KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesmpatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide – idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3 Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
A.
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4 Fenomena Realistis & Fenomena Penelitian..................................................................................... 4
A. 1.
Fenomena Realistis ....................................................................................................................... 4
2.
Fenomena Penelitian ..................................................................................................................... 4 Merumuskan Masalah Dan Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
B. 1.
Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah.................................................................................. 4
2.
Sumber Masalah untuk Penelitian ........................................................................................................ 5
3.
Cara Merumuskan Masalah................................................................................................................. 6
4.
Tujuan Penelitian .......................................................................................................................... 6
C.
Hipotesis Penelitian .......................................................................................................................... 6
D.
Jenis & Karakteristik Hipotesis .......................................................................................................... 7 1.
Jenis-Jenis Hipotesis ...................................................................................................................... 7
2.
Karakteristik Hipotesis .................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 11 A.
Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fenomena merupakan suatu peristiwa atau hal yang dapat disaksikan dengan panca indera serta dapat diterangkan dan dinilai secara ilmiah. Dalam penelitian fenomena digunakan untuk dilakukannya penelitian terhadap fenomena itu karena mempunyai ketertarikan untuk dikaji dengan tujuan mendapatkan temuan dengan metode ilmiah. Penelitian dilakukan dengan merumuskan masalah terlebih dahulu untuk menentukan tujuan dari fenomena yang akan dilakukan penelitian. Merumuskan masalah sangat penting salam rangka memberikan arah pada keseluruhan rancan serta langkahlangkah untuk menempuh kegiatan penelitian karena merumuskan masalah dapat memberikan gambaran masalah yang jelas untuk memberikan petunjuk
dalam
pengumpulan data. Tujuan sangat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu dan membantu untuk memecahkan dan mencegah masalah pada objek yang diteliti. Hipotesis akan terbentuk untuk memberikan pertanyaan sementara terhadap penelitian untuk menjadi acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat menarik kesimpulan.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Fenomena Realistis & Fenomena Penelitian Fenomena merupakan suatu yang dapat disaksikan oleh panca indera dan diterangkan dengan sebuah nilai ilmiah, dalam KBBI fenomena juga dapat diartikan sebagai suatu fakta atau kenyataan. Contoh hal-hal yang terjadi pada alam, misalnya gerhana, gerhana dapat dikatakan sebagai suatu fenoma karena suatu kejadian yang dipelajari secara ilmiah. 1. Fenomena Realistis Fenomena realistis merupakan suatu hal yang dapat dikatakan sebagai peristiwa yang nyata, yakni gejala-gejala yang diakui oleh banyak orang suatu keberadaannya. 2. Fenomena Penelitian Fenomena penelitian merupakan suatu hal atau peristiwa yang menimbulkan ketertarikan untuk dilakukannya pengkajian secara ilmiah. Setelah itu akan memunculkan suatu hipotesis atau hasil dari penelitian tersebut untuk dibuatkan suatu konsep.
B. Merumuskan Masalah Dan Tujuan Penelitian 1. Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah Dalam sebuah penelitian, rumusan masalah menjadi salah satu tahap yang sangat penting. Tanpa perumusan masalah, suatu penelitian akan menjadi sia-sia. Hal ini dikarenakan perumusan masalah merupakan pendorong sehingga dilakukan suatu penelitian. Selain itu, rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau fokus dari suatu penelitian. Artinya bahwa, rumusan masalah akan menentukan jenis datadata apa saja yang diperlukan untuk kegiatan penelitian dan data apa yang tidak diperlukan oleh peneliti. Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 4
2. Sumber Masalah untuk Penelitian Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim 2003), sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari: a.
Pengalaman pribadi
b.
Keterangan yang diperoleh secara kebetulan.
c.
Kerja dan kontrak professional.
d.
Pengujian dan pengembangan teori yang ada.
e.
Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
f.
Laporan masyarakat.
g.
Keluhan pasien.
h.
Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan.
Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti, meliputi: a.
Masalah masih baru. Masalah yang akan diteliti masih baru dalam arti belum
pernah diteliti oleh orang lain, b.
Aktual. Masalah tersebut benar-benar terjadi di masyarakat.
c. Praktis. Masalah penelitian harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis. d. Memadai/proporsional. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan tidakterlalu sempit. e. Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan meneliti harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan pada bidang yang akan ditelitinya f. Sesuai dengan kemampuan pemerintah. Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang atau adat-istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan menemukan hambatan g. Ada yang mendukung. Setiap penelitian membutuhkan biaya, tidak jarang penelitian yang menarik akan mendapat sponsor dari instansi-instansi pemerintah dan swasta.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 5
3. Cara Merumuskan Masalah Rumusan masalah penelitian mempunyai beberapa syarat: a. Dikemukakan dalam kalimat tanya atau bersifat interogatif. b. Rumusan hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. c. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah. d. Rumusan hendaklah padat dan jelas. e. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. f. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.
4.
Tujuan Penelitian Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam suatu rumusan masalah atau untuk pengembangan pengetahuan. Oleh karena itu, tujuan penelitian harus sesuai (sinkron) dengan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.
Adapun kriteria dalam merumuskan tujuan penelitian,yaitu: a.
Tujuan dinyatakan secara jelas dan operasional
b.
Tujuan diarahkan sesuai dengan rumusan masalah
c.
Memberi arah tentang sasaran yang ingin dicapai
C. Hipotesis Penelitian Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 6
menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari”
a.
dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13). b.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk
memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120). c.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182). d.
Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata, 1991 : 49). e.
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter
yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69). f.
Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis merupakan
pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih). g.
Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis merupakan deduksi dari
teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
D. Jenis & Karakteristik Hipotesis 1. Jenis-Jenis Hipotesis a. Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis,
yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X)
mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 7
b. Hipotesis Kerja (H1). Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
2. Karakteristik Hipotesis a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas. Suatau hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang seharusnya diterangkan. Ini adalah ktriteria yang sudah jelas dan penting. Sebagi contoh, misalkan anda mencoba menstater mesin mobil anda, ternyata mesin tidak mau hidup. Hipotesis yang menyatakan bahwa mesin tidak mau hidup karena anda membiarkan air dikamar madi mengalir keselokan, bukan merupakan penjelasan tepat. Hipotesis yang mengatakan bahwa akinya mati adalah penjelasan yang tepat dan perlu diuji.
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabelvariabel. Suatu hipotesis harus menerka atau menduga hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam contoh kita diatas, tidak ada gunanya kita menyatakan bahwa “mesin mobil tersebut tidak akan hidup dan mesin mobil itu mempiunyai jaringjaring kabel”. Karena sama sekali tidak ada hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan itu. Sehingga tidak ada hubungan yang akan diajukan untuk diuji. Hubungan yang diharapkan dapat dituliskan dalam bentuk pernyataan konsep diri yang tinggi mungkin merupakan penyebab hasil belajar yang lebih tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan sosial. Hipotesis itu kemudian dirumuskan akan terdapat hubungan positif atara konsep diri dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. Jika yang diramalkan adalah yang sebaliknya yakni konsep diri yang lebih tinggi menjurus pada hasil belajar ilmu pengetahuan sosial yang lebih rendah, maka hipotesis itu akan berbunyi akan terdapat hubungan negatif antara konsep diri dan
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 8
hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. Kedua pernyataan itu masing-masing akan memenuhi kriteria yang kedua ini.
c. Hipotesis harus dapat diuji Dikatakan bahwa sifat terpenting dari hiotesis yang baik adalah kemampuannya untuk diuji. Suatu hipotesis yang dapat diuji berarti daat ditahkikan (verifiable) artinya, deduksi, kesimpulan, dan prakiraan dapat ditarik dari hipotesis tersebut sedemikian rupa, sehingga dapat dilakukan pengamatan empiris yang akan mendukung atau tidak mendukung hipotesis tersebut. Kalau hipotesis ini benar, maka beberapa akibat tertentu yang dpaat diramalkan harus tampak nyata. Hipotesis yang dapat diuji memungkinkan peneliti menetapkan, berdasarkan pengamatan, apakah akibat yang tersirat secara deduktif itu benar-benar terjadi atau tidak. Kalau tidak demikian tidak mungkin kita akan dapat mengukuhkan atau tidak mengkuhakan hipotesis tersebut. Agar dapat diuji hipotesis harus menghubungkan variabel-variabel yang dapat diukur. Apabila tidak terdapat alat atau cara untuk mengukur variabelvariabel itu, maka kita tidak mungkin dapat mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji validitas hipotesis tersebut. Ini tidak melebih-lebihkan, jika peneliti dapat merumuskan secara spesifik indikator tiap-tiap variabel dan kemudian mengukur variabel-variabel ini, maka hipotesis itu tidak dapat diuji.
d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Hipotesis yang dikemukakan hendaknya tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan. Hipotesis “mobil saya tidak mau hidup karena air akinya berubah menjadi emas“, pernytaan ini memenuhi tiga kriteria yang pertama, tetapi bertentangan dengan apa yang diketahui orang tentang sifat-sifat benda, sehingga orang tidak akan menyelidiki hipotesis tersebut. Hipotesis “mobil itu tidak mau hidup karena air akinya telah meluap sampai ketingkat rendah” sesuai atau konsisten dengan pengetahuan sebelumnya, dan karena itu perlu diselidiki. Mungkin tidak akan ada gunanya membuat hipotesis tentang tiadak adanya hubungan antara konsep diri anak-anak “Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 9
remaja dan kecepatan pertumbuhan badan mereka, karena bukti-bukti yang mendukung hubungan semacam itu sudah terlalu banyak.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin. Menyatakan hipotesis secara sederhana bukan saja memudahkan pengujian hipotesis tersebut, melainkan juga dapat menjadi dasar bagi enyusunan laporan yang jelas dan mudah dimengerti pada akhir penyelidikan. Seringkali kita perlu memecah hipotesis yang sangat umum menjadi beberapa hipotesis khusus, agar menjadi jelas dan dapat diuji. Juga disarankan agar bahasa atau istilah yang dipakai dalam hipotesis tersebut sederhana, sehingga dapat diterima untuk menyampaikan maksud yang dikehendaki.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam suatu rumusan masalah atau untuk pengembangan pengetahuan. Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian.
Ada 2 Jenis-Jenis Hipotesis yaitu : -
Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
-
Hipotesis Kerja (H1). Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian. Jadi perlu untuk membuat hipotesa dalam sebuah penelitian, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan.
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 11
DAFTAR PUSTAKA https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html\ http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html http://khadijahtabrani.blogspot.com/2012/09/karakteristik-hipotesis.html http://saputro64.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenis-jenis_4796.html
“Fenomena, Merumuskan Masalah, Tujuan, Dan Hipotesis Penelitian” | 12