Makalah Perspektif Pancasila.docx

  • Uploaded by: Adinda Shalma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Perspektif Pancasila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,840
  • Pages: 27
MAKALAH PANCASILA PERSPEKTIF PANCASILA PADA PERKEMBANGAN BANGSA INDONESIA Dosen Pengampu : Riski Mustika R, SST.,MPH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pancasila Disusun Oleh : 1. 2. 3.

Alifia Rahmadillah Susilo Muhammad Bayu Setiadi Moch. Erfanda Zarkasi

(17410173029) (17410174055) (17410171017)

Kelas : PMIK 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG 2017

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat tuhan atas limpahan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga mengasah akal budi kita untuk memanfaatkan karunia Tuhan dengan sebaik –baiknya. Rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, kita akan menjadi generasi yang tangguh dan berbobot serta pintar. Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun makalah ini dalam waktu yang cukup singkat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila, serta untuk menambah wawasan pembaca tentang “Perspektif Pancasila pada Perkembangan bangsa Indonesia ”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang mungkin kurang sesuai dengan keinginan pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima semua saran dan kritikan membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan juga bertambahnay pengawasan dan wawasan penulis dalam pembuatan makalah berikutnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 3 Agustus 2017

Penulis

1

DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................. i Daftar Isi............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUA 1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah............................................................................................... 1 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................. 1 1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Nilai – nilai Pancasila pada Masa Prasejarah ..................................................... 3 2.2. Masa Kerajaan Tradisional Awal......................................................................... 5 2.3. Masa Kejayaan Kerajaan Nusantara .................................................................. 8 2.4. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan .......................................... 13 2.5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia .................................................................. 16

2

2.6. Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan..................................................... 16 2.7 Pancasila Era Reformasi...................................................................................... 20 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 22 3.2. Saran.................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 23

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Berdasarkan letak astronomis Indonesia tersebut maka : 

Wilayah Indonesia paling utara terletak di Pulau Weh ( 6° LU. )



Wilayah Indonesia paling selatan terletak di Pulau Roti (11° LS.)



Wilayah Indonesia paling barat terletak di kota Sabang (95° BT.)



Wilayah Indonesia paling timur terletak di kota Merauke (141° BT.) Secara geografis. Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua

Australia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Dampak dari posisi silang tersebut menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Pancasila yang digali dari akar budaya Indonesia mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia sejak jaman dulu. Nilai-nilai itu antara lain nilai agama, adat istiadat dan perjuangan untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan. Nilai-nilai ini mengkristal dalam rumusan Pancasila sebagai perwujudan filsafat kemanusiaan yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan (alam) tempat hidupnya. Rumusan Pancasila merupakan suatu pandangan hidup yang diyakini bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran yang dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa. Idealisme itu bersifat abstrak yang kemudian dijadikan sebagai ideologi nasional.

1

Sebagai falsafah hidup bangsa dan ideologi nasional, Pancasila memerlukan norma (aturan) yang bersifat mengatur sehingga memiliki kekuatan hukum yang mengikat dalam pengamalan atau pengejawantahannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu rumusan lima sila Pancasila dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan dijadikan sebagai dasar negara serta merupakan sumber dasar hukum NKRI. Kebenaran Pancasila yang didasarkan pada filsafat kemanusiaan dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan manusia lainnya, dan dengan alam (ruang hidup) telah menempatkan Pancasila diakui diantara ideologi-ideologi besar dunia dan di era globalisasi sebagai ideologi terbuka yang bersifat universal. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana perspektif pancasila pada perkembangan bangsa Indonesia? 1.3 Tujuan Mengetahui perspektif pancasila pada perkembangan bangsa Indonesia.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Nilai-nilai Pancasila pada masa pra sejarah Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh manusia. Kepulauan Indonesia terletak di jalur laut utama antara Benua Asia dan Benua Australia membawa bukti arkeologi akan temuannya fosil manusia pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois. Peradapan awal manusia purba di Indonesia di bagi dalam dua zaman yaitu : -Zaman batu -Zaman logam Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka menglami hidup tiga jaman yaitu: 1.)

Paleolitikum

2.)

Mesolitikum

3.)

Neolitikum

Berdasarkan temuan artefak dan hasil penemuan fosil manusia : 1.)

Pithecanthropus Erectus

2.)

Pithecanthropus Robustus

3.)

Homo Soloensis

4.)

Homo Wajakensis

5.)

Homo Mojokertensis

6.)

Homo Sapiens

3

Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa pra sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai pancasila itu sendiri , yaitu : 1.

Nilai Religi Adanya kerangka mayat pada paleolitikum menggambarkan adanya

penguburan , terutama wajakensis dan mungkin pithecanthropus erectus. Selain itu, ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk aktifitas religi seperti upacara mendatangkan hujan. Adanya kepercayaan pemujaan roh leluhur. 2.

Nilai Kemanusiaan Perilaku penghargaan terhadap anggota masyarakatnya yang meninggal

melalui ritual upacara mulai penguburan sampai pemujuaan arwah. Hal ini menggambarkan perilaku baik kepada sesama manusia. Mereka tidak hidup terbatas di wilayahnya , sudah mengenal barter antar kelompok pedalaman. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain. 3.

Nilai Persatuan Perubahan pola pemukiman dari nomaden menjadi hidup menetap .

kehidupan awal menetap ini dapat dilihat dari temuan gua-gua prasejarah yang banyak bertebaran di sepanjang pegunungan seribu di wilayah WonosariYogyakarta, Penung-Pacitan, Sampung-Ponorogo , beberapa gua di Sulawesi dan Flores menunjukkan bahwa sudah mulai muncul pemikiran untuk hidup berkelompok. 4.

Nilai Demokrasi/Musyawarah Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah

memiliki aturan untuk kepentigan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat social. Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan,marga atau suku yang dpiih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares.

4

5.

Nilai Keadilan Dikenalkannya pola hidup bercocok tanam secara gotong-royong berarti

masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada. 2.2 Masa Kerajaan Tradisional Awal Perjalan sejarah Indonesia mulai berkembang ketika ada pengaruh asing masuk ke Indonesia. Masuknya pengaruh asing tidak lepas dari posisi strategis Indonesia yang berada diantara pusat dua jalur perdagangan zaman kuno, yaitu India dan Cina. Jalinan hubungan dagang dengan India lambat laun melahirkan penetrasi budaya. Pengaruh Hindu mengantarkan Indonesia memasuki zaman sejarah serta timbulnya bentuk pemeritahan kerajaan dan adanya corak keagaaman baru. Keberhasilan penetrasi budaya itu nampak dari keberadaan berbagai kerajaan di Nusantara baik yang bercorak Hindu atau bercorak Budha. Kerajaan itu antara lain : ·

Kerajaan Kutai

·

Kerajaan Tarumanegara

·

Kerajaan Mataram

·

Kerajaan Hindu

·

Kerajaan Kadiri

·

Kerajaan Singasari

·

Kerajaan Bali

·

Kerajaan Majapahit

·

Kerajaan Mataram Islam

5

Hubungan dagang antara Indonesia dengan India terlebih dahulu berkembang di bandingkan dengan Cina. Hal ini terbukti dari sumber seperti Kitab Ramayana telah menyebutkan nama seperti Yawadipa dan Swarnadipa yang mengacu pada pulau Jawa dan Sumatra. Hubungan awal Indonesia dengan Cina terjadi karena adanya perluasan pengaruh Kekaisaran Cina ke Asia Tenggara akhir abad ke 2 sebelum masehi. 2.2.1

Nilai Religi

Penyebaran agama Hindu akibat kolonisasi masyarakat India sebagai pusat penyebaran budaya India di Indonesia. Pengaruh berkembangnya budaya India di Indonesia ; · Perubahan tata Negara dan pandangan agama · Ada proses akulturasi dan internalisasi agama dalam agama tradisisonal Nusantara yang masih berpola animisme dinamisme. Bukti fisik adanya pengaruh India dan Cina di Indonesia sebagai bagian dari nilai religi : § Bangunan Candi § Klenteng § Wihara Kedatangan Islam menjelang abad VII-VIII ke berbagai daerah di Indonesia sedikit mengalami perubahan situasi politis dan sosial budaya masyarakatnya. Sumatra,Jawa,Sulawesi menjadi media persebaran ajaran Islam yang dibawa oleh walisongo. 2.2.2 Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusian nampak dalam ajaran Hindu adalah sistem kasta yang ada di Indonesia tidak sama dengan sistem kasta di India. Tidak adanya perbedaan

6

ras,suku,agama,dan golongan dalam proses interaksi perpaduan tempat tinggal, kakayaaan bahasa dan budaya baru yang masih tetap bercorak Indonesia. Perpaduan budaya dan interaksi sosial masyarakat masa Islam memiliki kesetaraan derajat sebagai umat Tuhan mendorong pemahaman ajaran Islam lebih mudah berakulturasi dengan ; ·

Cara pandang masyarakat

·

Berinteraksi dengan ajaran Hindu atau Budha

·

Aliran kepercayaan seperti animisme-dinamisme

·

Tradisi setempat

·

Sistem nilai sosial budaya

Keterbukaan masyarakat mendorong sebagian besar masyarakat beriteraksi melalui: § Perkawinan campur § Hidup bermasyarakat § Berkomunikasi dan berinteraksi social § Memadukan budaya dan pola piker 2.2.3 Nilai Persatuan Unsur persatuan mulai nampak ketika perpaduan budaya berkembang di bidang politik seperti: § Raja Mulawarman telah mengadakan kenduri sebagai salah satu pelekat masyarakat dan para Brahmana yang berjasa meyebarkan ajaran Hindu. § Upaya invasi Mulawarman mendorong terjadinya penyatuan wilayah dengan adanya pengakuan kedaulatan. § Dinasti Syailendra dan dinasti Sanjaya menyatu karena adanya perkawinan politik antar pramodhawardhani. 7

§ Kerajaan Singasari melakukan Cakrawala Mandala untuk penyatuan wilayah dengantujuan perluasan daerah ke luar pulau Jawa 2.2.4 Nilai Demokratis Pengaruh Hindu-Budha yang paling nyata pada bidang politik di Nusantara ialah diperkenalkannnya sistem kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam masyarakat Nusantara ialah orang yang dituakan sesamanya (primus interpares). 2.2.5 Nilai Keadilan § Raja Mulawarman bersedekah tanah,hasil bumi dan sapi kepada brahmana yang datang ke Kutai § Raja Punawarman membuat saluran air untuk mengatasi banjir. § Raja Airlangga sangat memerhatikan bidang pertanian 2.3 Masa Kejayaan Kerajaan Nusantara Masa kejayaan kerajaan Nusantara mulai dari kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit menjadi bukti bahwa perjalanan bangsa Indonesia memiliki kedudukan penting. Kedua kerajaan ini di sebut sebagai Negara tradisional karena memiliki ciri-ciri: § Bentuk kerajaan § Tata pemerintahan yang sudah berdaulat § Wilayah yang pasti § Rakyat yang mendukung Hakekat dan makna pancasila telah lama di kenal masyarakat Indonesia sejak zaman Majapahit abad 14. Makna pancasila pada zaman itu dikenal dengan istilah Pancasila Krama yang memiliki 5 dasar pembangunan karakter bangsa. Pancasila Krama :

8

1.

Tidak boleh melakukan kekerasan

2.

Tidak boleh mencuri

3.

Tidak boleh berjiwa dengki

4.

Tidak boleh berbohong

5.

Tidak mabuk minuman keras

2.3.1 Kerjaan Kutai Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua seasia tenggara yang lahir pada abad ke V di Kalimantan Timur yang bercorak Hindu. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kamam Kalimantan Timur di Sungai Mahakam. Raja pertama dan sekaligus pendiri kerajaannya adalah raja Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman. Aswawarman dijadikan raja oleh Kudungga. Raja Aswawarman memiliki tiga orang anak yang salah satunya bernama Mulawarman. Mulawarman pada saat itu menggantikan Aswawarman. Pada saat pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur. Pada saat itu Raja Mulawarman memberi 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana. Atas kebaikannya itu, para Brahmana membuatkan tujuh buah Yupa sebagai tanda terima kasih. Hal tersebut menunjukan nilai social politik dan Ketuhanan telah ada pada kerajaan Kutai. Dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai pengikat kewibawaan raja. 2.3.1.1 Nilai Pancasila a)

Nilai Ketuhanan

: Memeluk agama Hindu

b)

Nilai Kerakyatan

: Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur

c)

Nilai Persatuan

: Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh

kawasan

9

2.3.2 Kerajaan Sriwijaya Pada abad ke VII munculah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan wangsa Syilendra, hal ini termuat dalam prasasti kedukan bukit di kaki bukit Siguntang dekat Palembang. Kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat sunda, selat malaka. Kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani dikawasan Asia selatan, dalam sistim pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda. Pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi marvual vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu Kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Cri Yacanaca. Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, agama Hindu pertama kali dikenal oleh kerajaan Sriwijaya kemudian diikuti oleh agama Budha pada 425 Masehi. Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah kepemimpinan Balaputradewa. 2.3.2.1 Nilai Pancasila a)

Nilai Ketuhanan

b)

Nilai Manusiaan

: Pusat agama Budha di Asia Tenggara : Bersifat terbuka terhadap budaya asing

yang masuk c)

Nilai Persatuan

: Wilayahnya tersebar di daerah Asia

d)

Nilai Kerakyatan

: Rakyat makmur

e)

Nilai Keadilan

: Tidak membedakan latar belakang

Tenggara

Pada masa kerajaan Sriwijaya telah mencerminkan adanya otonomi daerah. Terbukti dengan adanya system administrasi pusat yang terdiri dari hakim raja disebut Dandanayaka yang bertugas menjalankan kekuasaan raja untuk

10

mengadili. Pada masa kerajaan Sriwijaya juga sudah ada pembagian kekuasaan berupa Parddatun yang dipimpin oleh seorang datun dimana bukan berasal dari keluarga kerajaan. Adanya peraturan perundang-undangan yang disebarluaskan oleh pejabat pusat dan daerah menandakan system sosial politik masa kerajaan Majapahit sudah maju. Dengan ikatan social. 2.3.3 Kerajaan Majapahit Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular terdapat istilah pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun satu jua. Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistim pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur

mulai

memudar

dan

akhirnya

mengalamikeruntuhan.

2.3.3.1 Nilai pancasila a)

Nilai ketuhanan

:

Adanya toleransi yang tinggi tentang pemeluk agama.

Terbukti dalam kerajaan

majapahit berkembang 3 agama aitu Hindu,Budha,dan Islam. b)

Nilai Kemanusian

:

Adanya pembagian kasta , yaitu : ·

Brahmana

.

Ksatria

11

·

Waisya

·

Sudra Disamping itu ada tiga golongan terbawah dalam masyarakat, yaitu:

1)

Candala

Orang-orang yang lahir dari perkawinan antarkasta yang berbeda. 2)

Mleccha

Para pedagang dari India,Kamboja,Campa,Siam,dan Cina ang tidak memeluk agama Hindu dan tinggal di kota-kota pelabuhan. 3)

Tuccha

Terdiri dari para penjahat atau orang-orang yang tak berguna, bahkan merugikan masyarakat. c) ·

Nilai persatuan Nilai persatuan diawali saat Raden Wijaya meminta bantuan perlindungan

kepada Arya Wiraraja untuk membuka hutan tarik. ·

Kebersamaan orang-orang Tumapel dan masyarakat Madura bersatu dengan balatentara Tartar dari Cina-Mongol untuk menyerbu Jayakatwag(raja Kediri).

·

Majapahit memiliki hubunngan persahabatan dengan Syangka (Siam), Ayodhyapura, Darmanagari,Marutma (Martaban, selatan Thailand), Rajapura (Rajjpuri,daerah selatan Thailand), singhanagari, Campa,kamboja dan Yawana. d) ·

Nilai Demokratis Tugas dan struktur pemerintahan selalu melakukan upaya musyawarah

dalam memecahkan permasalahan dalam aspek kehidupan. ·

Salah satu keistimewaan Majapahit adalah memberikan hak otonomi daerah

pada setiap desa untuk mengatur kehidupan desa masing-masing.

12

e)

Nilai Keadilan

o Upaya

keadilan

dan

kesejahteraan

sosial

mulai

dibangun

melalui

pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan perdagangan. 2.4 Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan. 2.4.1 Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Abad XX Bersamaan dengan berkembangnya kerajaan islam di Indonesia mulailah bangsa – bangsa eropa berdatangan ke Indonesia diawali oleh portugis. Sebelum mencapai Indonesia Portugis terlebih dahulu menduduki Goa di India kemudian melakukan ekspedisi lagi hingga sampai di Malaka pada 1511. Peperanganpun tak terhindarkan hingga Malaka mampu diduduki oleh Portugis, mulai saat itu Portugis menguasai perdagangan di Indonesia hingga puncaknya perebutan Maluku oleh Portugis serta Spanyol yaitu sisa – sisa armada Magelhaens pada 1521. Kemudian diselesaikan dengan suatu perjanjian yang diberi nama perjanjian Saragosa dimana ditentukan Spanyol tetap di Philipina sedangkan Portugis di Maluku. Portugis juga sempat mencoba menguasai Jawa Barat dan Sunda kelapa tetapi dapat digagalkan oleh Fatahillah. Keuntungan yang melimpah dari monopoli perdagangan di Indonesia oleh Portugis mendorong Negara – Negara Eropa lain ikut berdagang di daerah penghasil rempah – rempah. Pada akhir abad XVI datang pula pedagang dari belanda, untuk menghindari persaingan antar pedagang belanda mereka mendirikan persekutuan dagang pada 1602 bernama Vereenig de Oost Indische Compagnie(VOC) . Belanda mulai melakukan penyerangan terhadap para pedagang Portugis sampai potugis ditaklukkan. Selain melakukan monopoli perdagangan Belanda juga menerapkan politiknya ke dalam bangsa Indonesia. Belanda juga mengincar beberapa tempat strategis untuk dikuasainya diantaranya adalah selat Sunda. Selat Sunda dapat dikuasai pada 1619 dan kemudian menguasai Jayakarta dan mengganti nama dengan Batavia.

13

Sempat juga Belanda menyerang Mataram tetapi selalu gagal sampai Gubernur Jenderal J.P. Coen tewas dalam penyerangan Mataram yang ke dua. Setelah Sultan Agung tidak lagi berkuasa Mataram dijadikan daerah vassal pada 1646. Belanda mulai melancarkan politik licik dalam percaturan politik di Indonesia. Dari Makasar (1667), hingga Banten (1624) dikuasainya. Belanda mulai menanamkan kekuasaan di tempat – tempat strategis. Setelah berhasil menguasai beberapa titik di Indonesia Belanda mulai menerapkan politik terhadap kerajaan. Pada 1811 sampai 1816 kekuasaan Belanda terhadap Indonesia berganti tangan ke pemerinthan Inggris, hingga akhirnya kekuasaanpun kembali ke tangan Belanda. Dengan adanya monopoli perdagangan serta adanya tanam paksa mulai muncul perlawanan, diantaranya : ·

Pattimura di Maluku (1817)

·

Badarudin di Palembang (1819)

·

Imam bonjol di Minangkabau (1821-1837)

·

Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895)

·

Sisingamangaraja di Tanah Batak (1900) Tanam paksa juga pernah ditentang dari kubu belanda terutama pada kaum

liberal. Mereka meminta agar dijalankan system ekonomi liberal sesuai perkembangan zaman saat itu. Tahun 1870 ditetapkan undang – undang agrarian, pada undang – undang tersebut mencakup adanya kebebasan penanaman modal bagi swasta di Indonesia. Situasi ini semakin membuat rakyat Indonesia menderita. Penderitaan rakyat Indonesia akibat politik Belanda tersebut mulai mendapatkan simpati beberapa humanis Belanda. Mereka mengusulkan adanya politik etika sejenis politik “hutang budi” atas keuntungan Belanda yang diperoleh dari Indonesia. Politik tersebut kemudian dikenal dengan politik “Trias Politika” ialah “Irigasi, emigrasi, dan edukasi”. Politik ini lebih menguntungkan Belanda daripada Indonesia sebab : Ø Irigasi akan menguntungkan perkebunan tebu Ø Emigrasi akan menguntungkan perkebunan tembakau di Sumatra Timur yang kekurangan tenaga kasar yang biasanya didatangkan dari pulau Jawa

14

Ø Edukasi akan menguntungkan perusahaan swasta asing yang membutuhkan tenaga randahan yang terdidik Untuk edukasi inilah yang kemudian muncul sebagai cikal bakal adanya golongan intelektual di Indonesia yang dinilai kelahirannya tidak diinginkan bagi Belanda sendiri. Abad XX, bergeraklah golongan intelektual sebagai pengemban amanat pemerintahan rakyat. Dengan munculnya tokoh – tokoh nasional, maka manifestasi penderitaan rakyat, yang pada masa – masa sebelumnya diekspresikan melalui gerakan rakyat yang bersifat kedaerahan sekarang dikembangkan ke dalam gerakan yang bersifat nasional. 2.4.2 20 Mei 1908 (Budi Utomo) Dr. Wahidin Sudiro Husodo, sebagai pelopor pendiri Budi Utomo, merupakan orang pertama yang menyadari dan mewujudkan perlunya mengangkat derajat bangsa Indonesia dengan mengadakan pendidikan dan pengajaran, memajukan kebudayaan dan sosial, membangkitkan kesadaran bangsa menuju negara merdeka untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Dr. Wahidin Sudiro Husodo sebagai pelopor yang dibantu oleh Dr. Sutomo dan Dr. Gunawan Mangunkusomo, adalah penggali Pancasila pada zamannya. 2.4.3 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Pada masa ini para pemuda dan pemudi Indonesia mengadakan Kongres di Jakarta. Mereka menghendaki satu Tanah Air Indonesia, satu bangsa Indonesia, satu Bahasa Indonesia. Para pemuda dan pemudi ini juga penggali Pancasila pada zamannya. 2.4.4 Masa penjajahan Jepang Seperti pada masa penjajahan bangsa-bangsa Barat, maka pada zaman Jepang bangsa Indonesia telah kehilangan kemerdekaannya pula, persatuan telah hancur, kedaulatan dan kesejahteraan rakyat telah lenyap. Para pemuda tampil dengan cara-caranya yang berbeda, tetapi tujuan sama, yakni menciptakan persatuan, kebebasan, kedaulatan rakyat, untuk mencapai kesejahteraan. Para pemuda yang berjuang ini juga adalah penggali Pancasila pada zamannya.

15

2.5 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Begitu jepang menyerah kepada sekutu, secepatnya pada pemuda Seokarno-Hatta dan anggota PPKI menyusun naskah Proklamasi. Naskah tersebut disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo. Jepang telah menyerah kepada sekutu dan sekutu belum mendarat di Indonesia. Saat itulah terjadi kekosongan kekuasaan pemerintah colonial. Kekosongan ini di manfaatkan oleh para pemimpin dan tokoh pemuda guna memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Untuk mewujudkan tujuan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 18 agustus 1945, PPKI bersidang untuk mengesahkan 1.

Pembukaan UUD 1945, dan

2.

UUD 1945, Serta

3.

Memilih Presiden dan Wakil Presiden R.I yang pertama.

2.6 Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan 2.6.1 Masa 1945 – 1949 Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan serta disahkannya UUD 1945 pada 18 agustus 1945 sebagai konstitusi Negara serta pancasila sebagai dasar Negara.

Hal

berikutnya

yang

dilakukan

bangsa

Indonesia

adalah

mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta melaksanakan konstitusi Negara dan dasar Negara yang telah di sepakati.Pada 29 September 1945 Belanda bersama sekutu yang mengatasnamakan Palang Merah Internasional yang bertujuan mengobati para tentara belanda bekas tawanan jepang mulai berusaha menguasai Indonesia, terjadilah ketegangan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan NICA untuk saling menguasai wilayah Indonesia secara de facto. Masa 1945 – 1949 telah terjadi satu penyimpangan konstitusional yaitu perubahan system Kabinet Presidentiil menjadi Kabinet Parlementer. Perubahan ini berdasarkan usul badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat tanggal 11 November 1945. Usul tersebut disetujui oleh Presiden dan kemudian diumumkan dengan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945. Sejak lahirnya Maklumat Pemerintahan, maka di Indonesia berlangsung pertanggungjawaban Menteri – Menteri kepada parlemen.

16

Kedatangan bangsa Inggris dan NICA menuai banyak perlawanan di berbagai tempat. Muncul perlawanan yang sengit dari rakyat Indonesia, memaksa

Belanda

untuk

berunding

dengan

pemerintah

Indonesia.

Perundingan – perundingan antara Indonesia dengan Belanda menghasilkan perjanjian – perjanjian meskipun Belanda sering melanggar dan menghianati. Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya Belanda mangakui kedaulatan bangsa Indonesia, namun bangsa Indonesia harus menerima harus menerima berdirinya Negara yang tidak sesuai dengan cita – cita proklamasi 17 agustus 1945 dan tidak sesuai dengan kehendak UUD 1945. 2.6.2 Masa 1949-1950 Berdasarkan KMB dan Konstitusi RIS, menyatakan terbentuknya Republik Indonesia Serikat. RIS dalam waktu yang singkat mulai goyah karena tidak didukung oleh rakyat. System Federal bagaimanapun juga oleh rakyat dianggap sebagai alat Belanda untuk memecah belah bangsa Indonesia supaya Belanda dapat tetap berkuasa di Indonesia. Akibat dari konstitusi RIS yang menyimpang dari isi jiwa dan cita – cita bangsa Indonesia kemudian lahirlah gerakan – gerakan yang bersifat Unitaris. Gerakan ini mempunyai dasar berpijak secara konstitusional ialah berdasar pada pasal 43 dan 44 Konstitusi RIS sendiri. Secara fisik Negara RIS terbagi menjadi tiga yaitu v Negara Bagian RI (Yogyakarta) v NIT (Negara Indonesia Timur) v NST (Negara Sumatera Timur) Pada akhirnya NIT dan NST sepakat untuk melebur menjadi satu pada Negara RI. 2.6.3 Masa 1950 – 1959 Pada 17 agustus 1950 Negara RIS dibubarkan dan diganti dengan Negara Republik Indonesia yang berbentuk kesatuan berdasarkan UUD Sementara (UUDS) 1950. System pemerintahan juga diganti mnjadi system pemerintahan parlementer

bukan

presidensil. Dalam

sistem

parlementer,

pemerintahan (kabinet) tergantung pada dukungan partai – partai di dalam parlemen. Rakyat mulai menginginkan pemilihan umum guna diharapkan

17

akan dapat mengakhiri ketidakstabilan politik dan terbentuknya pemerintah yang stabil dan kuat. Konstituante, bertugas menyusun UUD yang tetap, mengalami kegagalan dan berakibat sangat membahayakan keutuhan bangsa dan Negara. Kemelut nasional akibat konsituante tidak berhasil memutuskan mengenai dasar Negara Republik Indonesia. Maka pada 5 juli 1959 dibuatlah Dekrit Presiden. 2.6.4 Masa 1959 – 1965 Setelah kegagalan Konstituante pada masa 1950-1959, di masa pemerintahan

1959



1965

mulai

diterapkan

konsepsi

Demokrasi

Terpimpin sesuai siding tanggal 22 juli 1959. Tindak lanjut dari dekrit 5 juli 1959

adalah

pembentukan

kabinet

baru

yang

bernama

Kabinet

Karya. Selanjutnya pada pidato kenegaraan Presiden pada tanggal 17 agustus 1959 yang berjudul “penemuan kembali revolusi kita” oleh MPR kemudian menjadi Garis Besar Haluan Negara (1960). Hak budget DPR tidak menyetujui RAPBN yang diajukan oleh pemerintah, maka Presiden pada waktu itu membubarkan DPR. Dengan dibubarkannya DPR sangat menguntungkan PKI dengan penyebaran doktrin Nasakom. PKI mulai menguasai politik di Indonesia yang bertujuan akhir untuk menguasai Negara Indonesia. Untuk mencapai tujuannya PKI menjalankan tindakan – tindakan dengan cara memecah belah atau menyusupi tubuh partai – partai atau organisasi massa atau badan – badan lainnya dari pihak yang dianggap lawan. Puncak pemberontakkan PKI adalah pada 30 September 1965 atau disebut peristiwa G30S/PKI. Pemberontakkan G30S/PKI dapat digagalkan oleh ABRI yang didukung oleh rakyat. Mulai saat itu lahirlah Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni. Rekyat menghendaki pembubaran PKI. Tuntutan tersebut tidak didengarkan oleh pemerintah hingga terjadilah konflik. Pada akhirnyatercetus “Tri Tuntutan Rakyat”: a.

Bubarkan PKI

b.

Bersihkan Kabinet dari Unsur – Unsur PKI

c.

Turunkan harga/perbaikan ekonomi

18

Dalam keadaan ini pada 11 maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah (kemudian lebih dikenal sebagai “supersemar” ada letnan Soeharto yang intinya memberi wewenang kepadanya untuk mengambil langkah – langkah pengamanan untuk menyelamatkan keadaan. Berdasarkan supersemar, pengemban supersemar membubarkan PKI dan ormas – ormasnya, yang ditanggapi dan disambut baik oleh seluruh rakyat Indonesia. 2.6.5 Masa 1966-1998 Upaya dalam penegakan pancasila dan UUD 1945 di bentuk fron pancasila oleh beberapa partai dan organisasi masa. Pront pancasila ini dimaksudkan sebagai persatuan dan kesatuan rakyat pendukung pancasila. Bersama dengan KAMI, Front Pancasila muncuk sebagai pendukung orde baru dan mempelopori tuntutan yang lebih luas yang menyakut penataan kembali kenegaraan sesuai dengan Pancasila dan UUD 45. Tuntutan tersebut mulamula lunak namun lama kelamaan semakin keras. Bahkan dengan menuntut pembubaran PKI. Ini berarti tuntutan tersebut tidak hanya sebatas bidang politik saja, melainkan sudah meluas kebidang pemerintahan dan ekonomi. Tuntutan tersebut berisi : Bubarkan PKI, Bersihkan Kabinet dari unsurunsur PKI, dan turunkan harga sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966. Kemudian dilaksanakan Sidang MPRS sebagai usaha koreksi secara konstitusional terhadap penyimpanganpenyimpangan yang di lakukan ole horde lama, dan untuk meletakkan strategi baru dalam Orde Baru. Pemilihan umum pertama pada order baru berhasil di laksanakan pada tahun 1971. MPR sebagai hasil pemilu 1971 mengadakan siding pada tahun 1973. Sidang umum MPR berhasil memilih Presiden dan Wakit Presiden. Demikian seterusnya mekanisme ini berlanjut setiap 5 tahun sekali. Sesudah 1998 tepatnya bersamaan dengan berhasilnya para reformis yang mengakibatkan turunya presiden soekarno lahirlah era baru ialah era reformasi. Era reformasi di tandai dengan koreksi total terhadap di segala aspek

kehidupan,

dilaksanakan

prinsip-prinsip

demokrasi,

penegakan

kebenaran dan keadilan berdasarkan hokum, keterbukaan, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia.

19

2.7 Pancasila Era Reformasi Memahami peran Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. § Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. §

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik

mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia merdeka §

Pancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi mengandung

pengertian bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan secara riil dan sistematis dalam kehidupan nyata. §

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang

kebudayaan mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan, dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan dalam masyarakat majemuk. § Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang Hankam, maka paradigma baru TNI terus diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran sosial politiknya atau mengakhiri dwifungsinya dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem nasional. §

Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan, dengan memasuki

kawasan filsafat ilmu (philosophy of science) ilmu pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila sebagai paradigmanya perlu difahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis. Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus 1945), Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah bangsa Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan

20

tahapan perkembangan Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga tahap yaitu : Tahap 1945 – 1968 Sebagai Tahap Politis Dimana orientasi pengembangan Pancasila diarahkan kepada Nation and Character Building. Tahap 1969 – 1994 Sebagai Tahap Pembangunan Ekonomi Yaitu upaya mengisi kemerdekaan melalui program-program ekonomi. Orientasi pengembangan Pancasila diarahkan pada bidang ekonomi, akibatnya cenderung menjadikan ekonomi sebagai ideologi. Pada tahap ini pembangunan ekonomi menunjukkan keberhasilan secara spektakuler,

walaupun

bersamaan

dengan

itu

muncul

gejala

ketidakmerataan dalam pembagian hasil pembangunan. Tahap 1995 – 2020 Sebagai Tahap Repositioning Pancasila Dunia masa kini sedang dihadapi kepada gelombang perubahan secara cepat, mendasar, spektakuler, sebagai implikasi arus globalisasi yang melanda seluruh penjuru dunia, khususnya di abad XXI sekarang ini, bersamaan arus reformasi yang sedang dilakukan oleh bangsa Indonesia. Reformasi telah merombak semua segi kehidupan secara mendasar, maka semakin terasa orgensinya untuk menjadi Pancasila sebagai dasar negara dalam kerangka mempertahankan jatidiri bangsa dan persatuan dan kesatuan nasional Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Sebab utamannya karena rejim Orde Lama dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter. Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari berdirinya bangsa ini, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

21

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.

Pancasila yang digali dari akar budaya Indonesia mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia sejak jaman dulu. Nilai-nilai itu antara lain nilai agama, adat istiadat dan perjuangan untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan.

2. Nilai dari sila-sila pancasila selalu menjiwai sejarah perjalanan bangsa Indonesia mulai dari masa awal kehidupan,masa kerajaan tradisional awal,masa kerajaan nasional, masa perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan, masa pergerakan nasional Indonesia, sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.2 Saran Saran dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Kami sebagai penyusun makalah ini menyarankan kepada mahasiswa dan mahasiswi untuk lebih mengkaji kembali tentang nilai Pancasila dalam perspektif sejarah bangsa Indonesia. 2. Kepada pemerintah diharapkan mampu mempertahankan Pendidikan Pancasila sebagai modul pembelajaran sebagai modal P4 ( Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).

22

DAFTAR PUSTAKA

http://doorenquintasari.blogspot.co.id/2015/10/nilai-pancasila-dala-perspektifsejarah.html (Diakses 2 Agustus 2017) http://www.idsejarah.net/2014/01/pancasila-dalam-perspektif-sejarah.html (Diakses 2 Agustus 2017) http://dinda-matrika.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pancasila-nilai-pancasiladalam.html (Diakses 2 Agustus 2017) http://zaenabalmadani.blogspot.co.id/2015/04/pancasila-dalam-perspektifsejarah.html (Diakses 2 Agustus 2017)

23

Related Documents


More Documents from "Azura Nur"