Makalah Promkes.docx

  • Uploaded by: irmawati sumaga
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Promkes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,424
  • Pages: 11
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillaah penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran dan keterbukaan hati, penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai promosi kesehatan dengan judul “PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN” guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan Program Studi D-IV Kebidanan Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dosen pengampu kuliah Promosi Kesehatan yang telah banyak membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini 2. Anggota kelompok 2 yang senantiasa bekerja sama dalam penyusunan makalah ini. 3. Berbagai pihak di sekitar penyusun yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini ke depan agar dapat berguna bagi kita semua. Surakarta, 13 Oktober 2010 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Promosi Kesehatan : 1. Soekidjo Notoatmojo (2005): Pertama : promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit) berarti peningkatan kesehatan. Kedua: upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan- pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut. 2. WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.Ottawa Charter (1986),… “the process of enabling people to control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya). Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan programprogram kesehatan lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki". Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak tahun 1980. Konsepnya pertama kali digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri Kesehataan Nasional dan Kesejahteraan, Marc Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi oleh faktor kesehatan lingkungan dan perubahan perilaku dan gaya hidup, bukan oleh karakter biomedis. Hal ini dipengaruhi oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisi dari promosi kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di masa yang akan datang merubah promosi kesehatan dari pelayanan medis menjadi pelayanan

kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam kebijakan dunia. Pada tahun1977 Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) di Alma Ata menyerahkan semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan kesehatan yang terjamin bagi seluruh masyarakat produktif (WHO 1986). Sekarang promosi kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai macam cara. Bisa saja

didiskripsikan sebagai proses bagi individual maupun kelompok yang terdorong untuk menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya adalah perubahan perilaku. Gagasan lain termasuk: pencegahan penyakit, perilaku hidup bersih sehat, meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum terhadap kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan dalam kesehatan dan penyediaan pelayanan kesahatan.

BAB II ISI PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN A. STRATEGI GLOBAL Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu: 1. 1. Advokasi (Advocacy) Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukun~an dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier) 2. Dukungan Sosial (Social support) Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokohtokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma,

dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder). 3. 3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pember¬dayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan

pendapatan keluarga (income

gener¬ating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam peme¬liharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatankegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran

pemberdayaan

masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer). . STRATEGI BERDASARKAN OTAWA CHARTER Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa¬ Canada pada tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu: 1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy) Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para

penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka

mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, suratsurat keputusan, dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesehatan publik. Misalnya, ada paraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan perkataan lain,

setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat). 2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment) Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana¬prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurangkurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya temp at sampah, tersedianya temp at buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan sebagainya, harus menyedia¬kan sarana-prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya. 3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services) Sudah nienjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada "provider" dan "con¬sumer". Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah, harus direorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan hanya sekadar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara juga, dalam batas¬- batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah,

para

penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan, bahkan member¬dayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga seka¬ligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masayarakat. Dalam mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat penting. 4. Keterampilan individu (Personnel Skill) Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang rerdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab, itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok¬kelompok terse but terwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnel skill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah

awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatan kesehatan mereka ini adalah mem¬berikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada 10 massa. 5. Gerakan Masyarakat (Community Action) Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus men¬dorong dan memacu kegiatankegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masya¬rakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kon¬dusif untuk kesehatan, atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka. P E N D E K ATA N P R O M O S I K E S E H ATA N a.Pendekatan Medik Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan penyakit jantung. Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan, mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic. Sebagai contoh, memberitahu orang tua agar membawa anak mereka untuk imunisasi, wanita untuk memanfaatkan klinik keluarga berencana dan pria umur pertengahan untuk dilakukan screening takanan darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan medic dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan. b.Pendekatan Perubahan Perilaku Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya antara lain mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok, mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang baik dan seterusnya. Orangorang yang menerapkan pendekatan ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan. c. Pendekatan Edukasional Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri. Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai

tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan dikelirukan dengan pendidikan kesehatan. Istilah ini tidak seharusnya digunakan dengan dapat dipertukarkan. Promosi kesehatan mencakup seluruh aktivitas yang bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat; pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993) menggambarkan promosi kesehatan sebagai istilah cakupan luas dibandingkan pendidikan kese hatan dan menunjuk kepada’pendidikan kesehatan plus’. Penjelasan ini menyediakan sedikit kejelasan untuk cakupan promosi kesehatan. Aktivitas promosi kesehatan yang termasuk, contohnya, pengembangan komunitas kerja dan aksi politik menyimpang di luar jangkauan promosi kesehatan dan dicakup dalam didiplin promosi kesehatan yang lebih luas. Pendekatan tradisional ke dalam pendidikan kesehatan ditujukan untuk mencegah penyakit, dalam meningkatkan gaya hidup sehat. Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana masyarakat diajari dan meningkat kegelisahannya dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit. Sasaran dari pendidikan kesehatan modern adalah bekerja dengan pendekatan individual sebuah tingkat atau bagian dari kesehatan melalui strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar yang terfasilitasi. Pengenalan pendekatan membujuk dan peningkatan kegelisahan diproduktifkan untuk hal pokok da penghargaan kesehatan. Landasan dari pendidikan kesehatan modern adalah pemberdayaan(Tones 1992). Pendidikan kesehatan modern dilihat sebagai elemen penting dalam promosi kesehatan. Bidan secara aktif termasuk ke dalam bagian antara promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan dan memiliki relasi yang unik dengan perempuan dan keluarganya untuk mempengaruhi penggunaan gaya hidup sehat. d.Pendekatan Berpusat Pada Klien Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.. e. Pendekatan Perubahan Sosial Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahanperubahan pada lingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu-individunya. Hal u t a m a b u k a n u n t u k m e n g u b a h kebiasaan indiviu, tapi secara positif mempengaruhi k e s e h a t a n m a s y a r a k a t . Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat itu. Pendekatan ini menyatakan kemunduran sosial ekonomi sebagai

faktor dari sakit. Hal ini dipusatkan dengan membuat lingkuangan, perubahan sosial dan ekonomi dengan rencana kebijakan, aksi perubahan politik dan kolaborasi yang lebih luas dengan pembuat keputusan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bisa menghasilkan efek negatif atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan merupakan faktor terbesar oleh interpretasi personal dan pemahaman kesehatan dan promosi kesehata. Saran Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Dan melaksanakan evaluasi dan audit yang jugamerupakan mekanisme untuk menentukan kebutuhan kesehatan. Dalam pendekatan promosi kesehatan daripada menggunakan pendekatan yang persuasif atau bahkan memaksa, lebih baik menggunakan pendekatan yang bekerjasama dengan masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka sendiri, sembari memberi informasi yang mereka perlukan dalam membuat keputusan tersebut. Tetapi dalam kondisi yang lebih darurat, seperti penyebaran epidemi yang memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan pendekatan persuasif untuk merubah sikap dan perilaku masyarakatnya

Daftar Pustaka Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah Promosi Kesehatan . http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=225&pg=4. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2010. Ambarwati, Eny Retna. 2010. Etika Promosi Kesehatan . http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/etika-promosi-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2010. Admin. 2009. Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan. http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang/komunikasi-dalam-pendidikan-danpromosi-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2010. Sofyan, Asep. 2009. Promosi Kesehatan . http://bermenschool.wordpress.com/2009/01/04/promosi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

95033326-kti-kebidanan.docx
November 2019 22
Makalah Promkes.docx
December 2019 16
Tugas Enterpreneurship.docx
December 2019 14
Askep Scoliosis.docx
December 2019 14
Covernya.docx
December 2019 14