Tata Cara Sholat Gerhana.docx

  • Uploaded by: Idrus Hasyim
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tata Cara Sholat Gerhana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,305
  • Pages: 10
TATA CARA SHOLAT GERHANA DAN KHUTBAHNYA Dipublikasi pada 8 Maret 2016 oleh wongalus

3 Votes Besok di Indonesia pada 9 Maret 2016 muncul gerhana matahari. Badan

Meteorologi,

Klimatologi

dan

Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup. Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari secara total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Di provinsi yang lain, gerhana sekitar 80 persen. Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Meski demikian, setiap wilayah memiliki waktu yang berbedabeda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; wilayah Tanjung Pandan mulai pukul 06.21 dan

mencapai

puncaknya

07.23

WIB;

wilayah

Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB. Di wilayah Tengah seperti Palu, gerhana mulai pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan Ternate yang berada di wilayah Timur, di mana gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT. TATA CARA SHOLAT GERHANA Adapun untuk keterangan melakukan shalat gerhana ini sesuai dengan hadits Sahih, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Sesungguhnya

matahari

juga

rembulan

merupakan 2 tanda dari kekuasaan Allah SWT, maka jika kalian melihat adanya gerhana, maka berdo’alah kepada-

Nya, selanjutnya sholatlah sampai hilang dari arah kalian gelap, dan juga bersedekahlah, ” (HR. Bukhari dan Muslim) Tata Cara Sholat Gerhana Matahari sama dengan sholat FARDHU (2 rokaat): 1. Dilaksanakan waktu gerhana tengah terjadi, 2. Dengan Niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mensyukuri tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yaitu Gerhana Matahari 3. Sholat gerhana Matahari atau Bulan hanya 2 rakaat (2 rukuk), 4. Setiap rakaat membaca Qs Al-Fatihah juga tambahan surat dalam Al Quran 2 x. 5. Disunnahkan,

untuk

rakaat

pertama

surat

yang

dibacakan lebih panjang ketimbang rokaat kedua. 6. Akhiri dengan salam. KHUTBAH SHOLAT GERHANA (CONTOH RASULULLAH) Bagaimanakah isi khutbah gerhana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Disunnahkah setelah shalat gerhana untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan banyak sahabat. Hal ini berdasarkan hadits: Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menuturkan bahwa gerhana

matahari

pernah

terjadi

pada

masa

Rasulullah shallallahu

‘alaihi

wa

sallam.

Lantas

beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami para

sahabat

memanjangkan

–radhiyallahu berdiri.

‘anhum–

Kemuadian

dan

beliau

beliau

ruku’

dan

memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak. Setelah itu beliau berkhutbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda, َّ ‫” إن ال‬ ‫ فَإ َذا َرأيت ْم‬.‫ َوالَ ِل َح َيا ِت ِه‬.‫ت أحد‬ ‫شمس و القَ َمر‬ ِ ‫ان ِل َمو‬ ِ ‫آيتان ِم ْن آ َيا‬ ِ َ‫ت هللا الَ ت ْن َخ ِسف‬ ِ .”‫ص َّد قوا‬ ُ ‫ذلك فَاد‬ َ َ ‫صلُّوا َوت‬ َ ‫عوا هللا َوكبروا َو‬ ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi

karena

kematian

seseorang

atau

lahirnya

seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada

Allah,

bertakbirlah,

kerjakanlah

shalat

bersedekahlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya bersabda,

dan

ِ َّ َ‫َّللا َما ِم ْن أ َ َح ٍد أ َ ْغ َي ُر ِمن‬ ِ َّ ‫ َو‬، ‫َيا أ ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ َيا أ ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد‬، ُ‫ى أ َ َمتُه‬ َ ‫ى َع ْب ُدهُ أ َ ْو ت َ ْز ِن‬ َ ‫َّللا أ َ ْن َي ْز ِن‬ ِ َّ ‫ َو‬، ‫يرا‬ ً ِ‫ض ِح ْكت ُ ْم قَ ِليالً َو َل َب َك ْيت ُ ْم َكث‬ َ َ‫َّللا لَ ْو ت َ ْعلَ ُمونَ َما أ َ ْعلَ ُم ل‬ ”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai

Umat

Muhammad,

demi

Allah,

jika

kalian

mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, no. 1044) Point Penting Tentang Khutbah Gerhana Pertama: Keumuman khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ringkas, padat dan jelas. Dulu

sahabat

ringkasnya,

‘Ammar

lantas

pernah

beliau

berkhutbah

menyampaikan

begitu sabda

Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. ْ ‫ص ُروا ْال ُخ‬ ْ ‫ص َر ُخ‬ ُ ‫ِإ َّن‬ َ‫ط َبة‬ َّ ‫ط َبتِ ِه َمئِنَّةٌ ِم ْن فِ ْق ِه ِه فَأ َ ِطيلُوا ال‬ َّ ِ‫صالَة‬ ِ ‫صالَة َ َوأ َ ْق‬ َ ِ‫الر ُج ِل َوق‬ َ ‫طو َل‬ ً ‫ان ِس ْحرا‬ ِ َ‫فَإ ِ َّن ِمنَ ْالبَي‬ “Sesungguhnya

panjangnya

shalat

seseorang

dan

singkatnya khotbah merupakan tanda kefaqihan dirinya (paham akan agama). Maka perlamalah shalat dan buat singkatlah khutbah. Karena penjelasan itu bisa mensihir.” (HR. Muslim no. 869 dan Ahmad 4: 263. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih). Kedua: Dilakukan dua kali khutbah.

Demikian pendapat dalam madzhab Syafi’i. Disebutkan dalam kitab Al-Umm sebagai berikut. ‫وقد ذهب بعض العلماء إلى أن المستحب أن يخطب خطبتين يجلس بينهما جلسة‬ . ‫ وهذا مذهب اإلمام الشافعي رحمه هللا‬، ‫ كما يفعل في خطبة الجمعة‬، ‫يسيرة‬ “Para ulama berpandangan bahwa khutbah (shalat gerhana) adalah dua kali khutbah. Ada duduk yang sebentar di antara dua khutbah tadi sebagaimana dilakukan dalam khutbah Jum’at. Inilah pendapat madzhab Imam Asy-Syafi’i.” (Lihat Al-Umm, 1: 280).

# Contoh Isi Khutbah Gerhana Khutbah pertama: ْ ‫َّللاُ لَقَ ْد َجا َء‬ ِ َّ ِ ‫ْال َح ْم ُد‬ ‫ق‬ َّ ‫ِي لَ ْو َال أَ ْن َه َدانَا‬ ُ ‫ت ُر‬ ِ ‫س ُل َربِنَا بِ ْال َح‬ َ ‫َلِل الَّذِي َه َدانَا ِل َه َذا َو َما ُكنَّا ِلنَ ْهتَد‬

َ‫ورثْت ُ ُموهَا ِب َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُون‬ ِ ُ ‫َونُودُوا أ َ ْن ِت ْل ُك ُم ْال َجنَّةُ أ‬

Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini; dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk jikalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kami. Sesungguhnya, telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran. Diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan amalan yang dahulu kamu kerjakan.” ‫اب‬ َ َ‫ َوهَزَ َم اْأل َ ْحز‬،ُ‫ َوأ َ َع َّز ُج ْن َده‬،ُ‫ص َر َع ْب َده‬ َ َ‫ َون‬،ُ‫ص َدقَ َو ْع َده‬ َ ،ُ‫أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َو ْح َده‬ ‫ ِإنَّا‬.‫سقَ َر‬ ُ ‫ َو ُه َو ْالقَائِ ُل‬،ُ‫َو ْح َده‬ َّ ‫ار َعلَى ُو ُجو ِه ِه ْم ذُوقُوا َم‬ َ ‫س‬ ِ َّ‫ َي ْو َم يُ ْس َحبُونَ فِي الن‬:ُ‫س ْب َحانَه‬ .‫ص ِر‬ َ ‫ُك َّل‬ ِ ‫ َو َمآأ َ ْم ُرنَآ ِإالَّ َو‬.‫ش ْىءٍ َخلَ ْقنَاهُ بِقَ َد ٍر‬ َ َ‫اح َدة ٌ َكلَ ْمحٍ بِ ْالب‬

‫ض ْال َك ْوث َ ِر‪،‬‬ ‫اح ُ‬ ‫ص ِ‬ ‫َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ب ْال َح ْو ِ‬ ‫س ْولُهُ َو ُه َو َخي ُْر ْال َبش َِر‪َ ،‬و َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آ ِل ِه ْال ُم َ‬ ‫صا َحبَهُ َوأَزَ َرهُ َو َو َق َر‪َ ،‬و َعلَى التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫ط َّه ِر‪َ ،‬و َعلَى َم ْن َ‬ ‫َ‬ ‫ان فِ ْي ُك ِل أَث َ ٍر‪ ،‬إِ َلى يَ ْو ِم ْال َم ْحش َِر‪.‬‬ ‫بِإ ِ ْح َ‬ ‫س ٍ‬ ‫هللا َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَنت ُ ْم‬ ‫أ َ َّما بَ ْعدُ؛ ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫َّاي بِت َ ْق َوى هللاِ‪ ،‬فَاتَّقُوا َ‬ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي َ‬ ‫ُّم ْس ِل ُم ْونَ ‪.‬‬

‫‪Isi khutbah:‬‬ ‫إن ال َّ‬ ‫ت أحد‪َ .‬والَ ِل َح َياتِ ِه‪ .‬فَإ َذا َرأيت ْم‬ ‫شمس و القَ َمر‬ ‫ان ِل َمو ِ‬ ‫آيتان ِم ْن آيَا ِ‬ ‫ت هللا الَ ت ْن َخ ِسفَ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ص َّد قوا”‪.‬‬ ‫ذلك فَاد ُ‬ ‫صلُّوا َوت َ َ‬ ‫عوا هللا َوكبروا َو َ‬ ‫‪”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di‬‬ ‫‪antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak‬‬ ‫‪lahirnya‬‬

‫‪atau‬‬

‫‪seseorang‬‬

‫‪kematian‬‬

‫‪karena‬‬

‫‪terjadi‬‬

‫‪seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah‬‬ ‫‪dan‬‬

‫‪shalat‬‬

‫‪kerjakanlah‬‬

‫‪bertakbirlah,‬‬

‫‪Allah,‬‬

‫‪kepada‬‬

‫”‪bersedekahlah.‬‬ ‫َّللا َما ِم ْن أ َ َح ٍد أ َ ْغيَ ُر ِمنَ َّ ِ‬ ‫يَا أ ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد ‪َ ،‬و َّ ِ‬ ‫ى أ َ َمتُهُ ‪ ،‬يَا أ ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ى َ‬ ‫ع ْب ُدهُ أ َ ْو ت َ ْزنِ َ‬ ‫َّللا أ َ ْن يَ ْزنِ َ‬ ‫‪َ ،‬و َّ ِ‬ ‫يرا‬ ‫ض ِح ْكت ُ ْم قَ ِليالً َولَبَ َك ْيت ُ ْم َكثِ ً‬ ‫َّللا لَ ْو ت َ ْعلَ ُمونَ َما أ َ ْعلَ ُم لَ َ‬ ‫‪”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang‬‬ ‫‪pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang‬‬ ‫‪hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina.‬‬

Wahai

Umat

Muhammad,

demi

Allah,

jika

kalian

mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Khutbah kedua: ُّ ‫ض َو َجعَ َل‬ ِ َّ ِ ‫ْال َح ْم ُد‬ ‫ور ث ُ َّم الَّذِينَ َكفَ ُروا بِ َربِ ِه ْم‬ ِ ‫الظلُ َما‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫َلِل الَّذِي َخلَقَ ال‬ َ ‫ت َو ْاأل َ ْر‬ َ ُّ‫ت َوالن‬ َ‫يَ ْع ِدلُون‬ Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta mengadakan gelap dan terang, namun orangorang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. .ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ َ‫هللا َح َّق تُقَاتِ ِه َوال‬ ُ َّ‫ أَيـ ُّ َها الن‬.‫سلَّ َم‬ َ ‫ص ْح ِب ِه َو‬ َ ‫ص ِل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬ َ ‫ اتَّقُوا‬،‫اس‬ ‫ أ َ َّما بَ ْعدُ؛‬. َ‫ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬ Do’a khutbah: ‫ت ِإنَّ َك‬ ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫ت األ َ ْح َي‬ ‫ت‬ ِ ‫ْب ال َّد َع َوا‬ ٌ ‫س ِم ْي ٌع َق ِري‬ ُ ‫ْب ُم ِجي‬ َ “Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.”

‫ان َو َال ت َ ْج َع ْل ِف ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغ اال ِللَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا َربَّنَا‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِإل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذيْن‬ ِ ْ ‫س َبقُ ْونَا ِب‬ ِ ‫اإل ْي َم‬ ‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫ِإنَّ َك َر ُء‬ “Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” َ ‫اَللَّ ُه َّم ِآمنَّا فِ ْي أ َ ْو‬ ‫اك‬ َ َ‫اج َع ْل ِو َال َيتَنَا فِ ْي َم ْن خَافَ َك َواتَّق‬ ْ ‫ص ِل ْح أَئِ َّمتَنَا َو ُو َالة َ أ ُ ُم ْو ِرنَا َو‬ ْ َ ‫طانِنَا َوأ‬ ،‫اك‬ َ ‫ض‬ ْ ‫اك َو‬ َ ‫ي أ َ ْم ِرنَا ِل ُه َد‬ َ ‫ض‬ َ ‫اج َع ْل َع َملَهُ فِ ْي ِر‬ َ ‫َواتَّبَ َع ِر‬ َّ ‫ اَللَّ ُه َّم َوفِ ْق َو ِل‬. َ‫اك يَا َربَّ ْال َعالَ ِميْن‬ َ ِ‫ار ُز ْقهُ ْالب‬ َ‫َاص َحةَ يَا َربَّ ْال َعالَ ِميْن‬ ْ ‫َو‬ َّ ‫طانَةَ ال‬ ِ ‫صا ِل َحةَ الن‬ “Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut kepadaMu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu, dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.” ‫َارا‬ ْ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِل َوا ِل َد ْينَا َو‬ ً ‫صغ‬ ِ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّ َيانَا‬

“Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta berilah rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.” ْ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُ ْو َبنَا َو ِإس َْرافَنَا ِف ْي أ َ ْم ِرنَا َوث َ ِب‬ َ‫ص ْرنَا َعلَى ْالقَ ْو ِم ْال َكا ِف ِريْن‬ ُ ‫ت أ َ ْق َدا َمنَا َوا ْن‬ “Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan segala tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami atas kaum yang kafir.” ‫ار‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا َع َذ‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْاْل ِخ َرةِ َح‬ َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح‬ ِ َّ‫اب الن‬ “Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka.” ‫وصلى هللا على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين‬ ِ َّ ِ ‫س ِلينَ َو ْال َح ْم ُد‬ َ‫ب ْالعَالَ ِمين‬ ُ ِ ‫َلِل َر‬ ِ ‫س ْب َحانَ َربِ َك َر‬ َ ‫س َال ٌم َعلَى ْال ُم ْر‬ َ ‫صفُونَ َو‬ ِ َ‫ب ْال ِع َّز ِة َع َّما ي‬ @kwa,2016

Related Documents


More Documents from "Sapta Nugrohadi"

August Rhapsody
May 2020 26
Mekkah2010
November 2019 48