menutup aurat, untuk laki-laki aurat nya dari pusat sampai lutut, sedangkan perermpuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangannya f. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat g. Menghadap kiblat

3

h. Mengetahui mana rukun dan mana yang sunat  Rukun Shalat a. Niat b. Takbiratul ihram c. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fadhu. Boleh sambil duduk dan berbaring bagi yan sedang sakit. d. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat e. Ruku’ dengan Thuma’ninah f. I’tidal dengan Thuma’ninah g. Sujud dua kali dengan Thuma’ninah h. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah i. Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah j. Membaca tasyahud akhir k. Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir l. Membaca salam yang pertama m. Tertib : berturutan mengerjakan rukun-rukun tersebut 2.2 Tata Cara Sholat Cara shalat yang sempurna dari berbagai sisi adalah shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah. Berdasarkan hadist Malik bin al Huwairits, ra bahwa Rasulullah bersabda :

Siapa ingin melakukan shalat , sebagaimana shalatnya Rasulullah, maka hendakalah dia shalat dengan cara berikut ini : 1. Berwudhu terlebih dahulu Sebagaimana Allah, Azza wa Jalla, perintahkan dalam firmannya :

4

Juga berdasarkan hadist Abdullah bin Umar ra, dari Rasulullah, beliau bersabda :

Maka wajib setiap muslim untuk bersuci (thaharah) sebelum menunaikan shalat. 2. Menghadap Kiblat Yaitu menghadap Ka’bah berdasarkan Firman Allah Ta’ala,

Juga berdasarkan hadist Abu Hurairah ra dalam kisah orang yang keliru shalatnya (Al-Musli’Shalaatuhu),

5

3. Membuat Sutrah (pembatas shalat) Hal tersebut dilakukan untuk dirinya jika dia shalat sebagai imam atau munfarid (seorang diri). Berdasarkan Hadist Subrah bin Ma’bad Al-Juhaini, beliau berkata, Rasulullah bersabda,

Juga berdasarkan hadist Abu Zar, ra beliau berkata, Rasulullah bersabda ,

Ditekankan untuk shalat mendekati sutrah, berdasarkan hadist Abu Sa’id alKudri,ra dari Nabi beliau bersabda ,

Jarak antara orang yang shalat dengan sutrahnya seukuran tempat lewatnya kambing, atau seukuran tempat sujudnya, tidak lebih dari ukuran tiga hasta, hal itu juga berlaku dalam jarak antara barisan shalat. Berdasarkan hadist Sahl bin asSa’idi,ra dia berkata,

6

Juga berdasarkan hadist Ibnu Umar,ra bahwa dia apabila masuk ke dalam Ka’bah membuat jarak antara dirinya dengan dinding ka’bah sekitar tiga hasta, beliau mencari tempat yang dikatakan Bilal bahwa Rasulullah shalat di tempat itu. Jika ada orang ingin lewat antar orang yang shalat dengan sutrahnya, hendaklah orang yang shalat mencegahnya, jika orang itu bersikeras ingin lewat juga, cegahlah lagi lebih kuat. Berdasarkan hadist Abu Sa’id al-Khudri,ra dia berkata, say mendengar Rasulullah bersabda,

Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Karena padanya terdapat qarin (pendamping dari kalangan setan).” Tidak diperbolehkan lewat di hadapan orang yang shalat, berdasarkan hadist Abu Juhaim,ra dia berkata, Rasulullah bersabda,

Abu an-Nadhr,salah seorang perawinya berkata : “saya tidak tahu, apakah (yang dimaksud) empat puluh hari,bulan,atau tahun.” Sutrah imam adalah sutrah makmumnya, berdasarkan hadits Abdullah bin Abbas,ra bahwa beliau datang dengan mengendarai keledai betina, saat itu dia 7

menjelang usia baligh, sedang Rasulullah SAW berdiri di Mina dalam Haji Wada’ menjadi imam shalat menghadap ke tebing, maka Ibnu Abbas berjalan dengan keledainya di depan barisan di belakang Rasulullah SAW tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Saya mendengar guru sata Syekh Abdul Aziz bin Baz, rahimahullah berkata, “ini menunjukkan bahwa sutrahnya imam, tidak berpengaruh bagi mereka orang yang lewat di hadapan mereka jika imamnya memiliki sutrah. 4. Melakukan takbiratul ihram Dilakukan dalam keadaan berdiri,niat di dalam hati dengan menetukan shalat yang dikehendakinya, apakah fadhu atau sunah dengna niat ibadah kepada Allah Ta’ala,seraya mengucapkan: “Allahu Akbar”. Lalu pandangannya diarahkan ke tempat sujud sedangkan kedua tangannya diangkat dengan jari rapat dan terbuka sejajar dengan pundak atau kedua telinganya. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW terhadap orang yang keliru shalatnya,

Dan berdasarkan Firman Allah Ta’ala,

Takbiratul Ihram Sholat ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut : 

Telapak tangan sejajar dengan bahu.



Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.



Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.



Jari-jari direnggangkan.

8



Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.



Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.



Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.

Catatan : Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga. Allahu’akbar Artinya : “Allah Maha Besar” Mengucapkan Takbir “Allahu’akbar” sembari mengangkat tangan ketika mengawali ibadah sholat, dan ketika seseorang sudah melakukan takbiratul ihram pertanda bahwa tidak boleh melakukan hal hal diluar sholat yang berarti seseorang sudah masuk dalam ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya mengucapkan bacaan bacaan sholat yang akan dibaca nantinya. a. Gerakan Sedekap dalam Salat Sedekap Saat Sholat Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut : 

Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.



Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga meletakkannya di bawah pusar.

Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. b. Bacaan DOA IFTITAH (Sunah)

9

Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.” Inni Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifammuslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin. Artinya : “Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik. Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta. Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.” 5. Membaca Surat AL-FATIHAH Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang” Alhamdu

lilla_hi

rabbil

‘a_lamin(a).

Ar

Rahmaanirrahiim(i).

Maaliki

yaumiddiin(i). Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin(u). Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i). Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin(a). Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

10

Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian baca Ayat Pada Al-Quran sangat disarankan membaca Surat-Surat pendek di Juz Amma, seperti Surat Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr. 6. Gerakan Dan Bacaan Rukuk – Thuma’ninah Gerakan Rukuk Dalam Shalat Allahu’akbar Artinya : “Allah Maha Besar” Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram. 2. Turunkan badan ke posisi membungkuk. 3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk. 4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas. 5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk. 6. Pinggang direnggangkan dari paha. 7. Pandangan lurus ke tempat sujud. Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk. Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut : Bacaan Doa r u k u’ Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih – 3 X (Tiga Kali) Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.” 11

7. Gerakan Dan Doa Iktidal – Thuma’ninah Gerakan Iktidal Dalam Salat Tumakninah

sami’allahu liman hamidah Artinya : Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri, Tangan rapat di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan. Berdiri Tegak Pandangan Ke Arah Tempat Sujud Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal. Bacaan Doa i’tidal Rabbanaa lakal hamdu Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in ba’du. Artinya : “Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.” 8. Gerakan Dan Bacaan Sujud – Thuma’ninah Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud seraya membaca “Allahu Akbar” dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni meletakkan Dahi dan Hidung, Kedua Telapak Tangan, kedua lutut dan Kedua Kaki menempel di lantai (Tempat Sholat). Allahu’akbar

12

Artinya : “Allah Maha Besar” Bacaan Doa SUJUD dalam Sholat Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi. 3x Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagiNya.” 3x Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu: 1. wajah (kening dan hidung), 2. dua telapak tangan, 3. dua lutut, dan 4. dua ujung telapak kaki. Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut : 1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir. 2. Letakkan kedua lutut ke lantai. 3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai. 4. Letakkan kening dan hidung ke lantai. 5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan. 6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu. 7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang

menyunahkan

merapatkannya

pada

ketiak.

Namun,

boleh

juga

merenggangkannya. 13

8. Renggangkan pinggang dari paha. 9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah. 10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud. 9. Gerakan dan Bacaan Iftirasy – Thuma’ninah (Gerakan Duduk antara Dua Sujud) Allahu’akbar Artinya : “Allah Maha Besar” Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”, untuk kemudian melakukan duduk di antara dua sujud. Pada saat sudah duduk dengan sempurna [menduduki kaki kiri, dengan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di alas (lantai/tanah) menghadap kiblat] Gerakan dan Bacaan Iftirasy (Duduk Antara Dua Sujud) – Thuma’ninahDuduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu: 1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir. 2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki. 3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat. 4. Badan tegak lurus. 5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha. 6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat. 7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut. 8. Pandangan lurus ke tempat sujud. 9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud. 14

Bacaannya Sebagai Berikut : Duduk diantara dua sujud Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii. Artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.” 10. Gerakan Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir Dalam Rukun Sholat tidak tertuliskan Tasyahhud Awal atau Tahiyat awal karena itu sebenarnya ada dalam Sunah Sholat yaitu pada Madzhab Imam Syafi’i disebut sebagai Sunah ab’adh yaitu perkara yang disunahkan dalam shalat, dan apabila meninggalkannya (baik disengaja maupun tidak), sunah melakukan sujud sahwi, untuk mengganti kekurangan tersebut. Jadi Tasyahud awal tidak disebutkan dalam rukun Sholat, jadi yang masuk dalam Rukun adalah Tasyahhud Akhir. Tasyahhud Awal hanya dilakukan pada Sholat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya. Ketika seseorang melakukan Sholat maka Tasyahhud Akhir harus ada, Tata cara Duduknya harus ada dan juga Bacaan Tasyahhud Akhir juga harus ada. a. Duduk Tasyahhud Akhir (Duduk Tawarruk) Bangkit dari sujud membaca takbir dan duduk dalam posisi Tasyahhud Akhir yaitu duduk Tawarruk. Allahu’akbar Artinya : “Allah Maha Besar” Setelah sujud yang ke dua kemudian melakukan Doa Tahiyat Akhir dengan cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Adapun tata cara duduk pada Tasyahhud Akhir ini hendaknya orang yang sholat duduk pada pangkal pahanya

15

yang kiri dengan posisi kaki kiri yang keluar dari bagian bawahnya, sementara telapak kaki kanan dalam posisi tegak. Gerakan Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah : 1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir. 2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai. 3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat. 4. Badan tegak lurus. 5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha. 6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat. 7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut. 8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir. b. Bacaan tasyahud akhir : Doa Bacaan Sholat – TASYAHUD AKHIR At-tahiyyaatul

mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi.

Assalaamu

‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.

16

Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.” 11. Membaca Shalawat Nabi Ketika melakukan Tasyahhud Akhir maka kemudian berikutnya membaca Shalawat, minimal membaca Bacaannya shalawat : ‫صل اَللَّ ُه َّم‬ َ ‫ُم َح َّمد َعلَى‬ yang lebih sempurna yaitu Shalawat Ibrahimiah : “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.” Artinya : Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia). 12. Gerakan Salam Gerakan Salam Saat Sholat adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam

17

salat berjamaah, salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam. Adapun bacaan salam sebagai berikut : salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU

‘ALAIKUM

WA

RAHMATULLAH,

ASSALAAMU

‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH” (Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu) 13. Niat Keluar Dari Sholat An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Apakah diwajibkan meniatkan dalam salamanya keluar (shalat)? Ada dua pendapat terkenal, yang paling kuat menurut ulama Khurasan; tidak wajib, karena niat shalat sudah mencakup salam. Dan ini pendapat Abu Hafs bin Wakil dan Abu Abdillah Al-Khotan sebagaimana yang disebutkan oleh pengarang. Imam Al-Haramain mengatakan, “Ini adalah pendapat meyoritas.” Pembahasan Niat Keluar Sholat Lebih Lanjut : islamqa*info/id/175471 14. Tertib Mengerjakan rukun-rukun Sholat secara berurutan. Tidak boleh orang sengaja melompati rukun Sholat dalam melaksanakan ibadah sholat yang dapat menyebabkan batalnya sholat jika disengaja meninggalkan salah satu dari rukun tersebut. 2.3 Kiat- Kiat Memperoleh Sholat yang Khusyuk Allah menjadikan shalat sebagai saat pertemuan hamba dengan Penciptanya, sebagai sarana untuk menghadap secara menyeluruh. Ketika nafsu dan bujukan setan terus mengajak kepada kesesatan, kita bisa kehilangan sebagian atau bahkan seluruh manisnya iman dan teduhnya rasa aman. Kehidupan manusia banyak diwarnai dengan kelalaian, kesengsaraan, penympangan dan kesalahan (Sagiran, 2014: 27).

18

Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Munajjid rahimathullah dalam kitab beliau “33 Kiat mencapai Khusyu dalam Shalat menjelaskan: bahwa untuk mencapai khusyu dalam sholat ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan : 1. Memperhatikan hal-hal yang mendatangkan kekhusyukan dalam shalat 2. Menolak

hal-hal

yang

menghilangkan

kekhusyukan

dan

melemahkannya untuk kesempatan kali ini hanya membahas pada point pertama. Hal yang harus diperhatikan adalah : a. Mempersiapkan diri sepenuhnya untuk shalat Adapun bentuk-bentuk persiapannya yaitu : ikut menjawab azan yang dikumandangkan muazin, kemudian diikuti dengan membaca do’a yang diisyaratkan, bersiwak karena hal ini akan membersihkan mulut dan menyegarkannya, kemudian memakai pakaian yang baik dan bersih. Diantara bentuk persiapan lain adalah berjalan ke mesjid dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa, lalu setelah sampai di depan masjid, maka keluar darinya juga membaca do’a, melaksanakan shalat sunnat Tahiyyatul Masjid ketika telah berada di dalam masjid, merapatkan dan meluruskan shaf, karena syetan berupaya utnuk mencari celah untuk ditempatinya dalam barisan shaf shalat. b. Thuma’ninah Rasulullah SAW selalu thuma’ninah dalam shalatnya sehingga seluruh anggota badannya menempati posisi semula, bahkan Rasulullah SAW memerintahkan orang yang buruk shalatnya supaya melakukan thuma’ninah sebagaimana sabda beliau SAW : “tidak sempurna shalat salah seorang diantara kalian kecuali dengannya (thuma’ninah).” c. Mengingat

19

Hal ini berdasarkan wasiat Rasulullah SAW :” Apabila engkau shalat maka shalatlah seperti orang yang hendak berpisah (mati)”.(HRAhmadV/142,Shaihul Jami’). d. Menghayati makna bacaan shalat Al-Qur’an diturunkan agar direnungkan dan dihayati maknanya, sebagaimana firmannya ‘Azza wa Jalla: “ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah,supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”(QS.Shaad:29) Sikap penghayatan tidak akan terwujud kecuali dengan memahami makna setiap yang kita baca. Dengan memahami maknya, maka seseorang akan dapat menghayati dan berfikir tentangnya sehingga mengucurlah air matnya, karena pengaruh makna yang mendalam samapai ke lubuk hatinya. Dalam ini Allah SWT berfirman : “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Robb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang yang tuli dan buta”. (QS.Al-Furqan:73) Didalam ayat yang mulia ini Allah SWT menjelaskan betapa pentingnya memperhatikan makna dari ayat yang dibaca. e. Membaca Al-Qur’an dengan Tartil Hal ini berdasarkan firman Allah SWT : “Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan”.(QS.al-Muzammil:4) f. Meyakini bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaanya ketika seorang hamba sedang melaksanakan shalat Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadist Qudsi : “Allah SWT Aku membagi shalatku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian, dan bagi hambaku setiap apa yang dia minta. Jika hamba-Ku mengucapkan Alhamdulillahi Robbil’alamin, Allah SWT berfirman : “hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Jika ia mengucapkan Ma likiyaumiddin, Allah SWT berfirman : “Hamba-Ku telah

20

memuliakan dan mengagungkan-Ku”. (Shahih Muslim, Kitabus Shalat ,Bab wajibnys membaca al-fatihah dalam setiap rakaat). Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang yang sedang melaksanakan shalat, yaitu ketika ia membaca al-Fatihah maka bacaan tersebut mendapat balasan langsung dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka ini akan menjadi pendorong kita dalam mencapai kekhusyukan. g. Meletakkan sutrah (tabir pembatas) dan mendekatkan diri kepadanya Hal ini lebih bertujuan untuk memperpendek dan menjaga penglihatan orang yang sedang melaksanakan shalat, sekaligus menjaga dirinya dari setan. Disamping itu dapat menjauhkan diri dari lalu lalangnya orang yang lewat disekitar kita, karena lewatnya orang lain secara hilir mudik dapat mengganggu kekhusyukan shalat. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda : “ Jika salah seorang diantara kalian melaksanakan sholat dengan menggunakan tabir, maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga syetan tidak akan memotong shalatnya”. (HR.Abu Daud no.446/1695) h. Melihat ke arah tempat sujud Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Ra : “ Adalah Rasulullah SAW jika sedang shalat, beliau menundukkan kepala serta mengarahkan pandangannya ke tanah (tempat sujud)”. (HR.Al-Hakim 1/479),dinilai shahih oleh al-Albani) i. Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syetan Godaan syetan akan selalu datang kepada siapa saja yang akan menghadap Allah SWT, oleh karena itu seorang hamba hendaknya tegar dalam beribadah kepada Allah Ta’ala ,seraya tetap melakukan amalan-amalan zikir ataupun shalat, dan jangan sampai goyah, sebab dengan selalu menekuni hal-hal tersebut, godaan dan tipu daya syetan akan hilang dengan sendirinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “ sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah.” (QS.an-Nisa:76)

21

2.4 Nilai Kesehatan yang Terkandung dalam Sholat Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam satu hari kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat wajib 5 waktu yang totalnya berjumlah 17 rakaat. Setiap satu rakaat salat terdiri dari beberapa gerakan dan ternyata, setiap gerakan salat tersebut memiliki manfaat tersendiri untuk kesehatan tubuh. 1) Gerakan takbiratul ihram Manfaat gerakan sholat dimulai sejak gerakan takbiratul ihram. Gerakan takbiratul ihram memiliki manfaat untuk kesehatan fisik dan psikologis. Menurut Ahli Psikologi dari Belanda yaitu Professor Vander Hoven, kalimat takbir “Allahu Akbar” terbukti bermanfaat untuk mengobati masalah psikologis seperti dejection and tension. Kalimat takbir “Allahu Akbar” bisa melapangkan sistem pernapasan dan mengontrol denyut jantung. Pengucapan kalimat takbir dilakukan bersamaan dengan pergerakan tulang rusuk dan bahu. Manfaat dari gerakan tulang-tulang rusuk dan gerakan bahu walau sedikit akan melebarkan rongga dada. Rongga dada yang melebar ini menyebabkan tekanan udara di dalam rongga dada mengecil. Akibat positif dari tekanan udara yang mengecil adalah mudahnya udara masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Manfaat gerakan sholat pada saat takbiratul ihram memang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan pernapasan tubuh. Selain itu, pada saat gerakan takbiratul ihram, otot diafragma juga akan terlatih. Hal ini merupakan sinergisme yang berdampak positif terhadap fungsifungsi fisiologis tubuh seperti fungsi otak, otot, organ tubuh, dan bagian tubuh lainnya. Pastikan telapak tangan Anda benar-benar menghadap ke kiblat. 2) Gerakan berdiri dalam shalat Setelah gerakan takbiratul ihram maka selanjutnya akan disusul oleh gerakan kedua tangan yang dilipat di depan dada dan berdiri selama beberapa waktu. Pada saat berdiri di dalam shalat, telapak kaki akan menjadi tumpuan berat badan.

22

Berat badan yang menumpu di telapak kaki bisa merangsang titik-titik akupuntur pada telapak kaki. Hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan organorgan dalam tubuh. Selain itu, ini juga bisa membuat kompaksitas susunan tulangtulang penyangga tubuh menjadi rata. Manfaat gerakan sholat pada saat berdiri ini bisa menurunkan risiko terjadinya patah tulang dengan mudah. Pada beberapa kasus, patah tulang bisa terjadi karena hal-hal sepel seperti tersangkut tali, tergelincir, turun tangga, dan lainnya. Selain itu, manfaat gerakan berdiri dalam shalat juga bisa melatih postur tubuh yang tegap dan lurus. Ini bisa berdampak positif terhadap bentuk dan kondisi tulang tubuh agar tampak lebih indah. Posisi kaki yang terbuka selebar jarak antara kedua bahu dengan tumit mengarah ke luar bisa mencegah terjadinya kesleo atau kaki terkilir. 3) Gerakan rukuk Setelah bacaan surah pendek selesai, gerakan salat yang selanjutnya adalah gerakan rukuk. Gerakan rukuk ini harus secara sempurna dilakukan. Gerakan rukuk yang sempurna nampak pada tulang belakang yang terlihat relatif lurus. Posis kaki pada saat rukuk sama seperti saat berdiri dalam shalat tetapi kedua lengan menyangga sambil memegang lutut. Manfaat gerakan sholat pada saat rukuk sangat baik untuk otot dan tulang jika dilakukan dengan posisi yang sempurna. Gerakan rukuk yang sempurna yang memiliki tanda adanya sensasi tarikan pada tulang punggung bisa mengurangi kompresi antar ruas tulang belakang dan merelaksasi otot-otot punggung yang sebelumnya tegang. 4) Gerakan i’tidal Apabila rukuk telah selesai maka lakukanlah tuma’ninah. Tuma’ninah adalah jeda waktu antara selesainya bacaan yang ada pada gerakan shalat tertentu. Pada saat tuma’ninah ini tubuh akan terasa tenang dan manfaat gerakan sholat bisa didapat.

23

Oleh karena itu, tuma’ninah harus ada di setiap gerakan shalat. Kembali pada bahasan tentang manfaat gerakan i’tidal, ingatlah kembali gerakan takbiratul ihram dan gerakan berdiri saat shalat. Manfaat gerakan i’tidal adalah gabungan antara manfaat gerakan takbiratul ihram dan manfaat gerakan berdiri di dalam salat. Hal ini dikarenakan posisi i’tidal yang sama seperti takbiratul ihram dan berdiri sejenak. 5) Gerakan sujud Gerakan sujud merupakan simbol dari pengakuan bahwa manusia hanyalah seorang hamba Allah dan menunjukkan tunduknya seorang hamba pada penciptaNya, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Sujud akan menghasilkan posisi kepala yang sama rata dengan posisi kaki. Selain itu, pada saat melakukan gerakan sujud, posisi otak akan lebih rendah dari pada jantung. Hal ini bermanfaat untuk mempermudah aliran darah yang kaya oksigen ke otak. Semua posisi tubuh pada saat sujud bisa menimbulkan adanya tarikan di tulang belakang bagian tengah punggung. Manfaat dari tarikan ini bisa membuat ruas-ruas tulang belakang menjadi teratur dan lurus serta berkurangnya kompresi dan terjadi peregangan. Peregangan tersebut akan membuat otot-otot punggung berelaksasi. Namun, manfaat ini baru bisa didapatkan jika sujud dilakukan tidak dengan terburu-buru. Sekali lagi, lakukanlah tuma’ninah pada setiap gerakan shalat sebelum melakukan gerakan salat yang lain maka semua manfaat gerakan sholat bisa Anda dapatkan secara optimal. 6) Gerakan duduk dalam sholat Setelah gerakan sujud pertama maka gerakan shalat yang berikutnya adalah duduk. Duduk di dalam shalat dengan kaki di tekuk menyebabkan hilangnya denyut nadi dan saturasi menjadi tidak terdeteksi.

24

Hal ini pun akan menghentikan alirah darah utama di tungkai tetapi akan meningkatkan debit aliran darah ke otak dan organ-organ dalam lainnya. Kondisi ini akan mengembangkan sirkulasi di pembuluh kolateral kaki dan meningkatkan metabolisme tubuh. Manfaat gerakan sholat yang satu ini juga akan membuat pembuluh darah menjadi lebih elastis sehingga mencegah terjadinya penyumbatan arteri dan vena. Di samping itu, eluruh sendi yang ada di tungkai, kaki, dan jari jemari menjadi lentur, aktif, dan tidak kaku. 7) Gerakan salam Salam adalah gerakan shalat yang terakhir dilakukan. Gerakan salam dilakukan dengan cara menoleh ke arah kanan dan kiri sambil melihat bahu pada sisi tersebut. Indikasi gerakan salam yang benar adalah membuat pipi bisa dilihat oleh orang yang sedang berada di belakang Anda. Jadi, gerakan sujud tidak hanya asal menoleh saja ya. Manfaat gerakan sholat yang satu ini sangat terkait dengan bagian leher. Sekedar informasi, di dalam leher terdapat banyak bagian tubuh yang vital seperti saraf, kelenjar-kelenjar, pembuluh darah, otot-otot, tulang-tulang, dan lainnya. Gerakan salam bisa menjaga bagian-bagian vital tersebut. Selain itu, gerakan salam memiliki manfaat untuk membuat leher menjadi lebih lentur. Manfaat gerakan salam juga bisa menguatkan otot-otot dan seluruh bagian leher. Hal ini bisa menurunkan risiko terjadinya penjepitan saraf di leher yang terkait kejadian kepala ‘tengleng’ dan mata juling.

25

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sholat merupakan salah satu tiang islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Syarat-syarat Sholat : Beragama Islam,Sudah baligh dan berakal,Suci dari hadats, Suci seluruh anggota badan,pakaian dan tempat, Menutup aurat, untuk laki-laki aurat nya dari pusat sampai lutut, sedangkan perermpuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangannya, Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat ,Menghadap kiblat,Mengetahui mana rukun dan mana yang sunat. Rukun Shalat : Niat,Takbiratul ihram, Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fadhu. Boleh sambil duduk dan berbaring bagi yan sedang sakit.,Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat, Ruku’ dengan Thuma’ninah, I’tidal dengan Thuma’ninah, Sujud dua kali dengan Thuma’ninah, Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah, Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah, Membaca tasyahud akhir, Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir, Membaca salam yang pertama, Tertib : berturutan mengerjakan rukun-rukun tersebut. 3.2 Saran Saran bagi tenaga kesehatan hendaknya memperluas wawasan agar dapt memberikan pengertian kepada pasien ataupun masyarakat tentang tata cara sholat dan kiat-kiat agar sholat khusyuk dan bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari.

26

DAFTAR PUSTAKA https:// nabilatunnadya.blospot.com/makalahagamaislam/2016/ Waluyo,Agus.2010.Bimbingan Shalat Fardhu.publisher:Surabaya. https://repository.uin-suska.ac.id//pdf https://doktersehat.com/manfaat-gerakan-sholat/ dr.Said bin Ali Al-aqahthani.2008. Petunjuk Lengkap tentang Shalat.Al-Maktab: SaudiArabia.

Related Documents


More Documents from "ariesgnt"